Kamis, 25 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #9

"loh sayang, kamu ngapain disini?.."tiba-tiba Bisma datang menghampiri Dina yang masih berdiri didepan pintu kamarnya itu


"engg.. A..aku gak papa ko, Aku permisi pulang dulu ya Bis, tadi tante Aku telfon katanya Dia udah nungguin Aku disana. Bye Bis.."ucap Dina kaget karna Bisma datang tiba-tiba, namun Dina langsung berpamitan untuk segera pulang

"ya udah Aku antar sampai depan yah?.."tawar Bisma lembut diiringi senyum, Dina hanya mengangguk kemudian segera berjalan menuju pintu depan




Setelah sampai didepan pintu, Bisma pun langsung menghentikan langkahnya diikuti pula oleh Dina

"Aku pulang yah?.."pamit Dina lagi dengan diiringi senyumnya yang begitu manis, Bisma pun ikut tersenyum dan mulai mendekatkan wajahnya bermaksud untuk mencium kening Dina

"empp.. Bis, Aku buru-buru. Bye.."tiba-tiba Dina langsung bergegas untuk segera pergi karna tidak mau Bisma terlalu berlebihan lagi padanya. Sedangkan Bisma hanya memandang aneh kearah Dina yang sudah menjauh meninggalkan pekarangan rumah Bisma dengan taksi yang sebelumnya telah Ia pesan

"hemz.. Aneh banget, masa mau Gue kiss aja sampe menghindar gitu?.."pikir Bisma bingung, Ia pun langsung kembali masuk kedalam rumahnya begitu taksi yang Dina naiki telah pergi meninggalkan rumahnya.




Keesokan harinya..

Bisma terlihat begitu rapi seperti yang hendak pergi untuk menemui seseorang. Pakaiannya pun sangat terlihat simple namun membuatw ajah tampannya itu semakin terlihat tampan dan kerenz tentunya..

"yes, perfect!!"Bisma tersenyum melihat wajah tampannya dicermin, hatinya benar-benar sedang bahagia karna Dina mengajaknya makan siang ini diluar

"okhay sayang, Aku datang.."ucap Bisma setelah mantap melihat wajah dan penampilannya yang menurutnya sangat perfect dan begitu terlihat kerenz

Bisma pun keluar dari dalam kamarnya menuju mobil sedan hitamnnya yang sudah terparkir dihalaman depan.


"Bisma mau kemana?.."pikir Dhira heran saat melihat Bisma hendak menaiki mobil sedan hitamnya

"ternyata kamu emang gak pernah menganggap keberadaan Aku Bis, kamu pergi aja gak pernah pamitan sama Aku, apa sebegitu benci nya kamu sama Aku Bis, sampai kamu selalu bersikap seperti ini sama Aku.."lirih Dhira menatapi kearah mobil Bisma yang kini sudah melaju meninggalkan rumahnya

Dhira pun segera menghapus air matanya yang hampir saja menetes itu, kemudian masuk kembali kedalam kamarnya..





**
"Hai sayang, sorry yah Aku telat.."sapa Bisma yang langsung duduk disamping gadis cantik dimeja nomor'7

Gadis cantik ini hanya tersenyum simpul menatap kearah Bisma

"Aku emang sayang sama kamu Bis, tapi Aku gak mau merusak keluarga kecil kamu, apalagi harus menyakiti Dhira istri kamu sendiri.."batin gadis cantik yang ternyata Dina ini lirih

"hey, ko malah bengong sih sayang?
Katanya tadi mau bicara sesuatu, tapi ko malah bengong?.."ucap Bisma yang berhasil membuyarkan lamunan Dina

"eng..enggak ko Bis, Aku gak papa.
Oh iya tentang ituu.. Aku emang ada hal penting yang mau Aku bicarakan sama kamu.."Dina tampak gelagapan karna masih kaget

"hemz.. Santai aja sayang, ya udah kamu mau bicara apa? Ngomong aja, Aku pasti dengerin ko.."Bisma merangkul pundak Dina dengan senyuman manisnya yang Ia sunggingkan didepan Dina

Dina sendiri sebenarnya merasa risih Bisma merangkulnya seperti ini, Dina pun langsung melepaskan tangan Bisma perlahan

"eng.. Sebenarnya ini berhubungan dengan kita Bis, Aku..aku mau kitaaa.."ucapan Dina menggantung karna Bisma langsung memotongnya

"mending kita makan dulu aja deh say, nanti baru kamu bicarain apa yang mau kamu omongin sama Aku.."ucap Bisma yang sepertinya merasa lapar tanpa merasa curiga sedikitpun akan apa yang hendak Dina bicarakan ini

"hem.. Ya udah terserah kamu aja.."balas Dina pasrah, Bisma tersenyum kemudian segera memesan makanan pada pelayan Cafe tersebut..





**
"hemz.. Bisma kebiasaan banget deh, pasti jam segini masih belum pulang juga.."gumam Dhira menatap jam dinding dirumahnya yang sudah menunjukkan pukul 16:00wib. Atau pukul 4'sore

Dhira beranjak menuju ruang tengah rumahnya untuk menyalakan televisi, karna Ia merasa sangat bosan dirumah yang sangat besar dan mewah ini hanya sendirian saja

Dhira duduk dengan santainya disofa ruang tengah, tangannya meraih remote televisi dan mulai mencari saluran tivi yang menayangkan acara hiburan agar Ia tidak sumpek dan bete terus

"ahaha.. Haha.."tiba-tiba Dhira tertawa melihat acara paling Ia sukai muncul dilayar televisinya

"haha.. Dasar Jerry, kecil-kecil cerdik banget, pasti Tom gak bakalan bisa nangkep Dia.."ucap Dhira masih dengan tawanya yang terlihat begitu manis dan indah didengar, apalagis selama ini Ia jarang banget bisa tertawa lepas seperti ini

Dhira terus asik menyaksikan acara kartun Tom&Jerry yang sangat Ia sukai itu, karna menurutnya walaupun Tom&Jerry selalu main kejar-kejaran, tapi sikap mereka selalu bisa membuat yang melihatnya tertawa karna ulahnya yang lucu dan konyol

"kalau nonton kartun ini Aku jadi ingat kamu Raf, dulu kamu yang ngenalin Aku sama kartun Tom&Jerry ini, kamu selalu bilang kalau kita sedang sedih kita gak boleh merenung apalagi melamun, dan kamu juga nyuruh Aku untuk melihat aksi kejar-kejaran Tom dan Jerry yang pasti bisa membuat kita tertawa.
Aku masih ingat kata-kata kamu itu Raf.."batin Dhira mengingat saat Rafael masih bersamanya dulu, Rafael memang paling jago kalau membuat Dhira tertawa karna menurut Rafael senyuman Dhira itu sangat manis jadi harus sering terlihat olehnya agar hatinya selalu tenang kalau sudah melihat senyuman manis itu..

"dulu juga kamu sering banget marahin Aku kalau Aku cemberut, kamu pasti marah dan ngomel-ngomel gak jelas kalau Aku gak mau senyum.. Kamu itu emang selalu bisa buat Akus enyum Raf, dan memang hanya kamu yang bisa melakukan itu semua bukan Bisma yang hanya bisa membuat Aku nangis dan nangis.."lirih Dhira masih mengingat kisah masa lalunya, air matanya pun menetes membasahi pipi mulusnya itu

"kalau anak ini lahir nanti, Aku ingin agar Dia laki-laki Raf, Aku mau lihat sosok kamu diwajah anak kita nanti.. Aku rindu kamu Raf, Aku ingin meluk kamu.."Dhira mengelus perutnya yang masih terlihat datar itu, air matanya pun kembali menetes karna rasa rindun yang teramat sangat akan sosok Rafael


"Hemz.. Dasar cewek murahan, enak banget yah loe asik-asikan nonton tivi disini setelah loe berhasil kembali NGANCURIN hidup Gue.."tiba-tiba Bisma datang menghampiri Dhira, tatapan matanya begitu sinis memandang kearah Dhira seolah ingin sekali menerkamnya

"B..bisma?.. Ka..kamu udah pulang Bis?.."Dhira menoleh kearah Bisma dan memberikan senyuman termanisnya kepada suaminya ini

Bisma mendekat kearah Dhira dengan tatapan wajahnya yang semakin menakutkan

"ka..kamu kenapa?.."tanya Dhira heran melihat ekspresi wajah suaminya itu, namun Bisma tidak menjawab ucapan Dhira, Ia malah langsung menjambak rambut Dhira yang panjang terurai itu

"asst...sakit Bis.."rintih Dhira menahan tangan Bisma yang menjambak kasar rambutnya itu

"sakit? LOE BILANG SAKIT HAH?.."bentak Bisma tepat ditelinga kiri Dhira yang berhasil membuat Dhira takut akan bentakannya ini

"Heh, asal loe tau aja ya Ra, GUE LEBIH SAKIT GARA-GARA LOE!!
dan Elo udah bener-bener ngancurin hidup Gue, LOE UDAH HANCURIN RAA!!"bentak Bisma lagi dengan emosi yang semakin menggebu

"hiks.. Sakit Bis, sakiit.."rintih Dhira masih dengan rambut yang Bisma jambak

"sakit? Nih sakit!!"Bisma menjambak rambut Dhira semakin kuat hingga Dhira hanya bisa menangis mendapat perlakuan kasar itu

"hiks.. Kenapa tiba-tiba kamu lakuin ini sama Aku Bis? Salah Aku apa? Hiks.."tanya Dhira tidak mengerti dengan sikap suaminya yang tiba-tiba menjadi kasar seperti ini lagi

"Apa? Loe bilang salah loe apa hah?..
Loe itu BEGO atau TOLOL??.. Udah jelas-jelas ELO udah ngancurin hidup Gue, elo udah buat hidup Gue semakin hancur dan menderita, dan Loe juga yang udah buat Dina mutusin Gue NGERTI LOE!!"bentak Bisma semakin emosi

"hiks.. Maksud kamu apa sih Bis, Aku gak ngerti?.."tanya Dhira lagi, namun tangannya masih menahan tangan Bisma yang menjambak rambutnya

"Gak ngerti?..
JADI LOE MASIH GAK NGERTI JUGA??..
sini loe!!"Bentak Bisma yang langsung menarik paksa rambut Dhira agar mengikutinya

"Aw, Bis sakit Bis.. Lepasin.."riintih Dhira meringis kesakitan sambil terus mengikuti kemana Bisma membawanya pergi

"Diem loe!!
Loe bakalan Gue kasih pelajaran biar loe bisa ngerti dan merasakan apa yang udah Gue rasakan sekarang!!"Bisma terus menarik rambut Dhira menuju ruang atas, tepatnya didalam kamarnya sendiri


"masuk loe!!"Bisma mendorong kasar tubuh Dhira kedalam kamar mandi didalam kamarnya itu hingga tubuh Dhira tersungkur jatuh kelantai

"Bis, Bisma kamu mau ngapain Bis?.."Dhira tampak begitu ketakutan melihat Bisma yang seperti kerasukan setan, namun Bisma tidak mempedulikan ucapan Dhira, Ia justru malah meraih gayung kecil yang terdapat didalam kamar mandinya itu, lalu menyidukkan air dari bak mandi dan mengarahkannya tepat diatas kepala Dhira

"Loe harus Gue bersihin BIAR Loe GAK BIKIN HIDUP GUE HANCUR TERUS-MENERUS!!"ucap Bisma dengen menekan kata-katanya lalu mengguyur kepala Dhira dengan air

"hiks.. Ampun Bis, Ampuun.."mohon Dhira menangis mendapat perlakuan kasar seperti ini dari Bisma

"GAK ADA AMPUN BUAT CEWEK SIALAN KAYA LOE!!"bentak Bisma lagi sambil terus mengguyur kepala Dhira dengan air, Bisma pun menyalakan shower dikamar mandinya dan mengguyur Dhira dengan air dari shower tersebut berulang-ulang hingga tubuh dhira pun basah kuyup dan kedinginan

"hiks.. Bis udah.. Ampun Bis, ampuun.. Aku udah gak kuat Bis.."tubuh Dhira bergetar karna sangat kedinginan, Ia meliipat kedua tangannya didada saking dinginnya dengan guyuran air shower yang Bisma siramkan padanya

"GAK ADA AMPUN BUAT CEWEK PEMBAWA SIAL KAYAK LOE!!"tegas Bisma semakin gila dengan aksinya ini, padahal Dhira sudah sangat kedinginan dan wajahnya pun sudah terlihat memucat

"Bis, Aku mohon udah.. Dingin Bis, dingiiin.."pinta Dhira dengan suara lirih karna Ia memang sudah sangat kedinginan

"haha mampus Loe!!"Bisma akhirnya menghentikan aksinya ini karna Ia rasa Dhira sudah tersiksa dengan ulahnya, Ia pun menendang tubuh Dhira yang sangat lemah itu hingga tersungkur bahkan keningnya sampai membentur tembok kamar mandi

Bisma benar-benar puas melihat keadaan Dhira sekarang, baginya ini masih belum bisa membalas rasa sakit dihatinya karna Dhira sudah menghancurkan hidupnya.
Bisma pun keluar dari dalam kamar mandi tersebut dan mengunci pintu kamar mandi itu rapat-rapat

sementara Dhira hanya bisa menangis dan menangis

"hiks.. Buka Bis, dingiin.. Aku mau keluar.."lirih Dhira masih duduk menyender dibawah pintu kamar mandinya, Ia mencoba mengetuk pintu itu agar bisa keluar, namun Bisma tidak menghiraukan ucapan maupun rintihan Dhira yang semakin melemah ini

"ya allah.. Aku udah gak kuat tinggal dirumah ini, Aku gak kuat kalau harus terus-terusan menerima perlakuan kasar Bisma, Aku gak kuat ya allah.."batin Dhira dengan air mata yang terus mengalir dipipinya yang basah itu

"hiks.. Aku mau ikut kamu Raf, Aku mau ikut kamuu..
Kenapa kamu gak ajak Aku pergi dari rumah ini, kenapa Raaf.. Aku udah gak kuat.."lirih Dhira yang teringat akan sosok Rafael yang sudah pergi meninggalkannya lebih dulu


tiba-tiba..

Terlihat sosok berwarna putih berdiri tepat dibelakang Dhira, Ia begitu miris melihat perempuan yang sangat dicintainya menderita bahkan tersiksa seperti ini

"hiks.. Tolong Aku Raaf, Aku mau ikut kamu.."lirih Dhira lagi dengan tubuh yang semakin bergetar karna menggingil kedinginan

sosok putih itu pun mendekat kearah Dhira, tangan kanannya Ia taruh dipuncak kepala Dhira seolah Ia ingin sekali membelai rambut panjang Dhira yang basah kuyup itu. Bahkan Ia ingin sekali memeluk tubuh Dhira untuk menenangkannya, namun itu semua tidak bisa Ia lakukan karna alam Dhira dan Dia sudah berbeda..

"hiks.. Rafaa.. Dingiin Raaf, Aku butuh pelukan kamu, Aku mau meluk kamu Raaf.. dingiin.."Dhira memeluk tubuhnya sendiri, Ia seperti yang menyadari kedahiran sosok putih disampingnya yang tidak bisa Ia lihat itu, sementara sosok itu hanya menggeleng karna Ia tidak bisa melakukan apa-apa termasuk memeluk tubuh Dhira sekalipun..




Sedangkan dengan Bisma?
Ia seperti yang tidak memiliki hati, Ia tidak merasakan bagaimana perasaan Dhira, Ia justru malah asik tiduran diatas tempat tidurnya sambil memasang headset putihnya ditelinga. Bisma benar-benar tidak memiliki hati.

"rasain loe Ra, loe fikir loe siapa berani-beraninya bicara sama Dina kalau loe istri Gue, sampai-sampai Dina pergi dan mutusin Gue..
Ini hukuman buat loe!!"batin Bisma tersenyum licik, Ia pun memejamkan kedua bola matanya sambil mendengarkan music lewat headsetnya itu, sampai akhirnya Bisma pun terlelap dan tidur tanpa mempedulikan Dhira lagi




Tiba-tiba Bisma merasa terusik, Ia merasa ada seseorang yang membangunkannya hingga akhirnya Ia pun bangun dan melihat sosok putih berdiri dihadapannya dengan tatapan wajah yang terlihat begitu penuh amarah

"E..e.elo??"kaget Bisma menunjuk kearah sosok putih yang sangat tak asing baginya ini dihadapannya, namun sosok itu tidak menghiraukan ucapan Bisma, Ia malah berjalan perlahan menghampiri Bisma

"R..raaf, L..loe mau ngapain?..
K..kenapa loe bisa ada disini?"tanya Bisma gugup sambil berjalan mundur menjauhi sosok putih yang Ia panggil Raf ini

tapi sosok itu terus mendekat kearah Bisma, hingga akhirnya tubuh Bisma mentok ditembok kamarnya tidak bisa menjauh lagi






dan..




"Bruuuk!!"sosok itu mendaratkan satu pukulan yang begitu kencang tepat diwajah Bisma

"Lo? Loe apa.."belum sempat Bisma meneruskan ucapannya, tiba-tiba sosok itu kembali menghantam wajah Bisma

dan..


"Bruugh!!"satu bogem mentah lagi Bisma dapatkan dipelipis kirinya

"Raf, loe apa-apaan sih?..
Gue ini adik Loe Raf, kenapa loe mukulin Gue kaya gini?..
Elo gak ke?"lagi-lagi ucapan Bisma terhenti karna sosok itu kembali menhantam wajahnya yang sudah terlihat memar itu



"Bruuughh!!"kali ini tonjokannya begitu kencang sampai akhirnya Bisma pun jatuh tersungkur kelantai






"Aaaaaaaarrrrggg!!"tiba-tiba Bisma berteriak dan bangun ari tidurnya, wajahnya dipenuhi keringan dingin yang bercucuran, jantungnya pun berdegup begitu kencang, bahkan nafasnya sampai tersenggal-senggal

"Hosh-hos.. Hos.. Ternyata cuma mimpi.. Hosh.."gumam Bisma lega dan nafasnya masih tersenggal-senggal karna barusan Ia bermimpi buruk, bahkan sangat buruk

Bisma pun melirik arloji dipergelangan tangan kanannya

"Astaga Dhira??.."kaget Bisma begitu melihat arloji nya sudah menunjukkan pukul 21:00wib atau jam sembilan malam, dan Ia pun langsung teringat akan sosok Dhira yang Ia kunci dikamar mandi dari tadi sore..


Dengan segera Bisma pun langsung menuju kamar mandinya untuk melihat keadaan Dhira






dan...





"Astaghfirullah Dhira??.."pekik Bisma kaget begitu melihat keadaan Dhira yaaaang ternyata....(?)


Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p