Dhira terus merintih kesakitan menahan rasa sakit disekujur
tubuhnya terutama bagian perut, sungguh sangat sakit sekali, hingga
dalam keadaan setengah sadar seperti ini pun Ia masih merintih menahan
rasa sakitnya itu
"ssh.. Bis, sa..kk..kiiit.."rintih Dhira terbata, Ia mencengkram
perutnya sendiri yang mengeluarkan banyak darah segar dari betisnya itu,
hingga akhirnya Ia pun ikut pingsan sama seperti Bisma..
Namun.. Tak lama kemudian beberapa warga pun datang menolong Bisma
dan Dhira kemudian segera melarikannya ke Rumah Sakit terdekat karna
kondisi Dhira maupun Bisma sepertinya sangat begitu parah dan luka
mereka berdua pun cukup serius..
**
"Apa? Kecelakaan?..
Bagaimana mungkin?.."kaget seorang pria paruh baya ini saat menerima sambungan telfon dari BB nya
"ya sudah, saya akan segera mengambil penerbangan kesana.."ucapnya lagi kemudian langsung menutup sambungan telponnya itu
"Kurang ajar! anak itu memang benar-benar perlu Aku hajar, masa
mengurus istrinya saja sampai tidak becus seperti ini!!"Ia mencengkram
kepalan tangannya sendiri dengan wajahnya yang mendadak menjadi emosi
dan penuh dengan amarah
"lihat saja, kalau sampai cucu papah kenapa-napa, papah gak akan
segan-segan bunuh kamu Bisma!!"ancamnya lagi kemudian segera bergegas
menuju kamarnya untuk menemui sang istri yang harus segera Ia ajak
pulang ke Indonesia..
Sementara itu..
Dhira kini sudah berada didalam ruangan rawatnya, sepertinya kondisi
Dhira cukup parah, sampai-sampai Ia belum sadarkan diri juga, padahal
sekarang sudah hampir 6'jam lebih Ia terbaring diatas ranjang Rumah
Sakit
"hiks.. Kenapa sampai kaya gini sih pah?
Kenapa sama Dhira?..
Kenapa kita juga harus kehilangan cucu kita pah?.."tangis seorang
wanita paruh baya yang ternyata ibu kandung Dhira pun sudah tak
terelakan lagi, sebut saja tante Wulan, begitu mendengar berita
kecelakaan tentang Putrinya ini Ia begitu shock, apalagi sampai
mendengar kalau calon cucunya pun harus terelakan pergi begitu saja,
sungguh benar-benar berita buruk yang membuat jantung sampai berhenti
mendadak saat mendengarnya
"sabar mah, Dhira pasti baik-baik aja ko, mamah gak usah nangis
terus, kasihan kalau nanti Dhira bangun trus lihat mamah nangis kaya
gini.."ucap om Himawan suami dari tante Wulan ini, atau lebih tepatnya
Ayah kandung Dhira
"tapi gara-gara kecelakaan ini Cucu kita jadi meninggal Pah, Cucu
kita meninggal.."tante Wulan sepertinya tidak bisa menerima kenyataan
kalau janin yang Dhira kandung tidak bisa diselamatkan, Ia tidak bisa
menerima kalau calon cucunya itu harus pergi begitu saja
"iya mah papah ngerti, Udah mamah jangan nangis terus..
Suatu saat Dhira pasti bisa kasih kita cucu lagi ko mah, udah yah?
Jangan nangis terus.."om Himawan mendekap tubuh istrinya itu, Ia
menenangkan tante Wulan agar tidak terus-terusan bersedih menangisi
Dhira dan calon Cucunya yang tidak bisa tertolong itu..
"ja..jadi? Jadi Cucuku tidak tertolong..
Anak dari Rafael tidak tertolong?..
Enggak, ini..ini gak mungkin, Cucuku gak mungkin pergi secepat itu,
gak mungkin.."batin seorang pria paruh baya yang ternyata mendengar
percakapan tante Wulan dan om Himawan ini dari ambang pintu ruangan
Dhira dirawat, air matanya menetes karna tidak percaya akan kenyataan
pahit ini.
Tangannya pun kembai mengepal bahkan sampai Ia pukulkan beberapa kali kedinding Rumah Sakit tersebut
"kamu benar-benar Suami gak berguna Bisma, kamu gak
berguna!!"geramnya yang langsung bergegas pergi setelah mengingat sosok
Bisma putra satu-satunya yang kini masih hidup. Ia pun segera pergi dan
mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam ruangan rawat Dhira. Ia pun
melangkahkan kakinya cepat untuk mencari letak kamar rawat Bisma karna
sudah tidak sabar ingin memberikan pelajaran pada Putranya itu..*nah
loh?
Sedangkan sang istri atau tante Nela begitu bingung saat masuk kedalam ruangan rawat Dhira karna sang suami tidak ada disana
"loh? Papah?.."pikir tante Nela heran karna tidak mendapati om
Landry suaminya. Tante Wulan dan om Himawan pun menoleh kearah tante
Nela
"jenk Nela?"pekik tante Wulan kaget
"empp.. Maaf suami saya apa sudah sampai disini Jenk?
Dan bagaimana sama keadaan Dhira?.."tante Nela pun mendekat kearah Dhira dan mengelus lembut wajah menantu satu-satunya ini
"saya rasa dari tadi pak Landry belum ada masuk kesini mba, mungkin
lagi ke toilet.."pikir om Himawan ikut mendekat kearah tante Nela
menghampiri ranjang dimana Dhira terbaring masih tak sadarkan diri
disana
"hem.. Iya mungkin,
tapi keadaan Dhira tidak terlalu parah kan pak Him?..
Saya takut kalau sampai Dhira kenapa-napa, apalagi ini akibat Bisma
yang tidak bisa mengendalikan mobilnya.."tante Nela masih asik mengelus
wajah cantik menantunya ini, Ia memang begitu sayang pada Dhira,
sampai-sampai saat mendengar kabar kecelakaan mobil Bisma dan Dhira ini
tante Nela langsung segera pulang ke Indonesia ikut bersama om Landry
suaminya
"kondisi Dhira memang tidak terlalu parah, namuun..(?)"tiba-tiba
tante Wulan menghentikan ucapannya karna air matanya langsung menetes
begitu saja
"kenapa jenk? Dhira.. Dhira gak papa kan?.. Dhiraa.."tante Nela
langsung panik dan khawatir mendengar ucapan tante Wulan, bahkan Ia pun
sampai ikut meneteskan air mata karna melihat tante Wulan menangis..
Kemudian on Himawan pun mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya
terjadi pada Dhira juga janinnya yang tidak tertolong ini, tante Nela
benar-benar dibuat shock, apalagi sampai mengetahui kalau ternyata calon
cucunya tidak tertolong..
"hiks.. Itu gak mungkin, gak mungkiin..."lirih tante Nela yang
langsung mendekap tubuh Dhira dan menangis terisak dalam pelukannya itu
"maafin mamah sayang, mamah gak pernah jengukin kamu sama papah,
mamah memang bukan Ibu mertua yang baik, mamah nyesel Ra, mamah nyesel
gak bisa jagain kamu juga calon cucu mamah, mamah minta maaf.."tangis
tante Nela pun semakin terisak sampai-sampai kedua orang tua Dhira yang
melihatnya pun hanya diam dan ikut meneteskan air mata, sementara Dhira
sendiri belum sadarkan diri juga..
**
"kenapa hati Gue malah sakit mendengar janin Dhira gak ketolong?..
Kenapa Gue gak seneng?..
Kenapa?
Kenapa ini?..
Kenapa Gue bener-bener nyesel udah buat mamah nangis gara-gara calon cucunya gak bisa tertolong?
Kenapa ini Tuhan??.."batin Bisma yang ternyata melihat dan mendengar
percakapan sang mamah dengan kedua orang tua Dhira didalam kamar rawat
Dhira itu, sementara posisinya sendiri berdiri diambang pintu ruangan
yang sedikit terbuka
"Gue..Gue bener-bener bodoh, kenapa Gue gak bisa ngendaliin mobil yang Gue bawa tadi?..
Kenapa harus sampai kecelakaan?..
Kenapa, kenapaaaaa?..."lirih Bisma lagi dan kini air matanya pun
menetes membasahi pipi mulusnya, Bisma benar-benar merasa bersalah telah
menyebabkan janin yang Dhira kandung sampai tidak tertolong, sementara
kondisinya sendiri hanya mengalami luka yang tidak terlalu parah
dibagian kepala dan tangannya
Bisma terus menatap wajah Dhira yang masih dipasang selang oxigen
juga infusan ditangan kanannya, air mata Bisma pun kembali menetes
melihat tubuh Dhira yang lemah tak berdaya itu, bahkan sampai belum
sadarkan diri juga sampai sekarang
namun..
Tiba-tiba saja ada sebuah tangan yang menarik kerah baju Bisma dari belakang..
Daaan...
"Buughh!!"satu bogem mentah pun tiba-tiba Bisma dapatkan dari
seseorang tersebut tepat diwajahnya yang masih terlihat pucat itu,
sampai-sampai sudut bibir Bisma pun mengeluarkan sedikit bercak darah
"paa.."belum sempat Bisma meneruskan ucapannya itu, tiba-tiba
seseorang tersebut mendaratkan lagi kepalan tangannya tepat diwajah
Bisma sampai tubuh Bisma pun tersungkur jatuh kelantai
"Dasar anak tidak tau diri!
Suami TIDAK berguna!
Gara-gara kamu Cucu pertama Papah harus pergi, kamu benar-benar
mengecewakan Papah, Papah Gak nyangka kamu bisa menjadi Suami dan Calon
Ayah yang buruk untuk Dhira dan Janinnya, kamu benar-benar TIDAK
berguna, tidak berguna BISMAA!!"bentak seseorang tersebut yang ternyata
adalah om Landry papah kandung Bisma, emosinya pun semakin menggebu dan
memuncak karna anak satu-satunya ini telah membuatnya kecewa, apalagi
sampai membuat cucu pertamanya tiada, sungguh semakin murka saja om
Landry terhadap Bisma
"Ma..maafin Bisma Pah, Bisma emang udah gagal jadi suami yang baik
buat Dhira, Bisma minta maaf.."lirih Bisma menyadari kesalahannya, Ia
pun hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya karna takut
"maaf?..
Kamu bilang MAAF??..
Apa dengan kata maaf cucu papah bisa kembali hidup didalam rahim Dhira?..
Apa dengan kata maaf Dhira bisa kembali sehat dan tidak terbaring lemah seperti ini, IYA?..
dimana otak kamu Bis? DIMANAA??.."bentak om Landry lagi tepat
didepan wajah Bisma, Bisma yang mendengarnya lagi-lagi hanya diam dan
menundukkan kepalanya
"Bisma minta maaf Paah, Bisma minta maaf..
Bisma tau Bisma salah, Bisma janji gak akan biarin Dhira terluka
lagi Pah, Bisma janji.."lirih Bisma menitikan air mata dan bersujud
dibawah kaki papahnya ini, namun Om Landry malah menyingkirkan tangan
Bisma yang menyentuh kakinya bahkan sampai menendangnya hingga tubuh
Bisma pun tersungkur jatuh kelantai
"JANGAN pernah sentuh Papah lagi, Papah malu punya akan seperti kamu!
Dan satu lagi, Papah GAK AKAN pernah biarin kamu nyelakain Dhira
lagi bahkan papah juga GAK akan pernah ngijinin kamu untuk bertemu
dengan Dhira!!"tegas om Landry mengancam sungguh-sungguh, Ia pun
kemudian masuk kedalam ruangan rawat Dhira dan meninggalkan Bisma begitu
saja
"enggak Pah, Bisma beneran nyesel, Bisma janji gak akan nyakitin
Dhira lagi, tapi jangan cegah Bisma untuk menjauh dari Dhira karna Bisma
gak bisa Pah, Bisma udah terlalu sayang sama Dhira.."ucap Bisma
setengah berteriak, namun percuma saja om Landry tidak mempedulikan
ucapan Bisma
"AAAaaaarrrggghh!!!"Bisma menghempaskan kepalan tangannya tepat
ditembok rumah Sakit tersebut saking kesalnya, Ia sudah tau kalau
omongan om Landry itu tidak pernah bohong dan selalu sungguh-sungguh..
Dan bagaimana mungkin kalau om Landry sang Papah tidak mau
memaafkannya apalagi sampai tidak akan mengizinkan Dhira bertemu
dengannya lagi..
"Aku beneran nyesel Ra, Aku nyesseel..."lirih Bisma terkulai lemas
bersender ditembok Rumah Sakit tersebut, sepertinya Bisma memang sungguh
menyesali semua perbuatannya terhadap Dhira ini...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p