Selasa, 30 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #30

Terlihat Dhira tengah asik merias wajahnya didepan cermin, Ia tampak begitu rapi, bahkan Bisma yang dari tadi memperhatikannya pun merasa aneh dan heran



"Hemz.. Rapi banget?
Memang kamu mau kemana?.."tanya Bisma dengan nada cuek nya itu, Ia duduk diatas sofa tak jauh dari Dhira, pandangannya pun pura-pura melihat kearah majalah yang dari tadi dipegangnya. Akhir-akhir ini Bisma memang tergolong cuek pada Dhira, apalagi semenjak kejadian beberapa waktu lalu saat Dhira kepergok mengobrol dengan Rafkha, tetangga barunya itu

mendengar Bisma bertanya seperti itu, Dhira pun menghentikan aksinya, Ia menoleh kearah Bisma dengan tatapan heran

"ngapain kamu lihat Aku kaya gitu?
Ditanya bukannya jawab malah natap balik.."ucap Bisma lagi, nada bicaranya pun semakin cuek, matanya saja masih asik melihat-lihat majalah ditangannya

"Ma..maaf, Aku..aku gak mau pergi kemana-mana ko, Aku cuma pengen pake make up tipis aja, lagian Aku kan baru selesai mandi, jadi gak ada larangan kan kalau Aku pengen kasih sedikit bedak sama lipstick diwajah Aku?.."balas Dhira sedikit gugup, Ia tidak berani menatap wajah Bisma dan hanya bisa menunduk takut

"oh, Aku pikir kamu mau pergi sama Si RAFKHA itu.."sindir Bisma menekan kata-katanya

Dhira tersentak kaget mendengar ucapan Bisma, matanya langsung melotot tidak percaya dengan apa yang Bisma ucapkan

"ma..maksud kamu apa sih?..
Aku gak ada hubungan apa-apa sama Rafkha Bis, Aku..aku juga gak berniat buat nemuin Dia, Akuu..."tiba-tiba ucapan Dhira terhenti karna Bisma memotongnya

"hallaahh, gak usah munafik deh didepan Aku!!
Kamu emang sering kan nemuin Rafkha diam-diam saat Aku lagi gak ada dirumah atau kerja?..
Kamu juga sering kan ngasih Dia kue buatan kamu?
Kamu gak usah ngungkir lagi Ra, Aku udah tau semuanya.
Asal kamu tau aja Rafkha itu BUKAN Rafael, dia RAFKHA BUKAN RAFA!!"tegas Bisma terus menekan kata-katanya, Ia benar-benar sudah tidak bisa meredam emosinya lagi melihat sikap Dhira setelah melihat Rafkha yang mirip dengan Rafael

"maaf Bis, Aku..aku gak ada maksud apa-apa, Aku ngelakuin itu karna hati Aku yakin kalau Rafkha itu Rafa, Aku..aku, Aku tau Aku salah, Aku minta maaf.."lirih Dhira menundukkan kepalanya, Ia tahu kalau sikapnya selama ini memang salah, apalagi sekarang Dhira sudah punya Bisma, jadi sudah pasti Bisma akan murka kalau Dhira terus mengingat sosok Rafael atau Rafkha sekalipun

"Kamu udah buat Aku kecewa Ra, Aku udah sayang banget sama kamu, tapi apa?..
Apa balasan dari kamu?
Kamu malah terus mengingat-ngingat Rafael, Rafa sudah meninggal Ra, Dia udah pergi.
Dan si Rafkha, Dia bukan Rafael, Dia RAFKHA. Rafkha Ra, bukan Rafael..
Aku bener-bener kecewa sama kamu, KECEWA!!"Bisma langsung bergi meninggalkan istrinya ini, Ia membanting pintu kamarnya dengan sangat kuat, hingga Dhira yang melihatnya hanya menitikan air mata


"BRAAAKKKK!!"pintu itu dengan sekuat tenaga Bisma banting, Ia benar-benar murka melihat sikap Dhira yang tidak bisa mengerti akan perasaannya

"hiks, maafin Aku Bis..
Aku..aku gak ada maksud buat nyakitin kamu, Aku cuma mau buktiin aja sama hati Aku, kalau Rafkha itu memang beneran Rafael atau bukan, cuma itu Bis.."batin Dhira lirih menatap kearah Bisma yang sudah pergi meninggalkannya.





Keesokan harinya..




"Hueekk-hueeekk.. Ueeekk!!"Sedari tadi Dhira terus bolak-balik masuk kedalam kamar mandinya, perutnya tiba-tiba saja mendadak mual dan rasanya ingin sekali memuntahkan sesuatu, namun hanya cairan bening saja yang keluar dari mulutnya tersebut

"ueeek... Hueeekk..!!"Dhira terus memuntahkan cairan bering dari mulutnya, wajahnya pun berubah menjadi pucat pasi, bahkan kepalanya mendadak menjadi berat dan pusing


"Ya Allah, Aku kenapa?..
Kenapa tiba-tiba perut Aku mual banget.."pikir Dhira setelah membasuh mulutnya dengan air dari wastafle kamar mandinya, Ia pun menatap wajahnya yang terlihat pucat itu didepan cermin

"Apa Aku?.."tiba-tiba Dhira langsung memegang perutnya, Ia ingat kalau beberapa waktu lalu Iamjuga pernah mengalami hal seperti ini, yapz saat Ia tengah hamil anak dari Rafael dulu

"enggak, gak mungkin kalau Aku hamil, tapii..?"tiba-tiba Dhira menghentikan ucapannya, Ia buru-buru keluar dari dalam kamar mandinya seperti mencari sesuatu


"Dhira kenapa yah?..
Ko perasaan Gue gak enak banget?..
Ahh, apaan sih? Paling cuma masuk angin biasa doang, udahlah gak ada gunanya juga Gue perhatian sama istri yang bisanya cuma ngecewain suaminya doang.."pikir Bisma yang ternyata dari tadi memperhatikan Dhira terus, Ia memang berada didalam kamarnya bersama Dhira, namun sikapnya masih tetap cuek dan dingin

merasa dirinya diperhatikan, Dhira pun menoleh kearah Bisma. Dan dengan segera Bisma pun mengalihkan pandangannya lagi dari Dhira

"ngapain kamu lihatin Aku kaya gitu?.."tanya Bisma dengan sikap cueknya itu, Ia menekan remot televisi dan mengarahkannya agar layar ditelevisi nya itu berpindah-pindah

"e..enggak, Aku..aku gak papa ko Bis.."balas Dhira gugup, Ia pun segera mencari sesuatu yang ingin dilihatnya dari tadi

"Ya Allah, beneran Aku telat, udah hampir tiga minggu?
Apa ini berarti Akuu??.."tiba-tiba Dhira menatap kearah perutnya yang datar

"hemz.. enggak.
Gak mungkin, pasti Aku salah hitung, hufh.. Iya, Aku pasti lupa kapan terkhir Aku datang bulan, hemz.. Gak mungkin kalau sampai hamil.."batin Dhira mencoba mengatur nafasnya agar tidak terlihat panik lagi, Ia pun menyimpan kembali kalender yang dilihatnya ketempat semula

sementara Bisma terlihat hendak beranjak dari tempat duduknya

"Aku mau keluar, Aku lupa belum ngambil berkas-berkas kantor yang tadi Aku titipin sama Rangga.
Gak usah nunggu atau hubungin Aku. Aku pulang sampe sore.
Dan kamu jangan kemana-mana, jaga rumah."ucap Bisma berpamitan untuk pergi, namun nada bicaranya benar-benar cuek, sikapnya mendadak dingin seperti ini kalau sudah bersama Dhira, padahal baru sekitar sebulan yang lalu Ia bisa menjalin hubungan yang begitu harmonis dengan Dhira, tapi setelah kedatangan sosok pria bernama Rafkha itu, sikap Bisma menjadi dingin dan cuek karna Bisma merasa Dhira masih belum bisa melupakan Rafael yang kini wajahnya sama persis dengan Rafkha

"i..iya Bis, Aku gak kemana-mana ko, Aku tunggu kamu dirumah yah?.."balas Dhira lembut plus sedikit gugup

Bisma tidak menghiraukan ucapan Dhira lagi, Ia malah langsung pergi begitu saja tanpa kecupan bahkan meoleh kearah Dhira pun sampai tidak mau.


"sampai kapan kamu kaya gini terus sama Aku Bis?..
Aku kangen kasih sayang dan perhatian kamu, Aku kangen pelukan hangat kamu Bis..
Maafin Aku kalau sikap Aku udah keterlaluan sama kamu.
Aku gak bermaksud permainin hati kamu, Aku cuma mau pastiin aja Bis, Aku mau pastiin hati Aku kalau Rafkha itu Rafael atau bukan, cuma itu aja, enggak lebih.."lirih Dhira menatap kearah Bisma yang sudah tak terlihat lagi, Ia hanya bisa menangis akibat sikap egois nya sendiri, padahal seharsunya Dhira tidak perlu ingin terlalu tahu tentang Rafkha yang mirip dengan Rafael itu, pasti semuanya tidak akan seperti ini..






**
Siang kini sudah berganti malam..

Bisma masih terlihat fokus didepan layar laptopnya ini, jari-jarinya pun tidak berhenti mengetik pada keypad laptopnya


"hufh.. Rangga kejam banget, masa kerjaan segini banyaknya gak ada sedikitpun yang Ia kerjain, padahal tadi dikantor laga nya iya banget mau bantuin, tapi nyatanya tetep aja harus Gue yang ngerjain.."dumel Bisma sedikit kesal akan sikap sahabatnya itu

"istri penghianat itu juga kemana lagi?
Udah hampir jam'7 tapi belum pulang juga, gak kenal waktu banget selingkuhnya, kalo sampe kesabaran Gue habis, Gue bunuh juga tuh istri gak berguna.."ucap Bisma lagi, Ia memang tidak melihat Dhira dari tadi, padahal Bisma pulang dari rumah Rangga sejak jam'4 sore tadi. Tapi Dhira sudah tidak ada dirumah.. Hemz.. Pantas saja Bisma begitu marah terhadap sikap istrinya ini

"gara-gara elo Raf, Gue jadi bisa punya istri yang gak berguna kaya Dhira, padahal Gue udah nyoba jadi suami yang baik buat Dia, tapi balasannya bener-bener bikin dada Gue sakit, apalagi Dia masih gak bisa ngelupain Loe yang jelas-jelas udah mati dan dikubur tepat didepan kedua bola mata Gue yang jadi saksinya.."Bisma terus saja mengeluarkan ocehan-ocehan kekecewaannya terhadap Dhira, bahkan sampai Rafael yang sudah tenang dialam sana pun sampai Ia bawa-bawa saking kesalnya


namun...



Tiba-tiba saja Dhira datang dan masuk kedalam ruangan dimana Bisma tengah sibuk mengerjakan berkas-berkas kantornya ini


"ma..maaf Bis, Aku..aku boleh bicara sebentar?"tanya Dhira sedikit gugup, wajahnya tampak begitu terpancar raut bahagia, entahlah Ia bahagia karna apa, yang pasti Dhira sudah tidak sabar ingin memberitahukan tentang apa yang terjadi dengannya


"hemz.. Darimana aja kamu?
Jam segini baru pulang?
Kenapa gak sekalian aja pulangnya nanti pagi?
Kan asyik tuh bisa nginep dirumah si Rafkha.."sindir Bisma tanpa melirik sedikitpun kearah Dhira

"DEGG!! rasanya jantung Dhira seperti mendadak berhenti mendengar Bisma berbicara seperti itu, padahal apa yang Bisma ucapkan tidak seperti dengan apa yang Ia lakukan

"kamu ko ngomongnya kaya gitu?
Aku..aku gak habis dari rumah Rafkha Bis, tadi..tadi Aku habis dari rumaah.."belum sempat Dhira meneruskan ucapannya Bisma langsung memotongnya

"gak habis dari rumah Rafkha, cuma habis dari rumah lelaki brengsek yang mirip sama Rafael, iya?..
Hemz.. Alesan kamu udah gak mempan buat Aku Ra, kamu mau pake alesan apapun Aku gak akan pernah percaya.
Mending kamu keluar deh, kerjaan Aku masih numpuk, aku gak mau bicara atau ngedengerin ucapan bohong dari kamu lagi.."jelas Bisma dengan nada kesalnya itu, namun Ia tidak mengeluarkan bentakkan sedikitpun, hanya sikap cuek dan dingin yang terus Ia perlihatkan pada Dhira

"hiks.. Aku gak seperti apa yang kamu maksud Bis..
Aku..aku gak kerumah Rafkha.."batin Dhira lirih, Ia melirik kertas putih yang dipegangnya, tangan kanannya pun mengelus perutnya yang datar

"ngapain sih masih disini?
Udah sana cepet keluar, kerjaan Gue masih banyak nih!!"usir Bisma melirik penuh emosi pada Dhira

"i..iya Aku keluar..
Tapi Aku mohon kamu baca surat ini yah?
Please, jangan sampai kamu gak baca.
Aku permisi, maaf udah ganggu.."Dhira menyodorkan secarik kertas putih yang dari tadi dibawanya, Ia menaruhnya dimeja dekat Bisma kemudian segera meninggalkan Bisma karna takut Bisma semakin marah kalau melihatnya berlama-lama disana..

"heuhh, apaan lagi tuh kertas? Gak jelas banget!!"pikir Bisma menyepelekan, Ia pun menepis kertas putih itu hingga jatuh kelantai..





@kamar Dhira

Dhira baru saja masuk kedalam kamarnya, Ia pun langsung berbaring diatas tempat tidurnya itu karna Ia tidak tau harus ngapain lagi selain tidur

Dhira meluruska kedua kakinya, punggungnya Ia senderkan ketembok tempat tidurnya, bibirnya tiba-tiba tersenyum saat melihat kearah perutnya yang masih datar itu


"sabar ya sayang.. Mamah yakin, Ayah kamu pasti akan senang kalau tahu sekarang kamu tumbuh dirahim mamah..
Semoga saja Ayah buka surat yang mamah kasih tadi yah, biar kamu bisa cepat merasakan kelembutan tangan halus Ayah disini..
Mamah yakin Ayah pasti senang dengar kabar baik ini.."ucap Dhira lirih sampai meneteskan air mata, Ia meyakinkan anugrah pemberian Tuhan yang kini tengah tumbuh didalam rahimnya itu, tangannya pun tak henti-hentinya mengelus perut datar yang tengah tumbuh buah cintanya bersama Bisma. Yapz Dhira saat ini memang sedang mengandung darah daging dari Bisma, tadi sebenarnya Dhira habis memeriksakan kondisinya karna penasaran Ia benar-benar hamil atau tidak. Dan ternyata Dokter memang mengatakan kalau Dhira tengah hamil walau usia kandungannya masih sekitar 3'minggu..

Dhira mengubah posisinya menjadi berbaring, Ia juga mencoba memejamkan kedua kelopak matanya agar bisa cepat tidur

"mudah-mudahan Bisma buka surat yang Aku kasih, Aku pengen lihat Dia ngelus perut Aku yang kini tumbuh calon bayinya, Aku mau denger Bisma saat mengajak bicara bayi ini nanti..
Ya Allah, semoga besok pagi menjadi mimpi Indah buat Aku, amiin.."Dhira berdoa dalam hati sebelum memejamkan matanya, tangannya terus Ia letakkan diatas perut datarnya, sementara bibirnya tak berhenti tersenyum karna tidak sabar melihat ekspresi wajah Bisma kalau sudah tau Ia hamil darah dagingnya, sudah pasti Bisma akan senang karna ini yang Bisma inginkan sejak dulu...










Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p