Terlihat Dhira tengah asik merias wajahnya didepan cermin, Ia
tampak begitu rapi, bahkan Bisma yang dari tadi memperhatikannya pun
merasa aneh dan heran
"Hemz.. Rapi banget?
Memang kamu mau kemana?.."tanya Bisma dengan nada cuek nya itu, Ia
duduk diatas sofa tak jauh dari Dhira, pandangannya pun pura-pura
melihat kearah majalah yang dari tadi dipegangnya. Akhir-akhir ini Bisma
memang tergolong cuek pada Dhira, apalagi semenjak kejadian beberapa
waktu lalu saat Dhira kepergok mengobrol dengan Rafkha, tetangga barunya
itu
mendengar Bisma bertanya seperti itu, Dhira pun menghentikan aksinya, Ia menoleh kearah Bisma dengan tatapan heran
"ngapain kamu lihat Aku kaya gitu?
Ditanya bukannya jawab malah natap balik.."ucap Bisma lagi, nada
bicaranya pun semakin cuek, matanya saja masih asik melihat-lihat
majalah ditangannya
"Ma..maaf, Aku..aku gak mau pergi kemana-mana ko, Aku cuma pengen
pake make up tipis aja, lagian Aku kan baru selesai mandi, jadi gak ada
larangan kan kalau Aku pengen kasih sedikit bedak sama lipstick diwajah
Aku?.."balas Dhira sedikit gugup, Ia tidak berani menatap wajah Bisma
dan hanya bisa menunduk takut
"oh, Aku pikir kamu mau pergi sama Si RAFKHA itu.."sindir Bisma menekan kata-katanya
Dhira tersentak kaget mendengar ucapan Bisma, matanya langsung melotot tidak percaya dengan apa yang Bisma ucapkan
"ma..maksud kamu apa sih?..
Aku gak ada hubungan apa-apa sama Rafkha Bis, Aku..aku juga gak
berniat buat nemuin Dia, Akuu..."tiba-tiba ucapan Dhira terhenti karna
Bisma memotongnya
"hallaahh, gak usah munafik deh didepan Aku!!
Kamu emang sering kan nemuin Rafkha diam-diam saat Aku lagi gak ada dirumah atau kerja?..
Kamu juga sering kan ngasih Dia kue buatan kamu?
Kamu gak usah ngungkir lagi Ra, Aku udah tau semuanya.
Asal kamu tau aja Rafkha itu BUKAN Rafael, dia RAFKHA BUKAN
RAFA!!"tegas Bisma terus menekan kata-katanya, Ia benar-benar sudah
tidak bisa meredam emosinya lagi melihat sikap Dhira setelah melihat
Rafkha yang mirip dengan Rafael
"maaf Bis, Aku..aku gak ada maksud apa-apa, Aku ngelakuin itu karna
hati Aku yakin kalau Rafkha itu Rafa, Aku..aku, Aku tau Aku salah, Aku
minta maaf.."lirih Dhira menundukkan kepalanya, Ia tahu kalau sikapnya
selama ini memang salah, apalagi sekarang Dhira sudah punya Bisma, jadi
sudah pasti Bisma akan murka kalau Dhira terus mengingat sosok Rafael
atau Rafkha sekalipun
"Kamu udah buat Aku kecewa Ra, Aku udah sayang banget sama kamu, tapi apa?..
Apa balasan dari kamu?
Kamu malah terus mengingat-ngingat Rafael, Rafa sudah meninggal Ra, Dia udah pergi.
Dan si Rafkha, Dia bukan Rafael, Dia RAFKHA. Rafkha Ra, bukan Rafael..
Aku bener-bener kecewa sama kamu, KECEWA!!"Bisma langsung bergi
meninggalkan istrinya ini, Ia membanting pintu kamarnya dengan sangat
kuat, hingga Dhira yang melihatnya hanya menitikan air mata
"BRAAAKKKK!!"pintu itu dengan sekuat tenaga Bisma banting, Ia
benar-benar murka melihat sikap Dhira yang tidak bisa mengerti akan
perasaannya
"hiks, maafin Aku Bis..
Aku..aku gak ada maksud buat nyakitin kamu, Aku cuma mau buktiin aja
sama hati Aku, kalau Rafkha itu memang beneran Rafael atau bukan, cuma
itu Bis.."batin Dhira lirih menatap kearah Bisma yang sudah pergi
meninggalkannya.
Keesokan harinya..
"Hueekk-hueeekk.. Ueeekk!!"Sedari tadi Dhira terus bolak-balik masuk
kedalam kamar mandinya, perutnya tiba-tiba saja mendadak mual dan
rasanya ingin sekali memuntahkan sesuatu, namun hanya cairan bening saja
yang keluar dari mulutnya tersebut
"ueeek... Hueeekk..!!"Dhira terus memuntahkan cairan bering dari
mulutnya, wajahnya pun berubah menjadi pucat pasi, bahkan kepalanya
mendadak menjadi berat dan pusing
"Ya Allah, Aku kenapa?..
Kenapa tiba-tiba perut Aku mual banget.."pikir Dhira setelah
membasuh mulutnya dengan air dari wastafle kamar mandinya, Ia pun
menatap wajahnya yang terlihat pucat itu didepan cermin
"Apa Aku?.."tiba-tiba Dhira langsung memegang perutnya, Ia ingat
kalau beberapa waktu lalu Iamjuga pernah mengalami hal seperti ini, yapz
saat Ia tengah hamil anak dari Rafael dulu
"enggak, gak mungkin kalau Aku hamil, tapii..?"tiba-tiba Dhira
menghentikan ucapannya, Ia buru-buru keluar dari dalam kamar mandinya
seperti mencari sesuatu
"Dhira kenapa yah?..
Ko perasaan Gue gak enak banget?..
Ahh, apaan sih? Paling cuma masuk angin biasa doang, udahlah gak ada
gunanya juga Gue perhatian sama istri yang bisanya cuma ngecewain
suaminya doang.."pikir Bisma yang ternyata dari tadi memperhatikan Dhira
terus, Ia memang berada didalam kamarnya bersama Dhira, namun sikapnya
masih tetap cuek dan dingin
merasa dirinya diperhatikan, Dhira pun menoleh kearah Bisma. Dan
dengan segera Bisma pun mengalihkan pandangannya lagi dari Dhira
"ngapain kamu lihatin Aku kaya gitu?.."tanya Bisma dengan sikap
cueknya itu, Ia menekan remot televisi dan mengarahkannya agar layar
ditelevisi nya itu berpindah-pindah
"e..enggak, Aku..aku gak papa ko Bis.."balas Dhira gugup, Ia pun segera mencari sesuatu yang ingin dilihatnya dari tadi
"Ya Allah, beneran Aku telat, udah hampir tiga minggu?
Apa ini berarti Akuu??.."tiba-tiba Dhira menatap kearah perutnya yang datar
"hemz.. enggak.
Gak mungkin, pasti Aku salah hitung, hufh.. Iya, Aku pasti lupa
kapan terkhir Aku datang bulan, hemz.. Gak mungkin kalau sampai
hamil.."batin Dhira mencoba mengatur nafasnya agar tidak terlihat panik
lagi, Ia pun menyimpan kembali kalender yang dilihatnya ketempat semula
sementara Bisma terlihat hendak beranjak dari tempat duduknya
"Aku mau keluar, Aku lupa belum ngambil berkas-berkas kantor yang tadi Aku titipin sama Rangga.
Gak usah nunggu atau hubungin Aku. Aku pulang sampe sore.
Dan kamu jangan kemana-mana, jaga rumah."ucap Bisma berpamitan untuk
pergi, namun nada bicaranya benar-benar cuek, sikapnya mendadak dingin
seperti ini kalau sudah bersama Dhira, padahal baru sekitar sebulan yang
lalu Ia bisa menjalin hubungan yang begitu harmonis dengan Dhira, tapi
setelah kedatangan sosok pria bernama Rafkha itu, sikap Bisma menjadi
dingin dan cuek karna Bisma merasa Dhira masih belum bisa melupakan
Rafael yang kini wajahnya sama persis dengan Rafkha
"i..iya Bis, Aku gak kemana-mana ko, Aku tunggu kamu dirumah yah?.."balas Dhira lembut plus sedikit gugup
Bisma tidak menghiraukan ucapan Dhira lagi, Ia malah langsung pergi
begitu saja tanpa kecupan bahkan meoleh kearah Dhira pun sampai tidak
mau.
"sampai kapan kamu kaya gini terus sama Aku Bis?..
Aku kangen kasih sayang dan perhatian kamu, Aku kangen pelukan hangat kamu Bis..
Maafin Aku kalau sikap Aku udah keterlaluan sama kamu.
Aku gak bermaksud permainin hati kamu, Aku cuma mau pastiin aja Bis,
Aku mau pastiin hati Aku kalau Rafkha itu Rafael atau bukan, cuma itu
aja, enggak lebih.."lirih Dhira menatap kearah Bisma yang sudah tak
terlihat lagi, Ia hanya bisa menangis akibat sikap egois nya sendiri,
padahal seharsunya Dhira tidak perlu ingin terlalu tahu tentang Rafkha
yang mirip dengan Rafael itu, pasti semuanya tidak akan seperti ini..
**
Siang kini sudah berganti malam..
Bisma masih terlihat fokus didepan layar laptopnya ini, jari-jarinya pun tidak berhenti mengetik pada keypad laptopnya
"hufh.. Rangga kejam banget, masa kerjaan segini banyaknya gak ada
sedikitpun yang Ia kerjain, padahal tadi dikantor laga nya iya banget
mau bantuin, tapi nyatanya tetep aja harus Gue yang ngerjain.."dumel
Bisma sedikit kesal akan sikap sahabatnya itu
"istri penghianat itu juga kemana lagi?
Udah hampir jam'7 tapi belum pulang juga, gak kenal waktu banget
selingkuhnya, kalo sampe kesabaran Gue habis, Gue bunuh juga tuh istri
gak berguna.."ucap Bisma lagi, Ia memang tidak melihat Dhira dari tadi,
padahal Bisma pulang dari rumah Rangga sejak jam'4 sore tadi. Tapi Dhira
sudah tidak ada dirumah.. Hemz.. Pantas saja Bisma begitu marah
terhadap sikap istrinya ini
"gara-gara elo Raf, Gue jadi bisa punya istri yang gak berguna kaya
Dhira, padahal Gue udah nyoba jadi suami yang baik buat Dia, tapi
balasannya bener-bener bikin dada Gue sakit, apalagi Dia masih gak bisa
ngelupain Loe yang jelas-jelas udah mati dan dikubur tepat didepan kedua
bola mata Gue yang jadi saksinya.."Bisma terus saja mengeluarkan
ocehan-ocehan kekecewaannya terhadap Dhira, bahkan sampai Rafael yang
sudah tenang dialam sana pun sampai Ia bawa-bawa saking kesalnya
namun...
Tiba-tiba saja Dhira datang dan masuk kedalam ruangan dimana Bisma tengah sibuk mengerjakan berkas-berkas kantornya ini
"ma..maaf Bis, Aku..aku boleh bicara sebentar?"tanya Dhira sedikit
gugup, wajahnya tampak begitu terpancar raut bahagia, entahlah Ia
bahagia karna apa, yang pasti Dhira sudah tidak sabar ingin
memberitahukan tentang apa yang terjadi dengannya
"hemz.. Darimana aja kamu?
Jam segini baru pulang?
Kenapa gak sekalian aja pulangnya nanti pagi?
Kan asyik tuh bisa nginep dirumah si Rafkha.."sindir Bisma tanpa melirik sedikitpun kearah Dhira
"DEGG!! rasanya jantung Dhira seperti mendadak berhenti mendengar
Bisma berbicara seperti itu, padahal apa yang Bisma ucapkan tidak
seperti dengan apa yang Ia lakukan
"kamu ko ngomongnya kaya gitu?
Aku..aku gak habis dari rumah Rafkha Bis, tadi..tadi Aku habis dari
rumaah.."belum sempat Dhira meneruskan ucapannya Bisma langsung
memotongnya
"gak habis dari rumah Rafkha, cuma habis dari rumah lelaki brengsek yang mirip sama Rafael, iya?..
Hemz.. Alesan kamu udah gak mempan buat Aku Ra, kamu mau pake alesan apapun Aku gak akan pernah percaya.
Mending kamu keluar deh, kerjaan Aku masih numpuk, aku gak mau
bicara atau ngedengerin ucapan bohong dari kamu lagi.."jelas Bisma
dengan nada kesalnya itu, namun Ia tidak mengeluarkan bentakkan
sedikitpun, hanya sikap cuek dan dingin yang terus Ia perlihatkan pada
Dhira
"hiks.. Aku gak seperti apa yang kamu maksud Bis..
Aku..aku gak kerumah Rafkha.."batin Dhira lirih, Ia melirik kertas
putih yang dipegangnya, tangan kanannya pun mengelus perutnya yang datar
"ngapain sih masih disini?
Udah sana cepet keluar, kerjaan Gue masih banyak nih!!"usir Bisma melirik penuh emosi pada Dhira
"i..iya Aku keluar..
Tapi Aku mohon kamu baca surat ini yah?
Please, jangan sampai kamu gak baca.
Aku permisi, maaf udah ganggu.."Dhira menyodorkan secarik kertas
putih yang dari tadi dibawanya, Ia menaruhnya dimeja dekat Bisma
kemudian segera meninggalkan Bisma karna takut Bisma semakin marah kalau
melihatnya berlama-lama disana..
"heuhh, apaan lagi tuh kertas? Gak jelas banget!!"pikir Bisma
menyepelekan, Ia pun menepis kertas putih itu hingga jatuh kelantai..
@kamar Dhira
Dhira baru saja masuk kedalam kamarnya, Ia pun langsung berbaring
diatas tempat tidurnya itu karna Ia tidak tau harus ngapain lagi selain
tidur
Dhira meluruska kedua kakinya, punggungnya Ia senderkan ketembok
tempat tidurnya, bibirnya tiba-tiba tersenyum saat melihat kearah
perutnya yang masih datar itu
"sabar ya sayang.. Mamah yakin, Ayah kamu pasti akan senang kalau tahu sekarang kamu tumbuh dirahim mamah..
Semoga saja Ayah buka surat yang mamah kasih tadi yah, biar kamu bisa cepat merasakan kelembutan tangan halus Ayah disini..
Mamah yakin Ayah pasti senang dengar kabar baik ini.."ucap Dhira
lirih sampai meneteskan air mata, Ia meyakinkan anugrah pemberian Tuhan
yang kini tengah tumbuh didalam rahimnya itu, tangannya pun tak
henti-hentinya mengelus perut datar yang tengah tumbuh buah cintanya
bersama Bisma. Yapz Dhira saat ini memang sedang mengandung darah daging
dari Bisma, tadi sebenarnya Dhira habis memeriksakan kondisinya karna
penasaran Ia benar-benar hamil atau tidak. Dan ternyata Dokter memang
mengatakan kalau Dhira tengah hamil walau usia kandungannya masih
sekitar 3'minggu..
Dhira mengubah posisinya menjadi berbaring, Ia juga mencoba memejamkan kedua kelopak matanya agar bisa cepat tidur
"mudah-mudahan Bisma buka surat yang Aku kasih, Aku pengen lihat Dia
ngelus perut Aku yang kini tumbuh calon bayinya, Aku mau denger Bisma
saat mengajak bicara bayi ini nanti..
Ya Allah, semoga besok pagi menjadi mimpi Indah buat Aku,
amiin.."Dhira berdoa dalam hati sebelum memejamkan matanya, tangannya
terus Ia letakkan diatas perut datarnya, sementara bibirnya tak berhenti
tersenyum karna tidak sabar melihat ekspresi wajah Bisma kalau sudah
tau Ia hamil darah dagingnya, sudah pasti Bisma akan senang karna ini
yang Bisma inginkan sejak dulu...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p