Selasa, 30 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #24

Terlihat Dhira masih saja asik mengemasi beberapa bajunya untuk dibawa ke Puncak nanti, Ia begitu fokus melipat dan merapikan pakaiannya juga pakaian Bisma dan memasukkannya kedalam koper kecil


"gak ngangka kalau akhirnya kamu ngajak Aku liburan juga Bis, walau cuma di Puncak tapi Aku seneng banget kalau perginya berdua sama kamu.."batin Dhira tidak menyangka, bibirnya pun tak henti-hentinya tersenyum menunjukkan raut wajahnya yang penuh kebahagiaan itu..

"sekarang Aku tinggal bawa koper kecil ini kemobil, Bisma pasti udah nunggu disana.."pikir Dhira setelah selesai merapikan kopernya, Ia pun menarik koper berisikan pakaiannya itu keluar kamar, lebih tepatnya keluar rumah karna Bisma sudah menunggunya disana..





aduh sayang, ko kamu yang bawa?
Kan tadi Aku cuma nyuruh kamu rapi'in aja, biar Aku yang bawa nya.."kaget Bisma yang langsung beralih membawakan koper ditangan Dhira

"gak papa ko Bis, lagian gak berat, kan Aku bawanya enggak diangkat tapi didorong, jadi gak bakalan berat.."ucap Dhira tersenyum manis

"tapi tetep aja sayang, ini itu tugas Aku, bukan tugas kamu tau gak?.."balas Bisma kekeuh lalu memasukkan koper tersebut kedalam bagasi mobilnya, Dhira yang mendengarnya hanya tersenyum kecil sambil terus memandangi Bisma

"yah malah bengong lagi, masuk gih? Tar keburu sore, yang ada kita kemaleman nyampe nya.."suruh Bisma pelan dan menutup bagasi mobilnya

"iya, Aku masuk.."balas Dhira pelan kemudian segera masuk kedalam mobil sedan hitam Bisma, Bisma hanya tersenyum mendengarnya

"mudah-mudahan aja disana gak akan ada yang ganggu kita lagi Ra..
Semoga Aku berhasil.."batin Bisma melirik nakal kearah Dhira, Ia pun segera masuk kedalam mobilnya dan langsung melajukan mobilnya tanpa ba-bi-bu lagi...*udah gg sabar si mangbis nya..*hhee'xD






**
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama karna keadaan jalanan yang macet, akhirnya pasangan suami-istri ini tiba juga di Villa milik sang Papah..
Villa yang tampak begitu mewah dan terlihat begitu sejuk dengan perkebunan teh yang luas bisa dilihat dari lantai atas..

Namun entah kenapa tiba-tiba Dhira malah diam mematung menatap Villa yang sangat tak asing baginya ini, padahal Bisma sudah mengajaknya masuk


"Villa ini(?)"batin Dhira seakan mengingat kenangan saat Ia berada didalam Villa ini bersama Rafael dulu, yaps.. Ternyata Rafael dan Dhira dulu sering mengunjungi Villa ini, bahkan tak jarang juga Ia menginap di Villa tersebut bersama sahabat-sahabatnya yang lain saat sedang berlibur..


"enggak, ini gak mungkin..
Aku gak mungkin masuk kedalam Villa ini, kenangan saat bersama Rafa terlalu banyak didalam sana..
Iya, Aku gak mungkin masuk kesana, Aku gak mau Bisma malah sedih kalau Aku masih mengingat sosok Rafael.."lirih Dhira dengan mata berkaca-kaca menatap Villa dihadapannya ini

Bisma yang merasa aneh akan sikap Dhira pun langsung berbalik arah dan kembali menghampiri Dhira

ko malah bengong disini sih sayang?..
Ayo masuk, udah hampir gelap Ra, nanti kamu kedinginan lagi.."ajak Bisma merangkul lembut pundak Dhira

"A..aku gak papa ko Bis.."Dhira tersenyum menatap Bisma, Ia menyembunyikan apa yang sebenarnya ada difikirannya itu, Dhira pun masuk kedalam bersama Bisma yang terus merangkulnya...






@kamar

"Hufh.. Akhirnya kita sampai juga, cape banget sumpah..
Mana tadi macet banget lagi dijalan, bikin badan Aku tambah pegel.."Bisma menghempaskan tubuhnya dikasur yang sangat empuk itu, Ia memang terlihat begitu lelah sampai-sampai langsung berbaring begitu saja

sementara Dhira dari tadi hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya, bahkan pandangannya pun sangat takut melihat kesekeliling ruangan juga kamar yang Ia tempati bersama Bisma

"semuanya gak ada yang berubah sedikitpun..
Aku gak bisa kalau kaya gini, bayangan wajah Rafa terus terlihat disini..
Ya Allah, apa itu berarti Aku masih sangat mencintai Rafa?
Kenapa bayangan wajahnya terus terlihat begitu jelas?
Kenapa ini?
Padahala Aku sudah ngerasa nyaman banget sama Bisma, Aku udah sayang sama Dia, dan Aku juga udah janji untuk belajar mencintai Bisma dengan tulus karna Aku memang sudah mencintai Bisma sekarang..
Kenapa ini ya Allah?..."batin Dhira lirih menatap sekeliling kamarnya, entah kenapa senyuman dari wajah Rafael tiba-tiba selalu terngiang difikiran Dhira, bahkan Dhira sampai tidak menyadari kalau disitu ada sosok Bisma suaminya


"hemz.. Kamu lagi lihatin apa sih sayang?
Ko diem terus disitu?..
Sini donk.. Kita istirahat dulu, kamu pasti cape kan?.."Bisma melirik heran kearah Dhira, Ia pun bangun dan mengajak istrinya ini agar beristirahat bersamanya

"A..aku gak papa ko Bis,
i..ini Aku juga mau istirahat.."balas Dhira mendadak gugup, Bisma hanya tersenyum mendengarnya

"gak usah takut Ra, Aku gak bakal minta sekarang ko..
Kita lakuin nanti malam aja yah?
Sekarang lebih baik kita istirahat dulu.."Bisma berbisik pelan lalu menarik tubuh Dhira agar ikut berbaring bersamanya, Dhira lagi-lagi hanya tersenyum dan mengikuti apa yang Bisma inginkan, walaupun senyumnya terlihat hanya sebuah senyuman palsu


"Aku gak tau Ra, kenapa sekarang Aku begitu sayang sama kamu..
Rasanya Aku gak mau kehilangan kamu sayang..
Aku cinta sama kamu Ra, emuuaach.."Bisma mengecup puncak kepala Dhira dalam posisi tidur, sementara kepala Dhira sendiri berada diatas dada Bisma

"kenapa tiba-tiba hati Aku jadi ragu Bis?..
Aku bener-bener takut, Aku takut kalau Rafa marah melihat kita mesra seperti ini, Aku takut Dia datang dan marahin kamu..
Aku..aku gak ngerti kenapa Aku bisa berfikiran kaya gini Bis, tapi Aku ngerasa banget kalau Rafa lagi lihatin kita.."batin Dhira cemas, pandangan matanya terus menatap kesekeliling ruangan kamar tersebut


"kalau kita lakuin sekarang kamu mau kan Ra?.."tanya Bisma tiba-tiba yang berhasil membuat Dhira kaget dan membolakan matanya

"ma..maksud kamu??"Dhira menoleh dan menatap tajam wajah Bisma

"gak usah melotot gitu dong sayang..
Gak bakal sakit ko, lagian ini bukan yang pertama buat kamu kan?
Atau kamu gak mau Aku sentuh??.."bisma menatap balik wajah Dhira dan kini tubuh Bisma berada diatas tubuh Dhira

"e..enggak gitu Bis, ma..maksud akuu.."ucap Dhira terbata

"Apa kamu masih cinta sama Rafael jadi kamu belum bisa lupain Dia?..
Atau kamu memang gak pernah percaya kalau sekarang Aku udah cinta sama Kamu.. Atau kamu memang tidak pernah mencintai Aa...."tiba-tiba Dhira langsung menempelkan bibirnya dibibir Bisma sekilas, hingga ucapan Bisma pun terhenti

"Aku cinta sama kamu Bis..
Rafael cuma masa lalu buat Aku, sekarang cuma ada kamu didalam hati Aku, bukan siapapun termasuk Rafael.."jelas Dhira menatap lekat wajah Bisma

"kamu gak bohong kan Ra?"tanya Bisma masih belum percaya, Dhira menggeleng pelan yang berhasil membuat Bisma tersenyum

"makasih yah?.."ucap Bisma lagi, Ia pun langsung menempelkan bibirnya dibibir mungil Dhira tanpa aba-aba lagi





"Cuuuuppp..."kedua bibir tipis mereka akhirnya bertemu dan bersentuhan, Dhira hanya mampu memejamkan matanya dan merasakan setiap kecupan dan permainan yang begitu lembut Bisma lakukan

"maafin Aku Raf, Aku memang sangat mencintai kamu, tapi sekarang Bisma suami Aku dan kamu sudah berbeda tempat dengan Aku, maafin Aku..."batin Dhira lirih, Ia pun segera membuka matanya dam melihat wajah Bisma yang sedang asik menikmati bibir mungilnya

"kamu suami Aku Bis, malam ini dan seterusnya Aku akan tetap jadi milik kamu.."batin Dhira yakin, tangan Dhira pun langsung Ia kalungkan dileher Bisma dan mulai membalas permainan Bisma

"akhirnya kamu bales juga Ra..
Pokoknya malah ini kamu milik Aku.."batin Bisma senang dan menghentikan ciumannya beberapa detik untuk beralih menciumi leher jenjang Dhira yang putih


"ngh~ Biss.."desah Dhira saat Bisma menggigit leher putihnya hingga menimbulkan beberapa kissmark dilehernya

namun Bisma tidak mempedulikan desahan Dhira, tangannya pun sudah mulai menggeyayangi bagian dada Dhira untuk melepas baju yang Dhira kenakan

hingga akhirnya baju Dhira pun berhasil Bisma lepas..





Dan...





"KLIK!!"Bisma mematikan lampu didalam kamarnya hingga terlihat begitu gelap dan author enggak tau lagi mereka ngapain..
Yang pasti malam itu adalah pertama kalinya Bisma menyentuh Dhira...*horeeee berhasill...*haha streeeesss authorna..*wkwkwkkwkw









Pagi harinya...


Matahari pagi begitu terik masuk kedalam celah-celah jendela kamar pasangan suami istri ini, namun entah kenapa Dhira sudah tidak ada disamping Bisma lagi, mungkin Ia sudah bangun terlebih dahulu..

Perlahan Bisma pun mulai terusik akan cahaya yang menyilaukan ini, Ia mengerjap-ngerjapkan kedua bola matanya untuk mencoba bangun walaupun belum sepenuhnya nyawanya terkumpul


"Sayaaang?.."panggil Bisma meraba kearah sampingnya dengan mata yang masih Ia kerjap-kerjapkan

"enggghh.. Kamu dimana sih Ra? Ko udah gak ada??.."heran Bisma kali ini mengucek kedua matanya

"hemz.. Pasti kamu udah bangun duluan deh, padahal masih pagi banget, kenapa gak temenin Alu dulu sih Ra?
Rasanya Aku masih pengen terus meluk kamu disini kaya semalam, tapi kamu malah udah bangun duluan..."keluh Bisma kembali berbaring, kini Ia hanya bisa memeluk gulingnya dengan bad cover putih yang masih menutupi tubuhnya

Bisma membuka bad covernya sekilas, Ia begitu kaget saat melihat ternyata yang semalam itu memang benar telah Ia lakukan

"kenapa semuanya kaya mimpi?..
Hufh.. Tapi yang penting Gue udah berhasil, semoga saja Dhira cepat hamil dan bisa kasih Cucu buat papah.."pikir Bisma penuh harap, Ia pun langsung segera bangun dan bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya....






Sementara itu...


Dhira malah termenung dari balkon kamarnya dilantai atas, Ia memandangi hamparan perkebunan teh yang sangat luas yang bisa Ia lihat dari atas balkon kamarnya. Namun entah kenapa tatapan mata Dhira begitu kosong seperti yang sedang memikirkan sesuatu


"apa yang Aku lakukan ini salah?
Kenapa Aku terus-menerus merasa bersalah sama Rafa?..
Kenapa ini?
Kenapa bayangan wajah Rafael terus terlihat difikiran Aku?
Kenapa senyum dan tawa kecil Rafa terus-terusa terbayang dimemori otak Aku?
Kenapa ini kenaaaa..."tiba-tiba Dhia langsung menghentikan ucapannya, matanya langsung melotot kaget saat melihat seseorang yang sangat tak mungkin Ia lihat itu berdiri diantara pohon-pohon teh diperkebunan yang luas tersebut..


"Rafael??"pekik Dhira melotot kaget seolah tidak percaya







bersambung....

5 komentar:

  1. kkKKkkKKkkKKkkKKeeEEeeEEeeEEnnNNnnNNnnNN

    BalasHapus
  2. Keren bgt nih cerbung
    *Syasya syazana

    BalasHapus
  3. Cerbung nya keren, jujur padahal udh baca beberapa kali cerbung ini cuma ga bisa bisa ngepost komentar :D

    BalasHapus
  4. Gak bosen bosen baca cerbung nya,,,abis nya keren bangetttt.

    BalasHapus

Nggak Komentar, Nggak Kece :p