Kamis, 11 April 2013

Tangis dan Cinta #Part 2


"BRUUGGHH!!!"

suara kerasnya pintu yang kamu banting sekuat tenaga ini pun terdengar begitu kencang

"dasar cowok bajingan! Brensek... Brengsek kamu Am... Brengseeeeekkk!!!!"

kamu meraih bingkai photo Ilham yang terpajang rapi dikamarmu, kamu mengeluarkannya dan merobeknya penuh emosi hingga menjadi potongan-potongan kecil


"kamu bener-beneer lelaki yang paling brengsek yang pernah Aku kenal..! Aku benci kamu Am, Aku benci kamu AKU BENCIIII...!!!"

rasa kecewa dan kesal serta amarah yang begitu besar membuatmu hilang kendali. Kamu sampai membanting beberapa bingkai photo Ilham dan menginjaknya penuh emosi

"dasar cowok Gila! Aku benci kamu Am, Kamu memang cowok Gila! Bajingan brengs*k! Aku BENCCCCIIIII ARRRGGGHHHHH!!!!"teriakmu benar-benar penuh emosi

kamu pun sudah seperti orang yang kehilangan akal sehat karna perbuatan lelaki bernama Ilham ini. Tubuhmu akhirnya terkulai lemas didinding tembok kamarmu. Air mata yang tidak dapat kamu bendung lagi ini pun mengalir bebas membasahi pipi putihmu

"Aku benci kamu..
Kenapa harus Aku Am? Kenapa harus Aku?..
Aku udah sayang banget sama kamu, Aku benci kamu, Aku bencii...."lirihmu lemas tak berdaya dipojokan dinding kamarmu

keadaan ruang kamar yang rapi dipenuhi warna favoritmu ini pun menjadi berantakan tidak jelas seperti kapal pecah. Dan lagi-lagi sosok cobah kecil ini melihatmu dengan mata yang sedikit berkaca, mungkin Ia tahu kalau kamu kakak kandungnya tengah mengalami masalah

"kak... Kakak kenapa?? Kakak egak papa kan kaakk??..."

bocah kecil bernama Arfa Elfano ini terdengar sedikit lirih dari arah luar kamarmu. Dengan perasaan yang masih kalut dan kesal kamu pun langsung membentaknya

"Sekarang bukan saatnya kamu gangguin kakak! KAKAK INGIN SENDIRI!!!"

bentakmu kasar penuh emosi, kamu sampai menendang pintu kamarnya yang sedikit terbuka itu , sementara air matamu terus mengalis deras

"Arfa egak mau gagu kakak.. Arfa cuma mau najak kakak makan..
Papah udah nuguin dibawah kak, kakak nanti nusul yah? Arfa ga mau kaau sampai kakak sakit..."jelas Arfa dengan nada suaranya yang lucu dan sedikit sulit dimengerti ini

"KAKAK GAK LAPAR! kamu gak usah deh so peduli sama kakak!! Dan bilang sama Papah kakak GAK BUTUH PAPAH!"lagi-lagi kamu malah membentak dan menolak ajakan adikmu yang sangat baik ini, setiap kali melihat Arfa yang kamu rasakan hanya memang emosi dan emosi..

"yaudah, Arfa mita maaf.. Arfa juda ga akan gagu kakak ladi.."dengan sangat lemas dan pasrah Arfa pun melangkahkan kakinya meninggalkan kamarmu.


"hiks.. Maafin kakak Fa, kakak ga bermaksud bentakin Arfa,
kakak cuma gak suka sama sikap papah sekarang.. Gara-gara keegoisan papah akhirnya kita jadi seperti ini, kita jadi pisah sama mamah, dan kakak selalu meluapkan kekesalah kakak sama kamu, maafin kakak Fa, maafin kakak..."lirihmu mengingat kejadian 1'tahun silam yang membuat keluargamu hancur menjadi pecah belah seperti ini

"kakak kangen mamah Fa.. Kakak butuh mamah.. Disaat seperti ini biasanya mamah yang nguatin kakak.. Kakak butuh mamah.. Maahh (namamu) kangen sama mamah.. Kenapa mamah gak nemuin (namamu) sama Arfa lagi, kita berdua butuh mamah mah. Papah hanya lelaki egois. Mamah juga sama seperti papah.. Kalian bedua egois..."

Kesedihanmu rasanya semakin lengkap mengingat perceraian beberapa waktu lalu yang membuat kedua orang tuamu berpisah. Kamu dan Arfa harus terpaksa ikut dengan papahmu karna keegoisan papah kandungmu ini, dan mamahmu tidak sedikitpun diperbolehkan untuk mengurusmu dan Arfa. Bahkan kamu sendiri tidak tahu dimana keberadaan mamamu sekarang..

"biasanya kalau Aku inget dan kangen mamah, kamu selalu nguatin Aku Am, kamu juga selalu berusaha bantu Aku buat nyari mamah.. Tapi sekarang APA??
kamu gak beja jauh dari papah Aku Am? Kamu bajingan kamu brengsek.. Kamu bajingan Am.. Bajingaan...."air matamu kembali menetes tanpa bisa kamu hentikan lagi. Sakit sungguh sakit yang kamu rasakan sekarang. Mungkin kalau ada benda tajam yang kamu lihat sudah kamu goreskan dipergelangan tanganmu itu. Hidupmu sungguh hancur.. Cinta bahkan keluargamu seakan tidak ada yang berpihak padamu.

"hidup Aku sekarang sudah lengkap.. Sudah benar-benar lengkapp.. Penuh dengan tangis dan air mata., apa tidak ada sedikit senyum untukku Tuhan?
Aku tidak sangguupp.
Lelaki yang sangat Aku cintai sekarang sudah berhianat, kedua orang tuaku pun sudah tidak mempedulikanku lagi..
Aku udah gak sanggupp.. Aku gak sanggup Tuhan..."

tubuhmu semakin lemas tanpa tenaga lagi. Air matamu pun sampai kering bagaikan terkuras habis semua. Pandangan matamu penuh kekosongan, fikiranmu juga meyang entah kemana..
Bahkan saking lelah dan putus asa akan semua ini, tubuhmu sampai terlelap dilantai tanpa beralaskan sehelai kain pun..

1 komentar:

  1. cerpen2nya sudah pernah diterbitkan blm sis? Sayang kalo cuma posting di blog..

    BalasHapus

Nggak Komentar, Nggak Kece :p