Bisma terus melangkahkan kakinya secara perlahan menuju kamar
Dhira, Ia pun menghentikan langkahnya dan menarik nafasnya panjang.
Bisma mulai meraih handle pintu kamar Dhira
dan....?
"Ckleeek...!!"Pintu kamar Dhira akhirnya berhasil Bisma buka, Ia pun tersenyum karna ternyata pintu kamar Dhira tidak dikunci
"Akhirnya Aku bisa ketemu sama kamu juga Ra.."batin Bisma bernafas
lega, Ia pun menutup pintunya kembali kemudian berjalan pelan
menghampiri Dhira yang sudah terlelap tidur..
"Cantik.. Nyesel Aku udah buat kamu sedih dan selalu nyakitin
kamu.."gumam Bisma tersenyum menatap wajah cantik istrinya ini, Bisma
pun duduk disamping Dhira dan mengelus kening istrinya itu dengan sangat
pelan karna takut Dhira terbangun
"Aku tau Aku salah Ra, Aku tau Aku emang gak pantes buat kamu, tapi
Aku bener-bener nyesel sayang, Aku nyesel udah buat kamu sedih, Aku
nyesel udah nyakitin kamu terus, Aku..aku beneran menyesal Ra.."lirih
Bisma menatap wajah polos Dhira yang masih terlelap ini, air matanya pun
menetes mengingat semua perbuatannya terhadap Dhira selama ini, apalagi
sampai membuat bayi yang Dhira kandung tidak terselamatkan..
Bisma mengalihkan pandangannya, Ia menatap kearah perut Dhira yang
datar itu, tangan kanannya pun Ia angkat dan daratkan tepat diatasnya
"Aku udah buat Bayi kamu pergi Ra, Aku udah buat calon anak Aku sendiri pergi..
Walaupun Dia darah daging Rafael, tapi Dia tetap anak Aku karna kamu
istri Aku Ra, maafin Aku sayang, maafin Aku..."lirih Bisma lagi,
tangannya terus mengelus perut datar Dhira bahkan Bisma mendaratkan satu
kecupan yang begitu lembut diatas perut Dhira, hingga Dhira yang
ternyata belum tertidur itu pun meneteskan air matanya karna terharu
akan ucapan Bisma
"kenapa baru sekarang Bis kamu bicara kaya gitu?..
Kenapa baru sekarang kamu menyesali semuanya?..
Kenapa gak dari dulu?.."batin Dhira ikut menangis dengan matanya
yang masih terpejam, namun sepertinya Bisma melihat air mata yang
menetes dari pelupuk mata Dhira dan itu berarti Dhira menyedari
kehadirannya dan mendengar semua ucapannya
"Aku tau kamu belum tidur Ra, kamu pasti terusik karna kehadiran
Aku, tapi Aku kesini cuma mau minta maaf, Aku gak akan nyakitin kamu ko
Ra, Aku cuma mau kamu maafin Aku, Aku nyesel..."ucap Bisma tiba-tiba
yang berhasil membuat Dhira kaget dan membuka kedua matanya
"maafin Aku yah?
Kamu mau kan maafin Aku sayang?.."Bisma menatap kearah Dhira dengan
wajah yang penuh rasa sesal bahkan nada bicaranya pun terdengar sangat
miris
Dhira tidak mengucap sepatah kata pun, Ia bangun lalu bersender pada
tempat tidurnya dengan posisi duduk, Bisma pun mendekati Dhira dan
duduk disampingnya
"Aku tau kesalahan Aku bukan kesalahan kecil, Aku tau kamu pasti gak
bisa maafin Aku, bahkan Tuhan sekalipun belum tentu mau maafin
kesalahan Aku.
Tapi Aku nyesel Ra, Aku sungguh nyesel..
Aku nyesel karna selama ini udah sia-sia'in kamu, Aku nyesel selalu
buat kamu nangis, Aku nyesel udah kasar bahkan suka bentak-bentak kamu,
Aku nyesel udaaa..."tiba-tiba ucapan Bisma terhenti karna Dhira langsung
memeluk tubuh Bisma
"cukup Bis cukuup..
Aku gak mau denger semua itu lagi, Aku gak mau ingat semuanya Aku
gak mauu..."lirih Dhira menangis didada bidang Bisma, hatinya sungguh
sakit mengingat ucapan Bisma tadi, apalagi selama ini Bisma tidak bernah
bisa memperlakukan Dhira layaknya seorang istri pada umumnya
Bisma sendiri begitu kaget karna Dhira memeluknya secara tiba-tiba,
Ia pun ikut menangis seraya membalas dekapan Dhira yang begitu hangat Ia
rasakan..
"jadi kamu mau maafin Aku kan sayang?..
Kita bisa mulai semuanya lagi dari awal kan?..
Aku janji Aku akan jadi Suami yang baik buat kamu Ra, Aku janji Akan
jadi Ayah yang baik buat calon anak-anak kita nanti, Aku janji sayang,
kasih Aku kesempatan buat bahagiain kamu, please..."ucap Bisma memohon,
Dhira pun melepaskan pelukannya dan menatap tajam wajah Bisma tanpa
sepatah kata pun keluar dari mulutnya
"kamu mau kan sayang?..
Kita mulai semuanya dari awal lagi?.."tanya Bisma kembali yang tetap
tidak mendapatkan jawaban apapun dari Dhira, yaps.. Dhira hanya diam
sambil terus menatap tajam wajah Bisma, entah apa yang ada difikiran
Dhira, apa mungkin Ia tidak mau memaafkan Bisma? Atau apa? Hanya Dhira
sendiri yang tau...
"kamu gak percaya sama Aku Ra?..
Aku emang brengsek, Aku emang suami yang buruk buat kamu, tapi Aku
mohon sayang, kasih Aku kesempatan, Aku janji Aku akan bahagiain kamu,
Aku janji Akuu.."tiba-tiba Dhira menghentikan ucapan Bisma
"Cukup Bis, Aku gak butuh semua ucapan dari kamu, Aku gak butuh..
Aku cuma butuh Bukti Bis, Aku butuh Bukti kalau kamu memang gak akan
ngulangin semuanya lagi, Aku butuh Bukti..."lirih Dhira kembali
meneteskan air mata, Dhira memang ragu karna Bisma sudah sering berjanji
padanya tapi tetap saja mengulanginya lagi, makanya Dhira ragu kalau
kali ini Bisma benar-benar bisa berubah
Bisma menatap teduh wajah Dhira, bibirnya terukir sedikit senyum,
tangannya pun Ia tempelkan dikedua pipi Dhira dan menghapus air mata
Dhira
"Aku akan buktiin semuanya sayang, Aku pasti bisa bahagiain kamu,
kita bisa jadi suami dan istri yang bahagia, Aku janji akan buktiin
semuanya.."ucap Bisma meyakinkan, Dhira yang mendengarnya pun langsung
berhambur memeluk tubuh Bisma, Ia yakin kalau kali ini Bisma akan
sungguh-sungguh dengan ucapannya
"Aku sayang kamu Bis, Aku cinta sama kamu.. Pliss jangan sakitin Aku lagi.."batin Dhira lirih memeluk erat tubuh Bisma
"Aku sayang sama kamu Ra, Aku cinta sama kamu.. Aku janji gak akan
nyakitin kamu lagi, Aku janji sayang..."batin Bisma yag ternyata begitu
sama persis dengan apa yang Dhira ucapkan didalam hatinya
Perlahan Bisma pun melepaskan pelukan Dhira dari tubuhnya, Ia tersenyum menatap wajah istrinya yang sangat cantik itu
"sekarang kamu tidur yah?.. Biar cepet pulih.."suruh Bisma lembut
diiringi senyum, Dhira mengangguk kecil kemudian segera berbaring diatas
tempat tidurnya
"good night sayang, love you.. Muuach.."bisik Bisma kemudian
mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut tepat dikening Dhira, Dhira
hanya tersenyum mendapat perlakuan yang begitu lembut dari Bisma
"love you to.."batin Dhira membalas ucapan Bisma dengan senyum..
Kemudian Bisma pun keluar dari kamar Dhira menuju kamar tamu
disebelah kamar Dhira karna kalau tidur bersama Dhira itu sangat tidak
mungkin, yang ada om Landry bisa marah besar nantinya..
Bisma menutup pintu kamar Dhira dan sesekali menatap wajah Dhira
yang masih memperhatikannya, perasaan Bisma saat ini benar-benar bahagia
karna Dhira masih memberinya kesempatan, terlebih lagi Dhira tidak
membencinya, sungguh terbuat dari apa hati perempuan cantik ini sampai
bisa memaafkan semua kesalahan Bisma yang sudah kelewatan itu
"Aku janji akan buktiin semuanya sayang karna Aku gak mau kehilangan
kamu.."batin Bisma tersenyum membalas senyuman dari Dhira kemudian
menutup pintu kamar Dhira dan segera menuju kamarnya...
Pagi harinya..
Om Landry dan tante Nela juga Dhira tengah asik enikmati sarapan
paginya yang ternyata disiapkan oleh Dhira sang menantu, walaupun
sebenarnya kondisi Dhira belum terlalu pulih sepenuhnya
"lain kali biar mamah Nela aja yang siapin semuanya, kamu kan belum
sembuh benar sayang.."ucap om Landry memberitahu, Ia memang selalu
bersikap penuh kasih sayang terhadap Dhira, bahkan perhatian dan rasa
khawatirnya melebihi pada anaknya sendiri dibanding dengan Dhira
"iya Pah, tapi Dhira udah gak papa ko, jadi gak ada salahnya kalau
Dhira yang nyiapin sarapan pagi ini.."balas Dhira diiringi senyum, tante
Nela dan om Landry pun ikut tersenyum melihat sikap menantu
kesayangannya ini
"mamah bangga punya menantu kaya kamu sayang.. udah cantik,baik,perhatian lagi.."puji tante Nela lalu mengelus pipi Dhira
"mamah bisa aja, makasih.."balas Dhira malu-malu, om Landry yang
melihatnya pun ikut tersenyum kemudian kembali menikmati sarapan
paginya..
Namun..
Tiba-tiba Bisma datang dan ikut duduk disamping Dhira
"pagi mah,pah? Pagi sayang..?"sapa Bisma lembut diiringi senyum melirik kearah om Landry tante Nela dan Dhira tentunya
"pagi juga Bis.."balas Dhira tersenyum manis diikuti pula oleh tante
Nela sang mamah yang membalas sapaan anaknya itu, namun tidak dengan om
Landry, matanya justru melotot kaget melihat Bisma maen duduk aja
disamping Dhira
"Siapa yang ngijinin kamu duduk disitu?.."tanya om Landry sinis yang
berhasil membuat Bisma dan yang lainnya terdiam akan ucapannya itu
"ma..maaf Pah, Bi..bisma cuma mau ikut sarapan bareng, Dhira juga
udah maafin Bisma ko Pah, iya kan sayang?.."ucap Bisma gugup, lalu
melirik kearah Dhira
"i..iya pah, Dhira udah maafin Bisma ko, jadi ijinin Bisma buat ikut
sarapan juga, Bisma kan suami Dira, jadi sudah sepantasnya
Bismaa.."belum sempat Dhira meneruskan ucapannya om Landry malah
langsung membentak Dhira
"DIAM kamu!
Gak usah kamu bela suami kamu yang gak bertanggung jawab ini, suami
yang cuma bisa membuat istrinya terluka dan sengsara, suami yang sudah
tega merampas semua harapan kedua orang tuanya untuk memiliki seorang
CUCU, apa Ia masih pantas kamu anggap suami?..
Enggak Dhira, Bisma gak pantas mendapatkan maaf dari kamu,
kesalahannya sudah terlalu besar, GAK PANTAS anak tidak tau diri ini
mendapatkan maaf dari kamu apalagi dari papah!!"tegas om Landry murka
karna Dhira malah membela Bisma yang menurutnya tak pantas dibela
apalagi dimaafkan, hufh.. Sungguh memang sangat keras kepala sikap om
Landry ini
"Papah! ko papah ngomongnya kaya gitu sih?.."tegur tante Nela
menyikut pelan tangan om Landry, namun om Landry tidak mempedulikan
ucapan istrinya ini Ia malah bangkit dari duduknya
"Gak nafsu selera makan papah kalau sudah melihat Anak GAK tau diri
itu!!"tegas om landry lagi lalu segera pergi meninggalkan Bisma,Dhira
juga tante Nela untuk segera kekantornya karna mulai hari ini Ia memang
akan mengurusi beberapa Perusahaannya yang disini
Bisma hanya diam dan menundukkan kepalanya, hatinya benar-benar
sakit mendengar ucapan sang papah yang begitu menyakitkan, sampai-sampai
air matanya menetes membasahi pelupuk matanya itu
"kenapa Papah terus-terusan membenci Bisma pah?..
Bisma memang salah karna udah nyakitin istri Bisma dan membuat calon
cucu papah pergi, tapi Bisma dan Dhira kan bisa kasih papah cucu lagi,
kenapa papah harus semarah ini?.."batin Bisma lirih tidak mengerti akan
sikap om Landry yang mendadak membencinya, padahal sebelumnya tidak
pernah om Landry bertindak sekasar ini padanya
"sabar yah?..
Suatu saat, kita pasti bisa gantiin calon cucu papah yang udah
pergi, kita pasti bisa kasih Papah cucu, kamu jangan sedih ya Bis?..
Kelak Papah pasti akan maafin kamu ko.."ucap Dhira menyemangati
Bisma, Ia mengelus lembut tangan Bisma dan memberikan senyuman manisnya,
sungguh Bisma dibuat kaget akan ucapan Dhira, apa itu berarti Dhira
akan mengijinkannya untuk menyentuhnya nanti?
Hempp semoga saja itu benar agar om Landry tidak terus-terusan marah dan menyalahkan Bisma
"makasih ya sayang?..
Kamu memang benar-benar istri terbaik buat Aku Ra, makasih
yah?.."ucap Bisma haru mendengar ucapan istrinya ini, Dhira hanya
mengangguk diiringi senyuman kecilnya
"mamah seneng lihat kalian yang kompak dan begitu saling mengerti ini..
Semoga saja mamah bisa cepet dapet cucu dari kamu ya Bis?..
Mamah tunggu.."ucap tante Nela tiba-tiba
"iya mah, Bisma pasti akan secepatnya kasih mamah cucu, iya kan
sayang?.."balas Bisma melirik kearah Dhira, Dhira hanya mengangguk kecil
dan tersenyum membuat tante Nela semakin bahagia mendengarnya
"ya udah Aku ke kantor dulu yah Ra?..
Kamu istirahat yang cukup dirumah, jangan cape-cape dulu, Aku pergi
sayang.. muuacch.."Bisma beranjak dari duduknya kemudian berpamitan
untuk pergi menjalankan aktifitasnya seperti biasa, Ia pun mendaratkan
satu kecupan yang begitu lembut tepat dikening Dhira, sungguh baru kali
ini Dhira merasakan kebahagiaan yang teramat sangat membuatnya bahagia
"iya Bis, hati-hati yah?.."balas Dhira diiringi senyum
"iya sayang.."ucap Bisma kemudian segera berjalan keluar menuju sedan hitamnya untuk berangkat kekantornya..
Sedangkan tante Nela lagi-lagi hanya tersenyum memandangi anak dan menantu kesayangannya itu
"semoga kalian bisa terus bahagia seperti ini, mamah berharap semua
ini bukan cuma bisa mamah lihat hari ini saja Bis, tapi
seterusnya.."batin tante Nela penuh harap
"ternyata Bisma benar-benar sudah berubah, terimakasih ya Allah..
Karna Engkau sudah membuat Bisma mau menyayangiku dan tidak berlaku
kasar lagi, terimakasih.."batin Dhira lirih, Ia dan tante Nela pun
menatap kearah Bisma yang sudah mulai meninggalkan pekarangan rumahnya..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p