Kamis, 25 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #5


Bisma benar-benar murka melihat sikap Dhira yang menurutnya sangat tidak menghargainya ini, padahal Ia sedang makan tapi Dhira malah muntah-muntah didepannya.


"Aaaaaaaarrghh..!!"Bisma menjambak rambutnya sendiri karna kesal, tapi sebelumnya Ia sudah membanting satu piring dihadapannya kelantai

"Loe bener-bener bikin Gue GILA RA Gilaaaa..!!"lagi-lagi Bisma berteriak dengan amarahnya yang semakin memuncak, Ia pun langsung mengambil tas kerjanya karna tidak mau melihat wajah Dhira lagi yang selalu membuatnya emosi

"Braaaakk!!"Bisma membanting pintu rumahnya dengan sangat kencang dan segera masuk kedalam mobil sedan hitam miliknya yang sudah terparkir dihalaman rumahnya untuk segera berangkat kekantor.


Sementara Dhira? Wajahnya kini terlihat memucat, karna Ia terus saja muntah-muntah didalam kamar mandinya, meskipun hanya cairan bening yang keluar dari dalam mulutnya ini

"Hueeek-hueekk!!.."lagi-lagi hanya suara itu yang terdengar dari mulut Dhira, Ia pun segera membasuh mulutnya dengan air dan membersihkannya

Dhira menatap dirinya dicermin yang ada didalam kamar mandinya itu, Ia teringat saat Rafael masih bersamanya beberapa waktu lalu, Rafael terlihat begitu panik saat melihat Dhira muntah-muntah seperti ini, bahkan dulu Rafael sampai menepuk-nepuk pelan pundak Dhira. Tapi sekarang(?) semua perhatian itu tidak bisa Dhira dapatkan lagi karna Rafael sudah tiada

"Hiks.. Aku butuh kamu Raaf, Aku butuh kamu..
Biasanya kamu selalu khawatir kalau lihat Aku udah mual-mual kaya gini, tapi sekarang Aku gak bisa dapetin itu lagi.. Aku mau kamu dapat perhatian dari kamu lagi Raf, Aku butuh kamu.."lirih Dhira meneteskan air mata, Ia mengelus perutnya yang belum terlihat membuncit itu

"kamu jangan nakal ya sayang.. Papah udah gak ada disini, mamah harap kamu bisa ngertiin keadaan mamah yang sekarang, karna mamah gak yakin kalau Bisma akan memberikan perhatian juga buat kamu.."Dhira mengajak bicara bayi yang masih berada dalam kandungannya itu, air matanya menetes semakin deras mengingat selama ini Bisma tidak pernah memberikan perhatian terhadap kandungan Dhira, bahkan pada Dhira pun hanya baru semalam saja, itu pun bagaikan sebuah mimpi

Dhira pun segera menghapus air matanya dan bergegas untuk menjumpai Bisma lagi karna takut Bisma bertambah marah padanya..




**
"maaf Bis, Aku.."Dhira langsung menghentikan ucapannya saat mendapati ruangan meja makannya tidak ada siapa-siapa

"kamu pasti udah berangkat Bis, padahal Aku pengen banget nyium tangan kamu setiap kali kamu berangkat kerja.."batin Dhira menatap kearah luar yang sudah tidak ada mobil Bisma disana..

Dhira pun berjalan menuju meja makan untuk membereskan bekas sarapannya tadi, namun wajah Dhira begitu kaget saat melihat banyak pecahan piring berserakan dilantai

"astaghfirullah..!!"kaget Dhira yang hampir saja menginjak pecahan-pecahan piring yang sangat tajam itu

"hiks.. Pasti kamu yang udah banting piring ini Bis..
Maafin Aku, Aku gak bermaksud buat kamu jijik gara-gara Aku pengen muntah tadi, tapi Aku bener-bener mual dan gak bisa nahan rasa mual itu lagi Bis.."lirih Dhira memunguti satu-persatu pecahan beling itu dan mengumpulkannya hingga bersih dan segera membuangnya ketempat sampah..



Siang harinya..

Dhira merasakan pusing dikepalanya yang sangat dahsyat, perutnya pun terasa semakin mual, bahkan tak jarang Ia harus bolak-balik kekamar mandi karna saking mualnya

"Bis, kenapa handphone kamu susah banget dihubungi.. Aku butuh kamu disini Bis, Aku mau kamu antar Aku kerumah sakit, Aku gak kuat Bisma.."lirih Dhira menyender ditembok kamar mandinya dengan wajah yang semakin memucat, mungkin karna dari tadi harus muntah-muntah terus, sementara perutnya sendiri belum terisi makanan sedikitpun

"Aku harus tetap kerumah sakit, Aku gak mau anak Aku kenapa-napa.. Iya Aku harus kerumah sakit sekarang.."ucap Dhira yakin an segera berjalan keluar dari dalam kamar mandinya meskipun sangat sulit karna tubuhnya yang lemas..


**
Dhira berdiri dibawah teriknya matahari yang sangat menyengat wajah itu, Ia berdiri dipinggiran jalan raya untuk menunggu taksi yang lewat, karna Ia tidak mungkin membawa mobil sndiri dalam keadaan yang lemah seperti ini


"aduuh.. Taksi nya Mana sih? Aku udah gak kuat berdiri lam-lama.."ucap Dhira menatap tajam kearah jalanan yang sepertinya sangat jarang dilalui oleh taksi


hingga akhirnya sebuah mobil sedan berwarna silver berhenti tepat dihadapannya

"tin-tiin..!!"suara klakson mobil yang disuarakan dari mobil silver tersebut, namun Dhira tidak menghiraukan karna Ia tidak mengenali plat nomor mobil tersebut


"kamu Audhira kan?"tiba-tiba pemilik mobil itu keluar menghampiri Dhira, wajahnya sungguh tampan, tingginya hampir sama seperti Rafael

"i..iya Aku Dhira. Ka..kamu siapa?.."jawab+tanya Dhira balik

pemuda tampan itu membuka kacamata hitamnya dan mengulurkan tangannya kearah Dhira

"Aku Morgan Ra, sahabatnya Rafael.. Kamu masih ingat sama Aku kan?.."ucap pemuda tampan yang ternyata bernama Morgan itu tersenyum manis

Dhira menggeleng pelan karna Ia memang tidak tau siapa lelaki dihadapannya yang mengaku sahabat dari Rafael ini

"ya udah kalau kamu emang gak inget, tapi dulu Rafael sering banget cerita tentang kamu ke Aku..
Oh iya, kamu mau kemana?
Sini biar Aku antar(?).."tawar Morgan lembut diiringi senyuman manisnya, sebenarnya Dhira sangat ragu akan pria dihadapannya ini, tapi tubuhnya begitu lemas dan sampai sekarang taksi juga belum ada yang lewat

"tenang aja, Aku orang baik ko, Aku gak mungkin ngapa-ngapain kamu.. Percaya sama aku."ucap Morgan sepertinya tau apa yang berada didalam fikiran Dhira saat ini

"empp.. Makasih.."ucap Dhira menyunggingkan senyumnya, Morgan pun ikut tersenyum dan segera mempersilahkan Dhira masuk kedalam mobilnya untuk Ia antar ketempat yang Dhira tuju..





Sementara itu..

"wisssh.. Hebat loe bro, walaupun loe bersikeras pengen jadi seorang seniman, tapi jiwa pebisnis dari Bokap loe masih mengalir didarah loe.
Selamat bro, meeting kita tadi berjalan dengan sangat lancar.."kagum Rangga terhadap kinerja Bisma yang sangat luar biasa ini, bahkan dirinya sendiri sampai-sampai tidak menyangka Bisma bisa melakukannya se'Specta ini

"haha bisa aja loe bro. Gue juga gak bisa ngelakuin ini semua tanpa lo, thanks yah.."balas Bisma memukul pelan bahu Rangga dengan senyuman khasnya

"iya bro sama-sama..
Oh iya Gue pengen donk main kerumah loe Bis, Gue kangen nih sama istri loe yang cantik itu, siapa tau aja kalau loe beneran gak suka sama Dhira, kan bisa buat Gue.."ucap Rangga sedikit bercanda

"ambil aja kalo loe mau Ga, lagian cewek kaya gitu cuma bikin kepala Gue pusing doang, jadi buat apa Gue pelihara.."balas Bisma ngasal yang berhasil membuat Rangga mengernyitkan keningnya

"gila loe, masa pelihara sih? Loe fikir istri loe hewan peliharaan apa?..
Lagian Gue cuma becanda ko Bis, Gue udah punya cewek jadi Gue gak mau mengharapkan istri loe lagi.."sewot Rangga tidak terima saat Bisma menyebut kata 'pelihara'. Tapi dengan sangat pedenya Rangga membeberkan kisahnya yang baru mendapatkan pacar baru ini

"hemz.. Seterah loe aja deh Ga, Gue pusing kalo harus adu mulut gak jelas sama loe.
Gue pamit ya Ga, bye.."Bisma menepuk pelan pundak Rangga dan segera keluar dari dalam ruangannya untuk segera pulang..

"hempp.. Gak kakaknya gak adiknya ternyatas ama aja.. Persis kaya si Rafa almarhum kalo udah masang tampang bete kaya gitu.. Huffh.."ucap Rangga mengoceh gak jelas lalu ikut keluar dari dalam ruangan Bisma menuju ruang kerjanya.




*
Bisma begitu fokus mengendarai sedan hitamnya ini, pandangan matanya pun sangat serius memperhatikan jalan, sampai-sampai Ia mengerem mobilnya secara mendadak saat melihat seseorang yang sangat tak asing baginya keluar dari dalam sebuah mobil yang berwarna silver

"Gila, tuh cewek ngapain disitu??..
Trus cowok itu siapa??..
Kenapa bisa sama Dhira?.."pikir Bisma heran tidak percaya karna Ia melihat Dhira istri satu-satunya keluar dari dalam mobil sedan silver yang tak lain adalah mobil Morgan lalu masuk kembali kedalam taksi

"hemz.. Gue bakal kasih pelajaran sama Loe Ra, baru juga Gue tinggal kerja sebentar tapi loe udah berani keluyuran sama Cowok lain!!"batin Bisma penuh emosi, Ia pun langsung menstaterkan kembali mobilnya untuk segera pulang dan mendahului taksi yang Dhira tumpangi agar Ia bisa sampai dirumah lebih cepat dari Dhira..*wadduh? gaswaaaaattt...*gigit hape'xD






**
"Hemz.. Bagus yah, sekarang loe udah berani keluyuran disaat Gue lagi gak ada dirumah, murahan banget sih loe jadi cewek..!!"Sindir Bisma menatap sinis kearah Dhira yang baru saja memasuki kamarnya

Dhira benar-benar kaget mendengar ucapan Bisma yang sulit Ia mengerti ini

"ma..maksud kaamu apa Bis?..
Ko kamu ngomongnya kaya gitu?.."tanya Dhira bingung

"halaaah, gak usah so gak tau deh loe!! dasar cewek murahan, harga diri loe dimana sih? Sampe berani-beraninya loe pergi sama cowok lain tanpa sepengetahuan Gue? Loe fikir loe siapa Hah? Berani ngelakuin itu semua dari Gue??.."bentak Bisma yang membuat Dhira semakin kaget dengan ucapannya ini

"Bis, A.aku beneran gak ngapa-ngapain.. Kamu ko ngomong nya kaya gitu?..
Aku cuma habis dari rumah sakit Bis, tadi kepala Aku pusing banget, trus Aku gak sengaja ketemu sa..."tiba-tiba ucapan Dhira terhenti karna Bisma langsung memotongnya

"Aaaaaarrgghh!! Loe GAK USAH BOHONGIN GUE..!! Gue lihat pake mata kepala Gue sendiri Ra, Loe keluar dari dalam mobil silver itu iya KAAN??..
Jadi Loe gak bisa ngelak lagi, bener-bener MURAHAN LOE!!"bantah Bisma dengan bentakan-bentakan kasar yang keluar dari dalam mulutnya, Dhira hanya menundukkan kepalanya dan menangis

"sumpah demi Tuhan Aku gak ngapa-ngapain Bis.. Cowok di mobil silver itu juga bukan siapa-siapa Aku.. Stop kamu bilang Aku perempuan murahan karna Aku gak seperti yang kamu maksud, Aku gak seperti itu Bis.."lirih Dhira mencoba menjelaskan, namun percuma saja Bisma sangat keras kepala dan Ia lebih percaya dengan apa yang Ia lihat dari pada ucapan istrinya sendiri

"terserah Loe mau ngomong apa, Gue udah gak peduli, minggir Loe!!"tegas Bisma mendorong kasar tubuh Dhira hingga jatuh dan keluar dari dalam kamarnya


"Brraaakk!!"Bisma membanting pintu kamarnya sangat kencang dan pergi begitu saja tanpa menghiraukan Dhira lagi

"hiks.. Kenapa jadi kaya gini sih Bis?..
Kenapa kamu semarah ini sama Aku? Hiks.. Aku beneran gak ngapa-ngapain Bis, Aku gak seperti yang kamu bilang.. Hiks.."isak Dhira menangis dengan posisinya yang duduk diatas lantai akibat Bisma dorong dengan kasar tadi

Dhira pun mencoba untuk berdiri meskipun keadaannya masih sangat lemah, tapi untungnya saja Ia tidak kenapa-napa saat Bisma mendorongnya tadi.


Dhira duduk diatas tempat tidurnya, Ia meraih bingkai photo Rafael yang Ia simpan dan sembunyikan dari Bisma, Dhira menatap lekat photo lelaki yang sangat dicintainya itu, air matanya menetes saat melihat wajah Rafael yang tidak pernah sekali pun membentaknya


"hiks.. Aku udah gak kuat Raaf.. Aku mau ikut aja sama kamu, Aku udah gak kuat disini..
Aku mau ikut kamu Raaf.."lirih Dhira dengan air mata yang menetes membasahi bingkai photo Rafael tersebut, Ia benar-benar sudah tidak kuat mendapat perlakuan seperti ini terus-menerus dari Bisma

"ajak Aku ketempat kamu Raf, Aku mau tinggal disana aja, Aku mau sama kamu.."Dhira memeluk bingkai photo Rafael dengan sangat erat seolah Ia sudah sangat putus asa dengan kehidupannya yang sangat menyakitkan ini




sementara itu, ternyata Bisma melihat dan mendengar apa yang tengah Dhira lakukan, Ia begitu menyesal telah membentak bahkan menuduh Dhira tadi

"maafin Aku Ra, mafin Aku..
Aku gak bermaksud nyakitin kamu, tapi Aku gak suka kamu deket sama laki-laki lain, maafin Aku Ra, mafin Akuu..."batin Bisma lirih sampai-sampai air matanya menetes membasahi pipi putihnya itu..





Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p