Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Jumat, 26 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #11
Mendengar Dhira berteriak lagi, Bisma pun langsung berbalik arah dan segera berlari menuju kamar Dhira..
"heuuuuh.. Ada apa lagi sih ell..."tiba-tiba Bisma langsung menghentikan ucapannya begitu melihat Dhira tergeletak dilantai dekat pintu kamar mandi
"Bisma tolong Bis.. Sakiit.."rintih Dhira memegangi perutnya, namun Bisma malah diam melihat kearah Dhira yang terus merintih kesakitan itu
"Bismaa... Pliss Aku mohon tolong Aku Bis.. Sakiiit.."ucap Dhira lagi yang memang sangat kesakitan akibat terpeleset tadi
"ngapain Gue nolongin nih cewek??.. Biar mampus aja sekalian.."pikir Bisma yang langsung berbalik arah dan hendak meninggalkan Dhira
"Aaaaww..!! Biss.. Aku gak kuat Bis, sakiiit.."jerit Dhira mencengkram bajunya sendiri, bahkan terlihat darah segar mengalir dibetis putihnya
"Aaarrrghh siaL!!"Bisma pun berbalik arah dan langsung menghampiri Dhira, Ia mengangkat tubuh Dhira dan buru-buru membawanya kerumah sakit dengan mobil sedan hitam nya itu..
**
Sepanjang perjalanan menuju Rumah Sakit Dhira terus saja merintih menahan rasa sakit diperutnya itu, sementara Bisma sendiri malah membentak dan membentak Dhira karna tidak tahan mendengar rintihan Dhira
"Biss.. Cepeet, Aku udah gak kuat Bis, sakiit.."ucap Dhira lirih, air matanya pun sudah tak terelakan lagi membanjiri pipi mulusnya, bahkan tangannya sampai mencengkram baju Bisma
"Loe tuh bisa sabar Gak sih?..
Gak tau apa kalau jalanan macet?.. Ini Gue juga udah cepet, loe harusnya sabar tau gak?
Lagian ngapain juga loe pake so'so an masuk kamar mandi, udah tau gak bisa bangun, jadinya gini deh NYUSAHIN!!"omel Bisma yang kini malah menceramahi Dhira dengan ocehannya yang kasar itu
Dhira pun langsung diam mendengar Bisma berbicara seperti itu, Ia menggigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara rintihan lagi yang hanya membuat Bisma semakin kesal
"hiks.. Raaaf, sakiit Raf.. Aku gak kuaat.."batin Dhira yang kini mengadu pada Rafael, air matanya pun menetes semakin deras, entahlah mungkin hanya Rafael yang bisa merasakan dan mendengar rintihan hatinya ini
Bisma pun terus fokus menyetir dan sesekali Ia melirik kearah Dhira, karna sebenarnya Ia sangat khawatir pada kondisi Dhira, namun entah kenapa Ia sangat enggan menunjukkan sikap khawatirnya itu
"maafin Gue Ra, Gue cuma mau loe tenang, Gue gak ada maksud buat bentak loe.."batin Bisma menatap lirih kearah kaca spion didepannya untuk melihat wajah Dhira
hingga akhirnya mobil Bisma pun telah sampai di Rumah Sakit
Bisma membuka pintu mobilnya dan langsung mengangkat tubuh Dhira menuju ruang UGD
"maaf pak, sebaiknya Anda tunggu diluar.."cegah salah seorang suster Rumah Sakit saat Bisma hendak menerobos masuk kedalam ruangan dimana Dhira akan diperiksa
"i..iya Sus.."ucap Bisma pasrah, Ia pun langsung duduk dibangku ruang tunggu Rumah Sakit tersebut..
"ya Allah.. Mudah-mudahan aja Dhira sama kandungan nya gak kenapa-napa.. Gue gak bisa maafin diri Gue sendiri kalau seandainya hal buruk menimpa Dhira juga janin yang dikandung nya.."batin Bisma penuh harap, entahlah ternyata Bisma memang sangat mengkhawatirkan kondisi Dhira juga kandungannya saat ini..
**
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Dokter yang memeriksa keadaan Dhira pun keluar dari dalam ruangan yang mengerikan itu
"Suami dari pasient bernama Dhira?.."tanya Dokter tersebut melirik kearah ruang tunggu pasient yang cukup ramai itu dan berhasil mengagetkan Bisma dari lamunannya
"sa..saya Dokter.."jawab Bisma mengangkat tangan kanannya, Ia pun bangkit dan segera menghampiri Dokter tersebut
"gi..gimana keadaan istri saya Dokter?.. Di..dia gak papa kan Dok?.."tanya Bisma gugup+takut tentunya karna khawatir, Dokter itu menggeleng pelan dan tersenyum
"Istri Anda orang yang sangat kuat, begitu pun janin yang dikandung nya, padahal biasanya kalau Ibu hamil yang mengalami pendarahan seperti itu pasti akan mengalami keguguran, tapi tidak dengan istri dan calon buah hati Anda.."jelas Dokter itu kagum karna Dhira memang sangat kuat tidak seperti wanita lainnya
"ja..jadi Dhira dan bayinya gak papa Dok?.."tanya Bisma lagi masih tidak percaya, Dokter itu menggeleng dan tersenyum
"Alhamdulillah.. Makasih Dokter, makasih.."ucap Bisma mengucap Syukur, senyum pun mengembang dibibir mungilnya itu
"ya sudah kalau begitu saya permisi dulu.. Pasient sedang dipindahkan oleh suster menuju ruang rawatnya, nanti Anda bisa langsung menghampiri istri Anda disana.."ujar Dokter tersebut ramah kemudian segera pergi meninggalkan Bisma
"hufh.. Akhirnya Dhira gak papa, Sumpah Gue takut banget kalau sampai Dhira kenapa-napa.."batin Bisma bernafas lega..
**
Kini Bisma sudah berada didalam kamar rawat Dhira, Ia membelai setiap lekukan diwajah Istrinya yang cantik itu
"hemz.. Kamu tuh memang benar-benar cantik Ra, bodoh banget Aku udah nyia-nyiain istri secantik kamu.."gumam Bisma masih terus asik membelai wajah Dhira yang putih itu
Hingga akhirnya Dhira pun merasa terusik dan bangun..
"engh..."Dhira mengerjap-ngerjapkan mata indahnya yang berwarna kecoklatan itu*kaya author*eh?
Ia mengedarkan pandangannya kesetiap sudut ruangan yang dipenuhi bau obat-obatan itu
"A..aku dimana?.."ucqpnya masih dalam keadaan lemah
"kamu dirumah sakit Ra, tadi kamu.."belum sempat Bisma meneruskan ucapannya, tiba-tiba Dhira langsung bangun dan menjauhkan dirinya dari Bisma
"hiks.. Jangan Bis, jangan sakiti Aku lagi, jangan bentak Aku lagi Biis.."lirih Dhira begitu ketakutan melihat sosok Bisma disampingnya
Bisma mengernyitkan keningnya tidak percaya dengan apa yang Ia lihat ini, apalagi Dhira sebegitu takutnya melihat wajah Bisma
"Ra, Aku gak bakal nyakitin kamu, Aku juga gak bakal bentak kamu.. Kamu gak usah takut.."ucap Bisma lembut, bahkan kata-katanya kini terlihat lebih halus dan tidak menggunakan kata Elo-Gue lagi
"enggak Bis, jangan sakitin Aku, Jangan Biss.."Dhira menggelengkan kepalanya semakin takut dan menjauhi Bisma, padahal perutnya sendiri masih terasa sakit
"Ra, kamu tenang sayang, kamu gak usah takut.. Aku janji Aku gak bakalan nyakitin kamu lagi, Aku janji Ra..
Pliss jangan takut sama Aku. Aku nyesel udah berlaku kasar terus sama kamu, Aku nyesel Ra.."ucap Bisma lirih, air matanya pun menetes membasahi pipinya yang mulus itu
"apa benar kamu gak akan marah dan membentak Aku lagi Bis?.. Kamu gak lagi bohongin Aku kan?.."batin Dhira lirih sambil terus menundukkan kepalanya karna masih tidak berani menatap wajah Bisma
sementara Bisma sendiri semakin mendekat kearah Dhira, Ia pun mencoba duduk disamping Dhira bahkan perlahan tangannya mulai merangkul pundak Dhira
"Bis.. Ja..."ucapan Dhira terpotong karna Bisma langsung mendekap tubuhnya dan menyenderkan kepalanya didada Bidang milik Bisma
"kamu gak usah takut Ra, Aku gak bakal bentak kamu lagi ko, Aku janji.. Aku emang udah salah karna sering berlaku kasar sama kamu..
Maafin Aku yah?.."lirih Bisma semakin mempererat dekapannya dan merasakan kenyamanan yang teramat sangat saat memeluk tubuh istrinya ini
"kenapa Bisma jadi berubah baik seperti ini?..
Apa yang Ia ucapkan itu benar?..
Apa Bisma beneran gak bakal bentak Aku lagi?.. Ya Allah.. Sebenarnya siapa sosok suamiku ini yang sebenarnya?.. Kenapa hatinya sangat sulit untuk ditebak?.. Kenapa ini??..""batin Dhira masih tidak mempercayai akan sikap Bisma yang mendadak menjadi lembut padanya, hatinya pun bertanya-tanya kenapa Bisma bisa bersikap seperti ini
Dhira menyenderkan kepalanya didada bidang Bisma, hatinya begitu nyaman berada dipelukan sang suami yang baru kali ini bisa Ia dapatkan
bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p