Bisma baru saja selesai membuatkan segelas susu hangat untuk
Dhira, Ia pun segera masuk dan menemui Dhira yang menunggunya didalam
kamar
"naah susu hangatnya udah jadi nih..
Tinggal kamu minum sayang, abis itu kamu baru boleh tidur biar
jagoan Ayah semakin sehat.."ucap Bisma dengan sangat semangat
menyodorkan segelas susu khusus Ibu hamil kepada Dhira
"makasih ya Bis.. Kamu udah perhatian banget sama Aku.."Dhira
tersenyum seraya meraih segelas susu tersebut, Ia tidak menyangka kalau
Bisma bisa menjadi se-perhatian ini padanya
"iya sayang sama-sama, ini udah jadi kewajiban Aku buat perhatiin
kamu sama baby kita, sekarang kamu minum dulu susunya, Aku gak mau kalau
sampai kamu dan Baby kita kenapa-napa.."jelas+suruh Bisma lembut, Ia
duduk disamping Dhira sambil sesekali mengelus perut datar Dhira,
sungguh calon Ayah yang sangat baik dan perhatian Bisma ini..
Dhira pun menuruti apa yang Bisma perintahkan, Ia segera meneguk
susu khusus Ibu hamil untuk segera Ia minum, sementara Bisma begitu
seksama memperhatikan Dhira meneguk susu tersebut
tiba-tiba
"Hueek!!"perut Dhira mendadak mual saat cairan putih atau susu
hangat itu masuk kedalam tenggorokannya, rasanya Ia ingin sekali
memuntahkan kembali susu yang Ia minum
"kenapa?"tanya Bisma heran plus khawatir
"Aku gak bisa minuu.. Hueek!!"perutDhira langsung kembali mual dan
ingin memuntahkan susu tersebut, tapi Ia terus berusaha menahannya karna
takut Bisma kecewa susunya malah Ia muntahkan
"ya udah sayang jangan dipaksain..
Aku gak mau kalau perut kamu langsung mual gara-gara minum susu ini, sekarang istirahat aja yah?..
Besok kita ke Rumah Sakit buat periksa kehamilan kamu, sekalian kita beli obat untuk mengurangi rasa mualnya.
Sekarang kamu tidur yah Ra?
Emuach, Aku sayang banget sama kamu..
mmuach, Ayah juga sayang banget sama kamu.."jelas Bisma begitu
lembut, Ia membaringkan tubuh Dhira dan mengecup kening juga perut Dhira
dengan sangat lembutnya
Dhira sendiri hanya bisa tersenyum melihat perlakuan Bisma
terhadapnya, Ia tidak tau bagaimana cara mengungkapkan rasa bahagia ini
walaupun kehamilan pertamanya cukup membuat repot karna mual-mual terus
"makasih ya Bis, Aku seneng banget kamu seperhatian ini sama Aku,
bahkan kamu juga gak marah karna Aku gak minum susunya, makasih
yah?.."ucap Dhira tersenyum kearah suaminya ini
"iya sayang sama-sama, harusnya Aku yang berterima kasih sama kamu
Ra karna kamu udah mau merawat calon bayi Aku, kamu juga udah ijinin Dia
tumbuh didalam perut kamu ini, Aku cuma bisa jagain kamu dari sini Ra.
Dan Aku juga gak mungkin kalau harus paksa kamu minum susunya kalau kamu
sendiri kesiksa karna mual..
Aku gak mungkin maksain itu sayang.."jelas Bisma begitu lembut
sambil menarik selimut tebalnya, Ia pun ikut berbaring disamping Dhira
dan mendekap begitu erat tubuh Dhira kedalam pelukan hangatnya
"Aku sayang banget sama kamu.."lirih Dhira sambil menenggelamkan
wajahnya didada bidang Bisma, tangannya pun balas memeluk Bisma dengan
erat seolah takut untuk kehilangan sosok suami dan calon Ayah yang
sangat perhatian ini
"Aku lebih sayang sama kamu Ra, kamu adalah segalanya buat Aku, I
love you sayang.."Bisma mendaratkan satu kecupan hangatnya tepat
dikening Dhira, hatinya terasa begitu nyaman dan damai berada dalam
posisi seperti ini. Hingga akhirnya mata Bisma dan Dhira terpejam dan
terlelap dalam posisi yang saling berpelukan..
**
"TING-TONG!!!"terdengar bunyi suara bel yang ditekan oleh seseorang dari luar
Dhira pun terlihat berjalan begitu buru-buru menuju pintu utama
rumahnya, langkah kakinya pun semakin Ia percepat karna bel didepan
rumahnya itu terus berbunyi berulang-ulang
"ting-tong, ting-tong!!"lagi-lagi suara yang cukup nyaring itu terdengar kembali ditelinga Dhira
"Iya tunggu sebentaar..!!"sahut Dhira sedikit berteriak dari arah
dalam, langkah kakinya pun semakin Ia percepat lagi karna sepertinya
tamunya siang ini sangat tidak sabaran
Dhira memutar kunci berwarna kuning emas itu, Ia membuka handle pintu rumahnya dengan sangat tergesa-gesa juga
"siapa sih yang daaa..."tiba-tiba Dhira menghentikan ucapannya saat melihat kedua orang tua Bisma berdiri dibalik pintu rumahnya
"Mamah? Papah?.."pekik Dhira cukup kaget akan kehadiran Ayah dan Ibu mertuanya ini
Tante Nela pun langsung berhambur memeluk tubuh Dhira, rasanya Ia
begitu bahagia melihat Dhira berdiri dihadapannya, rasa rindu terhadap
menantunya ini pun tidak Ia ungkapkan dengan kata-kata lagi
"mamah kangen banget sama kamu Dhira, kamu baik-baik aja kan sayang?..
Gimana sama kandungan kamu?
Cucu mamah juga baik-baik aja kan Ra?.."cerocos tante Nela langsung
menanyakan keadaan menantu dan calon cucunya yang masih berada didalam
perut Dhira
"Alhamdulillah Dhira baik-baik aja mah, kandungan Dhira juga sehat..
Mamah sama Papah sendiri gimana kabarnya?.."balas+tanya Dhira balik dan melepaskan pelukannya
"mamah sama papah juga baik Dhira..
Oh iya suami kamu mana?..
Bisma ada didalam kan?.."balas om Landry yang langsung menjawab
dengan lembut pertanyaan dari Dhira, namun pandangannya terus tertuju
kearah dalam karna mencari sosok Bisma si putra satu-satunya..
Belum sempat Dhira menjawab pertanyaan dari Ayah mertuanya ini, tiba-tiba Bisma keluar menghampirinya dari arah dalam
"siapa sih sayang? Ko gak langsung disuruh maaa.."Bisma langsung
menghentikan ucapannya saat melihat kedua orang tuanya ternyata yang
datang itu
"Pa.papah?"pekik Bisma sedikit kaget melihat om Landry berdiri dihadapannya
"Bisma?"tiba-tiba om Landry langsung berhambur memeluk tubuh Bisma,
entah kenapa hatinya begitu rindu akan sosok putra yang dari kecil
selalu Ia banggakan ini
"Pa..papah udah gak marah lagi sama Bisma Pah?.."tanya Bisma
tiba-tiba, Ia begitu kaget karna selain om Landry datang secara
mendadak, tiba-tiba om Landry juga memeluk tubuhnya, sungguh Bisma
semakin dibuat tidak mengerti akan hal yang sangat tidak masuk akal ini
"Papah minta maaf Bis,
Harusnya Papah tidak berlaku kasar dan terus menyalahkan kamu..
Papah benar-benar menyesal telah membenci kamu, Papah sengaja mengambil penerbangan tadi malam..
Ada urusan yang begitu mendadak dengan perusahaan Papah yang di
Singapure, makanya papah sekalian mamapir dulu ke Indonesia untuk
menemui kamu..
Papah juga pengen liaht calon cucu papah Bis, kamu bilang Dhira
hamil, apa itu benar?.."om Landry melepaskan pelukannya dan menatap
wajah Bisma dengan rasa penasarannya akan kehamilan Dhira yang masih
belum bisa Ia percayai, sementara Bisma tersenyum haru melihat sosok
Ayah yang selama ini Ia rindukan akhirnya Bisma memaafkannya dan mau
menemuinya lagi
"Iya Pah, Dhira beneran hamil.. Dhira sekarang lagi hamil anak
Bisma, Cucu papah pah, Calon cucu papah sekarang udah tumbuh didalam
rahim Dhira, Bisma akan segera kasih papah cucu.."jawab Bisma mantap
diiringi rasa haru yang begitu bahagia, matanya saja sampai berkaca-kaca
karna saking bahagianya
Om Landry pun melirik kearah Dhira, tangannya langsung bergetar dan menyentuh perut datar Dhira
"ja..jadi calon cucu papah udah tumbuh disini Bis?..
Papah bakal punya cucu?"tanya om Landry memastikan
Bisma mengangguk mantap diiringi senyum, begitu pun dengan Dhira yang ikut mengagguk tanda benar
"Ya Tuhan.. Akhirnya Papah punya cucu juga Bisma, Papah benar-benar senang Bis, ternyata itu bukan hanya mimpi..
Papah Akan punya cucu, papah Akan punya cucu mah?.. Kita akan punya
cucu.."om Landry benar-benar terlihat begitu bahagia, Ia bahkan sampai
mengelus perut Dhira yang masih datar dan mengecup calon cucunya yang
tak lama alagi akan segera hadir, tante Nela yang melihatnya pun sampai
meneteskan air mata karna haru
"Bisma adalah sumber kebahagiaan kita pah, tanpa Bisma kita gak akan pernah merasakan bagaimana rasanya memiliki seorang cucu..
Papah harus pegang janji papah untuk menutupi tentang siapa jati
diri Bisma yang sebenarnya, mamah gak mau kehilangan Bisma pah, mamah
terlalu sayang sama Dia, Dan cuma Bisma yang kita miliki sekarang..
Bisma adalah anugrah dan sumber kebahagiaan terbesar kita.."batin
tante Nela lirih, tiba-tiba air matanya menetes karna terharu akan
kebahagiaan didepan kedua bola matanya ini
"Papah gak tau harus bicara apalagi Bis, yang pasti papah benar-benar bahagia karna kamu akan segera kasih papah cucu.
Tolong kamu jaga dan rawat ibu juga calon cucu papah ini, jangan
sampai terjadi sesuatu yang buruk diantara keduanya, papah harus segera
pergi, papah gak bisa berlama-lama disini..
Papah akan segera kembali kalau cucu papah sudah lahir, papah titip
mereka ya Bis?.."pesan+pamit om Landry yang ternyata tidak bisa
berlama-lama disini, Ia menepuk pundak Bisma dan tersenyum bangga
kearahnya
"iya Pah, Bisma pasti akan rawat dan jagain Dhira juga calon cucu papah..
Tanpa Papah minta pun Bisma pasti akan lakuin itu karna Bisma sangat
sayang sama Dhira juga calon anak Bisma.."balas Bisma mantap diiringi
senyum, om Landry yang melihatnya pun ikut tersenyum bahagia
mendengarnya
"papah percaya sama kamu.
Sekarang papah sama mamah harus segera pergi, ingat papah kembali
kalau cucu papah sudah lahir, kamu jangan berbuat yang macam-macam karna
papah akan terus awasi kamu dari sana"pamit+tegas om Landry sedikit
membuat candaan
"SIAP KOMANDAN!!
Bisma pasti akan melaksanakan semua apa yang pak Komandan
katakan!!"ucap Bisma menaruh tangan kanannya disamping kepala seperti
orang yang sedang hormat
om Landry pun terkekeh geli dan mengacak rambut Bisma pelan.
Sebenarnya ini adalah kebiasaan Bisma dan Rafael saat bermain diwaktu
kecil, Bisma selalu memperagakan tentara perang yang hormat pada
komandannya atau sang papah
"kamu memang benar-benar anak kebanggan papah Bis, bodoh kalau papah
harus membenci kamu karna dari kecil kamu selalu bisa membuat papah
tertawa.."batin om Landry tersenyum melihat wajah putra satu-satunya ini
Tak lama kemudian Ia dan tante Nela pun segera bergegas untuk
melanjutkan perjalanannya menuju Negara Singapure karna ada urusan
mendadak yang harus segera diselesaikan hari ini juga..
Sementara Bisma dan Dhira hanya tersenyum melihat mobil Mercy berwarna putih metalic itu pergi meninggalkan pekarangan rumahnya
"makasih ya sayang, karna kamu sekarang papah udah gak marah lagi
sama Aku, Aku bener-bener bahagia Ra, Aku..aku gak tau harus gimana
ngungkapin rasa bahagia ini, makasih yah?.."bisma menatap teduh wajah
Dhira hingga terukir sebuah senyum dibibir mungil Dhira
"Aku yang harusnya berterima kasih Bis karna kamu udah tepatin janji
kamu untuk berubah dan tidak berlaku kasar sama Aku lagi, Aku
bener-bener bangga sama kamu karna kamu bisa menepati janji dan
menyayangi Aku begitu tulus.."batin Dhira tersenyum menatap wajah tampan
Bisma
"emuach.. Kita masuk sayang.."Bisma mengecup bibir Dhira sekilas
kemudian merangkul pundak Dhira untuk masuk kedalam rumahnya, Dhira
hanya mengangguk kecil menuruti ajakan suaminya ini..
**
"ayo dong sayang kamu mau minta apa?..
Aku janji deh, apapun yang kamu mau pasti Aku kasih.."terlihat Bisma
ternyata tengah membujuk Dhira agar meminta sesuatu padanya, Ia sampai
terus-terusan membujuk Dhira agar mau menyuruh Bisma untuk melakukan
apapun seperti orang hamil pada umumnya yang selalu menginginkan hal
yang aneh dan macam-macam
"ya ampun Bis, Aku kan udah bilang Aku lagi gak mau apa-apa..
Percuma kamu buju juga karna Aku sama bayi kita lagi gak mau
apa-apa.."jelas Dhira meyakinkan plus sedikit geram juga akan sikap aneh
suaminya ini
"enggak bisa gitu dong sayang, biasanya perempuan hamil itu kan
selalu meminta hal yang aneh atau semacam ngidam, nah kamu sekarang lagi
ngidam apa?
Aku janji pasti akan segera Aku turutin, ayo sayang sebutin aja gak
usah ragu.."kekeuh Bisma terus memaksa apa yang menurutnya benar ini
Dhira menarik nafasnya panjang, Ia tidak tau harus menjelaskan
bagaimana agar Bisma mau percaya kalau Ia sekarang tidak lagi
menginginkan apa-apa
"Bis, please kamu jangan kaya gini dong..
Aku sama baby kita beneran lagi gak pengen apa-apa.
Gak semua wanita hamil itu selalu menginginkan sesuatu, kamu harus
ingat itu.."jelaa Dhira dengan nada suaranya yang sangat lembut
"ayo dong sayang pliss..
Kamu jangan buat Aku jadi suami dan Ayah yang gak berguna Ra, kamu
sebut aja mau makan atau minum apa, Aku janji pasti Aku cariin atau Aku
buatin..
Ayo sayang sebutin aja.."pinta Bisma yang ternyata tetap kekeuh pada keinginannya
"Ya Allah.. Bisma kenapa kenapa jadi kaya gini sih?
Harusnya Aku yang minta dan mohon-mohon biar bibeliin atau dibuatin sesuatu, tapi kenapa Bisma justru malah sebaliknya?..
Hemz.. Bener-bener aneh.."batin Dhira tidak mengerti akan sikap
suaminya ini, mungkin Bisma hanya terlalu perhatian saja makanya Ia
sampai melakukan hal ini untuk membuat Dhira juga calon bayinya senang
"gimana sayang?
Udah ketemu kamu pengen apa?..
Aku bakal langsung cariin Ra, kamu mau mangga muda? Atau rujak sayang?..
Biar Aku beliin yah? Asal kamu makannya jangan terlalu banyak aja
soalnya Aku gak mau kalau sampai baby kita nantinya kenapa-napa..
Ayo sayang bilang aja.."cerocos Bisma terus bertanya dan memaksa
agar Dhira meminta sesuatu padanya, bahkan wajah Bisma sampai terlihat
begitu memohon agar Dhira minta dibelikan sesuatu
"jangan-jangan Bisma lagi yang ngidam bukan Aku?..
Kan bisa aja Ayah dari bayi ini yang minta aneh-aneh.. Buktinya aja Bisma sampai kaya gitu?"pikir Dhira menebak-nebak
"Ra, ko malah diem sih?..
Kamu gak suka rujak yah?
Atau kamu mau Aku buatin nasi goreng kaya waktu itu?..
Atau kamu mau makan diluar?..
Bilang aja sayang nanti akan Aku turutin.."tanya+paksa Bisma lagi dan lagi
Dhira pun tampak terdiam dan memikirkan apa yang harus Ia minta dari
Bisma, sementara Ia sendiri tidak sedang menginginkan apa-apa
"aduuhh kayaknya beneran deh Bisma yang ngidam..
Mana aneh banget lagi, masa sampe maksa gitu?
Padahal Aku beneran lagi gak pengen makan apa-apa..
Hufh.. Gimana dong, Ayah kamu bener-bener aneh sayang, Bunda gak
ngerti.."pikir Dhira semakin bingung, Ia melirik perutnya yang masih
datar seraya mengelusnya lembut
"Ra?.."panggil Bisma pelan, namun Dhira tidak bergeming karna masih bingung harus meminta apa pada Bisma
"Dhira?.."panggil Bisma lagi tapi tetap saja Dhira tidak bergeming
"hufh.. Ya udah kalo gitu terserah kamu aja, disuruh minta sesuatu aja sampe gak mau!
Padahal Aku cuma mau kasih apa yang kamu mau aja enggak lebih
Ra"kesal Bisma langsung beranjak dari duduknya, hatinya mendadak begitu
sakit sekali karna Dhira tidak mau mengabulkan keinginannya
namun tiba-tiba langkah Bisma terhenti karna Dhira menarik lembut pergelangan tangan Bisma
"jangan marah..
Ya udah Bunda bakal minta sesuatu deh, tapi Ayah jangan marah.."ucap Dhira lembut diiringi senyum
"ya udah Ayah enggak marah, tapi Bunda beneran harus minta sesuatu
ya Bun? Bunda gak boleh diem lagi.."balas Bisma terlihat dengan seukir
senyum dibibirnya
Dhira mengangguk tanda setuju, kemudian Ia pun segera mengucapkan apa yang Ia inginkan dan Ia minta..
"hemz.. Kamo cuma itu sih gampang Bun, ya udah Ayah bakalan siapun khusus buat Bunda dan calon bayi Ayah..
Bunda tunggu disini sebentar yah? Ayah akan segera kembali.."ucap
Bisma menyanggupi apa yang Dhira minta, Ia pun beranjak dari duduknya
menuju kearah dapur, Ia begitu bahagia saat Dhira menyebutkan apa yang
Ia mau seperti keinginannya tadi
"Ayah kamu bener-bener aneh sayang..
Baru kali ini Bunda lihat ada seorang suami yang minta agar istrinya menyuruh agar Ia melakukan sesuatu ..
Padahal seharusnya seorang istri yang terlebih dulu meminta baru Ia melakukannya, bukan malah sebaliknay seperti ini..
Hemz.. Ayah kamu bener-bener aneh.."gumam Dhira tersenyum kecil
melihat tingkah Bisma sambil mengajak bicara bayi yang masih berada
didalam rahimnya...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p