Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Kamis, 25 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #2
"Aaaarrggh!! Kenapa semuanya harus kaya gini Ra?
kenapa Loe harus hadir dalam hidup Gue, kenapa Ra KENAPAAA???.."teriak Bisma kesal bahkan menjambak Rambutnya sendiri
dan..
"Braaakkks!!"tiba-tiba Bisma menghantamkan tangan kanannya kesebuah lemari kaca yang terletak disudut kamarnya
"ya ampun Bis, kamu kenapa??.
Aku minta maaf kalau semuanya jadi kaya gini, tapi kamu jangan sakitin diri kamu sendiri, Aku minta maaf Bisma, Aku minta maaf.."kaget Dhira saat melihat tangan kanan Bisma dipenuhi darah segar yang mengalir begitu banyak, Dhira pun segera berjalan menghampiri Bisma karna panik
"Bis, kamu gak papa kan??"tanya Dhira pelan dan tangannya mencoba memegang tangan Bisma
"JANGAN SENTUH GUE!!"bentak Bisma kasar dan menepis tangan Dhira kemudian berlalu pergi begitu saja
Dhira hanya bisa diam dan menangis melihat sikap Bisma yang selalu seperti ini, Dhira memang tidak mengetahui seperti apa sifat Bisma yang baru seminggu ini menjadi suaminya, yang pasti semenjak peristiwa mengerikan itu terjadi pada Rafael, dan Bisma harus menggantikan posisi Rafael untuk menjadi suaminya, Dhira selalu mendapat perlakuan kasar dari Bisma, padahal ini semua bukan kemauan Dhira atau Rafael sekalipun, tapi ini semua sudah takdir kehendak dari Yang Maha Kuasa.
"hiks.. Aku tau Aku salah Bis, tapi Aku juga gak mau nyakitin kamu seperti ini.. Aku cuma mau Rafael Bis, Aku cuma mau Rafa kembali dan menjadi suami Aku, bukan kamu.."lirih Dhira meneteskan air mata sambil menatap kearah Bisma yang sudah berlalu pergi meninggalkannya
Dhira pun langsung membereskan pecahan kaca lemari kamarnya yang tadi Bisma pecahkan dengan kepalan tangannya hingga menjadi pecah dan tangan Bisma sendiri menjadi terluka
"seandainya kamu masih ada disini Raf, pasti semuanya gak akan jadi kaya gini.."lirih Dhira begitu mengharapkan suatu keajaiban terjadi dan dapat mengembalikan Rafael ayah dari bayi yang tengah dikandungnya yang sudah pergi saat hari pernikahannya minggu lalu.
Sementara itu..
Terlihat Bisma sedang berbaring diatas sofa ruang tamu rumahnya, tangan kanannya Ia biarkan bergelayut kebawah dengan darah yang terus mengalir, sedangkan fikirannya benar-benar melayang entah kemana, Ia benar-benar tidak bisa menerima kenyataan pahit yang menimpa dirinya akibat Rafael kakak kandungnya telah pergi untuk selamanya dan menyisakan semua bebannya pada Bisma
mata Bisma menerawang jauh mengingat kejadian satu minggu yang lalu, dimana Ia harus dipaksa pulang ke Indonesia dan harus menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak dikenalnya
"pokoknya Papah mau kamu pulang sekarang juga ke Jakarta. Dan gak ada tapi-tapian.."terdengar begitu tegas suara om Landry yang menyuruh Bisma untuk segera pulang saat itu juga
"tapi pah, Bisma beneran gak bisa.. Bisa harus berada disini dulu sampai semua skripsi Bisma selesai Pah, lagian Bisma udah bilang ko sama mamah kalau Bisma gak bisa hadir diacara pernikahannya Rafael, Bisma minta maaf pah.."jelas Bisma pelan agar papahnya ini Bisa mengerti keadaannya
namun apa?
Om Landry justru malah membentaknya habis-habisan karna Bisma masih tetap kekeuh tidak mau pulang juga, bahkan Ia mengancam tidak akan mengakui Bisma sebagai anak kandungnya kalau Bisma masih tetap tidak mau pulang juga, hingga akhirnya Bisma pun terpaksa menuruti apa yang om Landry minta meskipun sangat penuh dengan keTerpaksaan..
"kenapa harus Bisma Pah?.. Mamah gak tega kalau Bisma harus menanggung semua ini, kasian Dia pah.."ucap tante Nela lirih bahkan sampai meneteskan air mata
"Gak ada jalan lain mah, ini satu-satunya cara agar keluarga kita tidak menanggung malu, dan keluarga dari Pak Himawan tidak mengecap keluarga kita sebagai keluarga yang buruk dan tidak bertanggung jawab.."jelas om Landry yang masih sempat-sempatnya memikirkan harga diri keluarganya yang takut tercemar kalau sampai pernikahan Rafael putra pertamanya dibatalkan, sementara om Landry sendiri tau kalau pengantin perempuannya sudah dibuat hamil oleh putra pertamanya itu
"tapi Bisma gak salah Pah, apa papah tega merusak semua masa depan Bisma?..
Dia masih muda dan masa depannya masih panjang.."tante Nela mencoba membujuk suaminya ini agar mau membatalkan pernikahan Rafael dan Dhira yang memang sudah tidak bisa diteruskan lagi karna Rafael mengalami kecelakaan maut saat menuju rumah Dhira untuk melangsungkan pernikahan, dan naas nyawa nya pun tidak tertolong karna mobil Rafael tergelincir dan meledak ditempat kejadian kecelakaan maut itu
"sudahlah mah, mamah gak perlu menyesali semua ini..
Rafael memang sudah pergi dan meninggalkan mimpi buruk untuk kita semua, tapi papah gak bisa berbuat apa-apa mah, apalagi saat ini Dhira tengah hamil, jadi mau tidak mau pernikahan ini harus tetap berlangsung dan Bisma yang akan menggantikan posisi Rafael.."jelas om Landry karna menurutnya ini satu-satunya jalan terbaik untuk Dhira dan agar nama baik keluarganya juga tetap tidak tercoreng oleh perbuatan Rafael yang sangat memalukan itu.
*
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Bisma pun datang dan langsung menuju rumah Dhira yang masih terlihat banyak tamu undangan yang masih menunggu acara pernikahan yang sempat ditunda selama beberapa jam
"maaf mah, pah kalau udah nunggu lama.. Tapi Bisma masih bingung kenapa papah begitu memaksa Bisma untuk pulang Pah? Padahal kan kemarin papah udah setuju kalau Bisma gak ikut pulang keJakarta, tapi sekarang?.."belum sempat Bisma meneruskan ucapannya, tiba-tiba om Landry menyodorkan sebuah Jas berwarna hitam kearahnya
"pake jas ini sekarang juga.."suruh om Landry singkat
Bisma mengambil Jas hitam itu dan segera memakaikan ditubuhnya, meskipun Ia sangat heran tapi Ia begitu menuruti ucapan ayah kandungnya ini
"sekarang kita kebawah untuk melangsungkan akad nikah kamu dan Dhira yang tadi sempat tertunda"ajak om Landry diiringi senyum yang berhasil membuat mata Bisma melotot kaget mendengar kata Akad nikahnya bersama perempuan yang om Landry sebut Dhira
"ma..maksud papah apa Pah? Bisma gak ngerti, bukannya yang mau menikah itu Rafael? Ta.tapi kenapa papah bilang akad nikah Bisma??.."tanya Bisma bingung dan masih tidak mengerti dengan apa yang diucaplan oleh ayahnya ini
"kakak kamu Rafael meninggal, dia mengalami kecelakaaan saat menuju lokasi pernikahannya ini, dan sekarang papah mau kamu menggantikan posisi Rafael untuk menikah dengan Dhira, karna papah tidak mau nama baik keluarga kita menjadi buruk dan tercoreng hanya karna pernikahan ini harus dibatalkan.."jelas om Landry yang lagi-lagi berhasil membuat mata Bisma melotot akibat kaget dan tidak percaya dengan ucapannya itu
"meninggal Pah?..
Ta..tapi kenapa harus Bisma pah?..
Bisma masih mau kuliah, Biam belum mau menikah Pah, Bisma mohon jangan lakuin ini sama Bisma, Bisma masih mau mengejar semua Impian Bisma pah, Bisma mohoon.."pinta Bisma lirih dan berlutuh dihadapan om Landry, bahkan air matanya sampai menetes karna Ia memang belums iap kalau harus menikah saat ini, apalagi harus menggantikan posisi Rafael yang sama sekali tidak pernah Bisma bayangkan sebelumnya
"kamu tidak usah cengeng Bisma. ini semua demi kebaikan keluarga kita, kamu akan tetap menikah dengan Dhira setuju ataupun tidak karna ini perintah dari Papah!!"tegas om Landry dan berlalu pergi meninggalkan Bisma menuju lantai bawah tempat dimana keluarga dari Dhira dan semua tamu yang datang menunggu acara akad nikah yang sempat ditunda ini
Bisma menoleh kearah tante Nela sang mamah yang dari tadi hanya berdiri didekatnya
"mah, Bisma gak mau menikah dulu mah.. Bisma masih mau mengejar impian Bisma, Bisma masih mau kuliah diJerman sana, please mah Bisma mohon bantu Bisma.."pinta Bisma lirih menatap wajah tante Nela
"maafin mamah sayang, mamah gak bisa bantu apa-apa, kamu tau sendiri kan sifat papah kamu seperti apa?..
Maafin mamah yah.."ucap tante Nela meneteskan air mata karna Ia juga tidak tega melihat masa depan Bisma harus berhenti disini untuk menggantikan posisi Rafael
tante Nela pun segera menyusul om Landry menuju lantai bawah, sementara Bisma masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini
dan dengan sangat terpaksa, akhirnya Ia pun turun menuju lantai bawah untuk melaksanakan ijab kabul pernikahannya bersama perempuan yang sama sekali tidak Ia kenal
**
"sekali lagi, saudara Bisma Karisma bin Landry Karisma, saya nikahkan dan kawinkan Engkau dengan Audhira Prasasti Himawan binti Himawan, dengan maskawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas dibayar tunai.."ucap pak penghulu yang harus mengulang beberapa kali kalimat ijab kabul itu karna Bisma dari tadi tidak mau mengikuti ucapannya, bahkan om Landry sampai kesal melihat sikap Bisma yang seperti ini
"Bisma ayo ikutin.."tante Nela menyenggol pelan tangan Bisma yang masih saja diam tanpa menghiraukan ucapan penghulu yang menjabat tangannya juga para tamu undangan yang begitu fokus ingin mendengar ijab kabul yang akan Ia ucapkan
sedangkan Dhira sendiri tidak berani menatap wajah lelaki yang duduk disampingnya yang akan menggantikan posisi Rafael dihatinya, Dhira hanya bisa menunduk dan menangis karna Ia tidak menyangka kalau Rafael akan meninggalkannya secepat itu bahkan dihari bahagianya, Dhia benar-benar tidak menyangka
"Bisma ayyoo..!!"suruh om Landry semakin geram melihat Bisma masih diam tidak mau mengulangi ucapan yang diucapkan oleh pak penghulu tersebut
hingga akhirnya Bisma menarik nafas panjang dan dengans angat lancar Ia mengucapkan kalimat yang sangat sakral itu
"Saya terima nikah dan kawinnya Audhira Prasasti Himawan binti Himawan dengan maskawin tersebut TUNAI..!!"ucap Bisma dengan begitu lantangnya hingga semum pun mengembang pada semua tamu undangan yang hadir termasuk keluarga dari kedua belah pihak
"Alhamdulillah.."ucap semuanya kompak mengucap syukur karna akhirnya Bisma kini telah syah menjadi suami dari Dhira..
"kenapa papah setega ini sih sama Bisma pah?
Kenapa harus Bisma yang menaggung semua ini?
Padahal Bisma gak pernah ngecewain papah sedikitpun, bahkan Bisma selalu berusaha untuk menjadi anak yang baik buat papah.."Bisma masih berbaring diatas sofa ruang tamu rumahnya fikirannya masih merenung mengingat kejadian satu minggu yang lalu yang berhasil membuat semua impiannya hancur, air mata Bisma pun menetes membasahi pipi mulusnya saat mengingat Ia mengucap kalimat ijab kabulnya
"Loe bener-bener ucah hancurin hidup Gue Ra, Loe udah hancurin semuanya, dan ini semua gara-gara Loe dan Rafael, Loe UDAH HANCURIN SEMUANYAaaaa...!!!"teriak Bisma begitu kesal penuh amarah, Ia pun bangkin dan duduk diatas sofa ruang tamu rumahnya itu, matanya menatap lurus kedepan penuh dengan rasa dendam
"Gue bakalan buat perhitungan sama Loe Ra, Gue bakal bikin Hidup Loe hancur dan Menderita seperti apa yang Gue rasakan sekarang, GUE BAKAL BUAT LOE HANCURRRR...!!"teriak Bisma eperti orang kerasukan, matanya memerah karna amarah yang menggebu, sedangkan tangannya terus mengalir mengeluarkan darah segar akibat menonjok kaca lemari dikamarnya tadi..
Malam harinya..
Dhira begitu kaget saat keluar dari dalam kamarnya dan melihat Bisma tertidur pulas disofa ruang tamu rumahnya, Dhira pun segera menghampiri Bisma dan membenarkan posisi tidur Bisma yang hampir jatuh itu
"kamu pasti lelah Bis, maafin Aku yah, gara-gara Aku kamu jadi kaya gini, Aku bener-bener minta maaf Bis.."lirih Dhira menatap wajah Bisma yang memang terlihat sangat lelah, namun mata Dhira begitu kaget saat melihat luka ditangan Bisma yang ternyata belum juga Bisma obati
"ya ampun, tangan kamu masih berdarah juga, biar Aku obati yah? Sebentar Aku ambil kotak P3K nya dulu.."Dhira bergegas masuk kedalam untuk mencari kotak P3K yang akan Ia gunakan untuk mengobati luka ditangan Bisma
tak lama kemudian Dhira pun datang kembali menghampiri Bisma, Ia mengeluarkan alkohol,kasa dan betadine yang akan Ia gunakan untuk mengobati luka ditangan Bisma tersebut
dengan sangat pelan Dhira membersihkan luka ditangan Bisma dengan kapas kecil yang Ia tetesi alkohol, kemudian dengan sangat pelannya juga Dhira membalut tangan Bisma dengan kain kasa yang juga sudah Ia tetesi degan betadine
Bisma sendiri msih asik dengan tidurnya tanpa terusik sedikitpun
"Aku emang jahat Bis, tapi Aku gak mau lihat kamu ngelukain diri kamu sendiri, Aku gak pernah marah kalau pun sering bentak Aku bahkan menampar pipi Aku, Aku bisa terima semua itu Bis, Aku bisa terima semuanya.."lirih Dhira saat menatapi wajah Bisma yang begitu polos kalau sedang tidur seperti ini..
Bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Keren ceritanya
BalasHapus