Twitter : @Dheanoey
Termenung.. Itulah yang selalu dilakukan oleh sahabatku yang satu
ini. Entahlah mungkin itu sudah merupakan hobby nya, setiap hari bahkan
setiap malam yang Ia lakukan hanya termenung, Aku memang sudah tau apa
penyebab Ia menjadi seorang yang pemurung seperti ini..
"Udah deh Lie, gak usah terlalu berharap, sakit bukan cuma Gue yang
ngerasain loe, tapi loe sendiri bakal ngerasain itu semua.."ucapku yang
mencoba memberikan pengertian pada sahabatku yang bernama lengkap Yuli
Julianti atau yang sangat sering kupanggil Yulie. Ia menoleh kepadaku
dengan wajah yang ditekuk dan pipi yang juga basah akibat air matanya,
ternyata Yuli menangis
"hiks.. Gue cuma mau ketemu Dia aja Dhe, apa Gue salah?.. Gue tau
Gue emang gak punya hak apalagi orang yang special dihatinya, tapi Gue
cuma mau ketemu Dia, sekalii aja Dhe, Gue pengen meluk Dia, Gue pengen
ngerasain meluk nyokap Gue lagi Dhe, cuma Dia satu-satunya Pria yang
memiliki senyum seperti nyokap Gue, cuma Dia Dhe, cuma Dia.."terdengar
isak dan suara lirih Yulie yang berhasil membuat batinku tergetar
mendengarnya, Aku hanya bisa diam dan tak mampu mengucap apa-apa lagi
"hiks.. Gue cuma mau ketemu sekali aja Dhe, bagi Gue itu udah
cukup.."lirihnya lagi yang berhasil membuat air mataku kini menetes
membasahi pipiku yang tadinya kering ini
"maaf ya Lie, Gue gak bisa bantu. Maaf.."sesalku yang tidak mampu
membantu sahabatku sendiri, jujur Aku memang tidak bisa membantu Yuli
untuk bertemu dengan seorang Pria yang selalu menjadi Senyum
Semangatnya, pria yang menurutnya memiliki senyum yang sangat persis
dengan senyuman sang Bunda yang sudah pergi meninggalkannya 5tahun
silam..
Pemuda yang selalu menguatkan hari-harinya yang sangat sulit ini,
yang selalu bisa membuat Ia tersenyum walau hanya dapat memandang dari
sebuah photo atau poster, bahjan walau hanya bisa Ia lihat dari
televisi. Yaps..
Pemuda itu adalah RAFAEL LANDRY TANUBRATA. Salah satu personil
BoyBand SM*SH yang tengah naik daun ini, entahlah kenapa Yuli bisa
sebegitu inginnya untuk bertemu dengan Rafael atau yang sering dipanggil
Cocoh..
Mungkin karna menurutnya sosok Rafael ini memang jelmaan dari sang
Bunda agar Ia bisa terus bersemangat untuk melewati hari-harina yang
pahit ini..
"hemz.. Ya udah Gue pamit pulang dulu yah?.. Besok Gue main lagi
deh, loe gak boleh sedih terus, Loe masih punya Gue ko Lie. Percaya sama
Gue suatu saat Loe pasti bisa ketemu sama Cocoh.. Percaya yah?.."ucapku
mencoba memberikan semangat untuk sahabatku ini, Yulie pun langsung
berhambur memeluk tubuhku dan semakin terisak memeluk mendekap tubuhku
"hiks.. Gue gak yakin bisa ketemu sama Cocoh Dhe, Gue gak yakin..
Ayah pasti gak akan pernah ngizinin karna Gue cuma akan buat Dia susah
aja, Gue gak akan pernah bisa Dhe.."lirihnya semakin terisak, Aku tau
memang sangatlah sulit untuk mendapat izin dari om Galih Ayahnya Yuli,
om Galih selalu melarang Yuli pergi keluar, apalagi untuk menonton
acara-acara Live disetiap konser Sm*sh, karna menurutnya itu hanya akan
membuatnya repot saja apalagi kaki Yuli yang sangat kesulitan untuk
berjalan.. Yaps..
Yuli memang menderita cacat fisik, kakinya tidak seperti kedua
kakiku yang bisa berjalan normal, bahkan cara berjalannya pun harus
berjinjit karna Ia memang cacat dari lahir.. Sungguh Aku selalu merasa
Iba jika melihatnya dicela bahkan dicaci oleh sang Ayah karna fisiknya
yang tidak normal itu, namun bukan berarti Aku pun ikut memebenci Dia,
karna Aku tidak pernah memandang orang dari segi apapun..
Aku pun melepaskan pelukan Yuli, Aku terus mencoba meyakinkannya
kalau suatu saat Ia pasti bisa bertemu dengan senyum semangatnya itu,
walaupun Aku memang tidak tahu dengan cara apa bisa mempertemukannya,
namun Aku selalu memberikannya semangat agar bisa terus bersemangat juga
untuk melewati hari-harinya yang menurutku sangat mengerikan..
"Gue pulang yah? Jangan nangis terus, gak malu apa sama baju loe
yang udah basah kuyup gitu? Mana baju Gue juga ikutan basah lagi
gara-gara air mata loe.."pamitku sedikit bercanda, Yulie tertawa
mendengar candaanku ini
"issh.. Enak aja, ya udah loe pulang sana, awas ntar nyasar.."balas
Yulie sedikit kesal, namun itu berhasil membuatnya tersenyum
"waah ngusir loe?.. Ya udah Gue pulang, awas kalo sampe
kangen.."ucapku lagi yang terus-terusan bercanda, Yuli hanya terkekeh
geli melihat sifatku yang memang selalu bisa membuatnya tertawa walaupun
tidak dengan hatinya yang Aku tau sendiri
pasti selalu menangis
"hempp.. Andai aja loe itu saudara Gue Dhe, cuma loe yang selalu bisa buat Gue ketawa, cuma loe juga yang
selalu bisa menghibur dan menyemangati Gue setelah sosok nyokap dan
Cocoh Rafael.."gumam Yuli yang ternyata masih kudengar karna Aku belum
terlalu jauh dari rumahnya..
"Gue juga berharap kalau kita ini adalah saudara Lie, Gue udah
nganggep loe sebagai kakak Gue sendiri, walau kita lahir ditahun dan
bulan yang sama, tapi bagi Gue loe adalah sosok kakak buat Gue.."batinku
tersenyum kecil kemudian segera melanjutkan langkahku untuk pulang...
**
Seminggu kemudian..
Hari ini bertepatan tanggal 15-November 2012, dan besok adalah tepat
hari Ulang tahun ka Rafael yang ke'26. Yuli sudah mempersiapkan sebuah
kado kecil yang tak semahal dan sebagus yang mungkin bisa Rafael beli
hanya dengan menggunakan uang parkirnya saja, tapi bagi Yuli kado yang
sangat tidak seberapa ini sangatlah bermakna, Ia membeli sebuah kalung
perak berliontin gambar Snoppy juga sebuah gelang tali berwarna hitam
yang ada gambar snoppy nya juga. Karna Ia memang sangat tau kalau Senyum
Semangatnya ini sangat menyukai Snoppy.. Ia mengumpulkan uangnya pun
tidaklah gampang karna harus menjadi pesuruh para tetangganya dulu,
seperti menjadi tukang pijit sesaat atau sekedar menjadi buruh cuci,
yang penting Ia bisa mendapatkan uang untuk kebutuhannya sehari-hari
juga kedua adiknya yang masih sekolah, terutama membeli sebuah kado
untuk kak Rafael. Karna Ayahnya sendiri tidak pernah memberinya Uang
untuk jajan atau untuk makan sekalipun, kebiasaan sang Ayah hanyalah
marah-marah dengan sebab yang tidak jelas kemudian pergi kerumah istri
barunya.. Hemz.. Sungguh harus ekstra sabar dan tegar menghadapi sosok
Ayah yang seperti itu.
Kulihat Yuli begitu antusias membungkus kado berukuran kecil itu,
bahkan angan-angannya begitu besar dan penuh dengan harapan kalau nanti
kadonya bisa sampai ketangan ka Rafael. Aku yang melihatnya hanya
tersenyum miris sampai tak terasa air mataku menetes
"pokoknya kalau nanti kado ini udah nyampe ke Cocoh, Gue pengen
banget Cocoh ngehubungin nomor yang Gue selipin didalam kotak kado ini
Dhe, Gue pengen banget denger suara Cocoh yang merdu itu, Gue gak
kebayang banget kalau sampai Cocoh ngucapin makasih sama Gue, Gue
bener-bener seneng Dhe, Gue seneeeng.."ucap Yulie terus dengan khayalan
tingkat tingginya itu, Lagi-lagi Aku hanya bisa tersenyum melihatnya
"Gue cuma takut loe kecewa lagi Lie, loe udah sering banget kecewa
gara-gara selalu gagal untuk bertemu dengan Cocoh, Gue takut Loe malah
patah semangat.."batinku tidak tega melihat Yuli yang hanya dengan
harapan-harapan palsunya saja. Bayangkan saja, kemungkinan kadonya ini
bisa sampai ketangan ka Rafael saja sangatlah kecil, apalagi jumlah
Sm*shblast terutama Raflatahugs tidaklah sedikit, melainkan ribuan
bahkan mungkin jutaan, jadi sangatlah kecil harapan Yuli agar kadonya
bisa sampai ketangan ka Rafael Sm*sh...
"ko loe malah bengong gitu sih Dhe?.. Loe gak suka yah sama ide Gue
ini? Loe pasti nganggep Gue terlalu fanatic sama Cocoh?.. Gue gak
fanatic Dhe, Gue cuma merasa Cocoh emang Senyum Semangat Gue, sosoknya
itu bisa bikin Gue semangat Dhe apalagi senyumnya, itu sama persis sama
senyuman Almarhum Bunda Gue Dhe, persiss.."ucap Yuli lirih, ekspresi
wajahnya pun kini berubah menjadi sedih.
Aku hanya diam tidak menjawab ucapannya, sungguh Aku hanya tak ingin
Ia bertambah sedih lagi kalau sampai kado nya kali ini tidak sampai
ketangan ka Rafael lagi seperti tahun kemarin..
Aku cuma gak mau Yuli terus-terusan mengharapkan sesuatu yang sangat
tidak mungkin bisa Ia dapatkan, Aku takut Ia akan kecewa dan kecewa..
Huufh Entahlah harus dengan cara apalagi Aku memberitahunya agar tidak
terlalu berlebihan lagi, tapi ini sudah menjadi keputusannya jadi Aku
hanya bisa mendoa'kan yang terbaik untuknya, karna bagiku senyumannya
itu lebih berarti dari pada Aku harus melihatnya murung dan bersedih
terus..
"maksud Gue gak gitu Lie, Gue cuma mau loe gak terlalu mengharapkan
sesuatu yang gak mungkin.. Gue cuma takut nantinya loe malah kecewa
lagi, Gue takut Lie.."ucapku lirih dan meneteskan air mata, Yulie hanya
diam tak mampu berkata-kata lagi, mungkin Ia meresapi apa maksud dari
ucapanku yang memang sangat benar
"Ya Tuhan.. Seandainya Aku diberikan satu permintaan oleh-Mu Aku
hanya ingin Engkau mengabulkan permintaan sahabatku ini, Aku ingin agar
Ia tidak terus-menerus bersedih, Aku ingin melihatnya tersenyum seperti
saat sosok Bundanya dulu masih hidup.. Aku ingin Dia bisa bertemu dengan
Senyum Semangatnya ini Tuhan.. karna Senyumnya sangat begitu berarti
untukku, untuk tali persahabatanku dengannya.. Aku mohon berikan
keajaiban-Mu ini untuknya.."batinku yang hanya bisa meneteskan air
mataku lagi, ingin sekali rasanya Aku menjerit dan memaksa pada sang
Pencipta agar mengabulkan keinginan dan harapan Sahabatku ini, namun apa
daya semuanya tidak bisa dipaksakan karna Aku hanya manusia biasa
ciptaan-Nya..
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p