Kamis, 11 April 2013

Senyuman Untuk-nya

Twitter : @Dheanoey

Termenung.. Itulah yang selalu dilakukan oleh sahabatku yang satu ini. Entahlah mungkin itu sudah merupakan hobby nya, setiap hari bahkan setiap malam yang Ia lakukan hanya termenung, Aku memang sudah tau apa penyebab Ia menjadi seorang yang pemurung seperti ini..

"Udah deh Lie, gak usah terlalu berharap, sakit bukan cuma Gue yang ngerasain loe, tapi loe sendiri bakal ngerasain itu semua.."ucapku yang mencoba memberikan pengertian pada sahabatku yang bernama lengkap Yuli Julianti atau yang sangat sering kupanggil Yulie. Ia menoleh kepadaku dengan wajah yang ditekuk dan pipi yang juga basah akibat air matanya, ternyata Yuli menangis
"hiks.. Gue cuma mau ketemu Dia aja Dhe, apa Gue salah?.. Gue tau Gue emang gak punya hak apalagi orang yang special dihatinya, tapi Gue cuma mau ketemu Dia, sekalii aja Dhe, Gue pengen meluk Dia, Gue pengen ngerasain meluk nyokap Gue lagi Dhe, cuma Dia satu-satunya Pria yang memiliki senyum seperti nyokap Gue, cuma Dia Dhe, cuma Dia.."terdengar isak dan suara lirih Yulie yang berhasil membuat batinku tergetar mendengarnya, Aku hanya bisa diam dan tak mampu mengucap apa-apa lagi


"hiks.. Gue cuma mau ketemu sekali aja Dhe, bagi Gue itu udah cukup.."lirihnya lagi yang berhasil membuat air mataku kini menetes membasahi pipiku yang tadinya kering ini

"maaf ya Lie, Gue gak bisa bantu. Maaf.."sesalku yang tidak mampu membantu sahabatku sendiri, jujur Aku memang tidak bisa membantu Yuli untuk bertemu dengan seorang Pria yang selalu menjadi Senyum Semangatnya, pria yang menurutnya memiliki senyum yang sangat persis dengan senyuman sang Bunda yang sudah pergi meninggalkannya 5tahun silam..
Pemuda yang selalu menguatkan hari-harinya yang sangat sulit ini, yang selalu bisa membuat Ia tersenyum walau hanya dapat memandang dari sebuah photo atau poster, bahjan walau hanya bisa Ia lihat dari televisi. Yaps..
Pemuda itu adalah RAFAEL LANDRY TANUBRATA. Salah satu personil BoyBand SM*SH yang tengah naik daun ini, entahlah kenapa Yuli bisa sebegitu inginnya untuk bertemu dengan Rafael atau yang sering dipanggil Cocoh..
Mungkin karna menurutnya sosok Rafael ini memang jelmaan dari sang Bunda agar Ia bisa terus bersemangat untuk melewati hari-harina yang pahit ini..

"hemz.. Ya udah Gue pamit pulang dulu yah?.. Besok Gue main lagi deh, loe gak boleh sedih terus, Loe masih punya Gue ko Lie. Percaya sama Gue suatu saat Loe pasti bisa ketemu sama Cocoh.. Percaya yah?.."ucapku mencoba memberikan semangat untuk sahabatku ini, Yulie pun langsung berhambur memeluk tubuhku dan semakin terisak memeluk mendekap tubuhku

"hiks.. Gue gak yakin bisa ketemu sama Cocoh Dhe, Gue gak yakin.. Ayah pasti gak akan pernah ngizinin karna Gue cuma akan buat Dia susah aja, Gue gak akan pernah bisa Dhe.."lirihnya semakin terisak, Aku tau memang sangatlah sulit untuk mendapat izin dari om Galih Ayahnya Yuli, om Galih selalu melarang Yuli pergi keluar, apalagi untuk menonton acara-acara Live disetiap konser Sm*sh, karna menurutnya itu hanya akan membuatnya repot saja apalagi kaki Yuli yang sangat kesulitan untuk berjalan.. Yaps..
Yuli memang menderita cacat fisik, kakinya tidak seperti kedua kakiku yang bisa berjalan normal, bahkan cara berjalannya pun harus berjinjit karna Ia memang cacat dari lahir.. Sungguh Aku selalu merasa Iba jika melihatnya dicela bahkan dicaci oleh sang Ayah karna fisiknya yang tidak normal itu, namun bukan berarti Aku pun ikut memebenci Dia, karna Aku tidak pernah memandang orang dari segi apapun..

Aku pun melepaskan pelukan Yuli, Aku terus mencoba meyakinkannya kalau suatu saat Ia pasti bisa bertemu dengan senyum semangatnya itu, walaupun Aku memang tidak tahu dengan cara apa bisa mempertemukannya, namun Aku selalu memberikannya semangat agar bisa terus bersemangat juga untuk melewati hari-harinya yang menurutku sangat mengerikan..

"Gue pulang yah? Jangan nangis terus, gak malu apa sama baju loe yang udah basah kuyup gitu? Mana baju Gue juga ikutan basah lagi gara-gara air mata loe.."pamitku sedikit bercanda, Yulie tertawa mendengar candaanku ini

"issh.. Enak aja, ya udah loe pulang sana, awas ntar nyasar.."balas Yulie sedikit kesal, namun itu berhasil membuatnya tersenyum

"waah ngusir loe?.. Ya udah Gue pulang, awas kalo sampe kangen.."ucapku lagi yang terus-terusan bercanda, Yuli hanya terkekeh geli melihat sifatku yang memang selalu bisa membuatnya tertawa walaupun tidak dengan hatinya yang Aku tau sendiri
pasti selalu menangis

"hempp.. Andai aja loe itu saudara Gue Dhe, cuma loe yang selalu bisa buat Gue ketawa, cuma loe juga yang
selalu bisa menghibur dan menyemangati Gue setelah sosok nyokap dan Cocoh Rafael.."gumam Yuli yang ternyata masih kudengar karna Aku belum terlalu jauh dari rumahnya..

"Gue juga berharap kalau kita ini adalah saudara Lie, Gue udah nganggep loe sebagai kakak Gue sendiri, walau kita lahir ditahun dan bulan yang sama, tapi bagi Gue loe adalah sosok kakak buat Gue.."batinku tersenyum kecil kemudian segera melanjutkan langkahku untuk pulang...

**

Seminggu kemudian..
Hari ini bertepatan tanggal 15-November 2012, dan besok adalah tepat hari Ulang tahun ka Rafael yang ke'26. Yuli sudah mempersiapkan sebuah kado kecil yang tak semahal dan sebagus yang mungkin bisa Rafael beli hanya dengan menggunakan uang parkirnya saja, tapi bagi Yuli kado yang sangat tidak seberapa ini sangatlah bermakna, Ia membeli sebuah kalung perak berliontin gambar Snoppy juga sebuah gelang tali berwarna hitam yang ada gambar snoppy nya juga. Karna Ia memang sangat tau kalau Senyum Semangatnya ini sangat menyukai Snoppy.. Ia mengumpulkan uangnya pun tidaklah gampang karna harus menjadi pesuruh para tetangganya dulu, seperti menjadi tukang pijit sesaat atau sekedar menjadi buruh cuci, yang penting Ia bisa mendapatkan uang untuk kebutuhannya sehari-hari juga kedua adiknya yang masih sekolah, terutama membeli sebuah kado untuk kak Rafael. Karna Ayahnya sendiri tidak pernah memberinya Uang untuk jajan atau untuk makan sekalipun, kebiasaan sang Ayah hanyalah marah-marah dengan sebab yang tidak jelas kemudian pergi kerumah istri barunya.. Hemz.. Sungguh harus ekstra sabar dan tegar menghadapi sosok Ayah yang seperti itu.

Kulihat Yuli begitu antusias membungkus kado berukuran kecil itu, bahkan angan-angannya begitu besar dan penuh dengan harapan kalau nanti kadonya bisa sampai ketangan ka Rafael. Aku yang melihatnya hanya tersenyum miris sampai tak terasa air mataku menetes

"pokoknya kalau nanti kado ini udah nyampe ke Cocoh, Gue pengen banget Cocoh ngehubungin nomor yang Gue selipin didalam kotak kado ini Dhe, Gue pengen banget denger suara Cocoh yang merdu itu, Gue gak kebayang banget kalau sampai Cocoh ngucapin makasih sama Gue, Gue bener-bener seneng Dhe, Gue seneeeng.."ucap Yulie terus dengan khayalan tingkat tingginya itu, Lagi-lagi Aku hanya bisa tersenyum melihatnya

"Gue cuma takut loe kecewa lagi Lie, loe udah sering banget kecewa gara-gara selalu gagal untuk bertemu dengan Cocoh, Gue takut Loe malah patah semangat.."batinku tidak tega melihat Yuli yang hanya dengan harapan-harapan palsunya saja. Bayangkan saja, kemungkinan kadonya ini bisa sampai ketangan ka Rafael saja sangatlah kecil, apalagi jumlah Sm*shblast terutama Raflatahugs tidaklah sedikit, melainkan ribuan bahkan mungkin jutaan, jadi sangatlah kecil harapan Yuli agar kadonya bisa sampai ketangan ka Rafael Sm*sh...

"ko loe malah bengong gitu sih Dhe?.. Loe gak suka yah sama ide Gue ini? Loe pasti nganggep Gue terlalu fanatic sama Cocoh?.. Gue gak fanatic Dhe, Gue cuma merasa Cocoh emang Senyum Semangat Gue, sosoknya itu bisa bikin Gue semangat Dhe apalagi senyumnya, itu sama persis sama senyuman Almarhum Bunda Gue Dhe, persiss.."ucap Yuli lirih, ekspresi wajahnya pun kini berubah menjadi sedih.
Aku hanya diam tidak menjawab ucapannya, sungguh Aku hanya tak ingin Ia bertambah sedih lagi kalau sampai kado nya kali ini tidak sampai ketangan ka Rafael lagi seperti tahun kemarin..
Aku cuma gak mau Yuli terus-terusan mengharapkan sesuatu yang sangat tidak mungkin bisa Ia dapatkan, Aku takut Ia akan kecewa dan kecewa.. Huufh Entahlah harus dengan cara apalagi Aku memberitahunya agar tidak terlalu berlebihan lagi, tapi ini sudah menjadi keputusannya jadi Aku hanya bisa mendoa'kan yang terbaik untuknya, karna bagiku senyumannya itu lebih berarti dari pada Aku harus melihatnya murung dan bersedih terus..

"maksud Gue gak gitu Lie, Gue cuma mau loe gak terlalu mengharapkan sesuatu yang gak mungkin.. Gue cuma takut nantinya loe malah kecewa lagi, Gue takut Lie.."ucapku lirih dan meneteskan air mata, Yulie hanya diam tak mampu berkata-kata lagi, mungkin Ia meresapi apa maksud dari ucapanku yang memang sangat benar

"Ya Tuhan.. Seandainya Aku diberikan satu permintaan oleh-Mu Aku hanya ingin Engkau mengabulkan permintaan sahabatku ini, Aku ingin agar Ia tidak terus-menerus bersedih, Aku ingin melihatnya tersenyum seperti saat sosok Bundanya dulu masih hidup.. Aku ingin Dia bisa bertemu dengan Senyum Semangatnya ini Tuhan.. karna Senyumnya sangat begitu berarti untukku, untuk tali persahabatanku dengannya.. Aku mohon berikan keajaiban-Mu ini untuknya.."batinku yang hanya bisa meneteskan air mataku lagi, ingin sekali rasanya Aku menjerit dan memaksa pada sang Pencipta agar mengabulkan keinginan dan harapan Sahabatku ini, namun apa daya semuanya tidak bisa dipaksakan karna Aku hanya manusia biasa ciptaan-Nya..

END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p