Jumat, 26 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #15

Dhira masih terus fokus menempelkan jarinya disudut bibir Bisma, Ia begitu serius membersihkan sudut bibir Bisma yang terlihat bekas makanan yang menempel disana


"issh.. Kamu tuh kaya anak kecil aja deh Bis, masa sampe belepotan gini makannya.."ucap Dhira sambil terus membersihkan bagian sudut bibir Bisma

namun Bisma malah diam, Ia menatap wajah Dhira yang sangat cantik itu, bibirnya pun tersenyum karna wajah Dhira begitu dekat dengan wajahnya


"loe ternyata emang bener-bener cantik Ra.."gumam Bisma sambil terus memandangi wajah putih Dhira yang begitu cantik walau tanpa polesan make up sedikitpun

Bisma pun mulai mendekatkan wajahnya kewajah Dhira, entahlah apa yang ada difikirannya saat ini, Ia benar-benar tergoda melihat wajah cantik Dhira, apalagi bibir mungilnya yang begitu tipis dan menggoda


Bisma terus mendekatkan wajahnya, Ia mencoba mengatur nafasnya agar tetap rileks


semakin dekat..





Dekat..






Dan...









"ka..kamu mau ngapain Bis?.."tanya Dhira tiba-tiba yang kaget karna melihat wajah Bisma hampir saja menyentuh wajahnya

mendengar Dhira berbicara seperti itu, Bisma pun tersenyum dan mulai memiringkan kepalanya


"Gue sayang sama Loe Ra.."bisik Bisma begitu lembut tepat ditelinga kiri Dhira

Dhira menoleh kaget kearah Bisma





dan..




"Cuuuup...."tiba-tiba Bisma malah menempelkan bibirnya tepat di bibir mungil Dhira

Dhira semakin kaget saja dengan apa yang Bisma lakukan ini, bahkan Ia tidak berani menatap wajah Bisma yang sangat dekat dengan wajahnya

"ya Allah.. Apa yang Bisma lakukan?..
Apa Dia benar udah berubah?
Apa Dia benar-benar sayang sama Aku?.."batin Dhira masih tidak percaya dengan apa yang dirasakannya, perlahan Dhira pun membuka kelopak matanya yang sedari tadi Ia tutup. Ia melihat wajah Bisma yang sedang asik menikmati bibir mungilnya, bahkan Dhira bisa merasakan lidah Bisma yang terus bermain didalam rongga mulut Dhira dan mengajak Dhira agar merespon permainannya

"ternyata ini bukan mimpi.. Bisma memang benar-benar sudah berubah, bahkan baru kali ini Aku merasakan sentuhan bibirnya yang sangat lembut ini.."Dhira meneteskan air mata, Ia begitu terharu karna baru kali ini Bisma mau menyentuh bibirnya

Bisma yang merasa ada keanehan pada Dhira pun langsung membuka matanya, benar saja.. Ia melihat Dhira ternyata malah asik memandangi wajahnya yang sangat dekat itu, Bisma pun langsung mengusap wajah Dhira agar menutup matanya dan menikmati setiap permainan yang Ia lakukan, bahkan Bisma mengangkat kedua tangan Dhira dan mengalungkan dilehernya

Dhira sendiri sempat kaget karna takut Bisma marah karna Ia malah asik sendiri tanpa sedikitpun membalas permainan Bisma

Bisma menarik pinggang Dhira agar lebih mendekat ketubuhnya. Dhira hanya bisa terus diam sambil memejamkan kedua bola mata Indahnya, namun kali ini Ia mengerti apa maksud Bisma. Dhira pun membalas setiap permainan yang Bisma lakukan, bahkan kini keduanya sama-sama menikmati setiap sentuhan yang begitu lembut mereka rasakan ini...*huhu author gigit bantal...'xD


permainan Bisma pun semakin ganas, tangannya sudah berada didada Dhira, bahkan satu kancing baju Dhira sudah berhasil Bisma lepas, dan bibirnya pun tak kalah nakal, Ia menggigit-gigit kecil bibir bagian bawah Dhira, hingga Dhira pun mengeluarkan desahan kecil karna sedikit terasa sakit

"ngh.."suara desahan yang Bisma dengar dari bibir mungil Dhira, tapi Bisma tidak peduli, Ia justru malah semakin bersemangat bermesraan dengan istrinya yang kini sudah sangat Ia sayangi

"Gue rasa Gue emang udah bener-bener sayang sama Loe Ra, bahkan baru kali ini Gue ngerasain sentuhan yang begitu lembut dan gak pernah Gue rasain sebelumnya, bahkan saat bersama Dina sekalipun.."batin Bisma membuka kedua matanya menatap wajah Dhira yang masih terpejam..


"ASTAGA!!
Aduh, so..sorry Bis, Gue..Gue gak sengaja suer, silahkan dilanjutin lagi aja, sorry ya Bro..."tiba-tiba saja Rangga masuk kedalam ruangan Bisma, Ia melihat Bisma dan Dhira yang masih asik dengan adegan kissing nya.

Bisma yang menyadari kehadiran Rangga pun langsung segera melepaskan bibirnya yang menempel dibibir Dhira. Ia begitu kesal karna kesenangannya diusik, apalagi yang mengusiknya itu Rangga sahabatnya sendiri

Bisma pun menoleh kearah Rangga dengan tatapan kesal

"Lain kali kalo masuk KETOK PINTU dulu napa, gak tau apa kalo Gue lagi ngapain?..."bentak Bisma yang langsung mendadak emosi, Rangga hanya tersenyum sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V

"hehe piiss Bis, Gue gak tau.. Ya udah loe lanjutin lagi aja, Gue keluar dulu bentar..."balas Rangga yang langsung buru-buru keluar dari ruangan Bisma dan segera pergi karna takut kena amukan Bisma nantinya

Rangga pun menutup pintu ruangan Bisma, Ia terkekeh geli melihat adegan yang dilihatnya tadi

"haha.. Si Bisma lucu, masa kemaren bilang gak suka, tapi tadi Gue lihat nafsu banget.. Ckckck.."ucap Rangga tertawa kecil, Ia masih tidak mengerti akan sikap sahabat baiknya itu, bahkan yang tadi dilihatnya pun bagaikan sebuah mimpi

Rangga pun segera bergegas pergi meninggalkan ruangan Bisma, namun Ia masih saja tertawa kecil melihat apa yang Bisma lakukan tadi..*jiaaahh ka Rangga pengganggu..*eh?




**
Kini Bisma hanya diam dan menundukkan kepalanya, Ia benar-benar malu kalau mengingat adegan tadi. Entahlah kenapa Ia bisa melakukan itu dengan Dhira padahal selama ini Ia tidak pernah sedikitpun tergoda atau mau menyentuh bibir mungil Dhira


"emp... So..sorry yah? Gu..gue gak bermaksud kurang ajar ko sama loe, Gue..Gue cuma..cummaaa"ucapan Bisma terhenti

"i..iya, gak papa ko Bis, ju..justru Aku seneng.. Lagian itu udah hak kamu, kamu berhak menyentuh bibir Aku, bahkan tubuh Aku sekalipun, karna itu memang sudah hak kamu sebagai suami Aku.."jelas Dhira sedikit gugup, namun raut wajahnya terlihat begitu senang karna bisa melihat Bisma bersikap se'romantis ini padanya

"i..iya thanks Ra.."balas Bisma kikuk sendiri, jujur Ia sangat nerfous karna takut Dhira marah, apalagi ini baru pertama kalinya Bisma berani mencium bibir Dhira bahkan memainkannya, sedangkan saat Bisma memberikan nafas buatan untuk Dhira beberapa waktu lalu, Dhira dalam keadaan tidak sadar, tidak seperti saat ini..':Dberbeda dengan saat ini


"empp.. A..aku pamit pulang dulu ya Bis, A..aku takut ganggu kamu kalau lama-lama disini.."pamit Dhira segera beranjak dari duduknya

"bi..biar Gue antar Ra.."tawar Bisma tiba-tiba yang berhasil membuat Dhira menghentikan langkahnya, Dhira pun menoleh kearah Bisma dan tersenyum

"gak usah Bis, Aku pulang sendiri aja..
Aku gak mau ngerepotin kamu.."tolak Dhira halus diiringi senyum manisnya

"gak papa ko, lagian Gue gak ada kerjaan..
Jadi biar Gue yang anter.."balas Bisma segera beranjak menghampiri Dhira, Ia pun membuka pintu ruangannya untuk mempersilahkan agar Dhira keluar lebih dulu

"ma..makasih Bis.."ucap Dhira begitu senang akan sikap Bisma hari ini yang begitu lembut bahkan penuh perhatian, Bisma hanya tersenyum kemudian segera mengikuti Dhira dari belakang...

"Gue bener-bener seneng banget Ra, bisa deket sama loe kaya Gini.. Gue pengen kita bisa kaya gini terus.."batin Bisma yang kini merangkul pinggang Dhira dan berjalan beriringan dengan Dhira

"gak nyangka ternyata kamu orangnya begitu romantis, bahkan walaupun kamu masih berbicara Loe-Gue sama Aku, tapi kata-kata yang kamu ucapkan begitu lembut Bis, Aku seneng lihat sikap kamu yang kaya gini.."batin Dhira tersenyum melihat tangan Bisma yang merangkul pinggangnya, Ia pun ikut merangkul tangan kanan Bisma yang merangkul dipinggangnya itu*bayangin deh, so suiiiiiit banget..*hoho





***
Bisma dan Dhira pun sampai diparkiran mobil dikanto Bisma itu, namun wajah Bisma begitu terlihat kaget saat tidak melihat mobil sedan hitamnya disana

"Astagaa!! Gue lupa, mobil Gue kan tadi dipinjem Rangga, trus Rangga masuk ke ruangan Gue tadi pasti mau balikin kunci mobilnya, cuma gara-gara lihat Gue lagi kissing sama Dhira tuh anak jadi gak jadi ngembaliin kuncinya..
Haduuuh Rangaa..Rangga.."Bisma hanya menggaruki rambut hitamnya yang sebenarnya tidak gatal itu, Ia baru menyadari kalau kunci mobilnya masih berada di Rangga, begitu pun dengan mobilnya yang pasti Rangga bawa untuk pulang


"loh, kenapa Bis?..
Ko kamu jadi panik gitu?.."tanya Dhira tiba-tiba dengan wajah bingung nya itu

"eng..gak papa ko Ra, kita pulang pake motor aja yah? Coz mobilnya lagi dipake Rangga..
Tapi Gue ada motor disini ko, loe tunggu bentar yah?.."jelas Bisma yang langsung bergegas segera mengambil motor yang Ia maksud, Dhira hanya mengangguk kecil dan setuju dengan apa yang Bisma ucapkan tadi


"ya Allah.. Jangan biarkan sikap Bisma berubah lagi, Aku pengen banget Bisma kaya gini terus.. Aku pengen dapet perhatian dari Dia, Aku pengen Dia juga merhatiin janin yang Aku kandung ini, ijinkan Aku merasakan itu semua lebih lama lagi ya Allah.. Tolong jangan rubah sikap Bisma lagi, Aku mohon..."batin Dhira lirih, Ia begitu mengharapkan kalau sikap Bisma akan seperti ini selamanya

"kamu yang sabar ya sayang, mamah yakin ko, suatu saat papah Bisma pasti bakalan mau merhatiin kamu, bahkan mamah yakin, Dia pasti akan sangat menyayangi kamu.."ucap Dhira mengelus perutnya yang masih datar itu, lagi-lagi air matanya menetes saat mengingat kalau Bisma belum pernah sedikitpun memberikan perhatiannya pada sang bayi yang masih Ia kandung, bahkan mengelusnya sekalipun belum pernah..


Bisma pun datang menghampiri Dhira dengan motor ninja merahnya, Ia memberhentikan motornya tepat disamping Dhira

"ayo naik Ra.."suruh Bisma lembut, Dhia mengangguk kecil dan segera naik dibelakang Bisma

"pegangan.."suruh Bisma lagi, Dhira pun langsung melingkarkan tangannya diperut Bisma, meskipun sangat ragu tapi Ia begitu erat berpegangan pada Bisma

Bisma tersenyum melihat tangan Dhira melingkar diperutnya, Ia pun segera melajukan motornya meninggalkan parkiran kantornya itu..


**
"Aku jadi inget sama Rafael kalau naik motor berdua gini Bis, dulu Rafael juga suka nyruruh Aku biar pegangan dan meluk Dia.
Tapi entah kenapa memeluk kamu lebih terasa nyaman dibanding saat memeluk Rafael.."batin Dhira tersenyum merasakan kenyamanan yang baru kali ini dirasakannya, Dhira pun menyenderkan kepalanya dipunggung Bisma. Rasanya ingin sekali Dhira berada terus diposisi seperti ini, karna bisa membuat hatinya nyamna dan begitu tenang..

"seneng Ra, hari ini Gue bisa terus lihat loe senyum..
Andai aja loe gak lagi hamil anak Rafael, Gue pasti akan buat loe senyum terus kaya gini..
Tapi(?)


bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p