Dhira masih berdiri mematung melihat kearah sosok pemuda yang
menurutnya sangat mirip dengan Rafael itu, Ia terus menyipitkan matanya
seolah meyakinkan kalau itu memang benar-benar Rafael pria yang masih
ada didalam hatinya
"i...itu Raf..fa..el?..
A..apa Aku gak mimpi?..
I..itu beneran Rafael?.."pikir Dhira masih belum percaya dengan apa
yang Ia lihat, Ia pun mengucek kedua bola matanya agar semakin pasti
kalau yang dilihatnya bukan mimpi atau sekedar halusinasi
"enggak, itu pasti bukan Rafa..
Rafael udah meninggal, Aku pasti cuma salah lihat..
Iya, ini pasti gara-gara Aku keinget Rafa terus dari semalam,
makanya Aku sampai berhalusinasi seperti ini.."ucap Dhira sambil terus
mengucek kedua bola matanya, rasanya Ia sanggat enggan membuka mata lagi
karna takut kalau sosok itu memang beneran Rafael
"hemz.. Kali ini sosok itu pasti gak bakalan ada.."batin Dhira
yakin, Ia menarik nafasnya panjang dan Perlahan membuka kedua kelopak
mata indahnya..
"Loh? Ko..
Ko enggak ada??.."mata Dhira melotot kaget karna sosok itu tiba-tiba lenyap dan menghilang begitu saja
"enggak, itu gak mungkin..
Tadi..tadi Aku beneran lihat Rafa, tapi..tapi kenapa sekarang jadi hilang?..
Apa ini cuma halusinasi?.."Dhira tak habis fikir dengan apa yang ada
dihadapannya itu, Ia menggelengkan kepalanya seolah tidak percaya
"iya, ini pasti cuma halusinasi.. Aku pasti masih dialam mimpi,
makanya sampai berhayal macam-macam.."batin Dhira yakin, Ia pun bergegas
untuk masuk kembali kedalam kamarnya
Namun..
Saat Dhira hendak melangkah masuk dan membalikkan tubuhnya,
Tiba-tiba Bisma datang dan langsung memeluk tubuh Dhira dari belakang..
"emmh... kamu lagi ngapain disini sayang?..
Aku cariin kamu dari tadi tau gak.."tanya Bisma yang kini
menempelkan dagu nya diatas pundak kanan Dhira dan menghirup aroma
parfum yang Dhira pakain, matanya pun menatap kearah perkebunan teh yang
sangat luas itu
Dhira menoleh kaget kearah Bisma, Ia begitu gugup saat Bisma menghampirinya
"A..aku.. Aku gak lagi ngapa-ngapin ko, A..aku cumaa..cuma lagi
lihat permandangan disini aja. Iya lagi lihat pemandangan Bis.."jawab
Dhira gugup, Bisma tersenyum lalu menempelkan kedua tangannya dipipi
Dhira, Ia menatap wajah Dhira begitu lekat dan teduh
"makasih buat yang semalam yah sayang, Aku sayang banget sama kamu
Ra.."ungkap Bisma tiba-tiba, terlihat raut kebahagiaan terpancar dari
wajah tampannya
"gak perlu bilang makasih..
Itu memang udah tugas Aku, jadi udah sepantasnya kamu dapat itu
semua.."Dhira menatap balik wajah Bisma, tangannya pun memegang kedua
tangan Bisma yang menempel dipipinya, Bisma tersenyum mendengar ucapan
Dhira, Ia tidak tau harus bagaimana cara mengungkapkan kebahagiaannya
itu dan langsung berhambur memeluk tubuh sang istri
"tapi Aku seneng banget Ra, Aku seneeeng banget, Aku rasa semalam
itu adalah malam paling Indah buat kita. Love U Sayang.."Bisma mendekap
tubuh Dhira begitu erat seolah tidak mau melepaskannya lagi, Dhira hanya
tersenyum mendengarnya, namun entah kenapa tiba-tiba air matanya
mendadak menetes mendengar Bisma berbicara seperti itu
"Aku minta maaf Bis, Aku gak tau kenapa perasaan Aku jadi seperti
ini.. Aku terus-terusan inget sama Rafa, Aku bener-bener gak tau kenapa
merasa bersalah banget sama kamu, maafin Aku..."batin Dhira lirih dan
membalas pelukan Bisma erat
"oh iya, disini dingin banget sayang, kita masuk aja yuk?.."Bisma melepaskan pelukannya dan sedikit menggosok-gosokan tangannya
"i..iya Bis dingin, ya udah kita masuk aja.."balas Dhira setuju, Ia
pun segera menghapus pipinya yang basah tadi karna takut Bisma
mengetahuinya Ia menangis
"yuk?.."Bisma tersenyum dan merangkul pundak Dhira untuk segera masuk kedalam
Dhira pun ikut tersenyum, namun sesekali pandangannya masih saja
menoleh kearah perkebunan teh itu lagi, Dhira masih dibuat penasaran
dengan sosok yang dilihatnya tadi
"beneran enggak ada.."pikir Dhira masih sempat-sempatnya celingukan mencari sosok tersebut
"lihatin apa sih sayang?
Udah ayo masuk?.."heran+ajak Bisma lagi
"e..enggak lihatin apa-apa ko, iya ini Aku juga mau masuk.."balas
Dhira gugup kemudian segera mengikuti Bisma untuk masuk kedalam kamarnya
karna cuaca diluar memang sangat dingin pagi-pagi seperti ini...
**
Bisma tengah menikmati acara menonton televisinya didalam kamarnya
itu, Ia duduk bersender diatas tempat tidurnya, sementara Dhira sendiri
sedang berada didapur untuk membuatkan secangkir teh ngangat untuk Bisma
tangan Bisma pun tidak bisa diam, Ia terus menekan tombol diremote
tv yang dipegangnya, rasanya tidak ada acara yang seru pagi hari seperti
ini
"issh.. Acara apaan kaya gini, ngebosenin banget.."dengus Bisma
kesal lalu mematikan televisinya dan melemparkan remot itu begitu saja
"hemz.. kenapa sih?..
Ko wajahnya kelihatan bosen gitu?.."tanya Dhira tiba-tiba datang
dengan segelas teh hangat ditangannya, Ia pun duduk disamping Bisma dan
menyodorkan teh yang dibawanya kearah Bisma
"bosen tau Ra, gak ada acara televisi yang seru.."keluh Bisma
memanyunkan bibirnya, Ia pun meraih segelas teh hangat tersebut dan
meneguknya
Dhira tersenyum kemudian ikut bersender disamping Bisma, Ia menyenderkan kepalanya didada bidang Bisma
"Aku mau pulang Bis.."ucap Dhira tiba-tiba yang berhasil membuat Bisma tersedak mendengarnya
"Uhukk-huk!! Ka..kamu mau pulang?..
Memangnya kenapa sayang?..
Bukannya kita baru satu hari disini?
Lagian kita juga belum melihat-lihat tempat disekitar Villa ini kan Ra?
Kamu juga belum tau kan kalau dibelakang Vila kita ada Danau?
Jadi kenapa kamu mau langsung pulang??.."tanya Bisma melotot kaget karna Dhira malah mendadak ingin pulang
"Aku gak suka aja disini, Aku mau pulang Bis..
Kita honey moon dirumah aja yah?.."pinta Dhira seraya menoleh kearah Bisma, Ia menatap teduh wajah suaminya itu
"hemz.. Tapi dirumah itu bosen sayang?..
Masa baru sehari kamu udah minta pulang?.."ucap Bisma sedikit kecewa
"maaf Bis, tapi Aku beneran gak bisa berlama-lama disini..
Aku merasa Rafael terus mengawasi Aku disini, Aku takut kalau Aku
hanya akan buat kamu kecewa nantinya karna terus-terusan ingat sama
Rafa, apalagi kalau sampai kamu bawa Aku ke Danau dibelakang Villa ini,
Aku bisa gila Bisma..."batin Dhira lirih, Ia pun memeluk erat tubuh
Bisma dan menenggelamkan wajahnya dibahu Bisma, sebenarnya tanpa Bisma
beritahu pun Dhira sudah tau kalau dibelakang Villa ini ada sebuah
Danau, dulu Rafael sering mengajaknya kesana, bahkan di dekat Danau itu
terjadi peristiwa yang tidak bisa Dhira lupakan sampai saat ini
"kita pulang yah?
Aku janji, kalau udah sampai dirumah, kamu bebas mau ngapain Aku juga Aku gak akan marah..
Bahkan kamu mau bentak atau pukul Aku kaya dulu pun Aku gak akan
marah Bis, asal kita pulang..."pinta Dhira lirih meneteskan air matanya,
Bisma pun melotot kaget mendengar ucapan Dhira
"kamu ngomong apa sih?..
Ko bicaranya kaya gitu banget?..
Kalau kamu mau pulang ya udah kita pulang..
Tapi jangan pernah kamu bicara kaya gitu lagi, Aku udah berubah Ra,
dan Aku bukan Bisma yang dulu lagi, Aku gak mungkin harus nyiksa dan
kasarin kamu lagi.."jelas Bisma sedikit kesal dan meyakinkan istri
tercintanya ini kalau kejadian dulu tidak mungkin sampai terulang lagi
"maaf.. Aku gak bermaksud buat kamu kesel, tapi Aku cuma mau pulang
Bis.."Dhira menundukkan kepalanya, Ia tidak berani menatap wajah Bisma
lagi karna takut Bisma marah
"ya udah kita pulang sekarang, tapi gak usah pake nangis.."ucap
Bisma mendadak dingin, mungkin Ia kesal dengan sikap Dhira yang
tiba-tiba menjadi aneh, Bisma pun bangkin dan melepaskan tangan Dhira
yang memeluk pinggangnya
"Aku mau panaasin mobil dulu, Kamu siapin semua baju kita.."ucap
Bisma lagi yang langsung keluar dari dalam kamarnya meninggalkan Dhira
"maafin Aku Bis, Aku tau kamu pasti kecewa sama Aku. Tapi Aku takut
kalau kita berlama-lama disini, Aku takut karna bayangan wajah Rafa
terus-terusan hinggap difikiran Aku, Aku bisa gila kalau kaya gini terus
Bis..."batin Dhira lirih menatap kearah Bisma yang sudah keluar dari
dalam kamarnya
Dhira pun segera bangkit dan menuruti ucapan Bisma tadi untuk segera mengemasi pakaiannya lagi...
**
Bisma terus fokus mengendarai mobil sedan hitamnya ini, pandangan
matanya pun terus melihat kearah depan, entahlah apa yang ada difikiran
Bisma sampai-sampai mengacuhkan Dhira yang duduk disampingnya itu
sementara Dhira sendiri hanya diam dan diam..
Difikirannya pun kini hanya memikirkan Rafael,Rafael dan Rafael..
Hemz.. Entah kenapa Dhira mendadak menjadi seperti ini.
Apa karna Rafael yang belum meng'ikhlaskannya bersama Bisma, atau
Dhira sendiri yang masih mencintai Rafael dan berharap Rafael kembali,
yang pasti itu hanya membuat Bisma kesal dibuatnya
"Aku rasa kamu emang lagi mikirin sesuatu Ra, tapi Aku kecewa karna
kamu gak pernah mau cerita sama Aku.."batin Bisma menatap kearah kaca
spion dihadapannya, raut wajah Bisma pun terlihat begitu kecewa dan
seperti yang menahan marah juga..
"maafin Aku Bis, Aku tau kamu pasti marah karna Aku tiba-tiba minta
kembali pulang, Aku cuma gak mau bayangan Rafa terus-terusan hinggap
difikiran Aku Bis, Aku gak mau.."batin Dhira lirih, Ia terus menunduk
tanpa berani menatap wajah Bisma lagi karna takut Bisma malah kesal dan
marah padanya...
"ditanya selalu bilang gak papa, tapi sikap kamu sekarang benar-benar aneehh..
Kamu buat Aku tambah pusing tau Ra, kalau memang kamu gak suka Aku sentuh, bilang..
Gak usah bersikap kaya gini didepan Aku..
Aaarrrgghh!!!"batin Bisma kesal, Ia pun memukul stir mobilnya saking
kesalnya, hingga Dhira yang melihatnya pun kaget dan sedikit
takut...*hayo loooh???
Skip
@Rumah
Akhirnya mobil Bisma pun telah sampai dan memasuki halaman rumahnya
ini, Ia langsung menghentikan mobilnya dan membuka pintu mobilnya itu
untuk segera keluar dan masuk kedalam rumahnya
"Aku duluan.."ucap Bisma cuek, kemudian segera masuk tanpa
menghiraukan Dhira lagi, mungkin Bisma masih kesal makanya Ia bersikap
dingin seperti ini
"i..iya Bis.."balas Dhira sedikit gugup, Ia pun ikut keluar dari dalam mobilnya dan masuk kedalam rumahnya menyusul Bisma
"kamu pasti marah dan kecewa sama Aku.
Aku minta maaf Bis, tapi ini untuk kebaikan kita.."Dhira menatap
kearah Bisma yang sudah masuk terlebih dahulu kedalam rumahnya yang
sangat mewah itu, perlahan Dhira pun melangkahkan kakinya dan ikut masuk
menyusul Bisma..
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p