Selasa, 30 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #35

Mendengar suara Bel rumahnya berbunyi, Dhira pun segera bergegas menuju pintu utama untuk membuakakan pintu. Ia melangkahkan kakinya begitu pelan karna sedikit susah dengan keadaan perut yang semakin membuncit..


"iya sebentaar..."sahut Dhira lagi saat bel rumahnya terus-terusan terdengar.
Langkah Dhira pun semakin dipercepat karna risih bel rumahnya terus berbunyi

"Ckleeeek..."Dhira memutar kunci berwarna perak itu dan perlahan membuka pintu rumahnya untuk mengetahui siapa yang datang

"Maaf.. Anda siaaa..."tiba-tiba ucapan Dhira terhenti saat melihat pemuda yang berdiri dihadapannya dengan mengenakan seragam ala seorang pegawai, ditangannya juga terlihat beberapa pucuk surat yang Ia bawa

"Apa benar ini rumahnya Pak Bisma Karisma?.."tanya pemuda itu ramah

"i..iya ini rumah suami saya Bisma Karisma. Ada perlu apa yah?.."jawab+tanya Dhira balik, pemuda itu tersenyum ramah lalu menyodorkan sebuah map berwarna coklat kearah Dhira

"ini ada kiriman untuk Pak Bisma, mohon agar ditanda tangani untuk bukti penerimaan.."jelas pemuda tersebut yang ternyata seorang kurir pengantar surat yang ditujukan untuk Bisma

"oh iya, terimakasih.."balas Dhira tersenyum ramah, Ia pun segera menandatangani kertas yang disodorkan padanya untuk bukti penerimaan

"ya sudah, saya permisi dulu.. Mari?"pamit pemuda itu dan berlalu pergi dengan motor yang tadi dibawanya, Dhira hanya mengagguk kecil dan tersenyum kemudian segera masuk kembali kedalam rumahnya

"hempp.. Ini pasti berkas-berkas yang Bisma bilang semalam.. Berkas-berkas dari perusahaan yang bekerja sama sama perusahaan Bisma itu. Iya berkas-berkas ini pasti sangat penting buat Bisma.."pikir Dhira yakin, Ia pun segera menutup pintu rumahnya dan bergegas masuk

namun..

Pandangan Dhira tertuju pada sosok pemuda yang berdiri didepan rumahnya, Ia sungguh kaget saat melihat ternyata Rafkha berjalan pelan menghampirinya, hingga akhirnya Dhira pun tidak jadi menutup pintu rumahnya

"Ra..rafkha?.. Mau apa Dia kesini? Kalau sampai Bisma lihat, pasti Bisma akan marah.."batin Dhira khawatir, Ia pun pura-pura tidak melihat sosok Rafkha karna tidak mau melanggar pesan Bisma yang tidak boleh keluar rumah apalagi sampai menemui Rafkha

"tunggu..!!"teriak Rafkha berlari kecil kearah Dhira Dhira yang tadinya ingin segera masuk dan mengabaikan kedatangan Rafkha pun langsung terhenti, jantungnya mendadak berdebar cepat kalau Rafkha sudah berada didekatnya

"Ya Allah.. Kenapa harus ketemu lagi?.. Aku gak mau kalau sampai Bisma kecewa karna Aku ketemu sama Rafkha.. Aku gak bisa lihat Dia sedekat ini?.. Bayangan wajah Rafa pasti langsung melintas dan membuat Aku semakin yakin kalau Rafkha itu Rafa.. Aku mohon jangan biarkan hati Aku menjadi berfikiran aneh-aneh lagi.. Aku mohon Ya Allah.."Dhira menundukkan kepalanya, Ia sungguh tidak berani menatap wakah Rafkha. Hatinya sungguh berkecamuk antara takut dan jantung yang terus berdebar kencang.. Takut karna kalau sampai Bisma tau Ia bisa dimarahi dan dicuekkan lagi oleh Bisma, namun perasaan hatinya tidak bisa bohong kalau Ia memang selalu berdebar kala dekat dengan Rafkha, sama seperti saat Ia dekat dengan Rafael..

"hey, ko bengong?.. Kamu kenapa? Kamu gak papa kan?.."Rafkha melambaikan tangannya didepan wajah Dhira hingga Dhira pun terbuyar dari lamunannya

"e..aa..Aku gak papa ko, Aku.. Aku baik-baik aja.."jawab Dhira gugup plus salah tingkah. Rafkha malah tersenyum melihat wajah Dhira yang cantik dan putih, pandangan matanya pun beralih melihat perut Dhira yang sudah membuncit

"perut kamu makin besar aja yah?..udah berapa bulan?.. Aku juga udah lama baru lihat kamu lagi, memangnya kamu kemana aja?.."tanya Rafkha lagi, nada suaranya sungguh lembut persis seperti suara Rafael, Ia menundukkan badannya dan mencoba untuk menyentuh perut Dhira

"A..aku ada terus ko dirumah. emp.. Usia kandungan Aku udah 7'bulan.. Ma..maaf kalau Aku emang jarang keluar rumah.."jawab Dhira lagi-lagi dibuat gugup, apalagi Rafkha sampai memegang dan mengelus perutnya, sungguh itu membuat jantung Dhira semakin berdebar tak karuan
"bayinya aktif banget.. Kayaknya dia Laki-laki.. Selamat yah? Karna kamu akan segera menjadi seorang Ibu. Aku juga berharap kalau kelak Aku bisa menjadi seorang Ayah walau kemungkinannya sangat kecil.."ucap Rafkha kembali dengan sangat lembutnya, Ia sampai tidak sengaja mengucapkan keinginan yang menurutnya sangat kecil kemungkinannya

namun Dhira tidak membalas lagi ucapan Rafkha, mulutnya bagaikan terkunci, tubuhnya pun seakan mendadak kaku tidak bisa digerakkan

"Ya Allah.. Kenapa Aku begitu yakin kalau Rafkha itu Rafael?.. Kenapa yang Rafkha lakukan sama persis dengan yang pernah Rafael lakukan pada hamba dulu?.. Elusan lembut tangannya benar-benar seperti elusan tangan Rafa, apa Dia Rafael?.. Apa Dia Rafael Aku?.. Beri Aku petunjukmu ya Allah.. Aku hanya ingin tau kenapa hati Aku terus-terusan berdebar kencang dan merasa nyaman kalau Rafkha ada disini?.. Siapa Dia sebenarnya? Siapa Dia ya Allah?.."batin Dhira lirih, air matanya sampai menetes karna tak kuasa dengan perasaan hatinya

"hey, ko kamu bengong lagi?.. Aku boleh masuk gak?.. Aku pengen ngobrolkngobrol sama kamu. Aku juga pengen bertanya tentang suatu hal yang selama ini membuat hati Aku terus-terusan tidak tenang.. Aku boleh kan masuk?.. Kebetulan istri Aku juga lagi gak ada dirumah, boleh yah?..."pinta+jelas Rafkha begitu lembut dan penuh harap, entah kenapa Dhira bisa menganggukkan kepalanya dan menyetujui permintaan Rafkha

"makasih.."balas Rafkha tersenyum senang, Ia pun segera masuk kedalam rumah Dhira dan membuntuti Dhira dari belakang..

**
"Jadi kamu hanya tinggal sama suami kamu aja Ra?.. Empp.. Aku fikir pernikahan kalian sudah berjalan lama, ternyata belum genap satu tahun.. Kalau pernikahan Aku sudah hampir 2'tahun Ra, tapi Aku belum bisa dikaruniai seorang anak karna Aku lagi sakit.."ucap Rafkha tiba-tiba, Ia kembali tak sengaja menceritakan tentang kisah hidupnya pada Dhira

sementara Dhira sungguh tercengang mendengar ucapan Rafkha yang ternyata sudah menikah selama 2'tahun lamanya..

"apa Rafkha memang bukan Rafa?.. Tapi kenapa dengan perasaan hati Aku ini?.. Ya Allah.. Aku mohon hentikan semua teka-teki ini.. Aku gak sanggup dengan semua ini, Aku gak sanggup.."batin Dhia lirih, sedari tadi Ia hanya menjawab seperlunya pertanyaan yang Rafkha lontarkan padanya, Ia sungguh takut kalau nanti Bisma tiba-tiba datang dan akan salah faham padanya, Ia juga tidak percaya kalau ternyata Rafkha sudah menikah segitu lamanya, sedangkah kalau Rafkha memang benar-benar Rafael, mungkin usia pernikahannya belum mencapai satu tahun. Tapi ini sudah 2'tahun lebih..

"hemz.. Ko bengong lagi sih?.. Perasaan kamu sering banget bengong?.. Awas loh jangan kebanyakan bengong, gak baik buat kesehatan juga janin kamu.."ucap Rafkha membuyarkan lamunan Dhira
"e..enggak. Aku gak papa.. I..iya Aku juga tau.."balas Dhira gugup

Rafkha tersenyum kemudian beranjak dari duduknya

"empp.. kayaknya Aku udah terlalu lama disini.. Aku pamit pulang dulu, kamu gak papa kan sendirian dirumah?.."Rafkha beranjak dari duduknya dan berpamitan untuk pulang

"i..iya gak papa ko Raf, Aku..aku udah biasa sendiri.."balas Dhira tetap saja gugup, Ia pun ikut beranjak dari duduknya dengan sangat hati-hati karna perutnya yang sudah membesar Dhira pun mengantar Rafkha sampai kedepan pintu rumahnya..

Sementara itu..

"haduuh Ra, kamu dimana sih sayang?.. Kenapa telfon Aku gak kamu angkat?.. Kamu gak kenapa-napa kan Ra?.. Bayi kita juga gak papa kan sayang?.. Ya Tuhan.. Kenapa hati ini menjadi khawatir banget sama Dhira?.."Bisma terlihat begitu panik didalam ruangan kerjanya, tangannya tak henti-hentinya mencoba menghubungi Dhira dengan BB yang Ia pegang, wajah Bisma pun dibuat tegang karna Dhira sama sekali tidak menjawab panggilan telfon dari Bisma, bahkan sms dan BBM pun tidak Dhira balas

"Gue harus pulang sekarang, Gue gak mau kalau sampai anak dan istri Gue kenapa-napa.. Gue gak mau calon jagoan kecil Gue kenapa-napa nanti.. Iya Gue harus pulang.."yakin Bisma yang langsung menyambar tas kerjanya kemudian segera keluar dari dalam ruangannya untuk pulang karna perasaannya sungguh dibuat khawatir gak karuan..

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p