Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Jumat, 26 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #12
Terlihat Dhira masih merasakan kenyamanan berada dipelukan Bisma sang suami, hatinya benar-benar bahagia mendapat perlakuan lembut seperti ini dari Bisma
"Aku mau kamu kaya gini terus Bis, Aku mau selamanya kamu bersikap seperti ini.."batin Dhira memejamkan matanya didada bidang Bisma
Perlahan Bisma pun melepaskan pelukannya, Ia memegang kedua pipi Dhira dan menatap wajah Dhira dengan tatapan yang sangat teduh
"maafin semua kesalahan Aku ya Ra?..
Aku janji, Aku gak akan kasar lagi sama kamu.."ucap Bisma pelan, menatap wajah cantik istrinya ini. Dhira tersenyum balik menatap wajah Bisma
"tanpa kamu minta Aku pasti maafin kamu ko Bis.. Tapi Aku mau kamu pegang janji kamu ini.."balas Dhira diiringi senyum
"iya sayang, Aku pasti pegang janji Aku, Aku sayang kamu Ra.. Maafin Aku yah.."Bisma kembali mendekap tubuh Dhira, Ia pun mengecup lembut kening Dhira yang sedikit memar akibat Ia dorong saat dikamar mandi semalam. Namun entahlah Dhira merasa nyaman berada dalam posisi seperti ini, bahkan rasa sakit yang sering Ia rasakan tiba-tiba menjadi lenyap karna perlakuan Bisma yang begitu lembut
"Aku mau pulang Bis.."ucap Dhira tiba-tiba, Bisma melepaskan pelukannya dan kembali menatap wajah Dhira
"memangnya kamu udah kuat?.."tanya Bisma mengernyitkan keningnya
"udah ko, lagian Aku udah gak papa.."jawab Dhira meyakinkan
"ya udah kita pulang sekarang, Aku temui Dokternya dulu yah?.."pasrah Bisma lalu beranjak keluar dari kamar rawat Dhira untuk menemui sang Dokter yang menangani Dhira tadi. Dhira hanya mengagguk pelan diiringi senyuman yang tersirat dibibir tipisnya itu
"ya Allah.. Semoga ini bukan mimpi, kalau pun ini mimpi aku mohon jangan bangunkan Aku dari mimpi Indah ini, Aku mohon ya Allah.."batin Dhira menatap kearah Bisma yang sudah keluar dari dalam kamar rawatnya itu, air mata bahagia Dhira pun menetes tak terasa dan membasahi pipinya yang putih itu
**
Setelah mendapat izin dari sang Dokter, akhirnya Dhira pun dibolehkan untuk pulang, yaa walaupun awalnya Dokter tidak mengizinkan karna kondisi kandungan Dhira masih sangat lemah, tapi dengan sedikit bujukan dari Bisma akhirnya Dokter itu pun mengizinkan dengan syarat Dhira harus istirahat total saat dirumah nanti
"ya udah Dokter, kalau begitu saya permisi dulu.."pamit Bisma kemudian segera beranjak dari duduknya, sementara sang Dokter hanya mengagguk kecil dan tersenyum kearah Bisma..
Gimana Bis? Aku udah boleh pulang kan?.."tanya Dhira antusias begitu melihat Bisma telah kembali menghampirinya
"boleh ko sayang, ya udah kita pulang sekarang yah?.."Bisma tersenyum dan mengelus lembut puncak kepala Dhira, Dhira benar-benar senang melihat sikap Bisma yang sangat lembut dan penuh perhatian ini
"iya Bis.."balas Dhira mengangguk kecil..
**
Setelah membantu Dhira masuk kedalam mobil sedan hitamnya, Bisma pun segera ikut naik dan langsung menjalankan mobilnya meninggalkan parkiran Rumah Sakit..
Sepanjang perjalanan Dhira hanya tersenyum memperhatikan wajah Bisma, Ia juga terus-menerus mengelus perutnya yang belum terlihat membuncit itu karna kandungannya baru menginjak 2'bulan..
"mudah-mudahan aja Bisma bisa menjadi papah yang baik buat kamu sayang.. Walaupun mamah gak tau apa itu semua bisa terjadi, tapi mamah yakin papah Bisma pasti bakalan sayang sama kamu, apalagi sekarang Ia udah baik banget sama mamah.."batin Dhira menatap kearah perutnya, Ia terus mengelus perutnya itu dan berharap dengan perubahan sikap Bisma ini Ia akan mau menyayangi janin yang dikandungnya walaupun bukan anak kandung Bisma
"kamu kenapa Ra? Ko diem aja sih sayang?.."tanya Bisma tiba-tiba yang membuat Dhira kaget dan terbuyar dari lamunannya
"Aku..akuu Aku gak papa ko Bis, Aku gak papa.."jawab Dhira benar-benar gugup, Bisma tersenyum lalu melirik kearah tangan Dhira yang masih mengelus perutnya
namun entah kenapa tiba-tiba ekspresi wajah Bisma langsung berubah mengerikan, wajahnya kembali menjadi merah dan penuh amarah
"siaL!! Pasti Dhira lagi ngelamunin bayi yang dikandung nya itu..
Aaarrghh!! Kenapa juga Gue tadi harus nolongin Dia, kenapa gak Gue biarin aja bayinya mati toh itu bukan darah daging Gue.."batin Bisma menatap sinis kearah perut Dhira, entahlah setan apa yang masuk kembali kedalam dirinya hingga fikirannya sangat mudah berubah dan sulit untuk ditebak..*waaah kumaaat dah ieu mah..*eh?
**
Akhirnya mobil Bisma pun sampai didepan rumahnya yang sangat mewah dan megah ini, Ia segera memberhentikan mobilnya dan keluar terlebih dahulu untuk membukakan pintu untuk Dhira
"udah sampe, kamu bisa jalan sendiri kan?.."ucap Bisma sedikit ketus, terlihat sekali raut wajahnya pun tidak semanis saat di Rumah Sakit tadi
"Aku udah gak papa ko Bis, Aku bisa jalan sendiri.."balas Dhira tersenyum manis karna tidak mau Bisma terlalu khawatir, padahal sebenarnya perutnya masih terasa sakit, bahkan sangat sakit
"ya udah Aku duluan.."tiba-tiba Bisma pergi begitu saja meninggalkan Dhira, Ia masuk kedalam rumahnya tanpa menghiraukan Dhira lagi
"i..iya Bis.."balas Dhira gugup, sebenarnya Dhira mulai heran dengan sikap Bisma yang menjadi dingin seperti ini lagi, padahal tadi Bisma sangat perhatian padanya, tapi sekarang(?)
ahh entahlah terbuat dari apa hati Bisma ini sampai sangat sulit ditebak..#dari tanah liat kali Ra?#upss'xD
Dhira pun keluar dari dalam mobil Bisma, namun perutnya terasa sangat sakit hingga Ia sulit untuk melangkah karna saking sakitnya
"aww, Bis.."panggil Dhira pelan sambil memegangi perutnya, langkahnya pun terhenti karna perutnya sangat sakit sekali
"Bismaa, sakit Bis.."rintih Dhira lagi dan berhasil menghentikan langkah Bisma yang belum jauh itu
"heuuh.. Apa lagi sih?.."dengus Bisma kesal dan segera menghampiri Dhira
"katanya tadi udah gak papa, tapi sekarang kamu ngeluh sakit?..
Loe tuh kalau emang masih sakit gak usah so'so an bilang enggak deh, bisanya cuma NYUSAHIN Gue AJA!!"kesal Bisma menekan kata-katanya, Dhira yang mendengarnya benar-benar kaget, bagaimana mungkin Bisma bisa berubah secepat ini?
Apalagi sekarang kata-katanya sudah menggunakan kata Elo-Gue lagi
"hiks.. Maaf Bis, Aku..Aku gak tau kalau sekarang perut Aku jadi sakit gini.."ucap Dhira sambil terus memegangi perutnya yang memang sakit itu, namun sepertinya bentakan yang barusan Bisma lontarkan lebih terasa sakit dibanding rasa sakit diperutnya ini
"hufh.. Ya udah sini Gue bantu, bisanya cuma NYUSAHIN doank.."dengus Bisma kesal yang langsung mengangkat tubuh Dhira dan segera membawanya masuk, Dhira hanya diam tidak berani membalas ucapan Bisma lagi
"ya Allah.. Ternyata tadi cuma hanya mimpi.. Bisa benar-benar tidak bisa berubah seperti yang Aku inginkan tadi.. Padahal tadi Ia sudah berjanji tidak akan kasar dan membentak Aku lagi, tapi ternyata itu semua memang sangat tidak mungkin.."batin Dhira lirih, Ia menatap wajah Bisma yang begitu dekat dengan wajahnya ini, sementara kedua tangannya Ia kalungkan dileher Bisma
**
Bisma pun membaringkan Dhira diatas tempat tidurnya, Ia menyelimuti tubuh Dhira dengan bad cover berwarna putih miliknya itu, namun entah kenapa tatapan wajahnya tidak terlihat ikhlas dan sangat penuh dengan keterpaksaan
"sekarang loe istirahat, Gue mo mandi dulu.."suruh Bisma cuek dan segera bergegas menuju kamar mandinya, Dhira hanya mengangguk kecil mendengar ucapan Bisma
"ternyata gak ada yang bisa seperti kamu Raf, cuma kamu yang bisa ngasih perhatian yang tulus dan ikhlas sama Aku, cuma kamu Rafa..
Bahkan Bisma sendiri tidak bisa memberikan semua itu.."batin Dhira lirih menatap kearah Bisma yang sudah masuk kedalam kamar mandinya itu
"rasanya Aku pengen banget ikut sama kamu Raf, Aku mau dapet semua perhatian dari kamu lagi Rafa,
Aku mau kamu nyayangin Aku lagi kaya dulu Raf, Aku mau ikut kamu.."lirih Dhira kembali, air matanya pun menetes membasahi pipinya yang putih itu. Entahlah sampai kapan Ia akan terus-terusan mengharapkan tulusnya kasih sayang yang hanya bisa diberikan oleh Rafael itu dari Bisma. Mungkin itu tidak mungkin bahkan sangat tidak mungkin bisa Ia dapatkan..
Terlebih lagi sikap dan sifat Bisma sangat sulit untuk ditebah dan dimengerti..
Sementara itu...
Kini Bisma tengah membiarkan tubuhnya yang masih mengenakan pakaian lengkap dalam guyuran air shower, rambut bahkan tubuhnya pun basah kuyup akibat guyuran air shower yang sengaja Ia nyalakan
"kenapa Gue harus nyelamatin bayi itu, kenapa bayi itu gak mati aja, kenapa? kENAPAAA??...
Aaaaaaaarrrgghh!!"Bisma menjambak rambutnya sendiri, tubuhnya terkulai lemas bersender ditembok kamar mandinya itu, namun guyuran air shower itu tetap hidup dan membasahi tubuhnya
"Kenapa hidup Gue harus seperti ini?..
Kenapa Gue harus memiliki istri dan calon bayi yang bukan darah daging Gue sendiri? Kenapa Tuhan? KENAPAAAaaaa???..."Bisma kembali berteriak sambil menjambak rambutnya sendiri, Bisma benar-benar tidak habis fikir kalau Ia akan memiliki anak yang bukan darah dagingnya sendiri
"kenapa anak itu loe harus tumbuh dirahim Dhira Raf?..
Kenapa bukan anak Gue?..
Kenapa..."lirih Bisma yang kini malah menangis, entahlah kenapa Ia bisa menjadi seperti ini. Yang pasti hatinya langsung penuh dengan amarah begitu menyadari kalau Dhira sedang mengandung anak dari Rafael kakak kandungnya yang sudah meninggal itu bukan darah dagingnya sendiri....
Bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p