Terlihat Bisma begitu fokus berkutat dengan semua pekerjaannya
yang menumpuk itu, maklum selama Bisma tidak masuk akibat kecelakaan
kemarin tidak ada yang menggantikan posisinya, sedangkan Rangga sendiri
yang Bisma percaya juga ikut-ikutan tidak masuk karna orang tuanya sakit
dan dirawat, jadi Bisma benar-benar ekstra kewalahan mengurusi
pekerjaannya yang terbengkalai ini..
"Hufh.. Gila, ini kerjaan banyak banget?..
Sampe gak selesai-selesai dari tadi Gue kerjain.."pikir Bisma heran
dengan tatapan mata yang tidak berkedip sama sekali terhadap layar
laptopnya itu, apalagi jari-jarinya yang tiada henti mengetik setiap
huruf di keypad laptopnya
"Kalo aja loe masih ada, Perusahaan papah ini pasti gak akan
terbengkalai gini Raf, loe pasti bisa gantiin posisi Gue dan meng'handle
semuanya, gak seperti sekarang..
Gue bener-bener kewalahan Raf, Gue gak bisa ngurusin
perusahaan-perusahaan papah lebih dari satu ini.."pikir Bisma lagi
mengharap sesuatu yang memang sangat tidak mungkin terjadi
Yaps.. Kalau seandainya Rafael masih ada pasti Ia bisa menghandle
semuanya karna Rafa memang sangat ahli dalam bidang perbisnisan, sama
seperti sang papah yang terkenal dengan Pebisnis tersukses itu..
Dan Bisma sendiri mungkin tidak akan ada disini kalau seandainya
Rafa masih ada, Ia pasti masih berada di Jerman sana untuk meneruskan
study nya dan mengejar semua impiannya yang ingin menjadi seorang
seniman terkenal itu..
"Tapi Gue gak nyesel ko Raf, walaupun loe udah membuat Gue hancur
karna harus menggantikan semua posisi loe, tapi sekarang Gue justru
berterima kasih karna loe udah ngijini Gue buat mendampingi Dhira, Gue
sayang banget sama Dhira Raf, Gue nyesel dulu udah nyakitin Dia, tapi
sekarang loe gak perlu khawatir, Dhira pasti bakalan Gue jaga dengan
baik karna Gue cinta dan sangat sayang sama Dia.."batin Bisma tersenyum
membayangkan keadaannya saat ini, wajah cantik Dhira pun selalu
menghiasi fikirannya, rasanya ingin sekali menyelesaikan semua
pekerjaannya ini agar bisa cepat pulang dan bertemu dengan Dhira sang
istri
"kira-kira kamu lagi apa Ra?.. Aku kangen banget sama kamu.."pikir
Bisma menatap bingkai photo Dhira yang diletakkan diatas meja kerjanya
itu
"Hemz.. Gue harus selesain kerjaan Gue sekarang juga, Gue pengen
banget pulang biar bisa ketemu Dhira, iya Gue harus kerjakan semuanya
dengan cepat.."yakin Bisma menyemangati dirinya, Ia pun kembali fokus
terhadap laptop dan berkas-berkas kerjanya yang sangat menumpuk
namun..
Saat Bisma sedang fokus terhadap layar laptopnya itu, tiba-tiba om
Landry datang dan melempar sebuah map beserta berkas-berkas tepat
dihadapan Bisma
"BRAAAKSss..!!"suara map yang dilempar sekuat tenaga membuat Bisma melotot kaget dan sejenak menghentikan pekerjaannya
"Paa..papah?"pekik Bisma kaget melirik kearah om Landry yang
wajahnya sudah seperti seekor Harimau yang akan menerkam mangsanya itu
"Dasar anak GAK BERGUNA,
mengurus perusahaan ini saja tidak becus!!
Kenapa semua saham dan keuangan Perusahaan ini bisa menipis dan turun drastis?
Kemana saja kamu sampai Perusahaan ini bisa hancur seperti ini?..
Apa kamu mau menghancurkan Papah?
Kamu pasti mau membuat perusahaan ini bangkrut, IYA KAAN??.."bentak
om Landry murka, Bisma benar-benar dibuat kaget akan ucapannya ini
"ma..maaf Pah, Bisma memang gak masuk beberapa hari kemarin karna
kecelakaan itu, tapi Bisma janji ko Pah Bisma pasti bisa mengembalikan
semuanya seperti semula lagi, Bisma gak ada maksud sedikitpun membuat
Perusahaan ini menurun, Bisma minta maaf pah.."ucap Bisma sedikit gugup,
bahkan jantungnya pun sampai berdebar kencang mendengar bentakan dari
papahnya itu
"GAK USAH banyak alasan!
Papah sudah Gak percaya lagi sama kamu, awass!!"bentak om Landry
tidak mau percaya, Ia pun mendorong tubuh Bisma agar berdiri karna Ia
akan mengerjakan apa yang sedang dikerjakan putra satu-satunya itu
"mengerjakan pekerjaan mudah seperti ini saja tidak becus,
benar-benar anak tidak berguna!!"sindir om Landry lagi, Bisma yang
mendengarnya hanya berdiri mematung disamping om Landry
"kenapa sih pah, papah sebegitu marahnya sama Bisma?..
Padahal dulu papah sayang banget sama Bisma, bahkan papah selalu membedakan kasih sayang untuk Bisma dan Rafael, tapi sekarang?
Setelah Rafael pergi dan bayi Dhira juga pergi, papah berubah Pah,
papah udah gak kaya papah yang dulu lagi, yang selalu sayang sama Bisma,
papah udah beda pah, udah beda.."batin Bisma lirih mengingat saat-saat
dulu yang tidak pernah sedikitpun mendapat bentakan dari om Landry,
kalaupun kena pasti bukan hanya Bisma saja tapi Rafael pun kena, karna
Bisma sangat akrab dengan kakak kandungnya itu..
"Ngapain kamu masih disini?..
KELUAR sana!!
Papah udah muak lihat muka kamu.."tiba-tiba om Landry mengusir Bisma
agar pergi meninggalkannya, akhirnya air mata Bisma yang dari tadi
ingin menetes pun jatuh membasahi pipi mulusnya
"i..iya pah.."ucap Bisma gugup lalu berjalan kearah pintu untuk
segera keluar dari ruangan kerjanya, sungguh benar-benar hancur hati
Bisma mendapat perlakuan yang keras dan kasar dari sang papah
"ya Tuhan.. kenapa Papah jadi membenciku seperti ini?
Apa Aku bukan anak kandung Ia yang sebenarnya?
Atau jangan-jangan ini adalah balasan karna selama ini Aku selalu bersikap kasar dan membentak Dhira?
Apa ini balasan-Mu Tuhan?.."lirih Bisma dan kembali meneteskan air
mata, Ia pun segera mempercepat langkah kakinya meninggalkan ruangan
juga kantornya itu..
***
Perempuan cantik ini tengah duduk termenung menatap kearah luar kaca
jendela kamarnya, seukir senyum pun terus mengembang dibibir mungilnya
itu, Ia masih tidak mempercayai tentang kebahagiaannya saat ini yang
memang sangat tidak Ia duga sebelumnya
"ko Aku jadi kangen terus sama Bisma yah?..
Rasanya Aku pengen terus Dia ada disini..
Aku gak nyangka kalau tadi sebelum Ia berangkat kerja Bisma sampai mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut..
Aku bener-bener gak nyangka ternyata kamu memang sudah berubah
Bis..."batin perempuan cantik ini yang ternyata adalah Dhira, pandangan
matanya pun terus menatap lurus keluar lewat kaca jendela kamarnya itu,
Ia sangat berhara kalau Bisma segera pulang karna rasa rindu dihatinya
itu sudah sangat besar
"hempp.. Baru juga jam satu siang, Bisma pasti pulang malam lagi,
hufh.."Dhira melirik jam didinding kamarnya, tubuhnya serasa begitu
lemas melihat jarum jam yang baru menunjukkan pukul:13.00wib, atau jam
satu siang..
Dhira pun beranjak dari duduknya hendak berdiri dan keluar dari
dalam kamarnya itu, namun tiba-tiba saja terdapat sepasang tangan yang
melingkar diperut Dhira dan memeluknya dari belakang
"hmm... Mau kemana sih sayang?.."suara yang tidak begitu asing diteling Dhira dan berhasil membuatnya tersenyum
"Bisma?"pekik Dhira menoleh senang kearah seseorang yang memeluknya itu
"iya ini Aku sayang, Aku kangen banget sama kamu Ra, kangeeen
banget.."Bisma pun mempererat pelukannya, Ia meletakkan dagu nya diatas
bahu Dhira dan menciumi aroma parfum dileher istrinya ini
"engh.. Bis geli, kamu ko udah pulang sih?.. Biasanya kan pulangnya
malam?.."tanya Dhira heran dan sedikit mengalihkan perhatian agar Bisma
behenti menciumi aroma parfum dileher jenjangnya itu. Bisma tersenyum
lalu melepaskan kedua tangannya yang memeluk erat tubuh Dhira
"Aku pulang cepet karna Aku kangen banget sama kamu sayang..
muaach"jawab Bisma berbohong, karna tidak mungkin kalau Ia bicara jujur
tentang perlakuan om Landry dikantor tadi, Bisma pun mendaratkansatu
kecupan yang begitu hangat dikening Dhira
"kayaknya kamu bohong deh Bis, jadi Aku gak bisa percaya.."ucap Dhira tiba-tiba yang membuat Bisma terbelalak kaget
"ma..maksud kamu?
Ko bisa berfikiran kaya gitu sih Ra?.."tanya Bisma sedikit gugup, namun Dhira malah tersenyum mendengarnya
"karna biasanya kan gak pernah kaya gitu, kamu tuh gak pernah mau
ninggalin kerjaan kamu, iya kan?.."jawab Dhira diiringi senyum dengan
candaanya ini
"issh.. Rese, kirain karna apa.
Awas yah? Kamu udah buat Aku kaget tau gak.."ucap Bisma sedikit
kesal, Ia pun berjalan menghampiri Dhira dan menggelitik perut Dhira
hingga Dhira pun jatuh keatas tempat tidurnya
"ahaha.. Ampun Bis ampun.. Ahaha, udah Bisma geli.. Ahaha.."tawa
Dhira pun terdeangar begitupun dengan Bisma yang ikut tertawa kecil
sambil terus menggelitik peran perut Dhira
"haha gak akan Aku lepasin tau gak, kamu harus Aku hukum.."balas
Bisma sedikit mengancam, kini posisi tubuhnya pun sudah berada diatas
tubuh Dhira, namun tiba-tiba mata Bisma begitu terpesona melihat wajah
Dhira yang penuh dengan keceriaan juga senyuman ini
"baru kali ini Aku lihat kamu ketawa puas Ra, rasanya seneng banget
bisa lihat kamu ketawa kaya gini.."batin Bisma menatap wajah istrinya
ini tanpa kedip juga senyuam dibibirnya
Dhira yang merasa heran pun langsung berhenti tertawa dan menatap wajah Bisma dengan tatapan bingung
"kamu kenapa?
Ko malah senyum-senyum gitu sih lihatnya?
Memang wajah Aku aneh yah sampe bikin kamu senyum-senyum kaya
gitu?.."tanya Dhira polos, namun Bisma tidak menjawab ucapan Dhira,
lagi-lagi Ia malah tersenyum mendengar pertanyaan dari mulut istrinya
itu
"Bis, kamu kenapa sih?..
Jangan buat Aku taaa.."tiba-tiba Dhira menghentikan ucapannya karna wajah Bisma kini malah mendekat kearah wajahnya
"Biss, ka..kamu mau ngapp..."lagi-lagi ucapan Dhira terhenti karna kali ini Bisma menyumpal bibir mungil Dhira dengan bibirnya
"Cuuuuuppp..."kecupan yang begitu lembut Dhira rasanya dibibir
mungilnya, Dhira pun hanya bisa memejamkan kedua bola matanya dan
menikmati apa yang dilakukan oleh suaminya itu..
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p