Jumat, 26 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #21

Terlihat Bisma begitu fokus berkutat dengan semua pekerjaannya yang menumpuk itu, maklum selama Bisma tidak masuk akibat kecelakaan kemarin tidak ada yang menggantikan posisinya, sedangkan Rangga sendiri yang Bisma percaya juga ikut-ikutan tidak masuk karna orang tuanya sakit dan dirawat, jadi Bisma benar-benar ekstra kewalahan mengurusi pekerjaannya yang terbengkalai ini..


"Hufh.. Gila, ini kerjaan banyak banget?..
Sampe gak selesai-selesai dari tadi Gue kerjain.."pikir Bisma heran dengan tatapan mata yang tidak berkedip sama sekali terhadap layar laptopnya itu, apalagi jari-jarinya yang tiada henti mengetik setiap huruf di keypad laptopnya

"Kalo aja loe masih ada, Perusahaan papah ini pasti gak akan terbengkalai gini Raf, loe pasti bisa gantiin posisi Gue dan meng'handle semuanya, gak seperti sekarang..
Gue bener-bener kewalahan Raf, Gue gak bisa ngurusin perusahaan-perusahaan papah lebih dari satu ini.."pikir Bisma lagi mengharap sesuatu yang memang sangat tidak mungkin terjadi

Yaps.. Kalau seandainya Rafael masih ada pasti Ia bisa menghandle semuanya karna Rafa memang sangat ahli dalam bidang perbisnisan, sama seperti sang papah yang terkenal dengan Pebisnis tersukses itu..
Dan Bisma sendiri mungkin tidak akan ada disini kalau seandainya Rafa masih ada, Ia pasti masih berada di Jerman sana untuk meneruskan study nya dan mengejar semua impiannya yang ingin menjadi seorang seniman terkenal itu..


"Tapi Gue gak nyesel ko Raf, walaupun loe udah membuat Gue hancur karna harus menggantikan semua posisi loe, tapi sekarang Gue justru berterima kasih karna loe udah ngijini Gue buat mendampingi Dhira, Gue sayang banget sama Dhira Raf, Gue nyesel dulu udah nyakitin Dia, tapi sekarang loe gak perlu khawatir, Dhira pasti bakalan Gue jaga dengan baik karna Gue cinta dan sangat sayang sama Dia.."batin Bisma tersenyum membayangkan keadaannya saat ini, wajah cantik Dhira pun selalu menghiasi fikirannya, rasanya ingin sekali menyelesaikan semua pekerjaannya ini agar bisa cepat pulang dan bertemu dengan Dhira sang istri

"kira-kira kamu lagi apa Ra?.. Aku kangen banget sama kamu.."pikir Bisma menatap bingkai photo Dhira yang diletakkan diatas meja kerjanya itu

"Hemz.. Gue harus selesain kerjaan Gue sekarang juga, Gue pengen banget pulang biar bisa ketemu Dhira, iya Gue harus kerjakan semuanya dengan cepat.."yakin Bisma menyemangati dirinya, Ia pun kembali fokus terhadap laptop dan berkas-berkas kerjanya yang sangat menumpuk



namun..


Saat Bisma sedang fokus terhadap layar laptopnya itu, tiba-tiba om Landry datang dan melempar sebuah map beserta berkas-berkas tepat dihadapan Bisma


"BRAAAKSss..!!"suara map yang dilempar sekuat tenaga membuat Bisma melotot kaget dan sejenak menghentikan pekerjaannya


"Paa..papah?"pekik Bisma kaget melirik kearah om Landry yang wajahnya sudah seperti seekor Harimau yang akan menerkam mangsanya itu

"Dasar anak GAK BERGUNA,
mengurus perusahaan ini saja tidak becus!!
Kenapa semua saham dan keuangan Perusahaan ini bisa menipis dan turun drastis?
Kemana saja kamu sampai Perusahaan ini bisa hancur seperti ini?..
Apa kamu mau menghancurkan Papah?
Kamu pasti mau membuat perusahaan ini bangkrut, IYA KAAN??.."bentak om Landry murka, Bisma benar-benar dibuat kaget akan ucapannya ini

"ma..maaf Pah, Bisma memang gak masuk beberapa hari kemarin karna kecelakaan itu, tapi Bisma janji ko Pah Bisma pasti bisa mengembalikan semuanya seperti semula lagi, Bisma gak ada maksud sedikitpun membuat Perusahaan ini menurun, Bisma minta maaf pah.."ucap Bisma sedikit gugup, bahkan jantungnya pun sampai berdebar kencang mendengar bentakan dari papahnya itu

"GAK USAH banyak alasan!
Papah sudah Gak percaya lagi sama kamu, awass!!"bentak om Landry tidak mau percaya, Ia pun mendorong tubuh Bisma agar berdiri karna Ia akan mengerjakan apa yang sedang dikerjakan putra satu-satunya itu

"mengerjakan pekerjaan mudah seperti ini saja tidak becus, benar-benar anak tidak berguna!!"sindir om Landry lagi, Bisma yang mendengarnya hanya berdiri mematung disamping om Landry

"kenapa sih pah, papah sebegitu marahnya sama Bisma?..
Padahal dulu papah sayang banget sama Bisma, bahkan papah selalu membedakan kasih sayang untuk Bisma dan Rafael, tapi sekarang?
Setelah Rafael pergi dan bayi Dhira juga pergi, papah berubah Pah, papah udah gak kaya papah yang dulu lagi, yang selalu sayang sama Bisma, papah udah beda pah, udah beda.."batin Bisma lirih mengingat saat-saat dulu yang tidak pernah sedikitpun mendapat bentakan dari om Landry, kalaupun kena pasti bukan hanya Bisma saja tapi Rafael pun kena, karna Bisma sangat akrab dengan kakak kandungnya itu..


"Ngapain kamu masih disini?..
KELUAR sana!!
Papah udah muak lihat muka kamu.."tiba-tiba om Landry mengusir Bisma agar pergi meninggalkannya, akhirnya air mata Bisma yang dari tadi ingin menetes pun jatuh membasahi pipi mulusnya

"i..iya pah.."ucap Bisma gugup lalu berjalan kearah pintu untuk segera keluar dari ruangan kerjanya, sungguh benar-benar hancur hati Bisma mendapat perlakuan yang keras dan kasar dari sang papah


"ya Tuhan.. kenapa Papah jadi membenciku seperti ini?
Apa Aku bukan anak kandung Ia yang sebenarnya?
Atau jangan-jangan ini adalah balasan karna selama ini Aku selalu bersikap kasar dan membentak Dhira?
Apa ini balasan-Mu Tuhan?.."lirih Bisma dan kembali meneteskan air mata, Ia pun segera mempercepat langkah kakinya meninggalkan ruangan juga kantornya itu..






***
Perempuan cantik ini tengah duduk termenung menatap kearah luar kaca jendela kamarnya, seukir senyum pun terus mengembang dibibir mungilnya itu, Ia masih tidak mempercayai tentang kebahagiaannya saat ini yang memang sangat tidak Ia duga sebelumnya


"ko Aku jadi kangen terus sama Bisma yah?..
Rasanya Aku pengen terus Dia ada disini..
Aku gak nyangka kalau tadi sebelum Ia berangkat kerja Bisma sampai mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut..
Aku bener-bener gak nyangka ternyata kamu memang sudah berubah Bis..."batin perempuan cantik ini yang ternyata adalah Dhira, pandangan matanya pun terus menatap lurus keluar lewat kaca jendela kamarnya itu, Ia sangat berhara kalau Bisma segera pulang karna rasa rindu dihatinya itu sudah sangat besar

"hempp.. Baru juga jam satu siang, Bisma pasti pulang malam lagi, hufh.."Dhira melirik jam didinding kamarnya, tubuhnya serasa begitu lemas melihat jarum jam yang baru menunjukkan pukul:13.00wib, atau jam satu siang..

Dhira pun beranjak dari duduknya hendak berdiri dan keluar dari dalam kamarnya itu, namun tiba-tiba saja terdapat sepasang tangan yang melingkar diperut Dhira dan memeluknya dari belakang


"hmm... Mau kemana sih sayang?.."suara yang tidak begitu asing diteling Dhira dan berhasil membuatnya tersenyum

"Bisma?"pekik Dhira menoleh senang kearah seseorang yang memeluknya itu

"iya ini Aku sayang, Aku kangen banget sama kamu Ra, kangeeen banget.."Bisma pun mempererat pelukannya, Ia meletakkan dagu nya diatas bahu Dhira dan menciumi aroma parfum dileher istrinya ini

"engh.. Bis geli, kamu ko udah pulang sih?.. Biasanya kan pulangnya malam?.."tanya Dhira heran dan sedikit mengalihkan perhatian agar Bisma behenti menciumi aroma parfum dileher jenjangnya itu. Bisma tersenyum lalu melepaskan kedua tangannya yang memeluk erat tubuh Dhira

"Aku pulang cepet karna Aku kangen banget sama kamu sayang.. muaach"jawab Bisma berbohong, karna tidak mungkin kalau Ia bicara jujur tentang perlakuan om Landry dikantor tadi, Bisma pun mendaratkansatu kecupan yang begitu hangat dikening Dhira

"kayaknya kamu bohong deh Bis, jadi Aku gak bisa percaya.."ucap Dhira tiba-tiba yang membuat Bisma terbelalak kaget

"ma..maksud kamu?
Ko bisa berfikiran kaya gitu sih Ra?.."tanya Bisma sedikit gugup, namun Dhira malah tersenyum mendengarnya

"karna biasanya kan gak pernah kaya gitu, kamu tuh gak pernah mau ninggalin kerjaan kamu, iya kan?.."jawab Dhira diiringi senyum dengan candaanya ini

"issh.. Rese, kirain karna apa.
Awas yah? Kamu udah buat Aku kaget tau gak.."ucap Bisma sedikit kesal, Ia pun berjalan menghampiri Dhira dan menggelitik perut Dhira hingga Dhira pun jatuh keatas tempat tidurnya


"ahaha.. Ampun Bis ampun.. Ahaha, udah Bisma geli.. Ahaha.."tawa Dhira pun terdeangar begitupun dengan Bisma yang ikut tertawa kecil sambil terus menggelitik peran perut Dhira

"haha gak akan Aku lepasin tau gak, kamu harus Aku hukum.."balas Bisma sedikit mengancam, kini posisi tubuhnya pun sudah berada diatas tubuh Dhira, namun tiba-tiba mata Bisma begitu terpesona melihat wajah Dhira yang penuh dengan keceriaan juga senyuman ini

"baru kali ini Aku lihat kamu ketawa puas Ra, rasanya seneng banget bisa lihat kamu ketawa kaya gini.."batin Bisma menatap wajah istrinya ini tanpa kedip juga senyuam dibibirnya

Dhira yang merasa heran pun langsung berhenti tertawa dan menatap wajah Bisma dengan tatapan bingung

"kamu kenapa?
Ko malah senyum-senyum gitu sih lihatnya?
Memang wajah Aku aneh yah sampe bikin kamu senyum-senyum kaya gitu?.."tanya Dhira polos, namun Bisma tidak menjawab ucapan Dhira, lagi-lagi Ia malah tersenyum mendengar pertanyaan dari mulut istrinya itu

"Bis, kamu kenapa sih?..
Jangan buat Aku taaa.."tiba-tiba Dhira menghentikan ucapannya karna wajah Bisma kini malah mendekat kearah wajahnya

"Biss, ka..kamu mau ngapp..."lagi-lagi ucapan Dhira terhenti karna kali ini Bisma menyumpal bibir mungil Dhira dengan bibirnya

"Cuuuuuppp..."kecupan yang begitu lembut Dhira rasanya dibibir mungilnya, Dhira pun hanya bisa memejamkan kedua bola matanya dan menikmati apa yang dilakukan oleh suaminya itu..

Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p