Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Selasa, 30 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #28
Bisma baru saja pulang dari kantornya, wajahnya terlihat begitu berseri-seri, bahkan sangat berseri menampakkan raut wajah gembira nya. entahlah Ia sudah mendapatkan apa sehingga terlihat begitu bahagia seperti ini..
"hempp.. Dhira mana yah?..
Ko dari tadi gak kelihatan?..
Padahal Aku punya sesuatu nih buat Dia, pasti Dhira bakalan suka deh.."Pikir Bisma celingukan mencari keberadaan istrinya itu, Ia melirik kearah benda kecil yang dari tadi digenggamnya, langkahnya pun semakin Ia percepat karna tak sabar ingin memberikan benda kotak berwarna merah itu pada sang istri
"aduuh.. Kamu dimana sih sayang?..
Aku gak sabar banget nih pengen lihat ekspresi wajah kamu kalau Aku kasih kalung ini.."batin Bisma sudah tidak sabar menahan rasa bahagianya ini, Ia pun berlari kecil menaiki tangga rumahnya itu menuju kamarnya yang terletak dilantai atas
"akhirnya ketemu juga.."batin Bisma tersenyum lega saat melihat sosok yang Ia cari berdiri menghadap kearah luar jendela kamarnya, Bisma pun langsung menghampiri Dhira dengan perasaannya yang sudah campur aduk itu
"akhirnya Aku bisa meluk kamu juga Ra, rasanya kangen banget seharian gak ketemu.."gumam Bisma melingkarkan kedua tangannya diperut Dhira, sementara wajahnya menghirup aroma parfum dileher Dhira
"enggh, Bis geli.."Dhira bergidik karna Bisma menciumi lehernya, Ia pun membalikkan badannya agar menghadap kearah Bisma
"kenapa?.. Gak boleh yah?"Bisma menatap heran wajah Dhira. Dhira tersenyum geli melihat ekspresi wajah Bisma yang terlihat polos
"bukannya gak boleh, tapi kamu baru pulang..
Mandi dulu gih.."jelas Dhira lembut, Ia menempelkan kedua tangannya dipipi Bisma dan sedikit mencubitnya karna gemas
"issh.. Main cubit-cubit aja, sakit tau sayang..
Lagian Aku tuh kangen banget sama kamu, jadi gak papa dong kalau Aku meluk istri Aku sendiri dan menunda acara mandinya?"ucap Bisma balik mencubit kedua pipi Chuaby Dhira, kemudian tangannya pun menarik pinggang Dhira agar kembali kedalam dekapannya
Dhira hanya tersenyum kecil dan pasrah saja terhadap keinginan Bisma, matanya menatap terduh kedua bola mata Bisma yang masih terlihat berseri-seri itu
"oh iya sayang, Aku punya sesuatu nih buat kamu.
Kamu pasti suka deh.."tiba-tiba Bisma melepaskan pelukannya dan memperlihatkan kotak kecil berwarna merah ditangannya, Ia membuka kotak merah tersebut dan menunjukkan sebuah benda berwarna putih perak dengan hiasan berlian-berlian kecil dan terdapat inisial huruf tepat ditengahnya. Dhira hanya terpelongo melihat benda yang Bisma tunjukkan, Ia tidak percaya melihat kalung berwarna putih perak berkilau itu, matanya langsung berkaca-kaca karna kalung itu memang terlihat sangat indah, terlebih lagi harganya pasti bukan hanya belasan juta, tapi lebih
"i..itu.. Itu buat Aku?.."tanya Dhira gugup, Bisma mengangguk kecil dan tersenyum
"Aku pakein ya sayang?.."tawar Bisma lembut, Dhira mengagguk segera karna tidak sabar ingin mengenakan kalung indah tersebut
Dengan senang hati Bisma pun mengalungkan kalung indah tersebut dileher putih Dhira, Ia begitu bahagia karna sepertinya Dhira menyukai pemberian darinya ini
"gimana sayang?..
Kamu suka gak?
Kalungnya memang sengaja Aku pesen. Dan Aku juga sengaja membuat sebuah inisial AB yang artinya Audhira Bisma.
Aku juga sengaja memesan agar menambahkan sebuah permata tepat ditengah-tengahnya antara huruf A dan B karna Aku sangat berharap kalau kelak dikeluarga kecil kita akan segera hadir permata hati kita, buah cinta kita Ra, Aku sangat berharap sayang.."jelas Bisma menjelaskan secara rinci makna dari benda yang kini melingkar dileher putih istrinya itu
sementara Dhira tidak mampu berucap apa-apa lagi karna begitu bahagia mendengar penjelasna Bisma yang sangat membuat hatinya tersentuh, Ia langsung mendekap tubuh Bisma dan memeluknya erat
"makasih Bis, makasih..
Aku suka banget sama kalungnya bahkan sangat suka.
Aku juga berharap kalau Tuhan segera memberi kita keturunan, walau Aku masih belum mengerti akan hati Aku yang sekarang karna sosok yang mirip dengan Rafael itu, tapi Aku berharap bisa mewujudkan keinginan kamu itu Bis, Aku sangat berharap..."batin Dhira lirih, Ia terus menenggelamkan wajahnya di dada bidang Bisma, air matanya pun sudah tak terelakan lagi membasahi baju Bisma yang tadinya kering kini menjadi basah
"hey, ko nangis?
Kamu gak suka yah sama kalungnya?
Atau kamu gak suka sama inisial yang Aku kasih dikalung tersebut? Atau kamuu..."tanya Bisma kaget karna melihat wajah istrinya yang berderai air mata, Ia menatap penuh rasa takut karna Ia fikir Dhira tidak suka akan kalung pemberiannya ini
"enggak Bis, Aku justru suka banget sama kalungnya, apalagidua huruf dan satu permata putih yang tertera tepat ditengah-tengahnya, Aku bener-bener suka. Aku juga berharap kalau Aku bisa secepatnya wujudin keinginan kamu, Aku ingin cepat-cepat kasih kamu anak Bis, Aku mau bisa kasih kamu keturunan.."jelas Dhira dengan mata berkaca-kaca menatap wajah Bisma
Bisma tersenyum bahagia sekaligus haru mendengar ucapan Dhira, tangannya pun mengelus lembut pipi Dhira yang basah, Ia menggelengkan kepalanya seolah meminta agar Dhira jangan mengeluarkan air matanya didepan wajahnya karna Bisma sangat tersiksa kalau harus melihat Dhira menangis
"jangan kamu keluarin air mata berharga kamu ini sayang, Aku gak mau disaat bahagia kita kamu sampai ngeluarin air mata. Cukup sakit Ra karna Aku selalu ingat sikap kasar Aku dulu yang selalu membuat kamu nangis..
Plis, jangan nangis ya sayang?
Kamu pasti bisa ko kasih Aku keturunan, Aku yakin Ra kita pasti bisa.."Bisma menatap teduh kedua bola mata Dhira, matanya sampai berkaca-kaca melihat wajah polos istrinya ini, Ia pun langsung menarik tubuh Dhira kedalam depakannya, dipeluknya tubuh Dhira dengan sangat erat, seolah Bisma tidak mau melepaskannya lagi karna takut dhira dimiliki oleh pria lain
"jangan pernah dua'in Aku yah sayang, Aku udah cinta dan sayang banget sama kamu Ra, cuma kamu satu-satunya wanita yang ada dihati Aku, cuma kamu satu-satunya yang Aku miliki saat ini.."pinta Bisma terus mendekap tubuh Dhira dengan pelukan hangatnya, Ia pun mengecup puncak kepala Dhira cukup lama
sementara Dhira semakin terisak mendengar ucapan dari Bisma ini, Ia semakin takut kalau hatinya benar-benar tidak bisa mencintai Bisma sepenuhnya, apalagi Dhira masih penasaran akan sosok yang sangat mirip dengan Rafael itu, Dhira merasa kalau cintanya untuk Bisma kini hanya tinggal separuh karna separuhnya lagi kembali teringat akan masa lalu saat bersama Rafael..
"maafin Aku Bis, maafik Aku..
Aku memang bukan istri yang baik.
Aku sayang sama kamu tapi Aku juga sayang sama Rafa, Aku yakin kalau pria yang Aku lihat tadi itu Rafa, Aku yakin banget Bis..
Maaf kalau Aku masih belum bisa lupain Rafa, karna Aku memang masih mencintai Rafael. Mafin Aku.."batin Dhira lirih, tubuhnya terus merasakan kehangatan akan dekapan Bisma, wajahnya pun Ia tenggelamkan didada bidang Bisma.
Setelah cukup lama, akhirnya Bisma pun melepaskan pelukannya, Ia menatap wajah Dhira dan tersenyum kecil
"ko kamu lihatin wajah Aku sampe kaya gitu?
Terus pake seeee..."belum sempat Dhira meneruskan ucapannya yang heran akan ekspresi wajah Bisma, tiba-tiba Bisma sudah menjejali bibir mungilnya dengan bibir Bisma hingga bersentuhan..
Dhira tersenyum meskipun kaget akan apa yang Bisma lakukan, namun Ia tidak mau melewati adegan romantis bersama suaminya ini meskipun hatinya masih bingung akan perasaannya sendiri
Dhira mengalungkan kedua tangannya dileher Bisma hingga Bisma lebih bebas bermain dengan bibir mungilnya itu, lidah Bisma pun semakin bebas menjelajahi rongga mulut Dhira dan saling beradu satu sama lain....*jangan terlalu dibayangin!!*dosa..'xP
sementara itu...
Sosok lelaki bermata sipit ini ternyata dari tadi tengah memperhatikan Dhira dan Bisma, bahkan matanya sampai tidak berkedip saat melihat adegan Bisma berciuman dengan Dhira.
Maklum rumah mereka bersebelahan jadi kamar Dhira-Bisma bisa terlihat dari kamar lelaki bernama lengkap Rafkha Pahlevi ini..
"kenapa hati Aku sakit banget lihat perempuan cantik itu berciuman dengan suaminya?..
Kenapa ini?
Kenapa rasanya Aku ingin sekali menghentikan adegan menyakitkan itu?
Memangnya siapa perempuan cantik itu?
Apa hubungan nya Ia denganku??.."pikir Rafkha tidak mengerti akan hati dan perasaannya yang mendadak sulit ditebak ini, apalagi sosok yang dimaksudnya Dhira itu sama sekali tidak Ia kenal, tapi perasaan sakit dihatinya tiba-tiba muncul?
Hempp benar-benar aneh(?)
Rafkha pun berhenti memperhatina Dhira dan Bisma, Ia menutup gorden jendela kamarnya dan kembali menghampiri sang istri yang sudah terlelap diatas tempat tidurnya
"kamu istri Aku, kamu yang selalu ada buat Aku, kamu juga yang selalu nguatin Aku dalam kondisi yang lemah seperti ini, hanya kamu yang ada dihati Aku, hanya kamu.."gumam Rafkha memperhatikan wajah sang istri yang bernama Rizky kurnia Lestari, atau yang sering disapa Tari, Ia pun mendaratkan satu kecupan yang begitu hangat tepat dikening Tari
"good night sayang, mimpi indah yah?...
Muuaccch.."ucapnya berbisik lembut dan mendaratkan satu kecupan dikening Tari. Rafkha pun langsung menarik selimutnya dan ikut berbaring disamping sang istri...
Bersambung...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p