Kamis, 11 April 2013

Tangis dan Cinta #Part 5

Kamu sungguh dibuat cengo akan pemuda bertubuh tinggi tegap sedikit gemuk ini. Keningmu pun mengerut disaat pemuda itu membua pintu taksi dari arah samping sebelah sana

"Ke SMA KARISMA ya Pak!"ucanya enteng tanpa menghiraukanmu yang terlebih dulu menghentikan taksi tersebut

"isssh, loe apa-apaan sih? Gue kan yang lebih dulu nyetop taksi ini, kenapa loe yang masuk??"protesmu kesal menarik paksa tangan pria berpipi chuaby ini

"loe siapa sih? Gue gak ada urusan yah sama loe. Gue buru-buru"tegasnya begitu cuek dan dingin seraya kembali masuk kedalam taksi tersebut

"heh, Loe tuh jangan pura-pura gak tau deh. Jangan maen seenaknya aja jadi cowok!
Gue juga lagi buru-buru tau gak!"bentakmu semakin dibuat kesal

Pemuda berwajah putih dengan rambut hitamnya yang dikeataskan ini pun menghentikan aksinya. Ia menatapmu tajam seolah siap memangsamu

"biasa aja kali lihatnya. Gak pernah lihat cewek cantik yah??"ucapmu sedikit jutek kemudian masuk kedalam taksi tersebut

"issh.. Loe tuh bener-bener cewek ngeselin yah? Cantik dari mana coba? Masih cantikan juga kucing Gue.."protes pria tersebut tidak terima. Ia pun ikuta-ikutan masuk kedalam taksi yang kamu naiki hingga kalian duduk bersampingan

"loe ngapain masuk sih? Pake deket-deket segala lagi, bisa kena kuman Gue.."ketusmu mengusap pergelangan tanganmu yang sedikit tersentuh tangan pemuda tersebut

"nih cewek songong banget sih? Belum tau siapa Gue apah?"batin pemuda tersebut menatapmu tajam

"Pak, jalan sekarang saja. Ke SMA KARISMA yah Pak.."

tiba-tiba pemuda itu menyuruh supir taksi yang duduk dijok depan itu melajukan taksinya. Kamu hanya terpelongo menatap tidak percaya

"huh, yauah deh Gue gak mau ribut, toh tujuan Gue juga ke SMA KARISMA.."batinmu penuh keterpaksaan. Apa boleh buat dari pada terlambat, jadi yasudah terima saja nasib buruk ini..

Selama 15menit perjalanan menuju sekolahmu kamu hanya diam menatap kearah kaca jendela taksi tersebut. Sementapa pemuda disampingmu malah asik memasang earphon ditelinganya.


**
"pagi mah, pah.. Hari ini Bisma udah beneran boleh sekolah lagi kan? Bisma kangen sama suasana sekolah mah pah.. Izinin yah? Bosen dirumah terus..."

Pemuda bertubuh kecil dengan rambut hitam diponi ini menyapa kedua orang tuanya. Wajahnya sungguh tampan, ditambah Ia sangat manis kalau tersenyum, deretan giginya yang dipagari behel itu pun membuat wajahnya dan senyumnya semakin tampan penuh karisma

"memangnya kondisi kamu sudah benar-benar fit? Kalau Papah sih terserah kamu saja, asalkan kamu tidak lupa meminum obat dan jangan terlalu aktif disekolah nanti.."

lelaki paruh baya ini pun duduk dikursi meja makannya. Tangannya mengelus sekilas rambut hitam pemuda bernama Bisma ini

"Bisma udah sehat ko Pah, obatnya juga Bisma bawa, lagian hari ini cuma pelajaran biasa gak ada olah raga. Jadi kegiatan hari ini gak akan terlalu aktif..."ujarnya enteng. Bibirnya kembali tersenyum dan siap melahap sehelai roti dihadapannya

"kalau kamu memang sudah sehat mamah sih sangat mengizinkan, kamu masih muda Bis, jadi harus penuh semangat untuk sekolah hari ini.."

Ucapan semangat yang Bisma tunggu akhirnya terlontar juga dari wanita paruh baya yang menjadi Ibunda tercintanya ini. Bibir Bisma pun tersenyum karna Ia memang sangat menyayangi dan menghargais etiap ucapan sang mamah

"beneran mamah izinin?
Huummm Bisma seneng banget mah, makasih yah? Muacch.. Bisma sayang sama mamah..."dengan sangat senangnya Bisma beranjak sejenak dan mengecup pipi sang mamah.. Lelaki paruh baya bernama om Kris yang menjabat sebagai Ayahnya ini pun ikut tersenyum melihat kedekatan sang buah hati dan istri tercintanya

"sekarang kamu habiskan dulu sarapan paginya, nanti biar Papah suruh Pak Mardi yang mengantarmu ke Sekolah.
Untuk sementara waktu kamu pakai supir dulu, papah tidak mau kalau sampai kamu nyetir mobil sendiri, apalagi kalau sampai kejadian buruk kemarin terulang lagi, papah akan hancurin mobil kamu kalau sampai itu terjadi..."

Om Kris menatap wajah putra pertamanya ini sedikit geram. Ia sebetulnya sangat khawatir akan keselamatan Bisma. Terlebih Bisma tidak seperti anak sehat lainnya. Ia mengidap suatu penyakit yang cukup mengerikan, makanya Ia begitu berhati-hati dan tanggap untuk mengawasi putra satu-satunya ini

"iya Papah.. Bisma gak papa deh dianter sama pak Mardi. Asal boleh sekolah aja, Bisma janji gak akan nyetir nyetir sendiri lagi, dan Bisma juga janji gak akan ngelannggar pesan papah lagi. Bisma kapok Pah, rsanya sangat sakit kalau penyakit Bisma udah kambuh, jadi Bisma mau nurut aja.."ujar Bisma menyakinkan sang papah. Rupanya Ia memang anak yang penurut dan patuh. Ia tidak berani melanggar ucapan sang papah kalau memang itu demi kebaikannya

"ya sudah papah percaya.. Papah cuma tidak mau kamu kenapa-napa Bisma"ucap om Kris tersenyum menatap wajah Bisma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p