Kamu sungguh dibuat cengo akan pemuda bertubuh tinggi tegap
sedikit gemuk ini. Keningmu pun mengerut disaat pemuda itu membua pintu
taksi dari arah samping sebelah sana
"Ke SMA KARISMA ya Pak!"ucanya enteng tanpa menghiraukanmu yang terlebih dulu menghentikan taksi tersebut
"isssh, loe apa-apaan sih? Gue kan yang lebih dulu nyetop taksi ini,
kenapa loe yang masuk??"protesmu kesal menarik paksa tangan pria
berpipi chuaby ini
"loe siapa sih? Gue gak ada urusan yah sama loe. Gue
buru-buru"tegasnya begitu cuek dan dingin seraya kembali masuk kedalam
taksi tersebut
"heh, Loe tuh jangan pura-pura gak tau deh. Jangan maen seenaknya aja jadi cowok!
Gue juga lagi buru-buru tau gak!"bentakmu semakin dibuat kesal
Pemuda berwajah putih dengan rambut hitamnya yang dikeataskan ini
pun menghentikan aksinya. Ia menatapmu tajam seolah siap memangsamu
"biasa aja kali lihatnya. Gak pernah lihat cewek cantik yah??"ucapmu sedikit jutek kemudian masuk kedalam taksi tersebut
"issh.. Loe tuh bener-bener cewek ngeselin yah? Cantik dari mana
coba? Masih cantikan juga kucing Gue.."protes pria tersebut tidak
terima. Ia pun ikuta-ikutan masuk kedalam taksi yang kamu naiki hingga
kalian duduk bersampingan
"loe ngapain masuk sih? Pake deket-deket segala lagi, bisa kena
kuman Gue.."ketusmu mengusap pergelangan tanganmu yang sedikit tersentuh
tangan pemuda tersebut
"nih cewek songong banget sih? Belum tau siapa Gue apah?"batin pemuda tersebut menatapmu tajam
"Pak, jalan sekarang saja. Ke SMA KARISMA yah Pak.."
tiba-tiba pemuda itu menyuruh supir taksi yang duduk dijok depan itu
melajukan taksinya. Kamu hanya terpelongo menatap tidak percaya
"huh, yauah deh Gue gak mau ribut, toh tujuan Gue juga ke SMA
KARISMA.."batinmu penuh keterpaksaan. Apa boleh buat dari pada
terlambat, jadi yasudah terima saja nasib buruk ini..
Selama 15menit perjalanan menuju sekolahmu kamu hanya diam menatap
kearah kaca jendela taksi tersebut. Sementapa pemuda disampingmu malah
asik memasang earphon ditelinganya.
**
"pagi mah, pah.. Hari ini Bisma udah beneran boleh sekolah lagi kan?
Bisma kangen sama suasana sekolah mah pah.. Izinin yah? Bosen dirumah
terus..."
Pemuda bertubuh kecil dengan rambut hitam diponi ini menyapa kedua
orang tuanya. Wajahnya sungguh tampan, ditambah Ia sangat manis kalau
tersenyum, deretan giginya yang dipagari behel itu pun membuat wajahnya
dan senyumnya semakin tampan penuh karisma
"memangnya kondisi kamu sudah benar-benar fit? Kalau Papah sih
terserah kamu saja, asalkan kamu tidak lupa meminum obat dan jangan
terlalu aktif disekolah nanti.."
lelaki paruh baya ini pun duduk dikursi meja makannya. Tangannya mengelus sekilas rambut hitam pemuda bernama Bisma ini
"Bisma udah sehat ko Pah, obatnya juga Bisma bawa, lagian hari ini
cuma pelajaran biasa gak ada olah raga. Jadi kegiatan hari ini gak akan
terlalu aktif..."ujarnya enteng. Bibirnya kembali tersenyum dan siap
melahap sehelai roti dihadapannya
"kalau kamu memang sudah sehat mamah sih sangat mengizinkan, kamu
masih muda Bis, jadi harus penuh semangat untuk sekolah hari ini.."
Ucapan semangat yang Bisma tunggu akhirnya terlontar juga dari
wanita paruh baya yang menjadi Ibunda tercintanya ini. Bibir Bisma pun
tersenyum karna Ia memang sangat menyayangi dan menghargais etiap ucapan
sang mamah
"beneran mamah izinin?
Huummm Bisma seneng banget mah, makasih yah? Muacch.. Bisma sayang
sama mamah..."dengan sangat senangnya Bisma beranjak sejenak dan
mengecup pipi sang mamah.. Lelaki paruh baya bernama om Kris yang
menjabat sebagai Ayahnya ini pun ikut tersenyum melihat kedekatan sang
buah hati dan istri tercintanya
"sekarang kamu habiskan dulu sarapan paginya, nanti biar Papah suruh Pak Mardi yang mengantarmu ke Sekolah.
Untuk sementara waktu kamu pakai supir dulu, papah tidak mau kalau
sampai kamu nyetir mobil sendiri, apalagi kalau sampai kejadian buruk
kemarin terulang lagi, papah akan hancurin mobil kamu kalau sampai itu
terjadi..."
Om Kris menatap wajah putra pertamanya ini sedikit geram. Ia
sebetulnya sangat khawatir akan keselamatan Bisma. Terlebih Bisma tidak
seperti anak sehat lainnya. Ia mengidap suatu penyakit yang cukup
mengerikan, makanya Ia begitu berhati-hati dan tanggap untuk mengawasi
putra satu-satunya ini
"iya Papah.. Bisma gak papa deh dianter sama pak Mardi. Asal boleh
sekolah aja, Bisma janji gak akan nyetir nyetir sendiri lagi, dan Bisma
juga janji gak akan ngelannggar pesan papah lagi. Bisma kapok Pah,
rsanya sangat sakit kalau penyakit Bisma udah kambuh, jadi Bisma mau
nurut aja.."ujar Bisma menyakinkan sang papah. Rupanya Ia memang anak
yang penurut dan patuh. Ia tidak berani melanggar ucapan sang papah
kalau memang itu demi kebaikannya
"ya sudah papah percaya.. Papah cuma tidak mau kamu kenapa-napa Bisma"ucap om Kris tersenyum menatap wajah Bisma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p