Kamis, 25 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #4


Dhira masih bersembunyi dipojokan lemari kamarnya, Ia benar-benar ketakutan sampai tubuhnya pun gemetar saking takutnya, apalagi suasana sangat gelap karna listrinya mendadak mati, hanya ada cahaya kilat saja yang terlihat saling menyambar menambah suasana semakin mengerikan bahkan sangat menakutkan bagi Dhira


"ya Allah.. Bisma kamu dimana sih Bis, Aku takuut.. Aku takut Bisma..
Kamu kemana?.."lirih Dhira tidak berani membuka matanya sedangkan kedua tangannya memeluk lututnya yang Ia tekuk




tiba-tiba..




"Bruuukk!!"terdengar suara pintu kamar Dhira yang seperti didobrak oleh seseorang dari luar

"Bisma?.."pekik Dhira menoleh kearah sumber suara meskipun tidak terlihat, tapi Ia sangat berharap kalau yang datang itu adalah Bisma suaminya

"Ra, kamu dimana?.."seseorang tersebut melangkah masuk dan mencari keberadaan Dhira didalam kamarnya yang cukup gelap itu

"hiks.. Aku disini Bis, Aku disini.."isak Dhira masih terus memeluk kedua lututnya

seseorang yang ternyata memang Bisma itu pun langsung berlari kearah pojokan dekat lemari kamarnya


"Astaga Ra, loe kenapa?..
Loe gak papa kan Ra?.."kaget Bisma begitu melihat Dhira sangat ketakutan bahkan tubuhnya sampai gemetar karna saking takutnya

"Bisma.."Dhira langsung berhambur memeluk tubh Bisma, Ia memeluk Bisma dengan sangat erat karna Ia memang benar-benar sangat ketakutan

"Biss, Aku takut Bis, Aku takuut..
Kamu jangan tinggalin Aku Bis, Aku takuut..."lirih Dhira memeluk tubuh Bisma snagat erat dan menangis sejadi-jadinya dipelukan Bisma

Bisma sendiri sangat kaget, Ia tidak tahu apa yang harus Ia lakukan, bahkan untuk membalas pelukan Dhira pun Ia begitu ragu.
Disatu sisi Ia sangat membenci Dhira, tapi disisi lain Ia juga sangat khawatir melihat Dhira ketakutan seperti ini

"Biss.. Jangan tinggalin Aku lagi.. Aku takut banget Bisma, Aku takut Bis.."lagi-lagi hanya kata itu yang keluar dari mulut Dhira mungkin saking takutnya

"i..iya Ra, Gu..gue disini, Gue..gue gak bakal kemana-mana ko, Loe tenang yah, Gue udah ada disini.."ucap Bisma yang akhirnya mau membalas pelukan dari Dhira, Bisma mengelus lembut rambut Dhira

"ya Tuhaan.. Kejam banget Gue udah biarin istri Gue sampe ketakutan kaya gini, maafin Aku Ra, Aku gak bermaksud biarin kamu ketakutan kaya gini.. Aku cuma masih gak bisa nerima kenyataan buruk ini Ra, Aku masih belum bisa terima.."batin Bisma lirih dan mempererat pelukannya, ternyata jiwa penyayang Bisma tidak bisa dibohongi walaupun Ia membenci Dhira tapi Ia terlihat begitu menyesal telah membiarkan Dhira dirumah sendirian dan lebih memilih berdiam diri dikantornya tadi

"ya Allah.. Kenapa pelukan Bisma begitu hangat.. Bahkan lebih hangat dari Rafael..
Aku benar-benar merasa lebih tenang dan nyaman berada dipelukan Bisma seperti ini.."batin Dhira lirih dan semakin mempererat pelukannya seolah tak ingin melepaskannya lagi

cukup lama Bisma dan Dhira dalam posisi berpelukan seperti ini, keduanya tampak begitu menikmati pelukan hangat yang bahkan sangat hangat dan nyaman dirasakan oleh keduanya

Hingga akhirnya listrik dikamar tersebut pun menyala kembali dan suasana kamar kini berubah menjadi terang seperti semula

"R..Ra? Listriknya udah nyala tuh, mending sekarang Loe istirahat, biar Gue yang tidur disofa.."ucap Bisma pelan, namun tidak ada sahutan dari Dhira karna Ia terlelap dipelukan Bisma

"Ra, loe jangan bikin Gue jengkel donk, loe fikir gak sesak apa meluk Loe terus kaaa..."Bisma langsung menghentikan ucapannya begitu menyadari kalau Dhira tertidur pulas didada bidangnya

"hemz.. Ternyata loe malah keenakan yah dipeluk sama Gue sampe ketiduran segala lagi.."dengus Bisma lagi-lagi emosinya datang lagi, Ia pun langsung mengangkat tubuh Dhira perlahan dan membaringkannya diatas tempat tidur

"isssh.. Berat banget sih badan Loe? udah bikin Gue khawatir setengah mati, eeh sekarang pake acara ketiduran segala lagi, bisanya cuma nyusahin Gue doank loe tuh!!"omel Bisma sambil membenarkan posisi tidur Dhira dan menyelimutinya dengan bad cover

namun tiba-tiba Bisma malah tersenyum saat matanya melihat wajah polos Dhira yang begitu cantik walau dalam keadaan tidur

"Rangga emang bener, Loe itu cantik, bahkan lebih dari sekedar cantik.."pikir Bisma lagi-lagi tersenyum menatap wajah Dhira yang penuh dengan keteduhan dan kedamaian ini

cukup lama Bisma memandangi wajah Dhira, hingga akhirnya Ia mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut dikening Dhira

"good night, muuach.."ucap Bisma pelan dengan kecupannya yang sangat lembut itu kemudian segera beranjak menuju sofa yang berada dikamarnya tersebut.







Keesokan harinya..


Dhira begitu kaget saat mendapati dirinya tidur diatas kasur Bisma, padahal biasanya Ia selalu tidur dilantai, tapi ini(?)

"ko Aku bisa tidur disini?..
Bisma??.."kaget Dhira dan segera beranjak bangun, Ia langsung teringat dengan Bisma. karna kalau Ia tidur diatas kasur, lalu Bisma tidur dimana?


"ya ampun Bis?.. Kamuu.."Dhira bertambah kaget saat melihat Bisma masih pulas tertidur diatas sofa yang berada didalam kamarnya

"berarti semalam bukan mimpi, makasih Bis.. Akhirnya kamu bisa menunjukkan sifat asli kamu seperti apa yang pernah Rafael bilang..
Mudah-mudahan aja kamu gak kasar lagi sama Aku, Aku udah sayang sama kamu Bis.."batin Dhira penuh harap, Ia pun mendekat kearah Bisma dan membenarkan selimut yang Bisma pakai karna hampir jatuh

"Aku siapin sarapan buat kamu dulu yah, muach.."pamit Dhira dan Ia memberanikan diri mendaratkan bibir tipisnya dikening Bisma

pagi ini Dhira benar-benar terlihat senang karna Ia merasa Bisma sudah bisa menerimanya sebagai istri dan Ia yakin kalau Bisma tidak akan berlaku kasar lagi padanya..*mungkin(?)




**
"Pagi Bis.."sapa Dhira dengan senyum manisnya saat Bisma menghampirinya dimeja makan

"Gak usah so manis deh..!!"ucap Bisma dengan nada kesalnya yang berhasil membuat Dhira diam karna kaget

"ma.maaf.. Aku.aku cuma mau nyapa kamu aja ko.."ucap Dhira gugup, tapi Bisma tidak menghiraukan, Ia malah langsung duduk dikursi meja makannya berhadapan dengan Dhira

"Aku fikir kamu gak bakal cuek lagi sama Aku Bis, ternyata itu memang cuma beneran mimpi.."batin Dhira tampak begitu lemas, Ia pun kembali melanjutkan acara sarapan paginya ditemani juga oleh Bisma

tidak ada percakapan sedikitpun antara kedua pasangan yang menikah karna keterpaksaan ini, Bisma asyik makan sendiri engan sangat lahapnya memakan roti selai yang Ia olesi sendiri karna Ia memang tidak mau Dhira yang melakukannya, sementara Dhira tampak begitu tidak nafsu, bahkan Ia hanya memotong-motong sehelai roti dipiring makannya tanpa Ia makan sedikitpun

"kalau gak suka gak usah dimakan, apalagi sampai diacak-acak kaya gitu.."sindir Bisma risih melihat Dhira yang hanya memotong-motong makanannya

"A..aku suka ko Bis, ma..maf, aku cuma sedikit pusing aja makanya kurang nafsu.."ucap Dhira sedikit gugup karna kaget mendengar Bisma berbicara seperti itu

Dhira pun langsung memasukkan sepotong roti dihadapannya itu kedalam mulutnya karna takut Bisma marah lagi kalau Ia hanya memotong-motong roti nya saja



namun..



Baru saja sepotong roti itu masuk kedalam mulut Dhira, Dhira langsung membungkam mulutnya karna mual

"huueek-hueek..!!"Dhira merasa sangat mual dan ingin sekali memuntahkan sesuatu dari dalam mulutnya

"ma..maf Bis, pe..perut Aku tiba-tiba mual banget, A..aku Hueek!!"belum sempat Dhira meneruskan ucapannya, rasa mual itu kembali datang, Ia pun langsung membekap mulutnya dan segera berlari menuju kamar mandi rumahnya

Bisma yang melihatnyabukan khawatir, tapi malah semakin bertambah geram..

"Gak bisa ngehargai suami banget sih Loe!! Aaaaarrrhhh...!!!"teriak Bisma kesal







dan...










"Praaaang..!!!"Bisma membanting piring makan dihadapannya kelantai dengan sangat kecang















bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p