Selasa, 30 April 2013

Terpaksa BUKAN Cinta #31

Malam semakin larut, jarum jam yang terpajang didinding pun sudah menunjukkan pukul 23:30wib, Atau lebih tepatnya pukul setengah dua belas malam..



Namun, meskipun sudah selarut ini, ternyata Bisma masih berada didalam ruangan kerjanya.
Pekerjaannya yang sangat teramat banyak dan menumpuk itu belum juga selesai Ia kerjakan, padahal kedua bola matanya sudah sangat sipit, rasanya sangat sulit untuk dibuka lagi karna tidak kuat menahan ngantuk


"hoaaam.. Gila ngantuk banget sih?
Padahal kerjaannya aja belum selesai semua, hoaaam ngantukk"ucap Bisma sesekali menguap karna sudah sangat mengantuk, Ia menghentikan sejenak pekerjaannya, wajahnya sudah sangat lelah karna pekerjaannya belum selesai juga

"udah jam'12, pantesan aja nih mata gak bisa diajak kompromi lagi, hoaam.. Udah ah buat besok lagi aja, Gue gak kuat ngantuk.."Bisma melirik arloji ditanganya, Ia pun segera beranjak untuk membereskan pekerjaannya yang masih belum selesai itu

namun, tiba-tiba mata Bisma terhenti saat melihat secarik kertas yang Dhira berikan padanya tadi

"itukan yang tadi Dhira kasih ke Gue?..
Isinya apaan yah?"pikir Bisma melirik kertas putih yang sempat ditepisnya tadi tergeletak dilantai

"ahh paling cuma kertas biasa yang gak penting!!
Mending Gue tidur aja deh, udah ngantuk banget.."pikir Bisma lagi, Ia mengurungkan niatnya kemudian segera membereskan berkas-berkas kantornya juga laptop yang masih menyala.

Setelah semuanya beres, Bisma pun keluar dari dalam ruangannya itu, Ia menginjak secarik kertas yang masih tergeletak dilantai tanpa menghiraukannya lagi

"tidur-tidur-tidur.. Ngantuk banget Gue.."Bisma menutup pintu ruangannya itu dari luar, Ia segera melanjutkan lagi langkah kakinya menuju kamarnya dan Dhira


namun, Bisma merasa aneh dengan sandal yang Ia pakai, Ia merasa ada sesuatu yang Ia injak hingga menimbulkan bunyi yang tidak seperti biasanya

"heufh.. Nih kertas pake acara nempel disandal Gue segala lagi, aneh banget sih?.."dengus Bisma mengangkat sebelah kakinya, Ia pun mengambil kertas putih yang tiba-tiba berada ditelapak sandalnya

"kertas apaan lagi nih?.."pikir Bisma membuka secarik kertas tersebut dan mulai membacanya


"hah? Rumah Sakit?..
Dhira?"pikir Bisma kaget saat membaca tulisan berlogo Rumah Sakit dibagian paling atas, dan disitu juga tertera nama AUDHIRA PRASASTI HIMAWAN atau Dhira istrinya

"ngapain sih Dhira pake acara ke Rumah Sakit segala?
Manja banget cuma masuk angin kaya gitu doang juuuu...."tiba-tiba mata Bisma mendadak melotot kaget melihat tulisan dikolom paling bawah, bahkan ucapannya sampai berhenti mendadak

"Dhi..dhira, Dhira Positif?
Dhi..Dhira hamil?.."gugup Bisma tidak mempercayai apa yang dilihatnya itu, Ia benar-benar kaget melihat tulisan yang memberitahukan kalau Dhira positif hamil atas pemeriksaannya

"i..ini? Ini?
Ya Allah, apa benar yang Aku lihat ini?
Dhi..dhira beneran hamil?
Di..dia hamil anak Aku?.."ucap Bisma dengan mata berkaca-kaca, Ia sungguh terharu mengetahui kabar bahagia ini, matanya yang tadi sudah mengantuk pun mendadak langsung terbuka kembali mengalahkan rasa kantuknya

"Gue harus temuin Dhira sekarang.."pikir Bisma bergegas menuju kamarnya, sepertinya Ia sudah tidak sabar menanyakan tentang kebenaran kabar baik ini




@kamar


Bisma membuka pintu kamarnya ini dengan sangat buru-buru karna rasa bahagianya sudah tidak bisa Ia sembunyikan lagi

"Ra, Ra apa benar kamuuu..??"Bisma berlari mendekat kearah tempat tidurnya, ucapannya tiba-tiba terhenti karna melihat Dhira sudah tertidur pulas disana

"Ternyata kamu udah tidur Ra.."gumam Bisma melihat wajah polos Dhira sudah terlelap dialam mimpinya

Bisma mendekat kearah Dhira, Ia duduk disamping istrinya itu

"Apa benar didalam perut kamu ini ada janin bernyawa darah daging Aku Ra?"lirih Bisma menaruh telapak tangannya diperut datar Dhira

"Ya Allah, apa Aku mimpi?..
Ini,ini benar bukan mimpi kan?
Aku beneran gak nyangka kalau Engkau mengijinkan buah cinta Hamba tumbuh didalam rahim istri Hamba ini, Aku benar-benar tidak menyangka Ya Allah.."tiba-tiba Bisma meneteskan butiran bening dari sudut matanya, hatinya bergetar hebat saat tangan halusnya menyentuh perut Dhira, perasaan bahagianya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata lagi

"makasih ya sayang kamu udah mau tumbuh didalam rahim mamah kamu ini, Ayah janji Ayah akan sayangin kamu..
Ayah bener-bener sayang sama kamu.. emuuacch"Bisma terus mengelus perut datar Dhira, Ia mengecup lembut perut Dhira kemudian beralih menatap wajah Dhira

"makasih Ra, kamu udah kasih apa yang Aku mau, makasih ya sayang?
Aku minta maaf karna udah cuekkin kamu terus, Aku sayang kamu Ra.."Bisma kembali mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut tepat dikening Dhira, sedangkan tangan kanannya masih asik mengelus perut datar Dhira

"kamu sama mamah adalah harta Ayah yang paling berharga..
Good night ya sayang, Ayah akan jagain kalian.."Bisma menarik selimut tebal Dhira agar menutupi tubuh Dhira, bibirnya tidak berhenti tersenyum begitu tau tentang kabar kehamilan Dhira itu

"Papah sama Mamah pasti seneng banget Ra kalau tau kamu hamil..
Mereka pasti seneng sayang, Aku yakin.."batin Bisma kemudian ikut berbaring disamping Dhira, sedangkan Dhira sendiri tidak terusik sedikitpun karna begitu lelap..








**
Sinar terik matahari pagi kini sudah mulai menerobos masuk kedalam kamar pasangan suami istri ini.
Tangan Dhira sampai menutupi sebagian wajahnya karna sinar yang masuk cukup menyilaukan mata

"engh.. ternyata udah pagi"gumam Dhira mengerjap-ngerjapkan kedua mata indahnya, Ia pun mencoba untuk bangun dan merubah posisinya menjadi duduk

"Bisma kemana?
Ko Dia udah gak ada?.."pikir Dhira heran, karna Ia tidak melihat Bisma disampingnya

namun, Dhira merasa mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandinya

"apa Bisma lagi mandi?..
Tapi ko tumben yah?
Empp.. Ya udah deh, mending Aku siapin kemeja kerja Bisma dulu aja, habis itu Aku siapin makanan buat sarapan.."Dhira beranjak turun dari tempat tidurnya, Ia pun menghampiri lemari baju untuk menyiapkan pakaian yang akan Bisma pakai hari ini

"kalau pake yang Biru kayaknya Bisma lebih ganteng, ya udah hari ini pake kemeja warna Biru aja deh, dasinya yang bercorak garis-garis berwarna biru dan hitam, wajahnya terus tersenyum karna Dhira yakin kalau pagi ini adalah pagi terbaik untuknya, apalagi dengan berita kehamilannya yang sungguh membahagiakan itu

"mudah-mudahan aja Bisma udah baca surat itu, Aku pengen banget Dia ngelus perut Aku yang tengah tumbuh calon bayinya ini.."batin Dhira penuh harap, Ia melirik perut datarnya dan mengelusnya pelan

"sekarang kita siapin sarapan buat Ayah dulu yah sayang?"ucap Dhira mengajak bicara calon bayinya itu, Ia pun segera beranjak penuh dengan semangat dan penuh kebahagiaan.






Sementara itu..

Bisma baru saja keluar dari dalam kamar mandinya dengan hanya mengenakan boxer saja, tangannya sibuk mengeringkan rambut basahnya dengan handuk. Entah kenapa tiba-tiba Bisma bisa se-Rajin ini?
Padahal biasanya Dhira yang selalu lebih dulu bangun dari pada Bisma, tapi sekarang justru malah kebalik

"segeerrr.. Ternyata mandi jam segini lebih seger, apalagi sebentar lagi Gue bakalan jadi Ayah, gak mungkin kan kalau Gue bermalas-malasan terus?
Yang ada nanti anak Gue malah ngikutin lagi.."pikir Bisma dengan ekspresi yang tidak bisa disembunyikan lagi, Ia benar-benar bahagia akan kabar kehamilan Dhira, sampai-sampai Bisma begitu semangat bagun dipagi ini

"hemz.. Pasti baju ini kamu yang nyiapin Ra, kamu memang istri yang paling the best buat Aku.."gumam Bisma melirik pakaian kantornya yang sudah Dhira siapkan

Bisma pun meraih pakaiannya itu, Ia membuka lemari bajunya dan kembali memasukkan baju yang telah Dhira siapkan tadi

"Aku gak mau pake yang itu sayang, maaf yah kali Aku mau pilih baju sendiri.."Bisma tersenyum mengambil pakaiannya yang lain dan segera mengenakannya hingga rapi.






***
Dhira ternyata tengah menyiapkan sarapan paginya, Ia terlihat begitu sibuk tak karuan oleh perasaannya


"kira-kira Bismaudah baca suratnya belum yah?
Aku beneran takut kalau ternyata Ia enggak baca suratnya.."batin Dhira gelisah, Ia pun duduk dikursi meja makannya bagaikan orang linglung karna terus memikirkan hal itu


tiba-tiba Bisma datang menghampiri Dhira untuk ikut sarapan bersama, mata Dhira terbelalak kaget melihat pakaian yang Bisma pakai, Ia sama sekali tidak memakai baju yang telah Dhira siapkan tadi


"Ya Allah, ternyata Bisma belum baca suratnya,
Bisma juga pasti masih marah, buktinya Ia gak mau pake baju yang udah Aku siapin.."batin Dhira lirih menatap kearah suaminya ini

"ngapain sih lihatinnya kaya gitu banget?
Memang ada yang aneh?"tanya Bisma heran melihat sikap Dhira pagi ini

"e..enggak, gak ada apa-apa ko Bis"balas Dhira gugup, Bisma tersenyum menahan tawanya melihat Dhira gugup seperti itu

"Aku tau kamu pasti heran karna Aku gak pake baju yang udah kamu siapin tadi.."batin Bisma ternyata tau apa yang membuat Dhira bersikap sedikit aneh ini

"ishh.. Bisa bener-bener keterlaluan, masa Dia sampe gak baca suratnya sih?
Ya Allah, padahal Aku berharap banget pagi ini Dia ngelus perut Aku, Aku pengen Dia nyapa darah dagingnya yang tengah tumbuh didalam rahimku ini.."batin Dhira lirih, Ia menunduk lemas karna apa yang Ia harapkan tidak sesuai dengan kenyataan pagi ini

Dhira menatap wajah Bisma yang asik mengolesi sehelai roti diatas piringnya, matanya terbelalak kaget karna Bisma tidak memakan roti yang sudah Ia siapkan tadi

"k..kamu ko buat rotinya lagi?
Kan itu udah Aku siapin??.."tanya Dhira heran bercampur kesal juga karna Bisma tidak menghargai roti yang sudah Dhira siapkan sebelumnya

"kenapa memangnya?
Apa ada yang salah?"tanya Bisma balik, Ia benar-benar terlihat cuek, bahkan sampai tidak melirik kearah Dhira

"ta..tapi itu udah Aku siapin roti favorit kamu..
Ko kamu malah bikin lagi?
Kamu gak bisa hargain itu Bis?
Aku udah nyiapinnya tadi tadi.."lirih Dhira menunjuk piring dihadapan Bisma yang sudah Ia persiapkan tadi, hatinya benar-benar sakit melihat sikap Bisma yang begitu cuek

Bisma tersenyum mendengar ucapan Dhira, Ia pun beranjak dari duduknya dengan sehelai roti yang sudah Ia olesi selai strawberry itu, lalu menghampiri Dhira dan berdiri disampingnya

"roti ini bukan buat Aku Ra, tapi buat calon bayi Aku.
Kamu makan yah? Aku gak mau kalau sampai kamu dan bayi yang ada dirahim kamu itu sampai sakit, makan yah?.."ucap Bisma lembut, tangannya menyentuh perut datar Dhira dan mengelusnya pelan

"pagi sayang, Jagoan Ayah lagi apa yah?
Kamu jangan lupa sarapan ya sayang?
Ayah gak mau kalau sampai kamu sakit, Ayah sayaaang banget sama kamu.."kini Bisma beralih berbicara pada perut datar Dhira hingga Dhira yang melihatnya hanya meneteskan air mata karna haru

"ja..jadi kamu udah baca suratnya Bis?
Ka..kamu udah tau kalau Aku lagi hamil anak kamu?.."tanya Dhira tidak mempercayaai apa yang dilihatnya ini. Bisma menoleh kearah Dhira dan menatap teduh wajah Dhira

"Aku udah baca ko Ra, makasih yah karna kamu udah kasih apa yang Aku inginkan selama ini, Aku seneng banget Ra begitu tau kamu hamil, Aku..aku gak tau harus bilang apa, Aku bener-bener seneng, makasih ya sayang?.."ujar Bisma mengelus puncak kepala Dhira, lagi-lagi Dhira tidak bisa berucap apa-apa lagi, justru Ia yang lebih senang karna tau Bisma tidak marah lagi padanya, bahkan sikap Bisma mendadak menjadi lembut seperti ini

Dhira berhambur memeluk tubuh Bisma, rasanya pagi ini memang menjadi pagi yang sangat indah untuknya, air mata bahagiapun tak terelakan lagi tumpah diantara keduanya

"Aku seneng banget Bis, Aku seneeeng..
Makasih karna kamu udah gak marah lagi sama Aku,
Aku sayang sama kamu.."ucap Dhira terus mendekap erat tubuh Bisma, kepalanya Ia senderkan didada bidang Bisma

"iya sayang sama-sama, harusnya Aku yang berterima kasih sama kamu Ra, Aku yang lebih seneng dari kamu karna kamu akan segera kasih Aku keturunan, makasih sayang atas semuanya, Aku bener-bener sayang sama kamu Ra.."ucap Bisma yang tak kalah bahagia juga Ia mengecup pundah Dhira berkali-kali, tangannya mengelus punggung dan rambut panjang Dhira. Pasangan ini pun terhanyut dalam kehangatan dan kebahagiaan dipagi yang cerah ini


"Sekarang kamu makan dulu yah?
Aku gak mau kalau sampai kamu sakit, Aku gak mau kalau sampai bayi kita kenapa-napa, kamu makan yah?.."Bisma melepaskan pelukannya dan kembali menyuruh Dhira untuk duduk

Dhira mengangguk kecil meng-iyakan ucapan suaminya ini, Bisma hanya tersenyum lalu kembali duduk ditempatnya

"maaf yah tadi Aku udah cuek banget sama kamu, Aku cuma mau ngerjain kamu aja ko sayang..
Dan baju ini? Aku sengaja pilih baju sendiri, padahal Aku tau kamu udah siapin baju buat Aku.
Aku cuma mau lihat ekspresi tegang kamu aja..."jelas Bisma tersenyum menatap wajah Dhira, Ia benar-benar jahil sampai membuat hal yang membuat jantung Dhira hampir copot mendadak

"kamu jahil banget sih?
Pantesan aja baju yang udah Aku siapin gak kamu pake, terus makanan yang udah Aku siapin juga malah enggak kamu sentuh dan lebih milih bikin lagi, kamu keterlaluan tau gak.."ucap Dhira sedikit kesal, Bisma malah tersenyum melihat ekspesi kesal pada istrinya ini

"iya deh sayang Aku minta maaf, udah ah gak usah cemberut gitu, nanti Aku malah kegoda loh Ra sama bibir tipis kamu, lagian kamu gak malu apa sama baby kita sayang?
Dia sekarang udah hadir disini loh.."Bisma melirik kearah perut datar Dhira tangannya pun ikut memegang perut datar Dhira

"iya Bis, Aku tau baby kita memang udah ada disini.."Dhira ikut menatap perut datarnya yang kini merasakan sentuhan lembut tangan Bisma

"jangan pernah kamu berpaling dari hati Aku ya Ra?
Aku bener-bener udah sayang banget sama kamu, jangan biarin baby kita melihat kita ribut terus. Aku mau kamu kamu lupain Rafael atau Rafkha sekalipun, kamu udah punya Aku sayang, kamu gak perlu ingat sama Rafael lagi, Dia udah tenang disana. dan tentang Rafkha, Dia bukan Rafael Ra, Rafkha hanya kebetulan orang yang mirip sama Rafael, kalau kamu masih gak percaya juga Aku siap Ra buat gali lagi kuburannya Rafael biar kamu percaya, please jangan cari tau lagi tentang siapa Rafkha, Aku udah ada disini, Aku siap buat nyayangin kamu, Aku siap buat jadi suami dan ayah yang baik buat kamu juga anak kita Ra.
Kamu janji ya?.."Bisma menatap lekat wajah Dhira, matanya sampai berkaca-kaca menjelaskan keinginannya ini, Ia memang sudah tidak sanggup kalau harus melihat sikap Dhira yang terus memikirkan Rafael atau Rafkha, padahal Bisma sudah sangat menyayangi Dhira melebihi siapapun

Dhira pun ikut menatap wajah Bisma, Ia tersenyum dan mengangguk yakin kalau Ia sanggup menuruti apa yang Bisma inginkan

"iya Bis, Aku janji..
Aku gak akan cari tau siapa Rafkha lagi, Aku sayang sama kamu..
Aku udah sangat bahagia karna kamu gak cuek lagi sama Aku, maafin Aku sikap Aku yah?
Aku emang salah.."balas Dhira haru, apa yang Bisma katakan memang sangat benar, tidak seharusnya Dhira mencari tau siapa Rafkha karna itu hanya akan membuat hati Bisma sakit. Sekarang Dhira sudah punya Bisma, dan Rafkha pun sudah memiliki istri, sementara Rafael sudah tenang dialam sana, hanya saja author yang miris karna dari tadi envy banget lihat kemesraan Dhira dan Bisma...#hooh abaikan!!

Bisma hanya tersenyum mendengar ucapan Dhira, matanya kini tertuju pada bibir Dhira yang tipis, sepertinya Bisma sudah rindu akan ssntuhan bibir istrinya ini

"Aku boleh minta sesuatu gak Ra?.."tanya Bisma tiba-tiba

"sesuatu? Apa itu Bis? Ucapin aja, kalau Aku bisa pasti Aku kasih.."balas Dhira menatap wajah Bisma dengan ekspresi wajah yang serius

"Aku mau ini sayang..."Bisma memiringkan kepalanya dan langsung mendaratkan bibirnya pada bibir tipis Dhira, tangannya pun menarik tubuh Dhira agar melekat pada tubuhnya, Dhira yang kaget hanya bisa diam melihat apa yang Bisma lakukan padanya

Tangan kiri Bisma berada dibelakang kepala Dhira, Ia menekan kepala Dhira untuk memperdalam ciumannya. Akhirnya Dhira hanya bisa menutup kedua bola matanya menikmati kehangatan yang baru bisa Ia rasakan lagi, kedua tangannya pun Ia lingkarkan dileher Bisma


Entah sudah berapa menit Bisma meluncurkan aksinya ini, Ia sampai lupa waktu dan tidak menyadari juga keadaan Dhira yang setengah kehabisan nafas akibat ulahnya. Yang pasti kedua pasangan suami-istri ini sangat bahagia akan kehangatan ini...





Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p