Malam semakin larut, jarum jam yang terpajang didinding pun sudah
menunjukkan pukul 23:30wib, Atau lebih tepatnya pukul setengah dua belas
malam..
Namun, meskipun sudah selarut ini, ternyata Bisma masih berada didalam ruangan kerjanya.
Pekerjaannya yang sangat teramat banyak dan menumpuk itu belum juga
selesai Ia kerjakan, padahal kedua bola matanya sudah sangat sipit,
rasanya sangat sulit untuk dibuka lagi karna tidak kuat menahan ngantuk
"hoaaam.. Gila ngantuk banget sih?
Padahal kerjaannya aja belum selesai semua, hoaaam ngantukk"ucap
Bisma sesekali menguap karna sudah sangat mengantuk, Ia menghentikan
sejenak pekerjaannya, wajahnya sudah sangat lelah karna pekerjaannya
belum selesai juga
"udah jam'12, pantesan aja nih mata gak bisa diajak kompromi lagi,
hoaam.. Udah ah buat besok lagi aja, Gue gak kuat ngantuk.."Bisma
melirik arloji ditanganya, Ia pun segera beranjak untuk membereskan
pekerjaannya yang masih belum selesai itu
namun, tiba-tiba mata Bisma terhenti saat melihat secarik kertas yang Dhira berikan padanya tadi
"itukan yang tadi Dhira kasih ke Gue?..
Isinya apaan yah?"pikir Bisma melirik kertas putih yang sempat ditepisnya tadi tergeletak dilantai
"ahh paling cuma kertas biasa yang gak penting!!
Mending Gue tidur aja deh, udah ngantuk banget.."pikir Bisma lagi,
Ia mengurungkan niatnya kemudian segera membereskan berkas-berkas
kantornya juga laptop yang masih menyala.
Setelah semuanya beres, Bisma pun keluar dari dalam ruangannya itu,
Ia menginjak secarik kertas yang masih tergeletak dilantai tanpa
menghiraukannya lagi
"tidur-tidur-tidur.. Ngantuk banget Gue.."Bisma menutup pintu
ruangannya itu dari luar, Ia segera melanjutkan lagi langkah kakinya
menuju kamarnya dan Dhira
namun, Bisma merasa aneh dengan sandal yang Ia pakai, Ia merasa ada
sesuatu yang Ia injak hingga menimbulkan bunyi yang tidak seperti
biasanya
"heufh.. Nih kertas pake acara nempel disandal Gue segala lagi, aneh
banget sih?.."dengus Bisma mengangkat sebelah kakinya, Ia pun mengambil
kertas putih yang tiba-tiba berada ditelapak sandalnya
"kertas apaan lagi nih?.."pikir Bisma membuka secarik kertas tersebut dan mulai membacanya
"hah? Rumah Sakit?..
Dhira?"pikir Bisma kaget saat membaca tulisan berlogo Rumah Sakit
dibagian paling atas, dan disitu juga tertera nama AUDHIRA PRASASTI
HIMAWAN atau Dhira istrinya
"ngapain sih Dhira pake acara ke Rumah Sakit segala?
Manja banget cuma masuk angin kaya gitu doang juuuu...."tiba-tiba
mata Bisma mendadak melotot kaget melihat tulisan dikolom paling bawah,
bahkan ucapannya sampai berhenti mendadak
"Dhi..dhira, Dhira Positif?
Dhi..Dhira hamil?.."gugup Bisma tidak mempercayai apa yang
dilihatnya itu, Ia benar-benar kaget melihat tulisan yang memberitahukan
kalau Dhira positif hamil atas pemeriksaannya
"i..ini? Ini?
Ya Allah, apa benar yang Aku lihat ini?
Dhi..dhira beneran hamil?
Di..dia hamil anak Aku?.."ucap Bisma dengan mata berkaca-kaca, Ia
sungguh terharu mengetahui kabar bahagia ini, matanya yang tadi sudah
mengantuk pun mendadak langsung terbuka kembali mengalahkan rasa
kantuknya
"Gue harus temuin Dhira sekarang.."pikir Bisma bergegas menuju
kamarnya, sepertinya Ia sudah tidak sabar menanyakan tentang kebenaran
kabar baik ini
@kamar
Bisma membuka pintu kamarnya ini dengan sangat buru-buru karna rasa bahagianya sudah tidak bisa Ia sembunyikan lagi
"Ra, Ra apa benar kamuuu..??"Bisma berlari mendekat kearah tempat
tidurnya, ucapannya tiba-tiba terhenti karna melihat Dhira sudah
tertidur pulas disana
"Ternyata kamu udah tidur Ra.."gumam Bisma melihat wajah polos Dhira sudah terlelap dialam mimpinya
Bisma mendekat kearah Dhira, Ia duduk disamping istrinya itu
"Apa benar didalam perut kamu ini ada janin bernyawa darah daging
Aku Ra?"lirih Bisma menaruh telapak tangannya diperut datar Dhira
"Ya Allah, apa Aku mimpi?..
Ini,ini benar bukan mimpi kan?
Aku beneran gak nyangka kalau Engkau mengijinkan buah cinta Hamba
tumbuh didalam rahim istri Hamba ini, Aku benar-benar tidak menyangka Ya
Allah.."tiba-tiba Bisma meneteskan butiran bening dari sudut matanya,
hatinya bergetar hebat saat tangan halusnya menyentuh perut Dhira,
perasaan bahagianya tidak bisa diucapkan dengan kata-kata lagi
"makasih ya sayang kamu udah mau tumbuh didalam rahim mamah kamu ini, Ayah janji Ayah akan sayangin kamu..
Ayah bener-bener sayang sama kamu.. emuuacch"Bisma terus mengelus
perut datar Dhira, Ia mengecup lembut perut Dhira kemudian beralih
menatap wajah Dhira
"makasih Ra, kamu udah kasih apa yang Aku mau, makasih ya sayang?
Aku minta maaf karna udah cuekkin kamu terus, Aku sayang kamu
Ra.."Bisma kembali mendaratkan satu kecupan yang begitu lembut tepat
dikening Dhira, sedangkan tangan kanannya masih asik mengelus perut
datar Dhira
"kamu sama mamah adalah harta Ayah yang paling berharga..
Good night ya sayang, Ayah akan jagain kalian.."Bisma menarik
selimut tebal Dhira agar menutupi tubuh Dhira, bibirnya tidak berhenti
tersenyum begitu tau tentang kabar kehamilan Dhira itu
"Papah sama Mamah pasti seneng banget Ra kalau tau kamu hamil..
Mereka pasti seneng sayang, Aku yakin.."batin Bisma kemudian ikut
berbaring disamping Dhira, sedangkan Dhira sendiri tidak terusik
sedikitpun karna begitu lelap..
**
Sinar terik matahari pagi kini sudah mulai menerobos masuk kedalam kamar pasangan suami istri ini.
Tangan Dhira sampai menutupi sebagian wajahnya karna sinar yang masuk cukup menyilaukan mata
"engh.. ternyata udah pagi"gumam Dhira mengerjap-ngerjapkan kedua
mata indahnya, Ia pun mencoba untuk bangun dan merubah posisinya menjadi
duduk
"Bisma kemana?
Ko Dia udah gak ada?.."pikir Dhira heran, karna Ia tidak melihat Bisma disampingnya
namun, Dhira merasa mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandinya
"apa Bisma lagi mandi?..
Tapi ko tumben yah?
Empp.. Ya udah deh, mending Aku siapin kemeja kerja Bisma dulu aja,
habis itu Aku siapin makanan buat sarapan.."Dhira beranjak turun dari
tempat tidurnya, Ia pun menghampiri lemari baju untuk menyiapkan pakaian
yang akan Bisma pakai hari ini
"kalau pake yang Biru kayaknya Bisma lebih ganteng, ya udah hari ini
pake kemeja warna Biru aja deh, dasinya yang bercorak garis-garis
berwarna biru dan hitam, wajahnya terus tersenyum karna Dhira yakin
kalau pagi ini adalah pagi terbaik untuknya, apalagi dengan berita
kehamilannya yang sungguh membahagiakan itu
"mudah-mudahan aja Bisma udah baca surat itu, Aku pengen banget Dia
ngelus perut Aku yang tengah tumbuh calon bayinya ini.."batin Dhira
penuh harap, Ia melirik perut datarnya dan mengelusnya pelan
"sekarang kita siapin sarapan buat Ayah dulu yah sayang?"ucap Dhira
mengajak bicara calon bayinya itu, Ia pun segera beranjak penuh dengan
semangat dan penuh kebahagiaan.
Sementara itu..
Bisma baru saja keluar dari dalam kamar mandinya dengan hanya
mengenakan boxer saja, tangannya sibuk mengeringkan rambut basahnya
dengan handuk. Entah kenapa tiba-tiba Bisma bisa se-Rajin ini?
Padahal biasanya Dhira yang selalu lebih dulu bangun dari pada Bisma, tapi sekarang justru malah kebalik
"segeerrr.. Ternyata mandi jam segini lebih seger, apalagi sebentar
lagi Gue bakalan jadi Ayah, gak mungkin kan kalau Gue bermalas-malasan
terus?
Yang ada nanti anak Gue malah ngikutin lagi.."pikir Bisma dengan
ekspresi yang tidak bisa disembunyikan lagi, Ia benar-benar bahagia akan
kabar kehamilan Dhira, sampai-sampai Bisma begitu semangat bagun dipagi
ini
"hemz.. Pasti baju ini kamu yang nyiapin Ra, kamu memang istri yang
paling the best buat Aku.."gumam Bisma melirik pakaian kantornya yang
sudah Dhira siapkan
Bisma pun meraih pakaiannya itu, Ia membuka lemari bajunya dan kembali memasukkan baju yang telah Dhira siapkan tadi
"Aku gak mau pake yang itu sayang, maaf yah kali Aku mau pilih baju
sendiri.."Bisma tersenyum mengambil pakaiannya yang lain dan segera
mengenakannya hingga rapi.
***
Dhira ternyata tengah menyiapkan sarapan paginya, Ia terlihat begitu sibuk tak karuan oleh perasaannya
"kira-kira Bismaudah baca suratnya belum yah?
Aku beneran takut kalau ternyata Ia enggak baca suratnya.."batin
Dhira gelisah, Ia pun duduk dikursi meja makannya bagaikan orang
linglung karna terus memikirkan hal itu
tiba-tiba Bisma datang menghampiri Dhira untuk ikut sarapan bersama,
mata Dhira terbelalak kaget melihat pakaian yang Bisma pakai, Ia sama
sekali tidak memakai baju yang telah Dhira siapkan tadi
"Ya Allah, ternyata Bisma belum baca suratnya,
Bisma juga pasti masih marah, buktinya Ia gak mau pake baju yang udah Aku siapin.."batin Dhira lirih menatap kearah suaminya ini
"ngapain sih lihatinnya kaya gitu banget?
Memang ada yang aneh?"tanya Bisma heran melihat sikap Dhira pagi ini
"e..enggak, gak ada apa-apa ko Bis"balas Dhira gugup, Bisma tersenyum menahan tawanya melihat Dhira gugup seperti itu
"Aku tau kamu pasti heran karna Aku gak pake baju yang udah kamu
siapin tadi.."batin Bisma ternyata tau apa yang membuat Dhira bersikap
sedikit aneh ini
"ishh.. Bisa bener-bener keterlaluan, masa Dia sampe gak baca suratnya sih?
Ya Allah, padahal Aku berharap banget pagi ini Dia ngelus perut Aku,
Aku pengen Dia nyapa darah dagingnya yang tengah tumbuh didalam rahimku
ini.."batin Dhira lirih, Ia menunduk lemas karna apa yang Ia harapkan
tidak sesuai dengan kenyataan pagi ini
Dhira menatap wajah Bisma yang asik mengolesi sehelai roti diatas
piringnya, matanya terbelalak kaget karna Bisma tidak memakan roti yang
sudah Ia siapkan tadi
"k..kamu ko buat rotinya lagi?
Kan itu udah Aku siapin??.."tanya Dhira heran bercampur kesal juga
karna Bisma tidak menghargai roti yang sudah Dhira siapkan sebelumnya
"kenapa memangnya?
Apa ada yang salah?"tanya Bisma balik, Ia benar-benar terlihat cuek, bahkan sampai tidak melirik kearah Dhira
"ta..tapi itu udah Aku siapin roti favorit kamu..
Ko kamu malah bikin lagi?
Kamu gak bisa hargain itu Bis?
Aku udah nyiapinnya tadi tadi.."lirih Dhira menunjuk piring
dihadapan Bisma yang sudah Ia persiapkan tadi, hatinya benar-benar sakit
melihat sikap Bisma yang begitu cuek
Bisma tersenyum mendengar ucapan Dhira, Ia pun beranjak dari
duduknya dengan sehelai roti yang sudah Ia olesi selai strawberry itu,
lalu menghampiri Dhira dan berdiri disampingnya
"roti ini bukan buat Aku Ra, tapi buat calon bayi Aku.
Kamu makan yah? Aku gak mau kalau sampai kamu dan bayi yang ada
dirahim kamu itu sampai sakit, makan yah?.."ucap Bisma lembut, tangannya
menyentuh perut datar Dhira dan mengelusnya pelan
"pagi sayang, Jagoan Ayah lagi apa yah?
Kamu jangan lupa sarapan ya sayang?
Ayah gak mau kalau sampai kamu sakit, Ayah sayaaang banget sama
kamu.."kini Bisma beralih berbicara pada perut datar Dhira hingga Dhira
yang melihatnya hanya meneteskan air mata karna haru
"ja..jadi kamu udah baca suratnya Bis?
Ka..kamu udah tau kalau Aku lagi hamil anak kamu?.."tanya Dhira
tidak mempercayaai apa yang dilihatnya ini. Bisma menoleh kearah Dhira
dan menatap teduh wajah Dhira
"Aku udah baca ko Ra, makasih yah karna kamu udah kasih apa yang Aku
inginkan selama ini, Aku seneng banget Ra begitu tau kamu hamil,
Aku..aku gak tau harus bilang apa, Aku bener-bener seneng, makasih ya
sayang?.."ujar Bisma mengelus puncak kepala Dhira, lagi-lagi Dhira tidak
bisa berucap apa-apa lagi, justru Ia yang lebih senang karna tau Bisma
tidak marah lagi padanya, bahkan sikap Bisma mendadak menjadi lembut
seperti ini
Dhira berhambur memeluk tubuh Bisma, rasanya pagi ini memang menjadi
pagi yang sangat indah untuknya, air mata bahagiapun tak terelakan lagi
tumpah diantara keduanya
"Aku seneng banget Bis, Aku seneeeng..
Makasih karna kamu udah gak marah lagi sama Aku,
Aku sayang sama kamu.."ucap Dhira terus mendekap erat tubuh Bisma, kepalanya Ia senderkan didada bidang Bisma
"iya sayang sama-sama, harusnya Aku yang berterima kasih sama kamu
Ra, Aku yang lebih seneng dari kamu karna kamu akan segera kasih Aku
keturunan, makasih sayang atas semuanya, Aku bener-bener sayang sama
kamu Ra.."ucap Bisma yang tak kalah bahagia juga Ia mengecup pundah
Dhira berkali-kali, tangannya mengelus punggung dan rambut panjang
Dhira. Pasangan ini pun terhanyut dalam kehangatan dan kebahagiaan
dipagi yang cerah ini
"Sekarang kamu makan dulu yah?
Aku gak mau kalau sampai kamu sakit, Aku gak mau kalau sampai bayi
kita kenapa-napa, kamu makan yah?.."Bisma melepaskan pelukannya dan
kembali menyuruh Dhira untuk duduk
Dhira mengangguk kecil meng-iyakan ucapan suaminya ini, Bisma hanya tersenyum lalu kembali duduk ditempatnya
"maaf yah tadi Aku udah cuek banget sama kamu, Aku cuma mau ngerjain kamu aja ko sayang..
Dan baju ini? Aku sengaja pilih baju sendiri, padahal Aku tau kamu udah siapin baju buat Aku.
Aku cuma mau lihat ekspresi tegang kamu aja..."jelas Bisma tersenyum
menatap wajah Dhira, Ia benar-benar jahil sampai membuat hal yang
membuat jantung Dhira hampir copot mendadak
"kamu jahil banget sih?
Pantesan aja baju yang udah Aku siapin gak kamu pake, terus makanan
yang udah Aku siapin juga malah enggak kamu sentuh dan lebih milih bikin
lagi, kamu keterlaluan tau gak.."ucap Dhira sedikit kesal, Bisma malah
tersenyum melihat ekspesi kesal pada istrinya ini
"iya deh sayang Aku minta maaf, udah ah gak usah cemberut gitu,
nanti Aku malah kegoda loh Ra sama bibir tipis kamu, lagian kamu gak
malu apa sama baby kita sayang?
Dia sekarang udah hadir disini loh.."Bisma melirik kearah perut datar Dhira tangannya pun ikut memegang perut datar Dhira
"iya Bis, Aku tau baby kita memang udah ada disini.."Dhira ikut
menatap perut datarnya yang kini merasakan sentuhan lembut tangan Bisma
"jangan pernah kamu berpaling dari hati Aku ya Ra?
Aku bener-bener udah sayang banget sama kamu, jangan biarin baby
kita melihat kita ribut terus. Aku mau kamu kamu lupain Rafael atau
Rafkha sekalipun, kamu udah punya Aku sayang, kamu gak perlu ingat sama
Rafael lagi, Dia udah tenang disana. dan tentang Rafkha, Dia bukan
Rafael Ra, Rafkha hanya kebetulan orang yang mirip sama Rafael, kalau
kamu masih gak percaya juga Aku siap Ra buat gali lagi kuburannya Rafael
biar kamu percaya, please jangan cari tau lagi tentang siapa Rafkha,
Aku udah ada disini, Aku siap buat nyayangin kamu, Aku siap buat jadi
suami dan ayah yang baik buat kamu juga anak kita Ra.
Kamu janji ya?.."Bisma menatap lekat wajah Dhira, matanya sampai
berkaca-kaca menjelaskan keinginannya ini, Ia memang sudah tidak sanggup
kalau harus melihat sikap Dhira yang terus memikirkan Rafael atau
Rafkha, padahal Bisma sudah sangat menyayangi Dhira melebihi siapapun
Dhira pun ikut menatap wajah Bisma, Ia tersenyum dan mengangguk yakin kalau Ia sanggup menuruti apa yang Bisma inginkan
"iya Bis, Aku janji..
Aku gak akan cari tau siapa Rafkha lagi, Aku sayang sama kamu..
Aku udah sangat bahagia karna kamu gak cuek lagi sama Aku, maafin Aku sikap Aku yah?
Aku emang salah.."balas Dhira haru, apa yang Bisma katakan memang
sangat benar, tidak seharusnya Dhira mencari tau siapa Rafkha karna itu
hanya akan membuat hati Bisma sakit. Sekarang Dhira sudah punya Bisma,
dan Rafkha pun sudah memiliki istri, sementara Rafael sudah tenang
dialam sana, hanya saja author yang miris karna dari tadi envy banget
lihat kemesraan Dhira dan Bisma...#hooh abaikan!!
Bisma hanya tersenyum mendengar ucapan Dhira, matanya kini tertuju
pada bibir Dhira yang tipis, sepertinya Bisma sudah rindu akan ssntuhan
bibir istrinya ini
"Aku boleh minta sesuatu gak Ra?.."tanya Bisma tiba-tiba
"sesuatu? Apa itu Bis? Ucapin aja, kalau Aku bisa pasti Aku
kasih.."balas Dhira menatap wajah Bisma dengan ekspresi wajah yang
serius
"Aku mau ini sayang..."Bisma memiringkan kepalanya dan langsung
mendaratkan bibirnya pada bibir tipis Dhira, tangannya pun menarik tubuh
Dhira agar melekat pada tubuhnya, Dhira yang kaget hanya bisa diam
melihat apa yang Bisma lakukan padanya
Tangan kiri Bisma berada dibelakang kepala Dhira, Ia menekan kepala
Dhira untuk memperdalam ciumannya. Akhirnya Dhira hanya bisa menutup
kedua bola matanya menikmati kehangatan yang baru bisa Ia rasakan lagi,
kedua tangannya pun Ia lingkarkan dileher Bisma
Entah sudah berapa menit Bisma meluncurkan aksinya ini, Ia sampai
lupa waktu dan tidak menyadari juga keadaan Dhira yang setengah
kehabisan nafas akibat ulahnya. Yang pasti kedua pasangan suami-istri
ini sangat bahagia akan kehangatan ini...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p