Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Kamis, 11 April 2013
Tangis dan Cinta #Part 3
Jam dinding didalam kamarmu kini sudah menunjukkan pukul 21:00wib. Ternyata cukup lama juga kamu tertidur pulas dilantai hingga baru terbangun dengan wajah sembab dan rambut yang sedikit berantakan
"ko Aku bisa ketiduran disini yah?... ARFA???"
matamu tiba-tiba melonjak kaget saat mengingat soso adik kecilmu itu. Tubuhmu pun segera bangkit dan bergegas keluar untuk mencari Arfa.
**
"Astaga Arfa?...."
Pemandangan haru yang cukup memilukan ini pun kamu lihat dengan mata kepalamu sendiri.
Arfa ternyata masih setia duduk dan menunggumu dimeja makan. Ia bahkan sampai ketiduran disana. Namun kamu sama sekali tidak melihat papah kandungmu bersama Arfa
"Arfa.. Kenapa Arfa sampai bisa ketiduran disini??.. Maafin kakak Fa, kakak minta maaf..."lirihmu segera berhambur memeluk tubuh mungil Arfa
"kakak??"tiba-tiba Arfa membuka kedua kelopak matanya menyadari kehadiranmu
"kakak udah ga maah ladi sama Arfa kan kak?
Kakak udah makan?
Arfa penen makan baeng kaka.. Tadi Papah lasung pegi ladi kak, Papah tigalin Arfa ladi.. Kakak temenin Arfa yah? Arfa takut kaau sendii.. Arfa sayang kakak..."
air matamu menetes mendengar ucapan lirih Arfa. Entah terbuat dari apa hatimu hingga membiarkan wajah polos tak berdosa ini sendiri bahkan sempat kamu bentak dan marahi tadi
"maafin kakak yah? Kakak fikir Papah gak pergi dan temenin Arfa makan..
Arfa jangan sedih yah?
Kakak disini ko sayang, Arfa ga pernah sendiri. kakak juga sayang sama Arfa... Kaka sayaang banget sama Arfa, Arfa ga boleh sedih yah???"jelasmu berusaha tegar didepan Arfa. Kamu pun memeluk dan mengecup wajah polos Arfa penuh rasa sesal dan kasih sayang
"Arfa mau makan kak, tapi kakak juda haus makan. Arfa ga mau kaau sape kakak sakit.. Kakak temenin Arfa makan yah??.."pinta Arfa penuh harap
Kamu melepaskan pelukanmu dan tersenyum
"iya kakak mau, kakak akan temenin Arfa makan.."balasmu setuju. Arfa pun ikut tersenyum mendengarnya
kemudian kalian pun makan berdua, meski nasi dan lauk pauknya sudah terasa dingin, namun kebersamaanmu dan Arfa membuat semuanya seolah hangat kembali.
Dirumah yang cukup besar dan mewah ini kamu memang hanya tinggal bertiga dengan Arfa dan sang papah, sedangkan Mbok Nah pembantu dirumahmu hanya menjadi pembantu rumahan biasa yang tidak ikut menginap dirumah yang cukup mewah ini..
Sedikit canda dan senyum terlihat mengembang dibibir tipismu dan Arfa. Malam ini memang tidak seperti malam-mmalam sebelumnya, walau hatimu terasa sakit penuh tangis kekecewaan. Namun semuanya seakan terbalas saat melihat senyum dan tawa mengembang dibibir mungil Arfa
"kakak bangga sama kamu Fa. Walau berulang kali kamu sering kakak bentakd an marahin, tapi kamu gak pernah sedikit pun marah.
Kamu memang masih kecil, tapi kakak sangat salut karna kamu tidak pernah mengeluh didepan kaka..
Kamu adik yang sangat kuat dan tegar.. Semoga kelak kebahagiaan berpaling pada kamu dan kakak agar tangisan ini berubah menjadi tawa penuh keceriaan..."batinmu sedikit menyunggingkan senyum menatap wajah polos Arfa. Kedamaian pun bisa kamu rasakan meskipun harapan-harapan itu serasa jauh dan sulit untuk dicapai.
**
Pagi harinya...
Seperti biasanya mbok nah pagi-pagi sekali sudah berada dirumahmu. Ia menyapkan sarapan pagi untukmu dan juga Arfa. Sedangkan Papahmu entahlah semalam tidur dimana, karna sampai skarang tidak sedikitpun batang hidungnya terlihat
"Den Arfa ko malah bengong??.. Biasanya Aden langsung bangunin non (namamu) dikamarnya? Tapi ko sekarang enggak Den??"tanya mbok Nah menatap wajah Arfa heran
"hussstt.. Mbok janan tana-tana duu.. Arfa ladi mehatiin sesuatu nih mbok.. Mbok aja yan banunin kakak yah? Arfa ladi sibuk..."protes Arfa tanpa menoleh kearah mbok nah karna kedua matanya malah asik memperhatikan sesuatu
"emang Aden lagi lihatin apa sih Den? Ko serius banget lihatnya??"tanya Mbok Nah lagi, rupanya ibu paruh baya ini cukup kepo juga hingga Ia ikut celingukan mencari sesuatu yang tengah Arfa lihat
Arfa tidak menghiraukan ucapan Mbok Nah lagi. Ia malah beranjak dari kursi yang Ia duduki menuju pintu depan rumahnya
"hempp si Aden, yasudah simbok mau bangunin non (namamu) aja, hari ini non (namamu) kan harus pergi kesekolah.."pikir Mbok Nah kemudian berlalu menuju kamarmu yang terletak dilantai atas.
**
"kenapa yah ko tiap pagi Arfa sau lihat om itu duduk diteas depan umah itu teus? Tus ga penah mau nomong ladi kao Arfa sampein? Emannya Arfa ga kihatan yah? Atau ga kedenelan?
Aaahh meding Arfa sampein ladi aja deh, sapa tau sekaang om itu mau nomong sama Arfa"
bocah kecil ini pun langsung bergegas meraih handle pintu depan rumahnya setelah cukup lama memperhatikan ttangga didepan rumahnya itu
Langkah kaki kecilnya pun selangkah semakin cepat hanya dalam hitungan detik
"kaau om ini bisa nomong, Arfa baakan kenain smaa kakak Arfa.
Om ini kan lebih kecil dai pada om Iam yan bulbul itu"pikir Arfa terus melangkahkan kakinya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p