Bisma begitu kaget melihat tubuh Dhira yang tergeleak didalam kamar mandinya
"Astaghfirullah Dhira?.."kaget Bisma yang langsung menyandarkan kepala Dhira diatas paha nya
"Ra, bangun Ra bangun.. Loe kenapa jadi kaya gini?..
Pliss jangan buat Gue panik.."Bisma menepuk-nepuk pipi Dhira yang
terasa sangat dingin itu, namun tetap saja Dhira tidak bangun juga
"Ra, bangun.. Gue minta maaf Ra, Gue nyesel.. Pliss bangun.."Bisma
semakin bertambah panik, Ia melihat wajah Dhira sangat pucat seperti
yang tidak bernyawa lagi, bahkan bibir Dhira sudah berwarna biru
"Aaarrrgh!! Kenapa Gue bisa sekejam ini sama loe Ra, kenapa?.."Bisma
menjambak Rambutnya sendiri, Ia benar-benar menyesal mengingat apa yang
telah Ia lakukan pada Dhira tadi
"Ra, pliss bangun.. Jangan buat Gue tambah nyesel.. Pliss ayo
bangun.."lirih Bisma membelai lembut kening Dhira yang tertutupi rambut
namun percuma saja, Dhira masih tidak sadarkan diri, bahkan denyut nadi nya saja sangat lemah
Bisma menatap wajah Dhira yang pucat pasi, matanya pun tertuju pada
bibir Dhira yang sedikit membiru itu, entah apa yang ada difikirannya
hingga Ia mendekatkan wajahnya pada wajah Dhira
"Aku bakalan bangunin kamu Ra.."ucap Bisma pelan, Ia pun semakin mendekatkan wajahnya kewajah Dhira
dan..
"Cuuuupps.."bibir Dhira yang dingin akhirnya bisa terasakan oleh
Bisma, Ia pun mulai memberikan nafas buatan untuk Dhira agar Dhira mau
bangun
"loe harus bangun Ra, jangan buat Gue tambah takut dan merasa
bersalah.."batin Bisma sambil terus memberikan nafasnya untuk Dhira
hingga akhirnya Dhira pun tersadar dan bangun..
"Uhuk-uhhukk, uhuk..!! Bis..ma?"lirih Dhira menatap wajah suaminya yang sangat dekat dengannya ini
Bisma sendiri malah langsung memeluk tubuh Dhira saking senangnya Dhira sudah sadar
"maafin Gue Ra, maafin Gue.."lirih Bisma semakin mempererat
pelukannya, Bisma benar-benar takut dan merasa bersalah kalau sampai
Dhira kenapa-napa
sementara Dhira sendiri hanya diam menggigil karna kondisinya masih sangat lemah dan kedinginan
"hiks.. Maafin Aku Bis, Aku gak pernah bicara apapun sama Dina,
Aku.. Minta ma..af."ucap Dhira terbata yang sepertinya masih belum sadar
akan ucapannya, bahkan Bisma ucapan Bisma pun tikda digubris olehnya
"Aku yang harusnya minta maaf Ra, Aku udah kasar sama kamu.."Bisma
melepaskan pelukannya dan menggeleng menyesali apa yang telah Ia lakukan
pada Dhira, namun lagi-lagi Dhira tidak merespon ucapan Bisma, Ia malah
terus mengucap kata maaf dan maaf
"ya Tuhan.. Gue emang bener-bener kejam.."Bisma begitu miris melihat
kondisi Dhira seperti ini, tanpa ba-bi-bu lagi Ia pun langsung
mengangkat tubuh Dhira dan menidurkannya diatas tempat tidur..
"dingin Bis.. dingiin.. Aku takut.."ucap Dhira masih dalam keadaan
setengah sadar, Ia masih menggigil karna badannya memang masih basah
akibat Bisma guyur tadi, apalagi baju yang Dhira pakai juga masih dalam
keadaan basah
"iya Ra Aku disini, kamu gak usah takut yah, Alu disini.."Bisma
menyelimuti tubuh Dhira dengan selimut yang cukup tebal, Ia juga ikut
memeluk tubuh Dhira agar Dhira tidak merasa kedinginan lagi
"Tuhaan.. Gue emang bodoh, boddoh. Kenapa Gue harus nyelakain istri Gue sendiri?..
Maafin Aku Ra, maafin Aku.."batin Bisma menyesal
"pantes aja Rafael mukulin Gue saat Gue tidur tadi, Dia pasti marah
besar gara-gara Gue udah nyelakain Dhira, Loe emang pantas marah sama
Gue Raf, Gue udah gagal jadi suami yang baik buat Dhira, gagal Raf
gagal.."lirih Bisma semakin mempererat pelukannya, air matanya pun
menetes membasahi pipinya yang putih itu
sementara Dhira sendiri masih dalam keadaan menggigil kedinginan
"baju loe basah Ra, kalau kaya gini caranya loe bisa bener-bener
sakit.."ucap Bisma yang sepertinya baru menyadari baju yang Dhira pakai
itu masih basah kuyup
"tapi gimana caranya Gue gantiin pakaian loe?..
Gak mungkin kan kalau Gue yang harus gantiin baju loe?.."pikir Bisma
bingung sendiri, Ia pun menatap wajah Dhira yang masih pucat
"tapi Gue gak mungkin biarin loe pake baju basah kaya gini.."pikirnya lagi
"ahh.. Resse!!
Gue suami loe, jadi gak ada salahnya kalau Gue yang gantiin baju
loe"ucap Bisma sedikit kesal, Ia pun langsung membuka selimut yang
menutupi tubuh Dhira, tangannya mulai membuka satu persatu baju yang
Dhira pakai
"maaf Ra, Gue harus gantiin loe baju. Tapi Gue janji gak bakalan
ngapa-ngapain tubuh loe, Gue janji Ra.."ucap Bisma yang sebenarnya
sangat ragu ini, bahkan tangannya saja sampai bergetar saat baju Dhira
telah Ia lepaskan dan Dhira hanya mengenakan tanktop nya
"Glek!!"Bisma menelan ludahnya melihat tubuh polos Dhira yang sangat mulus itu, fikirannya pun mulai menjalar kemana-mana
"leher loe putih banget Ra, Gue.. Aahh apaan sih? Gak Gue gak
mungkin ngelakuin hal itu, Gue gak bakalan nyentuh Dhira apalagi dalam
keadaan kaya gini, Gak.."fikiran Bisma benar-benar kacau, sebenarnya Ia
hampir saja tergoda melihat kemolekan tubuh istrinya ini, apalagi tubuh
Dhira sangat mulus tanpa ada sedikit luka pun ditubuhnya
"pokoknya Gue gak mungkin nyentuh loe, loe tenang aja Ra. Karna
sampai kapanpun Gue gak akan pernah nyentuh loe.."ucap Bisma yakin dan
kembali melepas satu persatu pakaian yang Dhira pakai lalu menggantinya
dengan pakaian yang kering dan bersih. Sedangkan Dhira sendiri masih
dalam keadaan setengah sadar dan matanya pun masih terpejam..
Pagi harinya..
Terlihat Dhira masih dalam posisi yang sama seperti semalam, Ia
masih terbaring diatas tempat tidurnya. Namun wajahnya sudah tidak pucat
lagi dan pakaian nya pun sudah berhasil Bisma ganti semalam..
Tiba-tiba Bisma masuk menghampiri Dhira, Ia membawa segelas teh hangat untuk Dhira.
Entahlah kenapa Bisma bisa mendadak berubah 180'derajat seperti ini,
apalagi semalaman Ia menjaga Dhira dan tidur disamping Dhira
"hemz.. Ternyata kamu masih tidur juga Ra.."Bisma tersenyum melihat
tubuh polos Dhira saat tertidur, Bisma pun menaruh teh yang Ia bawa
diatas meja kecil disampingnya lalu duduk disamping Dhira
"cantik.."gumam Bisma sambil terus menatap wajah Dhira yang masih terlelap ini
karna merasa terusik, Dhira pun akhirnya bangun dan membuka kedua bola matanya
"B..Bisma??" pekik Dhira kaget saat melihat Bisma duduk disampingnya bahkan sampai melemparkan senyum kearahnya
"Bis, ka..kamu jangan sakitin Aku lagi Bis. Aku..aku beneran gak tau
apa-apa tentang Dina. Aku gak pernah bicara apapun sama Dina Bis,
sumpah demi Tuhan Aku gak tau.."Dhira langsung ketakutan dan menjauhkan
tubunya dari Bisma
"enggak Ra, Gue gak bakal ngapa-ngapain loe ko. Gue..gue jistru
minta maaf karna udah kasar sama loe, Gue minta maaf.."jelas Bisma
menenangkan dan mendekat kearah Dhira
"enggak Bis, kamu jangan sakitin Aku lagi.. Aku beneran gak bicara
apa-apa sama Dina, percaya sama Aku Bis.. Aku gak bohong.."Dhira masih
saja ketakutan saat melihat wajah Bisma, Ia terus menjauh dari Bisma
dengan air mata yang kini membasahi pipi mulusnya
"Ra, Gue gak bakal ngapa-ngapain Loe, percaya sama Gue Ra. Gue gak
bakal nyakitin loe lagi.."ucap Bisma pelan, Ia pun mencoba menyentuh
pundak Dhira yang terus menjauh darinya
"jangan sakitin Aku lagi Bis, jangaan.."Dhira menepis tangan Bisma
dan semakin ketakutan, Ia memeluk kedua lututnya dipojokan tempat
tidurnya ini
"loe kenapa sih Ra, Gue gak udah bilang, Gue gak bakalan nyakitin
loe, kenapa loe gak percaya sama Gue?.."tanya Bisma sedikit membentak
karna kesal, Dhira yang mendengarnya makin merasa takut
"hiks.. Jangan Bis, jangan bentak Aku lagi Aku mohon.."lirih Dhira menutup kedua telinganya
"AAAAaaaaargh!!!"teriak Bisma kesal lalu meraih teh hangat yang Ia buat tadi dan melemparnya ketembok
"Praaaayy!!"gelas itu pun pecah dan teh hangat nya pun ikut berserakan dengan pecahan-pecahan gelasnya
"Gue bilang Gue gak bakalan ngapa-ngapain loe..!!
Kenapa Loe gak mau percaya sama Gue, KENAPA HAH??.."entah setan apa
yang merasuk kedalam tubuh Bisma hingga Ia berani membentak dan berlaku
kasar lagi pada Dhira, padahal tadi Ia sudah sangat baik bahkan sangat
baik
mendengar bentakan Bisma, Dhira hanya bisa menangis sambil terus memeluk kedua lututnya, tubuhnya pun bergetar saking takutnya
"nyesel Gue udah nolongin loe semalem, kalau Gue tau loe gak percaya
sama Gue, mending Gue biarin aja loe mati kedinginan, MATI..!!"bentak
Bisma lagi kemudian membanting pintu kamarnya dan keluar meninggalkan
Dhira
"Bruukk..!!"Bisma membanting pintu itu dengan sangat kencang,
amarahnya sudah sangat sulit diredakan lagi, bahkan Ia sendiri tidak
bisa mengendalikannya
"hiks.. Jangan bentak Aku Bis, jangan bentak Aku.."lirih Dhira
semakin ketakutan, mungkin Ia trauma karna Bisma sering membentaknya,
padahal Ia sangat takut terhadap bentakan, apalagi selama ini tidak ada
satupun yang pernah membentaknya termasuk Rafael sekalipun. Hanya Bisma
satu-satunya orang yang sering membentak Dhira..
**
Bisma terus berjalan cepat meninggalkan kamarnya, fikirannya benar-benar kacau dan sulit dikendalikan
"Dasar gak tau diri, bukannya terimakasih karna udah Gue tolongin
malah gak mau percaya sama Gue, Loe fikir Gue bakalan kasian gitu sama
loe?..
ENGGAK, Gue gak bakalan kasian sama cewek Gak tau diri kaya
loe!!"gerutu Bisma masih emosi, langkahnya pun semakin Iua percepat saat
menuruni anak tangga rumahnya
namun..
Tiba-tiba Bisma mendengar suara teriakan dari kamar Dhira
"AAAAAaaaa...!!
Bis, toloooonnng... AAaaaaa!!!"teriakan Dhira begitu kencang sampai-sampai Bisma menghentikan langkahnya
"Dhira?.."pikir Bisma mulai khawatir
"aahh ngapain juga Gue harus ngehawatirin cewek gak tau diri kaya
Dia, biar mampus aja sekalian tuh cewek!!"pikirnya lagi dan langsung
meneruskan langkahnya kembali
namu...
Tiba-tiba teriakan itu terdengar kembali..
"Aaaaa...!!!
Bisma tolong Biiss.... Aaaaa..!!!"rintih Dhira semakin kencang..
"isssh.. SiaL!!"Bisma pun menghentikan langkahnya dan segera menaiki anak tangga rumahnya lagi menuju kamar Dhira..
Dan....
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p