Dhira pun beranjak dari duduknya untuk mengantarkan Rafkha sampai kepintu depan
"Maaf yah kalau Aku udah ngerepotin..
Aku cuma mau main-main aja ko..
Aku pulang yah?.."ucap Rafkha berpamitan, Ia pun segera melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Dhira
Tempat untuk Smashblast Indonesia membaca cerpen cerbung karya Dheana Smashblast
Selasa, 30 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #35
Mendengar suara Bel rumahnya berbunyi, Dhira pun segera bergegas
menuju pintu utama untuk membuakakan pintu. Ia melangkahkan kakinya
begitu pelan karna sedikit susah dengan keadaan perut yang semakin
membuncit..
Terpaksa BUKAN Cinta #34
Terlihat Dhira dengan santainya duduk diruang tengah, Ia menunggu
Bisma yang tadi Ia minta untuk membuatkan suatu minuman karna Bisma
sendiri yang memaksa, padahal Dhira sebenarnya tidak sedang menginginkan
apa-apa
Terpaksa BUKAN Cinta #33
Bisma baru saja selesai membuatkan segelas susu hangat untuk
Dhira, Ia pun segera masuk dan menemui Dhira yang menunggunya didalam
kamar
Terpaksa BUKAN Cinta #32
Kedua pasangan muda ini tampak begitu mesra menikmati kebersamaan
mereka, kebahagiaan Bisma dan Dhira pun terasa semakin lengkap karna
sebentar lagi akan hadir buah cinta mereka yang masih dalam kandungan
Dhira
Posisi Bisma saat ini tengah tiduran sambil menaruh kepalanya dipangkuan Dhira, sedangkan Dhira duduk bersender disofa sambil asik menonton televisi
Posisi Bisma saat ini tengah tiduran sambil menaruh kepalanya dipangkuan Dhira, sedangkan Dhira duduk bersender disofa sambil asik menonton televisi
Terpaksa BUKAN Cinta #31
Malam semakin larut, jarum jam yang terpajang didinding pun sudah
menunjukkan pukul 23:30wib, Atau lebih tepatnya pukul setengah dua belas
malam..
Terpaksa BUKAN Cinta #30
Terlihat Dhira tengah asik merias wajahnya didepan cermin, Ia
tampak begitu rapi, bahkan Bisma yang dari tadi memperhatikannya pun
merasa aneh dan heran
Terpaksa BUKAN Cinta #29
Hari ini Dhira tengah mencoba memberes-bereskan rumahnya,
kondisinya memang sudah kembali sehat seperti biasa, makanya Dhira
berani melakukan pekerjaan rumahnya lagi
Dhira menyapu lantai didepan rumahnya karna kebetulan Dhira memang tidak memiliki seorang pembantu untuk mengurusi rumahnya itu, hanya ada seorang tukang kebun yang rutin setiap minggu sekali datang kerumahnya untuk mencabuti rumput dihalaman depan maupun belakang
Dhira menyapu lantai didepan rumahnya karna kebetulan Dhira memang tidak memiliki seorang pembantu untuk mengurusi rumahnya itu, hanya ada seorang tukang kebun yang rutin setiap minggu sekali datang kerumahnya untuk mencabuti rumput dihalaman depan maupun belakang
Terpaksa BUKAN Cinta #28
Bisma baru saja pulang dari kantornya, wajahnya terlihat begitu berseri-seri, bahkan sangat berseri menampakkan raut wajah gembira nya. entahlah Ia sudah mendapatkan apa sehingga terlihat begitu bahagia seperti ini..
Terpaksa BUKAN Cinta #27
Melihat tubuh Istrinya ambruk didepan mata, tanpa ba-bi-bu lagi
Bisma langsung menangkap tubuh Dhira agar tidak jatuh kelantai, Bisma
tampak begitu panik melihat istrinya tiba-tiba pingsan seperti ini
Terpaksa BUKAN Cinta #26
Bisma pun masuk kedalam kamarnya tanpa mempedulikan Dhira lagi yang masih tertinggal diluar sana, Ia juga langsung membanting tubuhnya yang lelah akibat menyetir seharian itu diatas tempat tidurnya
Terpaksa BUKAN Cinta #25
Dhira masih berdiri mematung melihat kearah sosok pemuda yang
menurutnya sangat mirip dengan Rafael itu, Ia terus menyipitkan matanya
seolah meyakinkan kalau itu memang benar-benar Rafael pria yang masih
ada didalam hatinya
Terpaksa BUKAN Cinta #24
Terlihat Dhira masih saja asik mengemasi beberapa bajunya untuk
dibawa ke Puncak nanti, Ia begitu fokus melipat dan merapikan pakaiannya
juga pakaian Bisma dan memasukkannya kedalam koper kecil
Terpaksa BUKAN Cinta #23
Bisma terlihat begitu lesu duduk dipinggiran tempat tidurnya, pandangan matanya pun menatap begitu kosong sama percis seperti fikirannya yang melayang entah kemana
"Kenapa Papah jadi kaya gini?..
Kenapa Dia begitu benci sama Gue?
Sabtu, 27 April 2013
Inikah Rasanya
Wajah putih nan bersih gadis cantik ini begitu terlihat aneh, Ia
menopang dagunya dengan tangan kanan yang Ia taruh diatas meja, bibirnya
sesekali tersenyum membayangkan hal-hal indah yang belum pernah
dialaminya seakan tengah Ia alami
Jumat, 26 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #22
Hempp.. Ternyata Bisma masih asik menikmati bibir mungil istrinya
ini, bahkan sesekali Ia pun menggigit kecil bibir bagian bawah milik
Dhira, istri tercintanya ini
Terpaksa BUKAN Cinta #21
Terlihat Bisma begitu fokus berkutat dengan semua pekerjaannya
yang menumpuk itu, maklum selama Bisma tidak masuk akibat kecelakaan
kemarin tidak ada yang menggantikan posisinya, sedangkan Rangga sendiri
yang Bisma percaya juga ikut-ikutan tidak masuk karna orang tuanya sakit
dan dirawat, jadi Bisma benar-benar ekstra kewalahan mengurusi
pekerjaannya yang terbengkalai ini..
Terpaksa BUKAN Cinta #20
Bisma terus melangkahkan kakinya secara perlahan menuju kamar
Dhira, Ia pun menghentikan langkahnya dan menarik nafasnya panjang.
Bisma mulai meraih handle pintu kamar Dhira
dan....?
dan....?
Terpaksa BUKAN Cinta #19
Hari ini Dhira sudah diperbolehkan pulang oleh pihak Rumah Sakit
dan Dokter yang merawatnya. Kondisi Dhira memang tidak separah yang kita
duga karna Ia memang tidak apa-apa hanya saja kandungannya yang harus
Ia relakan karna kecelakaan mengerikan itu.
Terpaksa BUKAN Cinta #18
Dhira terus merintih kesakitan menahan rasa sakit disekujur
tubuhnya terutama bagian perut, sungguh sangat sakit sekali, hingga
dalam keadaan setengah sadar seperti ini pun Ia masih merintih menahan
rasa sakitnya itu
Terpaksa BUKAN Cinta #17
Dhira masih duduk diatas tempat tidurnya, tangan halusnya pun tak henti-henti mengelus perutnya yang sudah sedikit terlihat membesar, perlahan Ia pun mulai membaringkan tubuhnya diatas tempat tidurnya itu..
Namun entah kenapa air matanya terus saja mengalir kalau mengingat sifat Bisma selama ini
Terpaksa BUKAN Cinta #16
Bisma masih asik mengendarai motor ninja merahnya ini. Tatapan
matanya pun kini fokus kedepan, tidak memandangi wajah Dhira dari kaca
spion motornya lagi
Terpaksa BUKAN Cinta #15
Dhira masih terus fokus menempelkan jarinya disudut bibir Bisma,
Ia begitu serius membersihkan sudut bibir Bisma yang terlihat bekas
makanan yang menempel disana
Terpaksa BUKAN Cinta #14
Bisma terus saja menatap kearah perut Dhira yang masih datar itu,
tatapannya semakin tajam dan dipenuhi dendam juga amarah, seakan ingin
sekali Ia membunuh janin yang tengah hidup didalam rahim istrinya itu
Terpaksa BUKAN Cinta #13
Setelah selesai membersihkan dirinya, Bisma pun keluar dari dalam
kamar mandi dengan mengenakan handuk putih yang Ia lilitkan
dipinggangnya, sementara badannya sendiri tidak terbalut kain sehelaipun
Bisma berjalan menuju lemari didalam kamarnya itu, Ia membuka pintu lemari dan mulai mencari baju yang akan Ia kenakan
Bisma berjalan menuju lemari didalam kamarnya itu, Ia membuka pintu lemari dan mulai mencari baju yang akan Ia kenakan
Terpaksa BUKAN Cinta #12
Terlihat Dhira masih merasakan kenyamanan berada dipelukan Bisma sang suami, hatinya benar-benar bahagia mendapat perlakuan lembut seperti ini dari Bisma
"Aku mau kamu kaya gini terus Bis, Aku mau selamanya kamu bersikap seperti ini.."batin Dhira memejamkan matanya didada bidang Bisma
Terpaksa BUKAN Cinta #11
Mendengar Dhira berteriak lagi, Bisma pun langsung berbalik arah dan segera berlari menuju kamar Dhira..
"heuuuuh.. Ada apa lagi sih ell..."tiba-tiba Bisma langsung menghentikan ucapannya begitu melihat Dhira tergeletak dilantai dekat pintu kamar mandi
Kamis, 25 April 2013
Terpaksa BUKAN Cinta #10
Bisma begitu kaget melihat tubuh Dhira yang tergeleak didalam kamar mandinya
"Astaghfirullah Dhira?.."kaget Bisma yang langsung menyandarkan kepala Dhira diatas paha nya
"Ra, bangun Ra bangun.. Loe kenapa jadi kaya gini?..
Pliss jangan buat Gue panik.."Bisma menepuk-nepuk pipi Dhira yang terasa sangat dingin itu, namun tetap saja Dhira tidak bangun juga
"Astaghfirullah Dhira?.."kaget Bisma yang langsung menyandarkan kepala Dhira diatas paha nya
"Ra, bangun Ra bangun.. Loe kenapa jadi kaya gini?..
Pliss jangan buat Gue panik.."Bisma menepuk-nepuk pipi Dhira yang terasa sangat dingin itu, namun tetap saja Dhira tidak bangun juga
Terpaksa BUKAN Cinta #9
"loh sayang, kamu ngapain disini?.."tiba-tiba Bisma datang menghampiri Dina yang masih berdiri didepan pintu kamarnya itu
Terpaksa BUKAN Cinta #8
Hemz.. Bisma dan Dina ternyata masih asik mengobrol berduaan
diruang tengah. sesekali Dina pun tertawa karna Bisma terus menggombali
dan menggoda nya
"issh.. Apaan deh Bis, dari tadi kamu tuh ngomong nya ngelantur mulu, go,bal tau gak.."risih Dina sedikit kesal dan memalingkan mukanya
"issh.. Apaan deh Bis, dari tadi kamu tuh ngomong nya ngelantur mulu, go,bal tau gak.."risih Dina sedikit kesal dan memalingkan mukanya
Terpaksa BUKAN Cinta #7
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya lampu merah di pertigaan jalan raya itu berubah juga menjadi hijau
Terpaksa BUKAN Cinta #6
Setelah cukup lama Dhira memandangi photo laki-laki yang sangat dicintainya itu, Dhira pun segera beranjak turun dari atas tempat tidur yang Ia duduki itu untuk beralih tidur dilantai, karna Ia takut kalau sampai ketiduran ditempat tidur Bisma bisa-bisa Bisma akan semakin marah padanya..
Terpaksa BUKAN Cinta #5
Bisma benar-benar murka melihat sikap Dhira yang menurutnya sangat tidak menghargainya ini, padahal Ia sedang makan tapi Dhira malah muntah-muntah didepannya.
Terpaksa BUKAN Cinta #4
Dhira masih bersembunyi dipojokan lemari kamarnya, Ia benar-benar ketakutan sampai tubuhnya pun gemetar saking takutnya, apalagi suasana sangat gelap karna listrinya mendadak mati, hanya ada cahaya kilat saja yang terlihat saling menyambar menambah suasana semakin mengerikan bahkan sangat menakutkan bagi Dhira
Terpaksa BUKAN Cinta #3
Setelah selesai mengobati luka ditangan Bisma, Dhira tersenyum melihat wajah polos Bisma saat tertidur, apalagi wajah Bisma tidak kalah ganteng dengan wajah Rafael kekasihnya yang kini sudah pergi
Terpaksa BUKAN Cinta #2
"Aaaarrggh!! Kenapa semuanya harus kaya gini Ra?
kenapa Loe harus hadir dalam hidup Gue, kenapa Ra KENAPAAA???.."teriak Bisma kesal bahkan menjambak Rambutnya sendiri
dan..
"Braaakkks!!"tiba-tiba Bisma menghantamkan tangan kanannya kesebuah lemari kaca yang terletak disudut kamarnya
"ya ampun Bis, kamu kenapa??.
Aku minta maaf kalau semuanya jadi kaya gini, tapi kamu jangan sakitin diri kamu sendiri, Aku minta maaf Bisma, Aku minta maaf.."kaget Dhira saat melihat tangan kanan Bisma dipenuhi darah segar yang mengalir begitu banyak, Dhira pun segera berjalan menghampiri Bisma karna panik
"Bis, kamu gak papa kan??"tanya Dhira pelan dan tangannya mencoba memegang tangan Bisma
"JANGAN SENTUH GUE!!"bentak Bisma kasar dan menepis tangan Dhira kemudian berlalu pergi begitu saja
Dhira hanya bisa diam dan menangis melihat sikap Bisma yang selalu seperti ini, Dhira memang tidak mengetahui seperti apa sifat Bisma yang baru seminggu ini menjadi suaminya, yang pasti semenjak peristiwa mengerikan itu terjadi pada Rafael, dan Bisma harus menggantikan posisi Rafael untuk menjadi suaminya, Dhira selalu mendapat perlakuan kasar dari Bisma, padahal ini semua bukan kemauan Dhira atau Rafael sekalipun, tapi ini semua sudah takdir kehendak dari Yang Maha Kuasa.
"hiks.. Aku tau Aku salah Bis, tapi Aku juga gak mau nyakitin kamu seperti ini.. Aku cuma mau Rafael Bis, Aku cuma mau Rafa kembali dan menjadi suami Aku, bukan kamu.."lirih Dhira meneteskan air mata sambil menatap kearah Bisma yang sudah berlalu pergi meninggalkannya
Dhira pun langsung membereskan pecahan kaca lemari kamarnya yang tadi Bisma pecahkan dengan kepalan tangannya hingga menjadi pecah dan tangan Bisma sendiri menjadi terluka
"seandainya kamu masih ada disini Raf, pasti semuanya gak akan jadi kaya gini.."lirih Dhira begitu mengharapkan suatu keajaiban terjadi dan dapat mengembalikan Rafael ayah dari bayi yang tengah dikandungnya yang sudah pergi saat hari pernikahannya minggu lalu.
Sementara itu..
Terlihat Bisma sedang berbaring diatas sofa ruang tamu rumahnya, tangan kanannya Ia biarkan bergelayut kebawah dengan darah yang terus mengalir, sedangkan fikirannya benar-benar melayang entah kemana, Ia benar-benar tidak bisa menerima kenyataan pahit yang menimpa dirinya akibat Rafael kakak kandungnya telah pergi untuk selamanya dan menyisakan semua bebannya pada Bisma
mata Bisma menerawang jauh mengingat kejadian satu minggu yang lalu, dimana Ia harus dipaksa pulang ke Indonesia dan harus menikah dengan perempuan yang sama sekali tidak dikenalnya
"pokoknya Papah mau kamu pulang sekarang juga ke Jakarta. Dan gak ada tapi-tapian.."terdengar begitu tegas suara om Landry yang menyuruh Bisma untuk segera pulang saat itu juga
"tapi pah, Bisma beneran gak bisa.. Bisa harus berada disini dulu sampai semua skripsi Bisma selesai Pah, lagian Bisma udah bilang ko sama mamah kalau Bisma gak bisa hadir diacara pernikahannya Rafael, Bisma minta maaf pah.."jelas Bisma pelan agar papahnya ini Bisa mengerti keadaannya
namun apa?
Om Landry justru malah membentaknya habis-habisan karna Bisma masih tetap kekeuh tidak mau pulang juga, bahkan Ia mengancam tidak akan mengakui Bisma sebagai anak kandungnya kalau Bisma masih tetap tidak mau pulang juga, hingga akhirnya Bisma pun terpaksa menuruti apa yang om Landry minta meskipun sangat penuh dengan keTerpaksaan..
"kenapa harus Bisma Pah?.. Mamah gak tega kalau Bisma harus menanggung semua ini, kasian Dia pah.."ucap tante Nela lirih bahkan sampai meneteskan air mata
"Gak ada jalan lain mah, ini satu-satunya cara agar keluarga kita tidak menanggung malu, dan keluarga dari Pak Himawan tidak mengecap keluarga kita sebagai keluarga yang buruk dan tidak bertanggung jawab.."jelas om Landry yang masih sempat-sempatnya memikirkan harga diri keluarganya yang takut tercemar kalau sampai pernikahan Rafael putra pertamanya dibatalkan, sementara om Landry sendiri tau kalau pengantin perempuannya sudah dibuat hamil oleh putra pertamanya itu
"tapi Bisma gak salah Pah, apa papah tega merusak semua masa depan Bisma?..
Dia masih muda dan masa depannya masih panjang.."tante Nela mencoba membujuk suaminya ini agar mau membatalkan pernikahan Rafael dan Dhira yang memang sudah tidak bisa diteruskan lagi karna Rafael mengalami kecelakaan maut saat menuju rumah Dhira untuk melangsungkan pernikahan, dan naas nyawa nya pun tidak tertolong karna mobil Rafael tergelincir dan meledak ditempat kejadian kecelakaan maut itu
"sudahlah mah, mamah gak perlu menyesali semua ini..
Rafael memang sudah pergi dan meninggalkan mimpi buruk untuk kita semua, tapi papah gak bisa berbuat apa-apa mah, apalagi saat ini Dhira tengah hamil, jadi mau tidak mau pernikahan ini harus tetap berlangsung dan Bisma yang akan menggantikan posisi Rafael.."jelas om Landry karna menurutnya ini satu-satunya jalan terbaik untuk Dhira dan agar nama baik keluarganya juga tetap tidak tercoreng oleh perbuatan Rafael yang sangat memalukan itu.
*
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya Bisma pun datang dan langsung menuju rumah Dhira yang masih terlihat banyak tamu undangan yang masih menunggu acara pernikahan yang sempat ditunda selama beberapa jam
"maaf mah, pah kalau udah nunggu lama.. Tapi Bisma masih bingung kenapa papah begitu memaksa Bisma untuk pulang Pah? Padahal kan kemarin papah udah setuju kalau Bisma gak ikut pulang keJakarta, tapi sekarang?.."belum sempat Bisma meneruskan ucapannya, tiba-tiba om Landry menyodorkan sebuah Jas berwarna hitam kearahnya
"pake jas ini sekarang juga.."suruh om Landry singkat
Bisma mengambil Jas hitam itu dan segera memakaikan ditubuhnya, meskipun Ia sangat heran tapi Ia begitu menuruti ucapan ayah kandungnya ini
"sekarang kita kebawah untuk melangsungkan akad nikah kamu dan Dhira yang tadi sempat tertunda"ajak om Landry diiringi senyum yang berhasil membuat mata Bisma melotot kaget mendengar kata Akad nikahnya bersama perempuan yang om Landry sebut Dhira
"ma..maksud papah apa Pah? Bisma gak ngerti, bukannya yang mau menikah itu Rafael? Ta.tapi kenapa papah bilang akad nikah Bisma??.."tanya Bisma bingung dan masih tidak mengerti dengan apa yang diucaplan oleh ayahnya ini
"kakak kamu Rafael meninggal, dia mengalami kecelakaaan saat menuju lokasi pernikahannya ini, dan sekarang papah mau kamu menggantikan posisi Rafael untuk menikah dengan Dhira, karna papah tidak mau nama baik keluarga kita menjadi buruk dan tercoreng hanya karna pernikahan ini harus dibatalkan.."jelas om Landry yang lagi-lagi berhasil membuat mata Bisma melotot akibat kaget dan tidak percaya dengan ucapannya itu
"meninggal Pah?..
Ta..tapi kenapa harus Bisma pah?..
Bisma masih mau kuliah, Biam belum mau menikah Pah, Bisma mohon jangan lakuin ini sama Bisma, Bisma masih mau mengejar semua Impian Bisma pah, Bisma mohoon.."pinta Bisma lirih dan berlutuh dihadapan om Landry, bahkan air matanya sampai menetes karna Ia memang belums iap kalau harus menikah saat ini, apalagi harus menggantikan posisi Rafael yang sama sekali tidak pernah Bisma bayangkan sebelumnya
"kamu tidak usah cengeng Bisma. ini semua demi kebaikan keluarga kita, kamu akan tetap menikah dengan Dhira setuju ataupun tidak karna ini perintah dari Papah!!"tegas om Landry dan berlalu pergi meninggalkan Bisma menuju lantai bawah tempat dimana keluarga dari Dhira dan semua tamu yang datang menunggu acara akad nikah yang sempat ditunda ini
Bisma menoleh kearah tante Nela sang mamah yang dari tadi hanya berdiri didekatnya
"mah, Bisma gak mau menikah dulu mah.. Bisma masih mau mengejar impian Bisma, Bisma masih mau kuliah diJerman sana, please mah Bisma mohon bantu Bisma.."pinta Bisma lirih menatap wajah tante Nela
"maafin mamah sayang, mamah gak bisa bantu apa-apa, kamu tau sendiri kan sifat papah kamu seperti apa?..
Maafin mamah yah.."ucap tante Nela meneteskan air mata karna Ia juga tidak tega melihat masa depan Bisma harus berhenti disini untuk menggantikan posisi Rafael
tante Nela pun segera menyusul om Landry menuju lantai bawah, sementara Bisma masih tidak bisa menerima kenyataan pahit ini
dan dengan sangat terpaksa, akhirnya Ia pun turun menuju lantai bawah untuk melaksanakan ijab kabul pernikahannya bersama perempuan yang sama sekali tidak Ia kenal
**
"sekali lagi, saudara Bisma Karisma bin Landry Karisma, saya nikahkan dan kawinkan Engkau dengan Audhira Prasasti Himawan binti Himawan, dengan maskawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas dibayar tunai.."ucap pak penghulu yang harus mengulang beberapa kali kalimat ijab kabul itu karna Bisma dari tadi tidak mau mengikuti ucapannya, bahkan om Landry sampai kesal melihat sikap Bisma yang seperti ini
"Bisma ayo ikutin.."tante Nela menyenggol pelan tangan Bisma yang masih saja diam tanpa menghiraukan ucapan penghulu yang menjabat tangannya juga para tamu undangan yang begitu fokus ingin mendengar ijab kabul yang akan Ia ucapkan
sedangkan Dhira sendiri tidak berani menatap wajah lelaki yang duduk disampingnya yang akan menggantikan posisi Rafael dihatinya, Dhira hanya bisa menunduk dan menangis karna Ia tidak menyangka kalau Rafael akan meninggalkannya secepat itu bahkan dihari bahagianya, Dhia benar-benar tidak menyangka
"Bisma ayyoo..!!"suruh om Landry semakin geram melihat Bisma masih diam tidak mau mengulangi ucapan yang diucapkan oleh pak penghulu tersebut
hingga akhirnya Bisma menarik nafas panjang dan dengans angat lancar Ia mengucapkan kalimat yang sangat sakral itu
"Saya terima nikah dan kawinnya Audhira Prasasti Himawan binti Himawan dengan maskawin tersebut TUNAI..!!"ucap Bisma dengan begitu lantangnya hingga semum pun mengembang pada semua tamu undangan yang hadir termasuk keluarga dari kedua belah pihak
"Alhamdulillah.."ucap semuanya kompak mengucap syukur karna akhirnya Bisma kini telah syah menjadi suami dari Dhira..
"kenapa papah setega ini sih sama Bisma pah?
Kenapa harus Bisma yang menaggung semua ini?
Padahal Bisma gak pernah ngecewain papah sedikitpun, bahkan Bisma selalu berusaha untuk menjadi anak yang baik buat papah.."Bisma masih berbaring diatas sofa ruang tamu rumahnya fikirannya masih merenung mengingat kejadian satu minggu yang lalu yang berhasil membuat semua impiannya hancur, air mata Bisma pun menetes membasahi pipi mulusnya saat mengingat Ia mengucap kalimat ijab kabulnya
"Loe bener-bener ucah hancurin hidup Gue Ra, Loe udah hancurin semuanya, dan ini semua gara-gara Loe dan Rafael, Loe UDAH HANCURIN SEMUANYAaaaa...!!!"teriak Bisma begitu kesal penuh amarah, Ia pun bangkin dan duduk diatas sofa ruang tamu rumahnya itu, matanya menatap lurus kedepan penuh dengan rasa dendam
"Gue bakalan buat perhitungan sama Loe Ra, Gue bakal bikin Hidup Loe hancur dan Menderita seperti apa yang Gue rasakan sekarang, GUE BAKAL BUAT LOE HANCURRRR...!!"teriak Bisma eperti orang kerasukan, matanya memerah karna amarah yang menggebu, sedangkan tangannya terus mengalir mengeluarkan darah segar akibat menonjok kaca lemari dikamarnya tadi..
Malam harinya..
Dhira begitu kaget saat keluar dari dalam kamarnya dan melihat Bisma tertidur pulas disofa ruang tamu rumahnya, Dhira pun segera menghampiri Bisma dan membenarkan posisi tidur Bisma yang hampir jatuh itu
"kamu pasti lelah Bis, maafin Aku yah, gara-gara Aku kamu jadi kaya gini, Aku bener-bener minta maaf Bis.."lirih Dhira menatap wajah Bisma yang memang terlihat sangat lelah, namun mata Dhira begitu kaget saat melihat luka ditangan Bisma yang ternyata belum juga Bisma obati
"ya ampun, tangan kamu masih berdarah juga, biar Aku obati yah? Sebentar Aku ambil kotak P3K nya dulu.."Dhira bergegas masuk kedalam untuk mencari kotak P3K yang akan Ia gunakan untuk mengobati luka ditangan Bisma
tak lama kemudian Dhira pun datang kembali menghampiri Bisma, Ia mengeluarkan alkohol,kasa dan betadine yang akan Ia gunakan untuk mengobati luka ditangan Bisma tersebut
dengan sangat pelan Dhira membersihkan luka ditangan Bisma dengan kapas kecil yang Ia tetesi alkohol, kemudian dengan sangat pelannya juga Dhira membalut tangan Bisma dengan kain kasa yang juga sudah Ia tetesi degan betadine
Bisma sendiri msih asik dengan tidurnya tanpa terusik sedikitpun
"Aku emang jahat Bis, tapi Aku gak mau lihat kamu ngelukain diri kamu sendiri, Aku gak pernah marah kalau pun sering bentak Aku bahkan menampar pipi Aku, Aku bisa terima semua itu Bis, Aku bisa terima semuanya.."lirih Dhira saat menatapi wajah Bisma yang begitu polos kalau sedang tidur seperti ini..
Bersambung...
Terpaksa BUKAN Cinta #1
"ahaha.. Aduh Rafa udaah, Aku udah gak kuat nih, Ahaha.."tawa gadis cantik ini terus terdengar begitu renyah, wajah putihnya yang dihiasi kedua lesung dipipi chuaby nya itu sudah terlihat merah merona akibat terus menerus tertawa
Minggu, 14 April 2013
Tangis dan Cinta #Part 7
Sepulang dari sekolah tadi kamu sama sekali tidak keluar dari dalam kamarmu lagi, rasanya malas sekali kalau harus keluar dan bertemu dengan orang lain, termasuk adik satu-satumu Arfa. Sekarang yang kamu inginkan hanya sendiri dan sendiri..
"Cowok yang tadi itu kalo gak salah namanya Bisma deh.. Tapi kenapa Gue baru sadar yah kalau kita satu kelas"
Kamis, 11 April 2013
Tangis dan Cinta #Part 6
Akhirnya mobil Taksi berwarna biru yang kamu naiki ini pun
berhenti tepat didepan gerbang sekolah SMA Karisma. Kamu pun segera
turun begitu saja tanpa menghiraukan pemuda chuaby yang membuatmu
jengkel itu.
Arfa Ohh Arfa #Part 4
Mobil Sport berwarna Biru ini terlihat berhenti tepat didepan rumah kostan yang Bisma dan Arfa tempati.
Didalam mobil itu Dicky sang penghuni rumah kosan tersebut keluar. Rupanya mobil itu milik sahabat Dicky yang tadi Ia tengah Ia temui
"Gue masuk ya Ga? Thanks udah repot-repon nganterin Gue sampe kerumah, besok Gue pasti bakalan bantuin loe lagi. Tenang aja okhay?.."
Didalam mobil itu Dicky sang penghuni rumah kosan tersebut keluar. Rupanya mobil itu milik sahabat Dicky yang tadi Ia tengah Ia temui
"Gue masuk ya Ga? Thanks udah repot-repon nganterin Gue sampe kerumah, besok Gue pasti bakalan bantuin loe lagi. Tenang aja okhay?.."
Tangis dan Cinta #Part 5
Kamu sungguh dibuat cengo akan pemuda bertubuh tinggi tegap
sedikit gemuk ini. Keningmu pun mengerut disaat pemuda itu membua pintu
taksi dari arah samping sebelah sana
"Ke SMA KARISMA ya Pak!"ucanya enteng tanpa menghiraukanmu yang terlebih dulu menghentikan taksi tersebut
"isssh, loe apa-apaan sih? Gue kan yang lebih dulu nyetop taksi ini, kenapa loe yang masuk??"protesmu kesal menarik paksa tangan pria berpipi chuaby ini
"loe siapa sih? Gue gak ada urusan yah sama loe. Gue buru-buru"tegasnya begitu cuek dan dingin seraya kembali masuk kedalam taksi tersebut
"heh, Loe tuh jangan pura-pura gak tau deh. Jangan maen seenaknya aja jadi cowok!
Gue juga lagi buru-buru tau gak!"bentakmu semakin dibuat kesal
Pemuda berwajah putih dengan rambut hitamnya yang dikeataskan ini pun menghentikan aksinya. Ia menatapmu tajam seolah siap memangsamu
"biasa aja kali lihatnya. Gak pernah lihat cewek cantik yah??"ucapmu sedikit jutek kemudian masuk kedalam taksi tersebut
"issh.. Loe tuh bener-bener cewek ngeselin yah? Cantik dari mana coba? Masih cantikan juga kucing Gue.."protes pria tersebut tidak terima. Ia pun ikuta-ikutan masuk kedalam taksi yang kamu naiki hingga kalian duduk bersampingan
"loe ngapain masuk sih? Pake deket-deket segala lagi, bisa kena kuman Gue.."ketusmu mengusap pergelangan tanganmu yang sedikit tersentuh tangan pemuda tersebut
"nih cewek songong banget sih? Belum tau siapa Gue apah?"batin pemuda tersebut menatapmu tajam
"Pak, jalan sekarang saja. Ke SMA KARISMA yah Pak.."
tiba-tiba pemuda itu menyuruh supir taksi yang duduk dijok depan itu melajukan taksinya. Kamu hanya terpelongo menatap tidak percaya
"huh, yauah deh Gue gak mau ribut, toh tujuan Gue juga ke SMA KARISMA.."batinmu penuh keterpaksaan. Apa boleh buat dari pada terlambat, jadi yasudah terima saja nasib buruk ini..
Selama 15menit perjalanan menuju sekolahmu kamu hanya diam menatap kearah kaca jendela taksi tersebut. Sementapa pemuda disampingmu malah asik memasang earphon ditelinganya.
**
"pagi mah, pah.. Hari ini Bisma udah beneran boleh sekolah lagi kan? Bisma kangen sama suasana sekolah mah pah.. Izinin yah? Bosen dirumah terus..."
Pemuda bertubuh kecil dengan rambut hitam diponi ini menyapa kedua orang tuanya. Wajahnya sungguh tampan, ditambah Ia sangat manis kalau tersenyum, deretan giginya yang dipagari behel itu pun membuat wajahnya dan senyumnya semakin tampan penuh karisma
"memangnya kondisi kamu sudah benar-benar fit? Kalau Papah sih terserah kamu saja, asalkan kamu tidak lupa meminum obat dan jangan terlalu aktif disekolah nanti.."
lelaki paruh baya ini pun duduk dikursi meja makannya. Tangannya mengelus sekilas rambut hitam pemuda bernama Bisma ini
"Bisma udah sehat ko Pah, obatnya juga Bisma bawa, lagian hari ini cuma pelajaran biasa gak ada olah raga. Jadi kegiatan hari ini gak akan terlalu aktif..."ujarnya enteng. Bibirnya kembali tersenyum dan siap melahap sehelai roti dihadapannya
"kalau kamu memang sudah sehat mamah sih sangat mengizinkan, kamu masih muda Bis, jadi harus penuh semangat untuk sekolah hari ini.."
Ucapan semangat yang Bisma tunggu akhirnya terlontar juga dari wanita paruh baya yang menjadi Ibunda tercintanya ini. Bibir Bisma pun tersenyum karna Ia memang sangat menyayangi dan menghargais etiap ucapan sang mamah
"beneran mamah izinin?
Huummm Bisma seneng banget mah, makasih yah? Muacch.. Bisma sayang sama mamah..."dengan sangat senangnya Bisma beranjak sejenak dan mengecup pipi sang mamah.. Lelaki paruh baya bernama om Kris yang menjabat sebagai Ayahnya ini pun ikut tersenyum melihat kedekatan sang buah hati dan istri tercintanya
"sekarang kamu habiskan dulu sarapan paginya, nanti biar Papah suruh Pak Mardi yang mengantarmu ke Sekolah.
Untuk sementara waktu kamu pakai supir dulu, papah tidak mau kalau sampai kamu nyetir mobil sendiri, apalagi kalau sampai kejadian buruk kemarin terulang lagi, papah akan hancurin mobil kamu kalau sampai itu terjadi..."
Om Kris menatap wajah putra pertamanya ini sedikit geram. Ia sebetulnya sangat khawatir akan keselamatan Bisma. Terlebih Bisma tidak seperti anak sehat lainnya. Ia mengidap suatu penyakit yang cukup mengerikan, makanya Ia begitu berhati-hati dan tanggap untuk mengawasi putra satu-satunya ini
"iya Papah.. Bisma gak papa deh dianter sama pak Mardi. Asal boleh sekolah aja, Bisma janji gak akan nyetir nyetir sendiri lagi, dan Bisma juga janji gak akan ngelannggar pesan papah lagi. Bisma kapok Pah, rsanya sangat sakit kalau penyakit Bisma udah kambuh, jadi Bisma mau nurut aja.."ujar Bisma menyakinkan sang papah. Rupanya Ia memang anak yang penurut dan patuh. Ia tidak berani melanggar ucapan sang papah kalau memang itu demi kebaikannya
"ya sudah papah percaya.. Papah cuma tidak mau kamu kenapa-napa Bisma"ucap om Kris tersenyum menatap wajah Bisma.
"Ke SMA KARISMA ya Pak!"ucanya enteng tanpa menghiraukanmu yang terlebih dulu menghentikan taksi tersebut
"isssh, loe apa-apaan sih? Gue kan yang lebih dulu nyetop taksi ini, kenapa loe yang masuk??"protesmu kesal menarik paksa tangan pria berpipi chuaby ini
"loe siapa sih? Gue gak ada urusan yah sama loe. Gue buru-buru"tegasnya begitu cuek dan dingin seraya kembali masuk kedalam taksi tersebut
"heh, Loe tuh jangan pura-pura gak tau deh. Jangan maen seenaknya aja jadi cowok!
Gue juga lagi buru-buru tau gak!"bentakmu semakin dibuat kesal
Pemuda berwajah putih dengan rambut hitamnya yang dikeataskan ini pun menghentikan aksinya. Ia menatapmu tajam seolah siap memangsamu
"biasa aja kali lihatnya. Gak pernah lihat cewek cantik yah??"ucapmu sedikit jutek kemudian masuk kedalam taksi tersebut
"issh.. Loe tuh bener-bener cewek ngeselin yah? Cantik dari mana coba? Masih cantikan juga kucing Gue.."protes pria tersebut tidak terima. Ia pun ikuta-ikutan masuk kedalam taksi yang kamu naiki hingga kalian duduk bersampingan
"loe ngapain masuk sih? Pake deket-deket segala lagi, bisa kena kuman Gue.."ketusmu mengusap pergelangan tanganmu yang sedikit tersentuh tangan pemuda tersebut
"nih cewek songong banget sih? Belum tau siapa Gue apah?"batin pemuda tersebut menatapmu tajam
"Pak, jalan sekarang saja. Ke SMA KARISMA yah Pak.."
tiba-tiba pemuda itu menyuruh supir taksi yang duduk dijok depan itu melajukan taksinya. Kamu hanya terpelongo menatap tidak percaya
"huh, yauah deh Gue gak mau ribut, toh tujuan Gue juga ke SMA KARISMA.."batinmu penuh keterpaksaan. Apa boleh buat dari pada terlambat, jadi yasudah terima saja nasib buruk ini..
Selama 15menit perjalanan menuju sekolahmu kamu hanya diam menatap kearah kaca jendela taksi tersebut. Sementapa pemuda disampingmu malah asik memasang earphon ditelinganya.
**
"pagi mah, pah.. Hari ini Bisma udah beneran boleh sekolah lagi kan? Bisma kangen sama suasana sekolah mah pah.. Izinin yah? Bosen dirumah terus..."
Pemuda bertubuh kecil dengan rambut hitam diponi ini menyapa kedua orang tuanya. Wajahnya sungguh tampan, ditambah Ia sangat manis kalau tersenyum, deretan giginya yang dipagari behel itu pun membuat wajahnya dan senyumnya semakin tampan penuh karisma
"memangnya kondisi kamu sudah benar-benar fit? Kalau Papah sih terserah kamu saja, asalkan kamu tidak lupa meminum obat dan jangan terlalu aktif disekolah nanti.."
lelaki paruh baya ini pun duduk dikursi meja makannya. Tangannya mengelus sekilas rambut hitam pemuda bernama Bisma ini
"Bisma udah sehat ko Pah, obatnya juga Bisma bawa, lagian hari ini cuma pelajaran biasa gak ada olah raga. Jadi kegiatan hari ini gak akan terlalu aktif..."ujarnya enteng. Bibirnya kembali tersenyum dan siap melahap sehelai roti dihadapannya
"kalau kamu memang sudah sehat mamah sih sangat mengizinkan, kamu masih muda Bis, jadi harus penuh semangat untuk sekolah hari ini.."
Ucapan semangat yang Bisma tunggu akhirnya terlontar juga dari wanita paruh baya yang menjadi Ibunda tercintanya ini. Bibir Bisma pun tersenyum karna Ia memang sangat menyayangi dan menghargais etiap ucapan sang mamah
"beneran mamah izinin?
Huummm Bisma seneng banget mah, makasih yah? Muacch.. Bisma sayang sama mamah..."dengan sangat senangnya Bisma beranjak sejenak dan mengecup pipi sang mamah.. Lelaki paruh baya bernama om Kris yang menjabat sebagai Ayahnya ini pun ikut tersenyum melihat kedekatan sang buah hati dan istri tercintanya
"sekarang kamu habiskan dulu sarapan paginya, nanti biar Papah suruh Pak Mardi yang mengantarmu ke Sekolah.
Untuk sementara waktu kamu pakai supir dulu, papah tidak mau kalau sampai kamu nyetir mobil sendiri, apalagi kalau sampai kejadian buruk kemarin terulang lagi, papah akan hancurin mobil kamu kalau sampai itu terjadi..."
Om Kris menatap wajah putra pertamanya ini sedikit geram. Ia sebetulnya sangat khawatir akan keselamatan Bisma. Terlebih Bisma tidak seperti anak sehat lainnya. Ia mengidap suatu penyakit yang cukup mengerikan, makanya Ia begitu berhati-hati dan tanggap untuk mengawasi putra satu-satunya ini
"iya Papah.. Bisma gak papa deh dianter sama pak Mardi. Asal boleh sekolah aja, Bisma janji gak akan nyetir nyetir sendiri lagi, dan Bisma juga janji gak akan ngelannggar pesan papah lagi. Bisma kapok Pah, rsanya sangat sakit kalau penyakit Bisma udah kambuh, jadi Bisma mau nurut aja.."ujar Bisma menyakinkan sang papah. Rupanya Ia memang anak yang penurut dan patuh. Ia tidak berani melanggar ucapan sang papah kalau memang itu demi kebaikannya
"ya sudah papah percaya.. Papah cuma tidak mau kamu kenapa-napa Bisma"ucap om Kris tersenyum menatap wajah Bisma.
Tangis dan Cinta #Part 4
Kini kamu tengah merias wajahmu didepan cermin, sebuah seragam sekolah SMA berwarna biru putih kotak-kotak ini terlihat begitu pas menempel dibadanmu
"cantik juga ternyata.. Semoga hari ini Aku gak ketemu Ilham. Aku udah muak sama cowok yang tidak punya hati itu.
Aku harus lupain Dia, iya Aku harus move on..."
Kamu menatap mantap wajahmu sendiri. Tangan kananmu mengepal erat memberikan semangat tinggi untuk dirimu sendiri. Bibirmu pun tersenyum seolah hal buruk kemarin sudah sedikit bisa kamu lupakan
Tak lama terdengar suara ketukan pintu kamarmu yang diketuk dari luar
Arfa Ohh Arfa #Part 3
Gadis kecil berkulit putih dengan rambut panjangnya ini melesat cepat berlari dari arah kejauhan.
Langkahnya sungguh cepat, hingga dalam hitungan detik Ia sudah bisa berdiri dihadapan Arfa.
"hosh-hosh.. Kamu ga apa-apa kan? Maafin teman Keyla yang tadi yah?.."ucapnya begitu lembut dengan nafas yang sedikit tersenggal-senggal
Langkahnya sungguh cepat, hingga dalam hitungan detik Ia sudah bisa berdiri dihadapan Arfa.
"hosh-hosh.. Kamu ga apa-apa kan? Maafin teman Keyla yang tadi yah?.."ucapnya begitu lembut dengan nafas yang sedikit tersenggal-senggal
Tangis dan Cinta #Part 3
Jam dinding didalam kamarmu kini sudah menunjukkan pukul 21:00wib. Ternyata cukup lama juga kamu tertidur pulas dilantai hingga baru terbangun dengan wajah sembab dan rambut yang sedikit berantakan
"ko Aku bisa ketiduran disini yah?... ARFA???"
Tangis dan Cinta #Part 2
"BRUUGGHH!!!"
suara kerasnya pintu yang kamu banting sekuat tenaga ini pun terdengar begitu kencang
"dasar cowok bajingan! Brensek... Brengsek kamu Am... Brengseeeeekkk!!!!"
kamu meraih bingkai photo Ilham yang terpajang rapi dikamarmu, kamu mengeluarkannya dan merobeknya penuh emosi hingga menjadi potongan-potongan kecil
Tangis dan Cinta #1
Hari ini adalah hari yang telah lama kamu tunggu. Karna tepat dihari ini hubunganmu dengan kekasih tercinta genap berusia satu tahun
"hari ini Aku harus tampil secantik mungkin, Aku gak mau ngecewain Ilham.. Aku mau Dia semakin bangga dan senang dihari ini.."
kamu dengan semangatnya merias wajah putih nan cantikmu didepan cermin.
Dengan sedikit polesan make up yang tidak terlalu tebal, wajahmu pun semakin terlihat cantik
Arfa Ohh Arfa #Part 2
Mentari pagi kini telah menunjukkan cahaya teriknya. Pemuda
bertubuh tinggi tegap ini pun sudah terlihat rapi dengan seragam kantor
dan jas hitam yang dikenakannya.
"Hari ini Papah akan pergi keluar kota. Mungkin papah disana akan tinggal selama beberapa hari. Papah harap Albi sama Bian tidak bersikap nakal selama papah pergi. Nanti om Rangga yang akan jagain kalian, om Rangga akan papah suruh tinggal disini untuk beberapa hari, jadi Albi sama Bian tidak akan kesepian kalau papah pergi.."
Jelasnya dengan sangat lembut dan bijak pada kedua putra kembarnya yang masih berusia 5'tahun ini.
Perannya sebagai seorang Pengusaha ini memang sangat sibuk dan tak jarang harus sering meninggalkan Albi dan Bian siputra kembarnya.
Terlebih lagi sang istri sudah lama tiada, jadi Ia harus bisa menjadi sosok Ayah sekaligus Ibu untuk kedua putra kembarnya
"Hari ini Papah akan pergi keluar kota. Mungkin papah disana akan tinggal selama beberapa hari. Papah harap Albi sama Bian tidak bersikap nakal selama papah pergi. Nanti om Rangga yang akan jagain kalian, om Rangga akan papah suruh tinggal disini untuk beberapa hari, jadi Albi sama Bian tidak akan kesepian kalau papah pergi.."
Jelasnya dengan sangat lembut dan bijak pada kedua putra kembarnya yang masih berusia 5'tahun ini.
Perannya sebagai seorang Pengusaha ini memang sangat sibuk dan tak jarang harus sering meninggalkan Albi dan Bian siputra kembarnya.
Terlebih lagi sang istri sudah lama tiada, jadi Ia harus bisa menjadi sosok Ayah sekaligus Ibu untuk kedua putra kembarnya
Arfa Ohh Arfa #Part 1
Teriknya sinar matahari siang ini cukup terasa menyengat tubuh.
Pemuda bertubuh tidak terlalu besar ini pun terlihat begitu lemas dan lesu.
Langkah kakinya tiba-tiba berhenti tepat didekat pohon kecil yang cukup rindang ini
"Huufh, Apess..."
nafas yang begitu berat pun Ia keluarkan. Tubuhnya terkulai lemas dan duduk dibawah pohon rindang ini.
Hembusan angin membuat hatinya sedikit terasa nyaman dan damai duduk dibawah pohon seperti ini
"mulai sekarang kita putus! Aku udah gak muak sama kamu. Aku udah gak mau berhubungan sama cowok seperti kamu lagi!!"
sorotan matanya yang kosong kembali mengingat kejadian pagi tadi. Dimana gadis cantik yang Ia sukai memutuskannya begitu saja tanpa alasan yang jelas, tubuhnya pun semakin lemas akan ucapan gadisnya tadi pagi
Pemuda bertubuh tidak terlalu besar ini pun terlihat begitu lemas dan lesu.
Langkah kakinya tiba-tiba berhenti tepat didekat pohon kecil yang cukup rindang ini
"Huufh, Apess..."
nafas yang begitu berat pun Ia keluarkan. Tubuhnya terkulai lemas dan duduk dibawah pohon rindang ini.
Hembusan angin membuat hatinya sedikit terasa nyaman dan damai duduk dibawah pohon seperti ini
"mulai sekarang kita putus! Aku udah gak muak sama kamu. Aku udah gak mau berhubungan sama cowok seperti kamu lagi!!"
sorotan matanya yang kosong kembali mengingat kejadian pagi tadi. Dimana gadis cantik yang Ia sukai memutuskannya begitu saja tanpa alasan yang jelas, tubuhnya pun semakin lemas akan ucapan gadisnya tadi pagi
Senyuman Untuk-nya
Twitter : @Dheanoey
Termenung.. Itulah yang selalu dilakukan oleh sahabatku yang satu ini. Entahlah mungkin itu sudah merupakan hobby nya, setiap hari bahkan setiap malam yang Ia lakukan hanya termenung, Aku memang sudah tau apa penyebab Ia menjadi seorang yang pemurung seperti ini..
"Udah deh Lie, gak usah terlalu berharap, sakit bukan cuma Gue yang ngerasain loe, tapi loe sendiri bakal ngerasain itu semua.."ucapku yang mencoba memberikan pengertian pada sahabatku yang bernama lengkap Yuli Julianti atau yang sangat sering kupanggil Yulie. Ia menoleh kepadaku dengan wajah yang ditekuk dan pipi yang juga basah akibat air matanya, ternyata Yuli menangis
"hiks.. Gue cuma mau ketemu Dia aja Dhe, apa Gue salah?.. Gue tau Gue emang gak punya hak apalagi orang yang special dihatinya, tapi Gue cuma mau ketemu Dia, sekalii aja Dhe, Gue pengen meluk Dia, Gue pengen ngerasain meluk nyokap Gue lagi Dhe, cuma Dia satu-satunya Pria yang memiliki senyum seperti nyokap Gue, cuma Dia Dhe, cuma Dia.."terdengar isak dan suara lirih Yulie yang berhasil membuat batinku tergetar mendengarnya, Aku hanya bisa diam dan tak mampu mengucap apa-apa lagi
Termenung.. Itulah yang selalu dilakukan oleh sahabatku yang satu ini. Entahlah mungkin itu sudah merupakan hobby nya, setiap hari bahkan setiap malam yang Ia lakukan hanya termenung, Aku memang sudah tau apa penyebab Ia menjadi seorang yang pemurung seperti ini..
"Udah deh Lie, gak usah terlalu berharap, sakit bukan cuma Gue yang ngerasain loe, tapi loe sendiri bakal ngerasain itu semua.."ucapku yang mencoba memberikan pengertian pada sahabatku yang bernama lengkap Yuli Julianti atau yang sangat sering kupanggil Yulie. Ia menoleh kepadaku dengan wajah yang ditekuk dan pipi yang juga basah akibat air matanya, ternyata Yuli menangis
"hiks.. Gue cuma mau ketemu Dia aja Dhe, apa Gue salah?.. Gue tau Gue emang gak punya hak apalagi orang yang special dihatinya, tapi Gue cuma mau ketemu Dia, sekalii aja Dhe, Gue pengen meluk Dia, Gue pengen ngerasain meluk nyokap Gue lagi Dhe, cuma Dia satu-satunya Pria yang memiliki senyum seperti nyokap Gue, cuma Dia Dhe, cuma Dia.."terdengar isak dan suara lirih Yulie yang berhasil membuat batinku tergetar mendengarnya, Aku hanya bisa diam dan tak mampu mengucap apa-apa lagi
Percaya Padaku
Twitter : @Dheanoey
Termenung, menyendiri menatap layar iPhone yang digenggamnya, raut wajah yang semua ceria pun mendadak menjadi murung dan penuh kesedihan
"kenapa gak ada hentinya mereka mengirimi mentions yang menyakitkan ini?"pikirnya tidak mengerti, bola mata yang terlihat sipit itu pun mulai berkaca-kaca melihat setiap kata yang tertera dilayar iPhone yang digenggamnya. Kata-kata yang sangat menyakitkan dan bisa membuat jantung mendadak lemas karna terlalu kasar juga berlebihan
"Huufh, kebiasaan banget suka bengong disini, lagi ngapain sih nda?"tiba-tiba cowok bersuara serak-serak basah ini menghampirinya dengan tatapan heran
"Bisma?"pekiknya kaget, Ia pun segera mengalihkan iPhone yang dipegangnya agar lelaki yang disapanya Bisma ini tidak curiga akan apa yang tengah Ia lakukan tadi
"ko kaget gitu?
Emangnya Nda lagi lihatin apa sih?"tanya Bisma lagi, Ia mengulurkan tangannya agar gadis bermata sipit bernama Efranda Stefanus atau Franda ini memberikan iPhonenya
"i...ini bukan apa-apa ko Bis, beneran deh bukan apa-apa.."balas Franda gugup seraya menyembunyikan iPhone dibelakang badannya
Bisma tersenyum dan meraih pelan tangan Franda untuk melihat apa yang Franda lihat di iPhone nya tadi
"gak usah bohong, pasti kamu lihatin itu lagi.
Aku kan udah pernah bilang, gak usah terlalu sering dilihat, nanti hati kamu malah sakit sayang.."ucap Bisma menatap teduh wajah cantik Franda, pandangannya sedikit melirik layar iPhone Franda yang memang tengah melihat-lihat mentions yang masuk di twitter pribadinya.
Termenung, menyendiri menatap layar iPhone yang digenggamnya, raut wajah yang semua ceria pun mendadak menjadi murung dan penuh kesedihan
"kenapa gak ada hentinya mereka mengirimi mentions yang menyakitkan ini?"pikirnya tidak mengerti, bola mata yang terlihat sipit itu pun mulai berkaca-kaca melihat setiap kata yang tertera dilayar iPhone yang digenggamnya. Kata-kata yang sangat menyakitkan dan bisa membuat jantung mendadak lemas karna terlalu kasar juga berlebihan
"Huufh, kebiasaan banget suka bengong disini, lagi ngapain sih nda?"tiba-tiba cowok bersuara serak-serak basah ini menghampirinya dengan tatapan heran
"Bisma?"pekiknya kaget, Ia pun segera mengalihkan iPhone yang dipegangnya agar lelaki yang disapanya Bisma ini tidak curiga akan apa yang tengah Ia lakukan tadi
"ko kaget gitu?
Emangnya Nda lagi lihatin apa sih?"tanya Bisma lagi, Ia mengulurkan tangannya agar gadis bermata sipit bernama Efranda Stefanus atau Franda ini memberikan iPhonenya
"i...ini bukan apa-apa ko Bis, beneran deh bukan apa-apa.."balas Franda gugup seraya menyembunyikan iPhone dibelakang badannya
Bisma tersenyum dan meraih pelan tangan Franda untuk melihat apa yang Franda lihat di iPhone nya tadi
"gak usah bohong, pasti kamu lihatin itu lagi.
Aku kan udah pernah bilang, gak usah terlalu sering dilihat, nanti hati kamu malah sakit sayang.."ucap Bisma menatap teduh wajah cantik Franda, pandangannya sedikit melirik layar iPhone Franda yang memang tengah melihat-lihat mentions yang masuk di twitter pribadinya.
Langganan:
Postingan (Atom)