Jumat, 24 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 42

Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu lama, akhirnya keluarga kecil bahagia ini tiba ditempat tujuan.
Ketiganya turun, tak lupa Dina juga membantu Elfaris keluar dari mobil Jazz hitam yang dikemudian oleh Bisma suaminya.

Selasa, 21 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 41

Setibanya dirumah. Bisma langsung buru-buru masuk kedalam rumahnya. Tak lupa ia juga mengangkat tubuh Elfaris yang terlelap didalam mobilnya. Ia memang sengaja membawa Elfaris pulang. Walau awalnya Franda melarang, tapi tetap aja jagoan kecilnya itu ia bawa agar Franda tidak kerepotan mengurus Elfaris ditempat Rafael.

Diantara Tiga Cinta #Part 40

Dua bulan kini telah berlalu..

Diantara Tiga Cinta #Part 39

Franda terlihat tengah menenangkan Elfaris. Ia memangku dan mendekap jagoan kecilnya yang tidak mau berhenti menangis.
Dina sendiri terlihat panik, tidak biasanya ia melihat Elfaris menangis sehisteris ini.

Kamis, 16 Januari 2014

Arfa Ohh Arfa #Part 8 (END)

ARFA ELFANO. Bocah kecil yang sudah dijelaskan dari part awal kalau dia hidup sebatang kara. Hidup sendiri, ditengah kerasnya hidup dijalanan.
Menjadi pengamen, atau apapun selalu ia kerjakan. Tapi dirinya sangat tidak mau kalau menjadi seorang pengemis.

Kamis, 09 Januari 2014

Love Make Me Hurt (Cerpen Smashblast)

hari itu aku dapat sesuatu yang tak terduga, rafa kembali pulang setelah 5 tahun berada di ausie. Tapi entah mengapa ada sesuatu yang aneh ketika Rafael melihat ku ikut menjemput nya di bandara. Dia begitu terkejut dan gelagapan ketika berbicara dengan ku. Tapi ketika aku bertanya dya hanya berkata “tidak apa”. Entahlah, apapun yang sedang ia fikirkan aku tak terlalu memaksakan dya untuk bercerita. Aku fikir dya hanya lelah setelah hampir 8 jam ia berada di pesawat.
“gimana keadaan kamu selama di sana ?”
“hmmm,, b..ba..ba..baik” rafa gelagapan
“rafa kamu kenapa sih,,?? Aneh gitu ngomong nya.”
“gpp ko sha, beneran deh. Aku Cuma gugup aja ko soal nya udah lama banget ga ngobrol lagi sama kamu. Hmm, kamu apa kabar??  

Minggu, 05 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 38

Waktu kini sudah menunjukkan pukul enam sore. Ternyata sosok yang Bisma tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Hati Bisma semakin dibuat gundah dan gelisah.
Ia menatap kearah luar jendela kamarnya. Menunggu kedatangan Dina dan Elfaris yang entah pergi kemana.

TRUE STORY (Cerpen Smashblast)

PROLOG


Jumat, 03 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 37

Pagi-pagi sekali, Bisma rupanya sudah terlihat begitu rapi.
Ia berjalan keluar dari kamarnya. Menelusuri setiap sudut ruangan, mencari tiga sosok yang menjadi sumber kebahagiaan untuknya.
Bibirnya sesaat tersenyum, ia menghentikan langkahnya. Memandang dengan penuh rasa kagum saat berdiri diambang pintu kamar Elfaris sang putra.

Cerpen Smashblast



Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 36

Setelah menempuh perjalanan Bandung-Jakarta yang tidak terlalu membutuhkan waktu lama. Akhirnya Dina dan jagoan kecil yang sangat disayanginya itu pun tiba dirumah mewah yang menjadi tempat tinggalnya bersama Bisma dan Franda. Ia diantar oleh Dicky adik Dina satu-satunya. Lelaki bertubuh tidak terlalu besar itu begitu baik hingga mau mengantarkan kakak dan keponakan tirinya pulang ke Jakarta.

Maaf Untuk Mamah (Cerpen Spesial Hari Ibu)

Suasana siang hari yang begitu terik. Panasnya sinar mentari menyengat seakan membakar tubuh. Udara yang semakin sesak dipenuhi asap kendaraan bermotor. Terlebih padatnya jalan raya akibat kemacetan membuat suasana hati semakin tidak nyaman dan mengesalkan.

Diantara Tiga Cinta #Part 35

"Pokoknya Ais mau pulang, Ais mau ketemu ayah sama bunda. Ais mau pulang yah.. Hiks ayah jemput Ais. Ais mau pulang.. Hiks"

Diantara Tiga Cinta #Part 34

Sosok bocah tampan bermata sipit ini rupanya sudah terlihat sangat rapi dengan pakaian santainya. Ia mengenakan kaos hijau berkerah dengan sedikit corak garis putih biru lurus diantara kaos tersebut. Celana coklat pendek pun dikenakannya. Tak lupa ia juga menggenggam sebungkus permen pemberian sang ayah tadi.

Diantara Tiga Cinta #Part 33

Setelah membuat puas jagoan kecil dan kedua istrinya berbelanja. Wajah Bisma tampak berseri bahagia. Bibirnya tak henti tersenyum. Pancaran mata beningnya menyorot penuh keteduhan. Ia bahagia, bahkan sangat-sangat bahagia karna telah membuat ketiga malaikat hatinya bahagia.

Diantara Tiga Cinta #Part 32

Setelah selesai membersihkan tubuhnya. Perempuan cantik berwajah natural ini segera keluar dari dalam kamar mandi. Ia berjalan pelan mendekati tempat tidurnya. Bibirnya tersenyum kecil saat mendapati bocah tampan yang menemaninya tidur semalam ternyata masih dalam posisi yang sama.
Ia kemudian duduk ditepi tempat tidurnya itu. Duduk disamping bocah tampan yang ternyata Elfaris. Sungguh sangat berbeda sekali raut wajah perempuan yang menjadi istri pertama Bisma ini.

Diantara Tiga Cinta #Part 31

Setelah membersihkan dirinya dan melepas pakaian basahnya akibat berenang tadi. Kini Bisma sudah tampak lebih segar seraya keluar dari kamar mandinya. Ia hanya mengenakan celana boxer hitam, dan handuk putih yang dikaitkan dilehernya. Rambut basahnya ia gosok asal dengan handuk putih tersebut agar tidak terlalu basah.

Diantara Tiga Cinta #Part 30

Sinar mentari pagi kini telah menyambut sejuknya pagi yang cerah ini.
Hangat serta silaunya membuat Bisma terusik. Tidur dan mimpi indahnya semalam pun terpaksa harus ia akhiri saat ini juga.
Bisma membuka kedua kelopak matanya. Bibirnya tersenyum kecil. Matanya mengitari keadaan disekelilingnya. Rupanya ia masih berada diruang tamu rumahnya. Sofa panjang serta bantalan kecil yang empuk yang menemaninya semalam. Ini bukan mimpi, tapi dirinya memang tidur disana malam tadi.

"kayaknya masih pagi banget. Mudah-mudahan aja Franda sama Dina belum bangun. Bisa kacau kalau sampai mereka lihat aku tidur disini dari semalam.."fikirnya mencoba bangkit mencari dua sosok perempuan cantik yang menjadi pemilik hatinya. Ternyata keduanya memang belum bangun. Bibir Bisma kembali tersenyum, kini jagoan kecilnya menjadi tujuannya untuk ia temui pagi ini.

"Elfaris udah bangun belum yah?
Awas saja kalau bocah tampan itu belum bangun. Jangan sampai dia menuruni sifat pemalasku saat masih kecil dulu."Bisma berjalan cepat menuju kamar jagoan kecilnya dilantai atas. Bibirnya tak henti tersenyum membayangkan wajah tampan buah hatinya yang sangat ia sayangi itu.



"Kreeek..."

Bisma membuka pelan pintu kamar Elfaris. Lampu yang gelap itu pun ia nyalakan. Selimut tebal bergambar angry birds masih menutupi rapi tubuh Elfaris. Ternyata yang Bisma takutkan benar terjadi kalau jagoan kecilnya itu masih tertidur sama sepertinya saat dulu yang sangat bersifat pemalas.

"mah, ternyata mamah benar. Buah itu gak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya.
Lihat mah, cucu mamah sangat mirip sama Bisma, sama ayahnya yang menurut mamah pemalas ini.."ujar Bisma terkekeh dengan apa yang dilihatnya pagi ini.

Bisma berjalan masuk menghampiri Elfaris. Ia duduk disamping Elfaris, memandang lekat wajah malaikat kecil yang selalu bisa membuat bibirnya tersenyum itu.

"hey.. Bangun sayang..
Anak laki-laki itu gak boleh pemalas loh. Katanya Ais mau jadi jagoannya ayah?
Ayo dong bangun, seorang jagoan itu harus bangun pagi-pagi, jangan sampai bangunnya didahului sama ayam. Ayo bangun sayang.."ujar Bisma mengelus pelan puncak kepala Elfaris. Caranya membangunkan Elfaris begitu lembut penuh kasih sayang. Berbeda dengan Franda yang terkesan galak dan tegas jika membangunkan Elfaris.

"nanti dulu bunda, Ais masih ngantuk.. Sepuluh menit lagi deh, nanti Ais pasti bangun.."ujar Elfaris menyahuti ucapan Bisma masih dengan mata terpejam. Meski ia salah mengira kalau itu adalah bundanya.

"ck-ck! Beneran Bisma junior.. Gak ada bedanya sama sekali, tapi gimana cara Franda bangunin Ais kalau dia udah kayak gini? Gak sampai harus dicipratin pakai air atau digendong paksa masuk kamar mandi kan?
Soalnya kalau aku pasti harus kayak gitu, atau mamah marah-marah sampai aku kaget dan cengo denger ocehannya, melihat tingkah papah yang tertawa terbahak kalau udah lihat mamah pagi-pagi sudah mengomel.
Benar-benar lucu kalau mengingat itu semua. Dasar Bisma nakal.. Itu pasti yang papah ucapin sambil gelengin kepala."lagi-lagi Bisma terkekeh melihat tingkah dan sifat Elfaris yang membuatnya mengingat masa-masa kecilnya yang begitu indah penuh tawa.

Bisma mengecup kening Elfaris. Kedua pipi putih yang cuaby itu pun ikut ia kecup. Tak terkecuali kelopak mata Elfaris yang masih terpejam juga sama ia kecup. Bibir Elfaris, lalu kembali Bisma mengecup mata Elfaris, pipi dan keningnya sampai bocah tampan itu terusik dan mau membuka matanya.

"ayah?"pekiknya tidak percaya.

"kenapa? Masih gak mau bangun juga?
Atau mau ayah gelitikin perutnya biar Ais mau bangun, iya hem?"Elfaris menggeleng pelan diiringi tawa kecilnya karna Bisma langsung menggelitik perutnya membuatnya geli dan terkekeh.

"ahaha.. Iya-iya Ais bangun.. Ahaha
Ayah uddaah.. Ahaha"tawa Elfaris seketika menghiasi ruangan kamarnya.

"ahaha rasain nih.. Makanya bangun, jangan jadi anak ayah yang pemalas. Katanya mau jadi jagoan ayah. Kalau jagoan itu, gak boleh pemalas.."jelas Bisma diselingi tawa kecilnya. Hidung Elfaris ia cubit kecil, dan tubuh bocah tampan itu ia bangunkan dari posisinya hingga menjadi duduk.

Elfaris hanya diam. mendengarkan begitu serius dengan tatapan mata yang memandang Bisma antusias.

"Ais mau mandi yah. Ais kan gak pemalas. Bunda selalu bilang kalau Ais itu anak yang enggak pemalas. Jadi ayah salah besal kalau bilang Ais pemalas. Ais kan lajin yah.."ujar Elfaris dengan kalimat cadel dan yakinnya. Bisma terkekeh, rambut hitam Elfaris yang diponi ia acak gemas.

"yaudah, kalau gitu ayah tunggu Ais dibawah nanti. Jangan terlalu lama mandinya, jangan lupa gosok gigi, dan ja.."

"jangan main ail nanti takut masuk angin."Bisma cengo melihat kalimat yang hendak ia ucapkan justru malah Elfaris ucapkan terlebih dahulu.

"ahaha.. Kata itu kan seling diucapin bunda juga yah. Jadi Ais pasti hafal..
Muah, kalau gitu Ais mau mandi. Dah ayah.. Ais sayang sama ayah.."Elfaris tertawa kecil melihat ekspresi polos ayahnya. Ia berlali cepat memasuki kamar mandi tanpa membiarkan Bisma berucap lagi akan tingkah lucunya itu.

"jiwa Franda dan aku bersatu dalam diri Elfaris. Tingkahnya sama seperti Franda, tapi sifatnya Bisma banget.
Beruntung sekali ayah bisa milikin kamu sayang.
Makasih ya Nda, dia jagoan kecil yang sangat aku impikan sejak dulu.."Bisma tersenyum memandang sosok Elfaris yang sudah berlalu masuk kedalam kamar mandi. Ia kemudian keluar dari kamar Elfaris. Membiarkan bocah tampan itu belajar untuk mandiri dan melakukan apapun sendiri, termasuk mandi karna Bisma sendiri belum mandi, jadi jangan sampai Elfaris yang menyuruhnya mandi nanti, karna itu sangat tidaklah lucu(?).




**
Perempuan cantik ini begitu asik dengan aktifitas paginya. Wajahnya sangat terlihat ceria. Beberapa helai roti sudah disiapkannya dengan rapi untuk sarapan pagi ini. Rupanya ia memang sosok istri yang sangat-sangat rajin, pantas saja Bisma begitu mencintainya.

"hey, ko kamu udah ada disini?
Sejak kapan?
Aku fikir kamu masih tidur Fran.
Oh iya, Bisma mana? Kamu gak biarin dia masih dalam posisi tidur kan? Karna Bisma gak akan mau bangun kalau gak dibangunin.."sapanya diiringi senyuman kecil begitu melihat sosok Franda berdiri mematung didekatnya.

"engh.. M..maaf yah Din, aku fikir kamu belum bangun, ternyata aku yang bangun terlalu siang.
A..aku jadi gak enak sama kamu.."ujar Franda gugup.

"ko siang sih? Ini masih sangat pagi. Mungkin akunya aja yang bangun kepagian. Lagian kamu gak perlu minta maaf. Wajarlah, kamu kan semalaman udah mengeluarkan tenaga exstra pastinya buat muasin Bisma, jadi bangun siang juga gak papa Fran.."jelas perempuan cantik yang ternyata Dina itu.

"wajar? Muasin? Maksud Dina apa sih? Aku gak ngerti.."Franda diam dengan ekspresi bingungnya.

"oh iya, sebelumnya aku berterimakasih banyak sama kamu. Berkat kamu, aku jadi lebih sering lihat Bisma senyum. Dia bahagia Fran, kamu hebat. Aku aja gak bisa buat dia sebahagia ini.
Tapi dengan kehadiran kamu dan Elfaris, Bisma justru bisa merasakan itu semua karna aku gak bisa membahagiakannya seperti kamu.
Sekali lagi makasih yah? Aku bahagia kalau lihat dia bahagia. Bisma itu laki-laki yang sangat baik, jadi apapun akan aku lakukan kalau itu membuatnya senang.."Dina meraih lengan Franda. Menggenggamnya dengan kalimat yang tidak pernah Franda duga, kedua bola matanya sampai berkaca, entah itu karna benar-benar bahagia atau justru karna merasa bersalahnya selama ini tidak bisa memberikan apa yang Bisma inginkan darinya.

"a..aku minta maaf ya Din.
Gak seharusnya aku ada disini.
Aku tahu aku hanya benalu untuk kamu dan Bisma.
Sekali lagi aku minta maaf. Aku gak bermaksud membuat semuanya menjadi serumit ini, aku juga gak pernah menyangka kalau aku bisa berada ditengah-tengah antara kamu dan Bisma. Sekali lagi aku minta maaf.."Franda menunduk lirih.

"ko minta maaf?
Kamu gak perlu nyalahin diri kamu kayak gitu Fran. Kamu itu gak salah, mungkin ini udah kehendak Tuhan, ini udah takdirnya. Kita hanya perlu mengikuti apa yang Tuhan mau, menjalaninya dan menjadikan semua ujian ini agar tetap membuat kita bahagia dan bersyukur..
Jadi jangan pernah salahin diri kamu karna kamu gak salah.. Justru aku yang harusnya minta maaf. Jangan seperti ini lagi yah?
Sekarang status kita sama Fran, kita sama-sama istri sah nya Bisma. Mungkin dengan menjalaninya penuh kesabaran dan membuatnya seenjoy mungkin itu akan membuat kita semua bahagia.
Aku yakin ko, Bisma itu laki-laki yang sangat baik. Dia pasti bisa menjadi suamu yang adil untuk kita. Dia juga bisa menjadi sosok ayah yang sangat baik untuk Elfaris. Kita cukup menjalani semuanya dengan ikhlas, jangan nyalahin diri kamu terus yah? Aku gak mau lihat orang yang disayangi sama Bisma menjadi sedih seperti ini. Bisma tidak menginginkan kesedihan itu Fran..."jelas Dina menyentuh lembut pipi Franda. Menghapus bulir bening air mata yang menetes membasahi wajah Franda. Kedua wanita ini sama-sama berhati malaikat, keduanya sangat tegar dan tidak pernah menyalahkan satu sama lain.

Franda berhambur memeluk tubuh Dina. Memeluknya erat seakan semua rasa sesak didadanya hilang saat mendengar kalimat yang Dina ucapkan tadi. Ia tidak menyangka kalau Dina begitu baik dan sedikitpun tidak pernah membencinya.

"aku sayang kamu Din, semoga kamu bisa menjadi sahabat serta saudara buat aku.
Status kita memang sama, tapi aku bisa rasakan perasaan kamu saat ini. Bisma beruntung bisa memiliki kamu. Tapi aku janji gak akan ambil Bisma dari kamu, aku hanya ingin membuat impian dan keinginan anak aku terwujud. Hanya itu Din, tidak lebih.."batin Franda masih terus mendekap tubuh Dina.

"semalam kamu udah tidur sama Bisma. Gak bisa aku pungkiri kalau hati aku sakit. Apalagi kalau nanti kamu sampai hamil lagi anak Bisma. Perlahan aku pasti akan terlupakan.
Aku takut itu terjadi Fran..
Semoga kamu bisa mempertahankan sikap Bisma terhadap aku. Semoga kamu tidak menyuruhnya melupakan aku.
Aku ikhlas jika kamu bahagia bersama Bisma dan anak kamu. Aku hanya ingin agar Bisma tetap disini, bersama kamu, aku juga anak kamu.
Meski kasih sayangnya akan berkurang untuk aku. Asalkan dia tetap disini, tidak meninggalkan aku. Itu yang aku inginkan Fran.."Dina memejamkan matanya lirih.

Kedua perempuan cantik ini akhirnya terlarut dalam keterharuan. Takdir dan kenyataan yang tak pernah sedikitpun diduganya. Hubungan dan kebersamaan yang cukup rumit. Satu cinta kini terbelah menjadi tiga. Cinta Bisma yang tadinya hanya untuk Dina seorang, kini justru harus bisa direlakan terbagi dengan Franda dan Elfaris.
Sama sekali tidak pernah terbesit dibenak keduanya termasuk dibenak Bisma.



**
Sejak bangun tidur tadi, kamu hanya berdiam diri didalam kamar. Tidak mau keluar dan hanya bengong menatap kearah luar lewat kaca jendela kamarmu.
Padahal Reza suamimu sudah beberapa kali menyuruh dan membujukmu agar mau keluar dan menghentikan aktifitas bengongmu itu.

"udah dong.. Eja kan udah minta maaf.
Lagian kemarin Eja cuma becanda. Eja cuma menghayal boongan aja ko, enggak beneran, serius deh.. Jangan marah lagi yah? Eja minta maaf.."ujar Reza kembali mencoba membujuk dan meminta maaf padamu. Kelihatannya dia memang menyesal telah berhayal konyol seperti kemarin, makanya ia tak henti membujukmu dan mengharapkan maaf darimu.

"(nama kamu) maafin Eja.
Eja janji deh gak akan kayak gitu lagi. Dari dulu yang ada dihati Eja itu cuma (nama kamu), gak pernah ada yang lain. Makanya Eja mau nikah sama (nama kamu) karna Eja gak mau kehilangan (nama kamu).
Please percaya sama Eja. Eja tuh sayaang banget sama (nama kamu), jangan marah terus yah? Jangan nangis juga. Eja beneran nyesel.. Nyesel banget..."lirihnya kini meraih wajahmu dan mengelusnya lembut. Menghapus air matamu yang terlihat membasahi pipimu.

Kamu hanya diam. Tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Kamu menatap mata Reza lekat, mencari sebuah kejujuran tanpa adanya kebohongan disana. Rupanya semuanya bisa kamu dapatkan hanya dalam sekejap, kamu tahu kalau Reza memang sangat mencintaimu, dia laki-laki baik dan tidak pernah sedikitpun serius dengan hayalan konyolnya yang kemarin.

"jadi gimana? Mau maafin Eja gak?
Eja harus buru-buru ke rumah sakit lagi. Eja gak bisa lama-lama disini. Pasien Eja pasti udah nunggu. Jangan kayak anak kecil yah? Kan kemarin-kemarin udah janji gak kayak anak kecil lagi, udah janji mau bersikap dewasa dan mau ngertiin profesi Eja juga, bahkan udah janji untuu...."

"aku akan maafin Eja, tapi dengan satu syarat.."ujarmu tiba-tiba tersenyum memotong ucapan Reza.

"syarat? Memangnya apa syaratnya? Eja harus beli dan cari dimana syarat itu?"tanya Reza polos. Kamu terkekeh mendengarnya.

"aku pengen makan buah mangga muda, tapi yang masih ada tangkainya dan yang baru diambil dari pohonnya. Kayaknya enak kalau pagi-pagi makan buah mangga, rasanya pasti seger.."bibirmu tersenyum membayangkan dua buah mangga yang masih bergelayut dipohonnya. Perut datarmu kamu usap lembut membuat Reza membolakan matanya tidak percaya, ia bahkan menelan ludahnya bulat-bulat mendengar ucapanmu tersebut.

"ko pagi-pagi minta mangga?
Kayak orang lagi ngidam aja?
Hemm (nama kamu) aneh nih.. Lagian nyari mangga dimana jam segini? Kalau dipasar sih pasti banyak, tapi kalau dipohonnya langsuuu..."

"gimana? Bisa kan menuhin syaratnya? Itu gampang banget loh Ja, nanti kalau mangganya udah dapat. Aku bakalan kasih sesuatu buat Eja. Sesuatu yang sangat Eja inginkan sejak lama, Eja pasti suka.."ujarmu membuyarkan lamunan Reza.

"sesuatu yang Eja suka?"Reza memandangmu bingung.

"iya. Yaudah sekarang Eja kaluar yah? Cari mangganya. Aku udah maafin Eja ko. Kerumah sakitnya besok-besok lagi aja. Hari ini Eja harus kosongin waktu Eja buat aku. Inget Eja udah janji loh untuk gak terlalu sibuk mengurusi rumah sakit.
Cari mangganya dan aku akan kasih sesuatu yang Eja inginkan. Muach! Semoga berhasil.."

Reza masih berdiri mematung dengan tatapan bingung. Ia sama sekali tidak kamu ijinkan untuk mengeluarkan kalimat. Bibirnya seolah terkunci, apalagi saat kamu mengecupnya sekilas. Benar-benar menjadi patung mendadak lelaki tampan ini.

"ko aneh yah? Sejak kapan (nama kamu) mau cium Eja tanpa Eja minta?
Sejak kapan juga dia suka mangga?
Trus kejutannya apa? Kenapa gak sedikit pun Eja tahu tentang sesuatu yang Eja inginkan itu?
Aahh.. Bingung. Yaudah mending cari mangganya sekarang deh, rumah sakit besok lagi..
Mangga Eja dataaaangg....!!!"Reza berjalan cepat keluar dari kamarmu. Ia begitu bersemangat meski dikepalanya masih dipenuhi kebingungan. Kamu lagi-lagi hanya terkekeh melihat tingkah suamimu itu.

"papah kamu lucu sayang..
Mamah jadi gak sabar buat ngasih tahu kehadiran kamu diperut mamah.. Papah pasti senang, sabar yah sayang... Mamah yakin sebentar lalgi kamu pasti akan merasakan elusan dan kecupan-kecupan lembut dari papah.. Sabar nak.."kamu mengelus lembut perut datarmu. Bibirmu tak henti tersenyum. Apalagi yang Reza inginkan memang sudah dapat kamu berikan. Didalam rahimmu kini telah tumbuh benih dari Reza. Calon buah hati kalian yang sangat Reza inginkan. Reza pasti akan sangat bahagia jika mengetahui semuanya. Yah itu pasti, sangat pasti.




**
Sore hari yang begitu menyejukkan..
Bisma sudah pulang dari aktifitasnya dikantor. Ia rupanya tengah menemani Elfaris didalam kamar jagoan kesayangannya itu.

"ahaha.. Ayah culaang. Masa ayah senggol-senggol tangan Ais telus, jadinya mobil Ais nablak lagi, nablak lagi. Uhh ayah nih culang.."Elfaris tertawa diiringi protesan-protesan lucu yang membuat ekspresi lucu diwajah putihnya.

"aah protes mulu nih, bilang aja gak bisa maininnya. Makanya kalah terus.."ledek Bisma mengacak pelan poni putranya itu. Saat ini dirinya memang tengah menemani Elfaris bermain Playstation. Makanya ia pulang lebih awal dari biasanya.

"udah yah. Ais mau udahan mainnya. Ayah culang telus. Masa dali tadi Ais kalah telus.. Pokoknya Ais gamau main. Ais mau belenang aja!"ambek Elfaris menaruh stik PS nya dan berlalu pergi.

"haha Franda banget kalau udah kayak gini.
Bisanya ngomong culang dan culang.. Hufh.. Ya Allah.. Bahagia sekali melihat sosok Franda yang ada dalam diri Elfaris. Benar-benar sama persis sekspresinya seperti Franda kalau lagi main PS sama aku.."Bisma terkekeh melihat sikap jagoan kecilnya yang menurutnya sangat mirip dengan Franda. Bisma kemudian ikut menaruh stik PS nya. Ia keluar dari kamar Elfaris dan menyusul bocah tampan itu menuju area kolam renang dibelakang.



"loh, kamu ngapain disini Nda?
Elfaris mana?"Tiba-tiba Bisma menghentikan langkahnya.

"ko kamu malah tanya aku?
Bukannya Ais tadi lagi sama kamu?"Franda mengerutkan keningnya bingung. Sementara Bisma malah menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"hehe.. Iya yah. Yaudah kamu ikut aku yuk?
Kita berenang bareng Ais dibelakang. Ayo sayang?"

"hah? Berenang? T..tapi Bis?"

"udaah ikut aja. Aku jamin kamu gak akan tenggelam ko, kan ada aku.."ujar Bisma tersenyum enteng.

Franda tampak kebingungan. Sebenarnya Bisma sangat tahu kalau Franda itu tidak bisa berenang, tapi tetap saja ia memaksa perempuan berwajah oriental ini agar ikut berenang bersamanya juga jagoan kecilnya.

"duh.. Kalau Dina lihat gimana?
Aku gak mungkin ikutin kemauan Bisma. Aku gak tega kalau sampai Dina sedih lihat aku, Bisma juga Ais dibelakang sana lagi bersama. Dia pasti akan sedih nantinya. Tapi gimana cara aku nolak Bisma?"batin Franda bingung.

"udah Nda ikut aja. Dina jam segini lagi istirahat ko. Dia bangunnya masih lama.
Jadi? Gak ada kata gak mau atau pun gak bisa. Hem?"jelas Bisma menatap wajah Franda. Sepertinya ia tahu apa yang tengah difikirkan oleh istri keduanya ini. Dan mau tidak mau Franda akhirnya mengikuti ajakan Bisma untuk berenang bersama menemani Elfaris putra kecilnya.




**
"ayo dong bun tulun.. Masa bunda mau diatas telus? Emangnya gamau temani Ais disini. Ais aja belani loh bun, masa bunda gak belani? Bunda cemen nih.."

"ahaha lihat tuh Nda? Gak malu apa diledekin sama anaknya sendiri?
Ayo turun, aku pegangin ko, kalau nanti kamu kelelep atau tenggelem pasti aku tolongin, gak perlu takut. Kolamnya juga gak terlalu dalam, masa kalah sama anaknya sendiri.."ujar Bisma terkekeh melihat apa yang diucapkan Elfaris pada bundanya sendiri. Padahal Bisma sama sekali tidak pernah mengajarkan Elfaris berbicara demikian pada bundanya.

"kalian berdua tuh kayaknya seneng banget yah kalau lihat aku ketakutan kayak gini?
Dibilangin gak bisa berenang juga tetep aja maksa.
Kalau akunya tenggelam baru deh nyaho.."Franda menggerutu kesal. Bisma dan Elfaris semakin terkekeh melihat ekspresi wajah Franda yang lucu.

"ayo dong bun tulunn.. Kan ada ayah, pasti ayah jagain bunda. Ais juga jagain bunda. Jadi bunda gapelu takut, ayo bunn tulun.."teriak Elfaris masih saja bersemangat menyuruh bundanya masuk kedalam kolam renang. Ia sendiri asik mengapung diatas permukaan air dengan ban bebek-bebekan kecil yang membuatnya tidak takut tenggelam.

"issh iya-iya bunda turun. Awas aja kalau nanti jahilin bunda. Bunda beneran gak bisa berenang loh sayang, jadi Ais sama ayah harus beneran jagain, kalau enggak awas! Bunda akan marah sama Ais juga ayah."ancam Franda.

"iya-iya ayah jagain ko bun, bunda tenang aja. Iya kan jagoan?"ujar Bisma tersenyum mendengar ocehan lucu Franda. Ia sampai tidak menyadari kalau dirinya dan Franda sama-sama memanggil Ayah-Bunda. Sedangkan Elfaris hanya mengangguk mantap meng-iyakan ucapan Bisma.

Franda turun perlahan memasuki air kolam yang cukup terasa dingin itu. Udara sore yang masuk membuat air kolam terasa segar membasahi tubuh. Pantas saja Elfaris begitu terlihat ceria dan senang. Rupanya air kolam ini memang sangat menyejukkan dan terasa begitu dingin.

"gimana? Gak terlalu dalam kan? Cuma seleher orang dewasa aja. Gak bakalan buat kamu tenggelam Nda.."Bisma berujar pelan. Tangannya terus menuntun Franda dan memegangnya agar Franda tidak takut.

"tuuh kan, Ais bilang juga apa, bunda pasti aman buun.."Elfaris menggerakkan kedua tangan dan kakinya mendekat kearah Franda. Bisma dan Franda saling melemparkan senyuman mendengar ucapan buah hatinya itu.

"yah kita balapan kesana yuk? Yang paling cepat sampai keujung, belati dia pemenangnya. Ayo yah?"tantang Elfaris tiba-tiba.

"ayo! Siapa takut."Bisma berujar mantap. Franda melotot kaget mendengar ucapan Bisma.

"aku gak mau ikutan!"ujar Franda buru-buru menolak.

"kenapa gak mau?
Kamu pengen disebut cemen lagi sama anak kamu sendiri, hem?"

"issh, tapi aku gak bisa berenang Bis, kamu tuh mau lihat aku tenggelam yah?"Franda tampak kesal.

"gak akan tenggelam Nda. Kolamnya gak dalam. Cuma sedada kita aja. Gak dalam ko.
Aku bantu deh, aku pegangin. Gimana?"

"tetep gak mau! Aku mau udahan aja berenangnya!"kekeuh Franda. Namun Bisma malah menarik tangannya agar berenang kedepan mengikuti Elfaris yang sudah menggerak-gerakkan kaki dan tangannya hingga melaju kedepan.

"isssh Bismaaaaaaa!!"

"ahaha.. Seru kan?
Makanya jangan takut terus. Orang berenang itu asik ko. Gak perlu takut.."

"tapi kan aku gak bisa berenang Bis.."

"tapi kan ini gak dalam"

"yaa.. Tapi tetep aja aku takut."

"kan ada aku. Ngapain mesti takut?"

Sejenak suasana menjadi hening..

Bisma memegang kedua pundak Franda. Kedua mata beningnya bertemu pada satu titik dimana kedua bola mata sipit Franda ia tatap begitu lekat.
Bibirnya tiba-tiba tersenyum. Bisma memiringkan kepalanya, membisikkan sesuatu ketelinga kiri Franda.

"aku sayang kamu.
I love you.."ujarnya lembut.

Bola mata Franda membola kaget. Ia menoleh cepat, namun kecupan lembut tak terduga yang justru ia dapat. Yaps Bisma menciumnya. Memberikan kecupan-kecupan lembutnya dan memainkan bibir tipisnya itu dengan lembut.
Keduanya sama-sama menikmati. Franda memejamkan matanya, berharap kalau semua ini hanya ilusinya saja. Sedangkan Bisma meraih tangan Franda agar mengalung dilehernya. Keadaan air kolam yang dingin seakan terasa hangat karna kelembutan Bisma yang memberikan permainan begitu lembut dibibir Franda.
Mereka berdua begitu asik dan saling membalas satu sama lain. Hingga melupakan jagoan kecilnya yang sudah berenang hingga keujung kolam yang berukuran cukup panjang itu.


"Ayaaaaaaaahh!!!"teriak Elfaris tiba-tiba.

"engh~ Bis udah.."Franda mendorong pelan tubuh Bisma dan menjauhkan tautan bibirnya.

"m..maaf. A..akuu.."

"ayaaah cepetan kesini yaahh.. Cepetan kesinii..!!"Elfaris lagi-lagi berteriak. Sungguh menggangu saja bocah tampan itu.

"a..aku temui Ais dulu yah? Takut dia kenapa-napa.
S..sekali lagi aku minta maaf. T..tadi terlalu terbawa suasana. Maaf yah Nda?
Aku sayang kamu.. Makasih sayang.."Bisma mengusap bibir Franda dengan ibu jarinya yang menjadi basah akibat ulahnya tadi. Franda hanya mengangguk kecil diiringi senyum. Ia ikut memegang bibir tipisnya dan membiarkan suaminya itu berlalu menjauhinya untuk menemui Elfaris diujung kolam sana.

"semoga Dina gak lihat adegan tadi.
Gak bisa aku pungkirin kalau aku juga sayang kamu Bis.
Aku cinta kamu..."Franda memejamkan matanya lirih.









Bersambung..

Diantara Tiga Cinta #Part 29

Hari telah berganti. Waktu seminggu pun telah berlalu begitu cepat.
Kini kediaman orang tua Bisma tampak terlihat cukup ramai. Saudara dekat, kerabat serta Rafael sendiri nampak berada disana.
Hari ini memang akan diadakan akad pernikahan Bisma dan Franda. Jadi tak heran keluarga dari kedua belah pihak tampak datang menghadiri acara tersebut.

Diantara Tiga Cinta #Part 28

Sebuah kenyataan indah yang sangat sulit dipercaya meski sudah terjadi didepan mata.
Lagi-lagi Franda hanya bisa menitikan air mata, adegan haru selanjutnya ia lihat saat Bisma menidurkan Elfaris diatas tempat tidur, mengecup kening bocah tampan itu dan menyelimutinya seraya mengucapkan selamat tidur. Benar-benar Franda dibuat menangis haru karna itu semua yang diimpikan jagoan kesayangannya selama ini.

"selamat tidur jagoan ayah. Mimpi indah ya sayang, ayah sayaaang banget sama Ais, mmuach.. Ayah sayang kamu.."ujar Bisma memberikan kecupan lembutnya tepat dikening Elfaris. Bibirnya tersenyum senang memandangi wajah tampan darah dagingnya yang sudah terlelap itu.


"malam ini aku tidur disini ya Nda? Aku ingin terus dekat sama Ais, tadi aku udah janji akan temani dia malam ini, boleh kan?"tanya Bisma tiba-tiba.

Franda malah diam, sepertinya ia tidak menyahuti pertanyaan Bisma barusan.

Bisma menghela nafasnya. Ia berjalan mendekali Franda dan memegang pundak perempuan bermata sipit itu.

"kamu nangis?"tanyanya pelan.

"a..aku, akuu.."

"maafin aku yah?
Pasti kamu nangis gara-gara aku lagi. Aku minta maaf Nda kalau selalu membuat kamu nangis.."Bisma meraih pelan pipi cuaby Franda dan mengelusnya lembut, air mata Franda ia usap dengan ibu jarinya.

"aku gak papa ko Bis.
Kamu gak perlu minta maaf, lebih baik sekarang kamu pulang yah? Udah malam, Dina pasti udah nunggu kamu dirumah.."Franda menjauhkan wajahnya yang tengah Bisma sentuh itu.

Sementara Bisma hanya diam. Ia faham betul bagaimana sifat perempuan cantik yang tak lama lagi akan dinikahinya ini.

"yaudah aku pulang dulu.
Tadinya aku mau menginap disini. Aku udah janji sama Ais. Tapi kalau kamu minta aku pulang yaudah aku pulang.
Bilang maaf sama Ais yah karna aku gak bisa temani dia malam ini,
aku pamit Nda."Bisma berjalan pelan meninggalkan ruangan kamar jagoan kecilnya itu. Sebenarnya terasa berat harus meninggalkan Elfaris dan Franda, apalagi sekarang Bisma sudah sangat merasa nyaman bisa bersama keduanya, tapi ia juga tidak bisa egois, ia masih memiliki Dina istri sah nya.

"maafin aku Bis, sebenarnya aku ingin banget kamu disini, tapi aku gak bisa karna aku tahu bagaimana perasaan Dina.
Semoga kamu mengerti.."Franda membatin. Dipandangnya sosok Bisma yang semakin berjalan jauh. menjauhinya hingga tak terlihat lagi karna sudah pergi. Franda kemudian beralih memandang sosok putra kecilnya, bibirnya tersenyum melihat wajah polos Elfaris yang sudah terlelap.

"bunda melakukan semua ini buat kamu.
Bunda mau menikah dengan ayah kamu itu juga hanya buat Ais, bunda sayang sama Ais, selamat tidur ya sayang, mimpi indah.."Franda mengelus lembut puncak kepala Elfaris. Satu kecupan kecil ia daratkan dikening Elfaris. Rasanya begitu bahagia karna semua yang Elfaris inginkan akan segera terwujud.



**
Pagi-pagi sekali Bisma sudah terlihat sangat rapi. Ia mengenakan kemeja kotak-kotak tanpa dasi karna ia tidak akan pergi kekantor pagi ini. Celana jeans hitam juga ia kenakan hingga terlihat begitu rapi dan santai.

"pagi sayang.."sapanya saat menghampiri Dina dimeja ruang makan.

"pagi juga Bis.."Dina melemparkan satu senyuman manisnya.

Bisma duduk disamping istri tercintanya itu, diraihnya sehelai roti yang sudah Dina siapkan diatas piring putih dihadapannya.

"pagi ini aku mau kerumah Franda lagi, aku mau jemput dia juga Elfaris dan mengajaknya kerumah mamah di Bandung. Mamah yang nyuruh aku sekalian buat membicarakan hari pernikahannya.
Tadinya aku mau ajak kamu, tapi katanya kamu mau kerumah mamah kamu, padahal aku berharap banget kamu bisa ikut.."jelas Bisma terlihat cukup berharap. Dina hanya menyunggingkan senyum kecil tanpa membalas ucapan Bisma. Sebenarnya hatinya sangat sakit karna sebentar lagi Bisma akan menduakan cintanya dengan Franda. Namun apa boleh buat ini demi kebahagiaan Bisma juga kemauannya sendiri tanpa paksaan dari siapapun.

"aku dirumah mamah gak nginep ko sayang, sorenya langsung pulang, jadi aku pasti bisa pulang cepat. Biar nanti sekalian pulangnya kamu aku jemput yah?"Bisma menyentuh lengan Dina dan menggenggamnya dengan senyum kebahagiaan yang terus terpancar dari raut wajahnya.

"ngh..mendingan sekarang kamu berangkat aja Bis, Franda sama Elfaris pasti udah nunggu.
Pulangnya kamu gak perlu jemput aku, rencananya aku mau menginap dirumah mamah malam ini. Jadi besoknya aja kamu jemput aku, itu pun kalau kamu gak sibuk.."tolak Dina halus.

"aku pasti gak akan sibuk ko sayang.
Yaudah apapun yang kamu mau aku pasti ikutin.
Aku berangkat yah? Kalau ada apa-apa langsung hubungi aku aja.
Aku pergi, mmuach"Bisma beranjak dari duduknya. Satu kecupan hangat ia daratkan dikening Dina. Sungguh sangat beruntung sekali siapapun yang menjadi istrinya ini. Sikapnya yang lembut penuh kasih sayang, pantas saja Dina rela melakukan apapun demi kebahagiaannya.

"hati-hati yah, titip salam aku buat mamah dan papah.."ujar Dina dibalas anggukan kecil juga acungan ibu jari oleh Bisma.

Dina tersenyum. Ia tak henti-hentinya memandang sosok lelaki bertubuh tidak terlalu kekar itu.

"bahagia sekali aku bisa lihat wajah bahagia kamu Bis.
Meski cukup sakit menerima semuanya, tapi aku akan coba Bis. Mungkin ini awal dari semua perhatian dan kasih sayang kamu yang akan terbagi untuk Franda juga Elfaris.
Aku akan coba ikhlas, semoga kamu masih tetap memberikan perhatian serta kasih sayang kamu buat aku.
Aku sayang kamu Bis, aku cinta kamu dan gak mau kehilangan kamu.."Dina menatap lirih kepergian suami tercintanya itu.




**
Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama, akhirnya mobil sedan berwarna merah milik Bisma ini berhenti tepat didepan rumah mewah bernuansa putih milik kedua orang tuanya.
Bisma buru-buru keluar dan membukakak pintu mobilnya untuk Franda juga Elfaris yang berada didalam mobilnya.

"Ayo Nda kita masuk, mamah sama papah udah nunggu didalam.."ujarnya lembut.

"i.iya Bis.."Franda mengangguk kecil dan sedikit gugup.

"ko pintunya susah dibuka sih yah?
Dali tadi Ais mau buka susah telus, pintunya macet yah.."tiba-tiba Bisma tersenyum kecil mendengar teriakan jagoan kecilnya yang masih berada didalam mobil. Ia berjalan mendekat dan dengan mudahnya membukakan pintu tersebut untuk Elfaris.

"aah jagoan ayah manja nih.. Pintunya gampang dibuka juga, uhh bilang aja mau ayah bukain, iya kan?"Bisma mencubit kecil hidung mancung Elfaris dengan ekspresi gemasnya.

"hihi, abis ayah culang. Masa bunda dibukain pintunya tapi Ais enggak.."ujar Elfaris yang ternyata iri atas perlakuan sang ayah.

"iya deh ayah minta maaf. Yaudah sekarang kita masuk yuk?
Oma sama opa udah nunggu didalam, ayo sayang, kita masuk.."ajak Bisma meraih tubuh Elfaris dan menggendongnya dari depan. Puncak kepala Elfaris ia kecup, bibirnya tak henti tersenyum karna akhirnya bisa membawa Elfaris lagi untuk bertemu kedua orang tuanya, terlebih sekarang Franda ikut juga bersamanya.

"ayo bunda?"ajak Elfaris melirik Franda.

"iya Nda ayo kita masuk.."Bisma meraih tangan Franda dan menuntunnya untuk memasuki rumah mewah milik kedua orang tuanya itu.

Franda hanya mengangguk kecil dan menuruti ajakan dua malaikat yang akan memberikan kebahagiaan untuknya ini.

"jujur aku sangat kangen sama rumah ini. Dulu aku sama Bisma sering banget main kesini, bahkan aku juga pernah menginap disini. Dan sekarang aku baru bisa kesini lagi.
Om, tante, Franda kangen kalian.."batin Franda memandang bagian depan rumah mewah dihadapannya.



**
"akhirnya kalian datang juga. Mamah dari tadi nanyain terus, papah fikir kalian batal datang.
Mamah sampai hampir mau menangis tadi. Katanya dia ingin bertemu Aris. Mungkin mamah terlalu rindu sama Aris.."lelaki paruh baya ini tersenyum senang saat membukakan pintu rumahnya. Ia melihat putra semata wayangnya menggendong seorang anak kecil juga perempuan cantik yang berdiri disampingnya.

"maaf yah pah, tadi dijalan macet. Jadi perjalanan cukup lama. Memangnya mamah dimana? Biar nanti Bisma langsung bawa Ais kesana"ujar Bisma seraya mencium punggung tangan lelaki tersebut yang tak lain adalah om Kris ayah kandungnya.

"selamat siang om, apakabar?"sapa Franda dan ikut meraih tangan om Kris. Mencium punggung tangannya penuh kelembutan.
Om Kris sampai terharu melihat adegan didepan matanya ini. Apalagi disaat Elfaris ikut mencium punggung tangannya, sangat sopan dan pintar sekali bocah tampan ini.

"kabar om baik. Maafin Bisma yah?
Om sudah dengar semua ceritanya. Tapi om berterimakasih, berkat kejadian itu kini om bisa merasakan memiliki cucu, cucu yang om juga tante kamu inginkan sejak lama. Terimakasih Franda.."kedua bola mata om Kris berkaca.

"i..iya om, sama-sama.
Om gak perlu minta maaf, Franda udah lupain semua kejadian itu ko om. Buat Franda sekarang yang terpenting itu hanya Elfaris. Karna kebahagiaan Franda ada di Ais semua.."jelas Franda lembut diiringi senyuman tulus.

"om bangga sama kamu, ternyata tidak sedikit pun tersirat dendam dihati kamu.
Om jadi gak sabar ingin segera menikahkan kalian, karna om ingin Bisma menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Sekali lagi om minta maaf yah?"lagi-lagi kata maaf keluar dari mulut om Kris. Franda tersenyum kecil dan menganggukkan kepalanya.

"emm, yaudah pah gimana kalau sekarang kita temuin mamah dulu. Kan gak enak kalau ngobrolnya diluar gini.."usul Bisma tiba-tiba.

"astaga papah sampai lupa. Yasudah kita masuk. Sini biar Aris sama opa? Sini sayang? Aris kangen gak sama opa?
Kita temuin oma didalam yuk?"om Kris beralih meraih tubuh Elfaris dan menggendongnya.

"Ais kangen sama opa, sama oma juga. Ais kan sayang sama opa dan oma.."ujar Elfaris membuat tawa kecil keluar dari mulut om Kris.

"lucu sekali cucu opa ini. Yaudah kita kekamar opa yah? Opa punya banyak mainan buat Aris.."om Kris kemudian membawa Elfaris memasuki rumahnya menuju kamarnya dilantai atas.

"papah kayaknya seneng banget. Baru kali ini loh Nda aku lihat papah senyum dan tertawa selepas itu.
Makasih yah, makasih buat semuanya.."Bisma tersenyum memandang wajah cantik Franda, ia tak tahu harus dengan apa membalas semua kebahagiaan yang Franda berikan untuknya juga kedua orangtuanya.

"i..iya Bis sama-sama.
Aku juga ikut senang kalau papah kamu senang.."balas Franda mengangguk diiringi senyum.

Bisma kemudian merangkul pundak Franda, ia mengajaknya masuk meski tanpa sadar kalau perlakuannya ini membuat Franda kikuk dan kaku.

"masuk yuk?"ujarnya pelan. Franda hanya mengangguk kecil meng-iyakan.



**
"jadi semua mainan ini buat Ais Opa?"

Om Kris mengangguk mantap dengan senyuman khas yang tersungging dari bibir tipisnya.

"semuanya?"

Lagi-lagi pria berkumis tipis ini mengangguk saat Elfaris sang cucu bertanya kembali.

"waaah banyak sekali. Tapi gimana cala Ais bawa mainannya pulang? Kalau pakai mobil ayah pasti gak bakalan cukup Opa.."ujarnya begitu polos dan kagum melihat banyak sekali mainan yang diperlihatkan om Kris juga tante Casma untuknya.

"kan bisa Opa kirim nanti kerumah Aris di Jakarta. Nanti Opa akan kirim semua mainannya dari sini pakai mobil lain. Gimana?"usul om Kris.

"wah? Belati nanti jadi bisa dibawa pulang semua Opa?
Asiikk.. Makasih Opaa Ais sayang Opaaa..."Elfaris langsung beranjak memeluk tubuh kekar om Kris. Tante Casma yang masih duduk dikursi roda pun ikut tersenyum senang melihatnya.

"iya sayang sama-sama.
Pokoknya apapun yang Aris mau pasti akan Opa kasih.
Tapi bilang makasih juga dong sama Oma, kan ada mainan yang dari Oma juga.."Elfaris langsung melirik tante Casma dan beralih memeluk wanita paruh baya yang sudah terlihat cukup bisa move on dari kesedihannya itu.

"makasih Omaa.. Ais benal-benal senang.. Sekai lagi makasih.. Ais sayang Oma sama Opa.."ujar Elfaris begitu polos dan tulus.

"iya sayang sama-sama..
Terimakasih juga yah karna kamu udah hadir memberikan senyuman didalam hidup Oma, makasih Aris, makasih sayang.."balas tante Casma meneteskan air mata bahagianya.

"
"lucu ya pah?
Sangat mirip dengan Bisma, dulu Bisma kalau dikasih mainan banyak pasti sangat senang. Dan Aris benar-benar menuruni semua sifat dari ayahnya"tante Casma tersenyum haru melihat sikap cucu satu-satunya itu. Kedua bola matanya sampai berkaca terharu karna bahagia.




Sementara itu..

Franda rupanya tengah berada diruangan balkon lantai atas sebuah kamar yang dulu pernah menjadi kamarnya saat masih tinggal dirumah Bisma. Kedua bola matanya terus menelusuk memandangi seisi ruangan dan pemandangan yang begitu sejuk dari sana. Semua kenangan indahnya dulu terasa terulang kembali, bibirnya sampai ntak henti tersenyum mengingat kenangan-kenangan indah tersebut.

"Ekhem. Kayaknya serius banget disini, pantesan aku cariin dari tadi gak ketemu, ternyata kamu malah disini.."

tiba-tiba Franda menoleh kaget mendengar sapaan dari suara yang sangat tidak asing ditelinganya.

"B..Bisma?"pekiknya. Bisma tersenyum seraya berjalan mendekati Franda.

"kangen yah sama suasana kamar ini?
Jujur kalau aku kangen banget. Apalagi sama genteng yang diatas itu, aku benar-benar kangen.."Bisma memandang genteng rumahnya yang biasa menjadi tempatnya merenung dengan Franda dulu, tempat dimana ia sering meluapkan curahan-curahan hatinya tentang apapun pada Franda. Tempat itu juga sering kali menjadi tempat Bisma menyendiri jika tengah bersedih. Bahkan Bisma dan Franda pernah jatuh dari atas sana karna bercandaan mereka yang terlalu berlebihan. Tempat tersebut benar-benar menyimpan sejuta kenangan indah untuk kedua insan ini.

"keatas yuk?"ajak Bisma tiba-tiba.

"ta..tapi Bis?"

"udaah kita keatas aja. Mumpung udaranya lagi sejuk, biasanya paling seru kalau jam segini nangkring disana. Yuk?"Bisma menarik pergelangan tangan Franda. Ia berjalan kearah depan dan segera melancarkan aksinya seperti saat masa remaja dulu. Memanjat tembok dengan perlahan namun pasti hingga ia bisa berada tepat diatas genteng rumahnya dengan cepat.
Sedangkan Franda hanya berkacak pinggang seraya menggelengkan kepalanya melihat sikap laki-laki yang tak lama lagi akan menjadi suaminya ini.

"hufh kebiasaan..
Pasti akunya ditinggalin, udah tau aku gak bisa manjat kayak kamu, bener-bener yah kamu tuh.."dumel Franda kesal. Bisma hanya cengengesan sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

"hehe lupa beneran Nda, abis kamu lelet sih, dari dulu tetep aja lelet, gak pernah berubah.."ujar Bisma tertawa kecil sedikit meledek.

Franda kemudian mencari tangga kayu yang biasanya sudah terdapat disekitar pojokan, balkon rumah Bisma ini memang cukup luas. Arsitekturnya sengaja dibuat seunik mungkin karna memang Bisma yang meminta, hingga tempat diatas genteng ini menjadi tempat favoritnya untuk menyendiri.

"sini aku bantu?"Bisma mengulurkan tangannya saat Franda berusaha naik dengan tangga kayu yang sudah disenderkannya keatas.

"awas hati-hati.."

"nah, iya.. Happ"

"issh jangan peluk-peluk. Kamu tuh masih aja yah kayak dulu. Suka nyari kesempatan dalam kesempitan.."

Bisma langsung terlihat kikuk karna masa-masa saat remajanya dulu seolah terulang lagi. Ia menahan tawa karna kalimat yang Franda ucapkan pun persis sama seperti dulu.

"memang cuma kamu yang selalu bisa buat aku ketawa Nda. Bodohnya aku. Kenapa bukan kamu yang aku nikahi dulu, aku tidak pernah bisa peka terhadap isi hati aku sendiri. Andai kamu yang aku nikahi dari awal, mungkin setiap hari aku bisa tertawa riang seperti ini, bahagia, apaklagi ditambah kehadiran Elfaris. Rumah kita pasti akan selalu ramai dihiasi candaan dan tawa kecilnya.."batin Bisma berangan-angan dengan bibir yang tak henti tersenyum dan memandang wajah cantik Franda.

Franda duduk diatas atap genteng dengan kaki yang ia turunkan kebawah, sama halnya dengan Bisma yang ikut duduk disamping Franda.
Tempatnya memang cukup tinggi, namun tidak membuat takut karna disana terdapat pagar besi pembatas untuk berpegangan. Disana juga terdapat tempat datar yang bisa dipakai untuk merebahkan diri meski tanpa atap dan hanya berhiaskan langit biru dilangit. Sungguh benar-benar tempat yang indah dan nyaman.

"jadi ingat waktu dulu yah, biasanya aku selalu curhat sama kamu disini, ketawa bareng, nangis bareng, bahkan kita pernah jatuh bareng disini. Kamu masih ingat gak Nda?"Bisma memandang lurus kedepan dengan satu pertanyaan yang terlontar dari mulutnya.

"aku selalu ingat Bis, apalagi dulu kamu pernah buat aku nangis disini. Menangis karna kamu ledekin aku habis-habisan. Kamu bilang aku gak bisa melek lah, pipi aku kembung lah, gendut lah, padahal aku tuh gak gendut, justru kamu yang cungkring.
Itu semua memang membuat aku kesal, tapi itu kenangan indah saat aku bercanda dengan kamu.."batin Franda tersenyum sendiri membayangkan semua hal indah dimasa lalunya.

"oh iya, kamu masih ingat gak sama panggilan ledekan kita?"Bisma menoleh kearah Franda.

"m..maksud kaa.."

"Gendut!"

"isssh apaan deh, aku gak gendut tau, dasar cungkring!"

"ahaha ndut, nda ndut, nda nduut.. Ahaha"

"isshh cungkring.. Bisma cungkriing.. Cungkring-cungkring.."

Hahaha kedua insan ini kini malah saling meledek. Seperti anak kecil namun bibir mereka tersenyum dan tertawa lepas. Bisma sedikit menangkap sinar kebahagiaan diwajah Franda. Ia sempat terdian dan berhenti bersuara, menatap wajah cantik perempuan disampingnya itu, ia bahkan sedikit mendekatkan wajahnya, dekat dan dekat.

"B..bis?"

hening...

"B..bisma!"

Franda langsung nenepuk pundak Bisma membuat Bisma terkejut dan menghentikan aksinya.

"i..iya nda a..apa?"kagetnya panik.

"k..kamu kenapa sih?
T..tadi kamu mau ngapain?"tanya Franda gugup.

"engh.. Aku gak mau ngapa-ngapain ko. Lupain aja yah Ndut"jawab Bisma mengalihkan perhatian dengan kembali meledek Franda.

"Cungkring, kring-kring. Badan kayak gagang telpon juga. Terus aja panggil aku gendut, aku tuh gak gendut tau Bis.. Rese ihh"ketus Franda tampak kesal. Bisma malah tertawa kecil melihat wajah Franda yang ditekuk seperti ini.

"iya deh gak ndut. Nda itu cantik, imut, cuaby, sipit, manis, putih dan Aku cowok yang Cungkring kayak gagang telpon ini suka.."

Franda langsung membolakan matanya kaget.

"udah ah, gak usah melotot gitu, mata kamu tuh gak bisa melotot tau gak. Mending sekarang aku peluk kamu. Cini-cini.."Bisma merangkul pundak Franda dan mendekapnya. Merekatkan kepala Franda agar bersender didada bidangnya. Nyaman, sungguh sangat membuat Franda nyaman.

"aku sayang kamu Nda.
Makasih udah jadi ibu terbaik buat anak aku.
Semoga aku bisa bahagiain kamu yah?
Maaf kalau selama ini aku hanya buat penderitaan dan kesedihan dihidup kamu.
Tapi aku janji, jika kita udah nikah nanti, aku gak akan pernah biarin hal buruk itu terulang lagi.
Aku pasti akan bahagiain kamu. Aku janji Nda.."Bisma mengelus lembut rambut hitam Franda. Ia bahkan mendaratkan satu kecupan lembutnya dikening Franda membuat Franda hanya bisa terdiam dan merasakan kebahagiaan serta kenyamanan atas ketulusan cinta Bisma padanya.

"Ya Tuhan.. Semoga ucapan Bisma bisa aku pegang.
Jujur aku sangat mencintainya. Aku gak bisa kehilangan dia, aku cinta dia Tuhan..
Semoga juga aku tidak egois karna aku tahu Bisma sudah memiliki istri. Maafkan aku.."batin Franda memejamkan matanya lirih.






Bersambung..

Diantara Tiga Cinta #Part 27

Rafael baru saja tiba dirumah mewah yang dihuninya, bibir tipisnya sedari tadi tak henti tersenyum. rupanya kejadian haru nan bahagia saat di Cafe tadi masih terus terngiang dikepalanya.

Diantara Tiga Cinta #Part 26

Pagi hari yang cerah..

Diantara Tiga Cinta #Part 25

Kini Bisma sudah berada didalam rumahnya. Ia tengah Dina obati karna wajahnya yang babak-belur akibat pukulan Rafael saat dirumah Franda tadi.

Diantara Tiga Cinta #Part 24

Pagi-pagi sekali perempaun cantik bermata sipit ini sudah tampak rapi keluar dari dalam kamarnya. Ia menuruni anak tangga rumahnya menghampiri Rafael sang kakak yang sudah menunggunya diruang tengah.

Diantara Tiga Cinta #Part 23

Malam kian larut, jam dinding dirumah bernuansa putih ini sudah hampir menunjukkan pukul 23:00wib. Namun sosok yang ditunggu belum juga datang. Padahal tadi hanya janji pergi sebentar, tapi nyatanya? Ia bahkan tidak ada pulang sampai selarut ini, atau mungkin memang sudah lupa untuk pulang kerumah ini lagi.

Diantara Tiga Cinta #Part 22

Dokter tampan yang masih terbilang sangat muda ini terlihat begitu sibuk mengurusi beberapa pasiennya. Ia sampai tidak menyadari kalau BB nya sedari tadi bergetar tanda ada panggilan masuk.

Diantara Tiga Cinta #Part 21

Bocah kecil berusia 3tahun ini sedari tadi hanya diam memandangi ruangan serba putih dihadapannya. Jemari kecilnya sesekali mengetuk-ngetuk meja didekatnya dengan sebuah pulpen kecil.

Diantara Tiga Cinta #Part 20

Setelah acara sarapan paginya selesai, Bisma beranjak dari kursi meja makannya dan berpamitan untuk berangkat ke kantor. Dengan sangat lembut penuh kasih sayang Dina sang istri pun mengantarnya sampai Bisma masuk kemobil. Dina membawakan tas kantor Bisma dan tangannya menggandeng lengan kiri Bisma.

Diantara Tiga Cinta #Part 19

Bisma sedari tadi hanya mengetuk-ngetuk pisau dan garpu yang dipegangnya, sehelai roti diatas piring makannya pun hanya ia potong-potong kecil tanpa ia santap, nafsu makannya seolah sirna, fikirannya pun tak jauh memikirkan kejadian beberapa tahun silam yang sama sekali sulit ia ingat apa kejadian sesungguhnya yang saat itu terjadi.

Diantara Tiga Cinta #Part 18

"ciyee yang kangen sama suaminya? Pagi-pagi gini udah ditelpon, kangen sama Aku yah sayang?"Bisma menempelkan BB miliknya ketelinga, bibir tipisnya tersenyum saat mendengar suara halus Dina diseberang telepon sana.

Diantara Tiga Cinta #Part 17

Wajah tampan bocah kecil bermata sipit ini begitu terlihat serius menyaksikan aksi Bunda dan lelaki yang selalu Ia panggil om Ayah. Ia duduk diatas anak tangga pertama dengan kepala yang sengaja Ia masukkan dari kedua celah yang terdapat disamping anak tangga tersebut, bola matanya sungguh indah dan mulutnya ikut menganga melihat begitu serius aksi kedua orang tua kandungnya

Diantara Tiga Cinta #Part 16

"Ja, keluar aja yuk? Masa dirumah terus? Kan ga seru. Gimana kalau kita jalan-jalan keluar, buat refresh fikiran, mumpung Eja lagi enggak ke Rumah Sakit.."usulmu melirik ragu kearah Reza

Diantara Tiga Cinta #Part 15

Pagi menjelang...

Diantara Tiga Cinta #Part 14

"Udah dong sayang jangan sedih, Ais juga nanti masih bisa main lagi kan kesini? Jangan sedih yah? Mending kita tidur, ini udah malam.."Bisma mengusap lembut punggung Dina menenangkan

Diantara Tiga Cinta #Part 13

"Gimana Coh? Reza tau kan dimana Ais?"Franda terlihat begitu panik