Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 13

"Gimana Coh? Reza tau kan dimana Ais?"Franda terlihat begitu panik


"Reza enggak tau Nda, kamu tenang dulu, kita cari Ais lagi, kamu jangan terlalu panik.. Ais pasti bisa kita temukan, sabar yah?"Rafael mengelus punggung Franda menenangkan

"gimana Nda gak khawatir Coh, Ais itu anak Nda. Dia anak Nda satu-satunya, Dia juga yang nguatin Nda selama ini, Nda gak bisa kalo tanpa Ais Coh, Nda takut kehilangan Ais..."lirih Franda menyandarkan tubuhnya dibahu Rafael

"iya-iya Cocoh ngerti. Tapi kamu harus tenang juga. Ais pasti gak akan kenapa-napa ko. Atau kamu coba hubungin Ayahnya Ais, siapa tau Dia bisa ikut mencari Elfaris.."usul Rafael tiba-tiba

Mata Franda melonjak kaget mendengar kata 'Ayah' yang berarti Franda harus menghubungi Bisma

"ma..maaf, Cocoh lupa. Cocoh gak bermaksud, ya.. Yaudah sekarang kita ketempat Reza, kita cari Ais disana. Jangan sedih terus, Ais pasti ketemu, percaya sama Cocoh.."jelas Rafael mengelus lembut pipi Chuaby Franda

Franda hanya mengangguk setuju. Ia pun melangkah masuk kedalam mobil Honda Jaza Rafael menuju rumah Reza.


"kenapa Aku kefikiran sama Bisma? Apa benar Dia bisa membantu mencari Elfaris? Tapi Aku takut.. Gimana kalau sampai Bisma tanya Siapa itu Elfaris?
Gak, Aku gak boleh hubungin Bisma, Dia gak boleh tau siapa Ais, Dia juga gak boleh tau kalau Ais adalah anaknya. Aku gak mau kalau sampai Bisma rebut Ais dari Aku, Aku gak mau.."Franda meneteskan air mata dengan keadaan hati yang gelisah dan takut ini. Rafael sendiri hanya diam mencoba mengerti keadaan Franda sekarang

"jangan nangis terus.. Kalau memang Ayahnya Elfaris lagi gak ada disini dan mengingatnya malah membuat kamu sakit. Mending kamu berdoa supaya Ais bisa cepat kita temukan.. Jangan nangis terus yah? Cocoh gak kuat kalau lihat kamu nangis Nda.."Rafael mengelus lembut rambut panjang Franda

"i..iya Coh, Nda juga lagi berdoa supaya Elfaris cepat kita temukan, Nda takut Dia kenapa-napa. Ais masih kecil, Dia belum tahu jalan pulang.."ucap Franda mencoba bersikap tegar

"sebentar lagi Elfaris pasti ketemu, kamu percaya sama Cocoh, Dia juga pasti baik-baik aja.."Rafael tersenyum menatap jalan raya dihadapannya. Pandangannya pun tetap fokus terhadap mobil yang tengah Ia kemudikan

"amin.. Semoga semua itu cepat terjadi.."batin Franda penuh harap.




**
"Ahaha haha Om culaaang.. Ahaha Ais bakalan kejal omm...!!"tawa Elfaris begitu nyaring terdengar. Ia berlari mengejar Bisma dengan pistol mainan yang dipegangnya

"ahaha.. Ayo kejar sini kalo bisa wle':p Ais pasti gak bakalan bisa ngejar om, ayo sini kalo bisa..."goda Bisma menjulurkan lidahnya seraya berlari menghindar dari kejaran Elfaris

"ahaha, om jangan lari telus doongg.. Nanti Ais susah nangkepnya.."ucap Elfaris menawar

"huuuu aneh nih.. Masa om nya gak boleh lari? Ayo dong sini kejar, nanti om kasih Ice Cream deh.. Ayo sini cepat?.."suruh Bisma berlari menuju lantai atas

"uhhh yaudah Ais pasti akan kejal om... Hiaaaattttt"Elfaris melesat cepat mengejar Bisma. Ia berlari menaiki anak tangga rumah milik Bisma ini. Wajahnya terlihat begitu terpancar raut kebahagiaan


"Bisss.. Makanannya udah siap, Ayo makan dulu yuk? Sekalian ajak Putra turun...!!"teriak Dina tiba-tiba terdengar dari lantai bawah

"om, mainnya udahan dulu. Tante Dina uda manggil.."ucap Elfaris menghentikan aksi berlarinya

"iya sayang, om denger ko. Ayo kita turun.."setuju Bisma kemudian menggendong Elfaris menuruni anak tangga rumahnya

Elfaris hanya menurut saja. Entah kenapa Ia tidak menangis sedikit pun sekarang. Ia justru merasa senang dan nyaman bisa bercanda dan bermain-main dengan Bisma. Mungkin ikatan batinnya dengan Bisma memang sangat kuat


"oh iya sayang, ko Ais enggak marah dipanggil Putra sama Istri om? Padahal nama kamu kan bukan Putra tapi Ais?"Bisma menaruh tubuh Elfaris dan mendudukkannya diatas kursi meja makan

"enggak dong.. Nama Ais kan emang Putra. Elfaris Putra om."jelas Elfaris diiringi senyum

"tambahin Karisma dibelakangnya boleh gak? Biar kamu bisa benar-benar jadi anaknya tante sama om Bisma?"tanya Dina sedikit bercanda

"hihii.. Kata Bunda nama itu gak boleh dipake lagi. Udah Bunda buang jauh, soalnya gara-gara nama itu Bunda suka sedih.."jelas Elfaris membuat Bisma terbelalak kaget mendengarnya

"ma..maksud Ais?"Bisma menatap wajah Elfaris serius

"mungkin memang nama itu gak pantes dipake lagi, jadi dibuang aja. Lagian namanya udah bagus Bis. Elfaris Putra. Kerenz yah? Nama anak kita aja kalah kerennya.."ucap Dina menyahuti

"iya mungkin tante, tapi sebenalnya nama belakang Ais itu bukan Karisma. Tapi Ais lupa lagi, abis Bunda gak suka sih sama nama itu, makanya langsung gak dipake lagi.."jelas Elfaris mengingat-ngingat

"hemz.. Om Fikir nama om memang kamu pakai sayang soalnya gak tahu kenapa om ngerasa nyaman banget sama kamu. Om jadi penasaran siapa Bunda kamu itu. Om pengen banget ketemu sama Dia.."batin Bisma tersenyum mengelus lembut rambut Elfaris

Oh iya, tadi Bisma dan Dina tidak jadi membawa Elfaris jalan-jalan keluar karna Elfaris tetap kekeuh ingin bertemu dengan sang Bunda. Makanya Bisma memutuskan untuk tetap berdiam dirumah sampai nanti Bunda Elfaris datang menjemput Elfaris. Sebelumnya Bisma juga sempat menelpon Reza kalau Dia menemukan seorang anak kecil saat pulang dari acara pernikahan Reza. Jadi sudah dipastikan kalau sebentar lagi Franda dan Rafael akan datang kerumah Bisma kalau Reza sudah menghubunginya lagi.

"umm yaudah kita makan dulu yah? Ais mau makan yang mana sayang? Tadi tante udah masakin banyak makanan nih.. Ais tinggal pilih aja.."Dina menyodorkan hidangan makanan yang sudah dibuatnya tadi kearah Elfaris dan Bisma

"hmm kalo Aku sih pasti semuanya suka, kecuali yang dipojok itu tuuh..."Bisma menunjuk sepiring udang sambal balado yang sangat tidak disukainya itu

"ahaha iya-iya, tau deh yang alergi udang.. Yaudah kamu kan sukanya yang itu, Aku ambilin yah?"tawar Dina tertawa kecil

"Om gak suka udang yah? Kalo begitu sama dong kaya Ais, Ais juga gak suka, soalnya suka alelgi tus gatal-gatal.."ucap Elfaris tiba-tiba

"oh yah? Waah berarti kita samaan doong?.."Bisma tersenyum manis mengacak poni lurus Elfaris

"iya om kita samaan. Bunda pasti langsung marah-marah kalau Ais makan udang, padahal Ais penasaran pengen cobain, tapi waktu itu Ais sempat bandel tus masuk Rumah Sakit deh.. Hihii"ujar Elfaris bercerita

"hemz.. Jangan nakal dong, gak boleh bandel, kan nanti kasihan Bundanya jadi khawatir.."jelas Bisma menasehati

"tapi kan itu cuma sekali om, soalnya Ais penasaran sama rasa udang, sekalang Ais udah gak lagi. Ais udah kapok, benelan deh.."Elfaris mengangkat kedua jarinya membentuk huruf'V. Bisma hanya tertawa kecil melihat wajah lucu nan polos Elfaris

"yaudah sekarang makan dulu yah? Acara cerita dan ngobrolnya dilanjut nanti lagi. Oke jagoan?.."ajak Dina menenengahi

"oke tanteee..."balas Elfaris sedikit berteriak

"lucu ihh.. Andai kamu itu anak tante sayang.. Hmm tapi bisa makan bareng sama kamu aja tante udah sebahagia ini, beruntung banget orang tua yang bisa memiliki kamu.."Dina tersenyum memandang wajah tampan Elfaris


"kenapa Aku merasa ada keanehan pada anak ini?
Siapa Dia sebenarnya? Kenapa rasanya hati ini nyaman dan ingin terus berada didekatnya?
Dia juga memiliki banyak kesamaan denganku.
Ya Allah.. Siapa anak ini? Apa Ia benar-benar Putraku yang pernah Engkau ambil?
Atau ini hanya sebuah kebetulan saja?.."batim Bisma dipenuhi rasa heran dan bingung

Nafsu makan Bisma terasa tidak seperti biasanya. Ia lebih asik memandangi wajah Elfaris dan memperhatikan cara makan Elfaris yang sangat sama percis dengannya.
Sedikit buru-buru namun tidak bisa diganggu. Cara mengunyah bahkan cara memegang sendok makan pun entah kenapa bisa sangat mirip dengan Bisma

"enggak.. Loe gak boleh berfikiran macam-macam Bis.. Anak ini bukan Putra. Dia Elfaris anak orang lain, bukan anak loe.."batin Bisma mencoba membuang hal-hal yang berkecamuk difikirannya

Bisma pun berusaha bersikap seperti biasanya. Ia sangat menikmati acara makan bersama dengan Elfaris juga sang istri.




**
"Jadi Ais beneran udah ditemuin Coh?"Franda menoleh kaget mendengar pembicaraan Rafael ditelepon

"hey.. Kamu nguping Cocoh yah?"tanya Rafael tersenyum kecil seraya mengantongi kembali BB nya

"Franda tanya Ais udah beneran ketemu atau belum? Cocoh jangan tenang-tenang aja dong Coh, Nda itu khawatir banget sama Elfaris.."geram Franda sedikik kesal

"hihi, iya iya.. Ais udah ketemu ko. Tadi Reza telpon katanya Ia baru ingat kalau tadi temennya ada yang menghubungi Dia dan ngasih tau kalau dimobil temennya itu gak sengaja ada anak kecil yang kebawa ikut kerumah. Ciri-cirinya sama persis dengan Elfaris. Matanya sipit dan memakai jas hitam dengan dasi kupu-kupu dileher.. Itu pasti Elfaris, anak kamu keponakan Cocoh, jadi jangan terlalu khawatir lagi yah? Ais baik-baik aja ko disana.."jelas Rafael panjang lebar

"ja..jadi Ais beneran udah ditemuin? Ya.. Yaudah sekarang Cocoh antar Nda kesana, Nda mau ketemu Elfaris Coh, Nda mau ketemu Ais.."ajak Franda memaksa

"iya kita kesana sekarang.. Kamu jangan panik gitu, Ais beneran gak papa ko disana, tenang yah?.. Kita akan segera temuin Ais.."balas Rafael mengelus lembut puncak kepala Franda

"iya, Nda ini juga udah berusaha tenang.. Cocoh cepetan ambil kunci mobilnya, Nda kangen Ais Coh.. Nda takut Ais nangis disana, Kasihan Dia..."ucap Franda lirih

"yaudah kamu tunggu dimobil, Cocoh ambil kunci mobilnya dulu dikamar.. Tenang yah? Elfaris baik-baik aja. Percaya sama Cocoh.."jelas Rafael diiringi senyum. Franda hanya mengangguk kecil kemudian segera keluar menunggu dimobil Rafael.



**
"jadi Bunda Ais mau kesini om? Ko lama yah? Om kan bilangnya dari tadi pagi kalau Bunda mau jemput Ais, tapi kenapa sampai sore ini Bunda belum juga datang? Om gak boonging Ais kan?"bidik Elfaris memandang wajah Bisma sedikit ragu

"om gak bohong ko sayang.. Masa sih om bohong. Kata om Reza Bunda sama om nya Ais lagi dijalan, sebentar lagi pasti sampai. Tunggu aja yah?.."jelas Bisma lembut

"yaudah Ais tunggu, tapi jangan lama-lama, Ais kangen Bunda om.. Bunda pasti khawatil sama Ais.."Elfaris menundukkan kepalanya lirih

"hemz.. Sebenernya om gak rela kalau harus pisah dari kamu. Om merasa ada ikatan tersendiri antara hati om dan kamu..
Siapa sebenarnya orang tua kamu? Kenapa om merasa kalau kamu itu bagian dari hidup om?
Om bener-bener gak ngerti Ais..."batin Bisma mengelus rambut hitam Elfaris dan memandangnya penuh keteduhan

"oh iya, nama Bunda Ais itu siapa sih? Tante boleh tahu gak?"tanya Dina tiba-tiba

"Din?"Bisma menoleh kaget mendengar pertanyaan Dina

"siapa tahu aja nama Bundanya Pramudina Bis.. Soalnya Aku ngerasa Dia itu beneran Putra anak kita.."lirih Dina menunduk penuh harap

"ussst.. Jangan sedih lagi. Suatu saat kita pasti bisa punya anak ko, percaya sama Aku. Semua itu kelak akan berakhir indah, hanya butuh waktu.."Bisma merangkul pundak Dina dan menyenderkan didada bidangnya

"itu gak mungkin Bis.. Kalau pun itu terjadi kamu harus menikah dulu dengan wanita lain..
Aku ikhlas kalau pun kamu menikah lagi, asal kamu bahagia dan bisa memiliki keturunan. Tapi satu pinta Aku, jangan pernah tinggalkan Aku dalam keadaan apapun, karna Aku gak sanggup kalau harus kehilangan kamu.."batin Dina memejamkan matanya lirih


"memangnya tante benelan mau tau nama Bunda Ais yah?
Oh iya, Putra itu siapa tan? Sekalang Dia dimana? Putra itu pasti anaknya tante yah? Ais pengen dong ketemu sama Putra biar bisa Ais ajak main bareng tante.."ucap Elfaris tiba-tiba

Bisma dan Dina menoleh kaget mendengar ucapan Elfaris. Seketika air mata Dina pun menetes saat Elfaris menanyakan Siapa dan Dimana Putra

"Putra itu anaknya om. Dia itu kalau masih ada mungkin undan seumuran sama Ais. Tapi sayangnya Tuhan lebih sayang sama Putra, makanya Putra dibawa sama Tuhan buat tinggal disana. Dia gak ada disini, Dia udah sama Tuhan sayang.."jelas Bisma menjelaskan secara lembut walau terasa sesak

"ohh jadi Putra itu udah sama Tuhan yah?
Mungkin Ayah Ais juga udah sama Tuhan.. Soalnya Ais gak pernah lihat Ayah, Bunda juga gak pernah ngasih tahu dimana Ayah, sekalang Ais tahu kalau Tuhan sangat sayang sama Ayah, makanya Tuhan bawa Ayah buat tinggal disana. Ais kangen Ayah om.. Kenapa Ayah harus Tuhan bawa yah?..."Elfaris menatap wajah Bisma dengan ekspresi polosnya

"jadi Ayah Ais udah gak ada?"tanya Bisma. Elfaris menggeleng

"Ya Allah.. Anak sekecil ini sudah tidak memiliki Ayah?
Ternyata masih ada yang memiliki nasib yang lebih menyakitkan dariku.. Maafkan Aku Ya Allah karna terlalu banyak menuntut dan meminta, sementara anak kecil ini dengan polos dan lugunya tidak pernah berprotes sedikitpun pada Engkau. Maafin Aku.."Dina meneteskan air mata haru mendengar ucapan Elfaris

"ternyata Ais udah gak punya Ayah.. Pantes aja kamu begitu asik main sama om tadi.. Kasihan sekali kamu nak..."lirih Bisma memeluk tubuh Elfaris

"om nangis yah? Om gak boleh nangis.. Bunda bilang anak laki-laki itu gak boleh nangis.. Kalau kita nangis, nanti siapa yang akan jagain Bunda? Ais gak mau Bunda sedih kalau lihat Ais nangis, jadi om gak boleh nangis..."Elfaris melepaskan pelukan Bisma. Ia menghapus lembut air mata yang menetes dipipi Bisma

"enggak ko om gak nangis.. Kamu salah nih.. Om cuma kelilipan.."balas Bisma bohong


Tak lama tiba-tiba tedengar suara Bel rumah Bisma yang ditekan dari arah luar


"TING-TONG!!"


"itu pasti Bunda Ais.. Ayo om kita lihat? Itu pasti Bunda sama om Rafa yang datang.."pekik Elfaris menarik tangan Bisma menuju pintu depan

"iya-iya, kita lihat sekarang.. Ayo Din?"setuju Bisma mengikuti keinginan Elfaris. Dina hanya mengangguk kecil dan ikut beranjak membuntuti Bisma.



**
"BUNDAAAAA...!!! Ais kangen sama Bunda.. Hiks, maafin Ais Bun.. Maafin Aiss...."Elfaris berlari berhambur memeluk tubuh Franda begitu pintu dibuka

"hiks sayaang.. Ais jangan pernah tinggalin Bunda lagi yah? Bunda khawatir banget sama kamu.. Bunda khawatir sayang..."lirih Franda mendekap erat tubuh jagoan kecilnya ini

Wajah Elfaris pun berkali-kali Ia kecup karna rasa rindu dan khawatir yang sangat mendalam

"hiks.. Maafin Ais yah Bun? Ais udah nakal, Ais juga udah buat Bunda khawatir, maafin Ais.."Elfaris melepaskan pelukannya menatap wajah Franda yang membelakangi Bisma dan Dina ini

"iya sayang.. Bunda udah maafin ko, Ais gak nakal, tapi lain kali Ais gak boleh ngulangin ini lagi, Bunda takut, Bunda takut kehilangan Ais.."jelas Franda mencoba tersenyum didepan jagoan kecilnya

"iya Bunda, Ais janji gak akan nakal dan tinggalin Bunda lagi, Ais janji Bun.."setuju Elfaris mengangkat kedua jarinya membentuk huruf 'V'

"iya Bunda percaya ko, Ais itu kan anak yang baik.. Anaknya Bunda.."balas Franda tersenyum senang. Ia mengacak pelan poni hitam Elfaris

"oh iya Bunda, Ais pengen kenalin Bunda sama Om Ayah. Dia baik Bun, Ais tadi main-main sama om Ayah, tus Ais juga diajak makan bareng, om Ayah lucu deh Bun, masa sama kaya Ais yang Alergi udang? Tus kalau om Ayah ketawa itu juga sama kaya Ais.. Pokoknya milip Ais Bun, nanti kalau Ais udah besar Ais pingin kaya om Ayah, bial ganteng Bunda..."jelas Elfaris bercerita panjang lebar

"om Ayah? Maksud Ais siapa?"tanya Franda bingung

"maksudnya Saya mungkin.. Tapi Ais terlalu berlebihan, dan Saya sendiri gak tahu kenapa Dia lebih suka manggil Saya om Ayah, padahal nama Saya bukan om Ayah, tapiii....."tiba-tiba ucapan Bisma terhenti saat Franda membalikkan tubuhnya menghadap Bisma

"F..Franda?"pekik Bisma kaget

"B..Biss? Ka..kamu??"Franda menunjuk wajah Bisma dan Elfaris. Tanpa menunggu lama lagi Franda pun segera meraih tubuh Elfaris dan menggendongnya

"Coh mending kita bawa Elfaris pulang sekarang... Kita pulang Coh, Nda rasa kita gak perlu berlama-lama disini, Kita pulang.."ajak Franda beranjak pergi

"ta..tapi Nda?"ucapan Rafael terpotong

"Pulang sekarang Coh, Nda mohon..."pinta Franda lirih

"Fran?.. Franda tunggu!"panggil Bisma mencoba menghentikan langkah Franda

"Cocoh Pulang Coh!! Sekaraaangg!!!"teriak Franda menangis terisak

"Franda tunggu dulu sebentar.. Kamu kenapa sih Nda? Kenapa kamu menghindar dari Aku?
Apa Aku udah pernah berbuat salah sama kamu?
Please jangan kaya gini.. Aku.. Aku minta maaf kalau Aku pernah berbuat salah..."Bisma menarik tangan Franda hingga langkahnya terhenti. Namun Franda malah diam menunduk

"Nda? Aku udah pernah berbuat salah yah?
Aku..aku minta maaf.
Aku gak tahu Aku pernah berbuat salah apa sama kamu, mungkin Aku lupa. Tapi kamu jangan kaya gini..
Kita ini sahabat kan? Bahkan Aku selalu menganggap kamu lebih dari sahabat..
Kamu punya anak yang pintar. Aku gak nyangkan kalau ternyata Elfaris anak kamu. Dia pintar Nda, Dia juga ganteng.. Dan Aku gak tahu kenapa rasanya Aku nyaman banget main sama Elfaris.. Pliss tatap Aku, kalau memang Aku pernah berbuat salah, Aku minta maaf.."Bisma meraih dagu Franda agar menatap wajahnya. Rsa sesak yang Franda rasakan saat kedua bola matanya bertemu dan bertatap muka lagi dengan Bisma

"Om jangan buat Bunda Ais nangis..
Om jangan paksa Bunda om.. Ais gak mau lihat Bunda sedih..
Ais pulang yah? Nanti Ais bicara lagi sama Bunda, nanti Ais juga pasti akan main-main lagi kesini, tapi jangan paksa Bunda om.."ucap Elfaris tiba-tiba. Bisma menoleh kearah Elfaris

"iya sayang. Om minta maaf. Maafin om yah udah buat Bunda Ais sedih.. Yaudah Ais sekarang boleh pulang, tapi Ais harus janji buat jagain Bunda. Nanti kapan-kapan om main kerumah Ais, jangan nakal yah? Muaach.."Bisma mengecup puncak kepala Elfaris dengan lembut

"kita pulang sekarang yah? Bunda gak mau Ais terlalu lama disini, kita pulang.."ajak Franda bergegas meninggalkan Bisma

"iya Bunda.."balas Elfaris setuju

Rafael hanya mengikuti apa yang Franda lakukan. Ia pun segera memasuki mobilnya untuk bergegas pulang

Bisma tersenyum melambaikan tangannya kearah mobil Rafael. Entah kenapa rasanya sangat sedih harus berpisah dengan Elfaris

"semoga besok kita bisa bertemu lagi. Om akan cari tahu dimana kamu tinggal.. Pasti gak akan jauh dari sini.."batin Bisma tersenyum yakin


"kenapa Aku merasa ada keanehan dengan Franda? Kenapa Dia? Kenapa wajahnya sangat ketakutan saat melihat Bisma?
Apa yang pernah Bisma lakukan sama Franda sampai menimbulkan ketakutan yang begitu dalam?
Apa ini ada hubungannya dengan menghilangnya Franda selama beberapa tahun terakhir ini?"pikir Dina dibuat bingung tidak mengerti akan apa yang dilihatnya.






Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p