Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 30

Sinar mentari pagi kini telah menyambut sejuknya pagi yang cerah ini.
Hangat serta silaunya membuat Bisma terusik. Tidur dan mimpi indahnya semalam pun terpaksa harus ia akhiri saat ini juga.
Bisma membuka kedua kelopak matanya. Bibirnya tersenyum kecil. Matanya mengitari keadaan disekelilingnya. Rupanya ia masih berada diruang tamu rumahnya. Sofa panjang serta bantalan kecil yang empuk yang menemaninya semalam. Ini bukan mimpi, tapi dirinya memang tidur disana malam tadi.

"kayaknya masih pagi banget. Mudah-mudahan aja Franda sama Dina belum bangun. Bisa kacau kalau sampai mereka lihat aku tidur disini dari semalam.."fikirnya mencoba bangkit mencari dua sosok perempuan cantik yang menjadi pemilik hatinya. Ternyata keduanya memang belum bangun. Bibir Bisma kembali tersenyum, kini jagoan kecilnya menjadi tujuannya untuk ia temui pagi ini.

"Elfaris udah bangun belum yah?
Awas saja kalau bocah tampan itu belum bangun. Jangan sampai dia menuruni sifat pemalasku saat masih kecil dulu."Bisma berjalan cepat menuju kamar jagoan kecilnya dilantai atas. Bibirnya tak henti tersenyum membayangkan wajah tampan buah hatinya yang sangat ia sayangi itu.



"Kreeek..."

Bisma membuka pelan pintu kamar Elfaris. Lampu yang gelap itu pun ia nyalakan. Selimut tebal bergambar angry birds masih menutupi rapi tubuh Elfaris. Ternyata yang Bisma takutkan benar terjadi kalau jagoan kecilnya itu masih tertidur sama sepertinya saat dulu yang sangat bersifat pemalas.

"mah, ternyata mamah benar. Buah itu gak akan pernah jatuh jauh dari pohonnya.
Lihat mah, cucu mamah sangat mirip sama Bisma, sama ayahnya yang menurut mamah pemalas ini.."ujar Bisma terkekeh dengan apa yang dilihatnya pagi ini.

Bisma berjalan masuk menghampiri Elfaris. Ia duduk disamping Elfaris, memandang lekat wajah malaikat kecil yang selalu bisa membuat bibirnya tersenyum itu.

"hey.. Bangun sayang..
Anak laki-laki itu gak boleh pemalas loh. Katanya Ais mau jadi jagoannya ayah?
Ayo dong bangun, seorang jagoan itu harus bangun pagi-pagi, jangan sampai bangunnya didahului sama ayam. Ayo bangun sayang.."ujar Bisma mengelus pelan puncak kepala Elfaris. Caranya membangunkan Elfaris begitu lembut penuh kasih sayang. Berbeda dengan Franda yang terkesan galak dan tegas jika membangunkan Elfaris.

"nanti dulu bunda, Ais masih ngantuk.. Sepuluh menit lagi deh, nanti Ais pasti bangun.."ujar Elfaris menyahuti ucapan Bisma masih dengan mata terpejam. Meski ia salah mengira kalau itu adalah bundanya.

"ck-ck! Beneran Bisma junior.. Gak ada bedanya sama sekali, tapi gimana cara Franda bangunin Ais kalau dia udah kayak gini? Gak sampai harus dicipratin pakai air atau digendong paksa masuk kamar mandi kan?
Soalnya kalau aku pasti harus kayak gitu, atau mamah marah-marah sampai aku kaget dan cengo denger ocehannya, melihat tingkah papah yang tertawa terbahak kalau udah lihat mamah pagi-pagi sudah mengomel.
Benar-benar lucu kalau mengingat itu semua. Dasar Bisma nakal.. Itu pasti yang papah ucapin sambil gelengin kepala."lagi-lagi Bisma terkekeh melihat tingkah dan sifat Elfaris yang membuatnya mengingat masa-masa kecilnya yang begitu indah penuh tawa.

Bisma mengecup kening Elfaris. Kedua pipi putih yang cuaby itu pun ikut ia kecup. Tak terkecuali kelopak mata Elfaris yang masih terpejam juga sama ia kecup. Bibir Elfaris, lalu kembali Bisma mengecup mata Elfaris, pipi dan keningnya sampai bocah tampan itu terusik dan mau membuka matanya.

"ayah?"pekiknya tidak percaya.

"kenapa? Masih gak mau bangun juga?
Atau mau ayah gelitikin perutnya biar Ais mau bangun, iya hem?"Elfaris menggeleng pelan diiringi tawa kecilnya karna Bisma langsung menggelitik perutnya membuatnya geli dan terkekeh.

"ahaha.. Iya-iya Ais bangun.. Ahaha
Ayah uddaah.. Ahaha"tawa Elfaris seketika menghiasi ruangan kamarnya.

"ahaha rasain nih.. Makanya bangun, jangan jadi anak ayah yang pemalas. Katanya mau jadi jagoan ayah. Kalau jagoan itu, gak boleh pemalas.."jelas Bisma diselingi tawa kecilnya. Hidung Elfaris ia cubit kecil, dan tubuh bocah tampan itu ia bangunkan dari posisinya hingga menjadi duduk.

Elfaris hanya diam. mendengarkan begitu serius dengan tatapan mata yang memandang Bisma antusias.

"Ais mau mandi yah. Ais kan gak pemalas. Bunda selalu bilang kalau Ais itu anak yang enggak pemalas. Jadi ayah salah besal kalau bilang Ais pemalas. Ais kan lajin yah.."ujar Elfaris dengan kalimat cadel dan yakinnya. Bisma terkekeh, rambut hitam Elfaris yang diponi ia acak gemas.

"yaudah, kalau gitu ayah tunggu Ais dibawah nanti. Jangan terlalu lama mandinya, jangan lupa gosok gigi, dan ja.."

"jangan main ail nanti takut masuk angin."Bisma cengo melihat kalimat yang hendak ia ucapkan justru malah Elfaris ucapkan terlebih dahulu.

"ahaha.. Kata itu kan seling diucapin bunda juga yah. Jadi Ais pasti hafal..
Muah, kalau gitu Ais mau mandi. Dah ayah.. Ais sayang sama ayah.."Elfaris tertawa kecil melihat ekspresi polos ayahnya. Ia berlali cepat memasuki kamar mandi tanpa membiarkan Bisma berucap lagi akan tingkah lucunya itu.

"jiwa Franda dan aku bersatu dalam diri Elfaris. Tingkahnya sama seperti Franda, tapi sifatnya Bisma banget.
Beruntung sekali ayah bisa milikin kamu sayang.
Makasih ya Nda, dia jagoan kecil yang sangat aku impikan sejak dulu.."Bisma tersenyum memandang sosok Elfaris yang sudah berlalu masuk kedalam kamar mandi. Ia kemudian keluar dari kamar Elfaris. Membiarkan bocah tampan itu belajar untuk mandiri dan melakukan apapun sendiri, termasuk mandi karna Bisma sendiri belum mandi, jadi jangan sampai Elfaris yang menyuruhnya mandi nanti, karna itu sangat tidaklah lucu(?).




**
Perempuan cantik ini begitu asik dengan aktifitas paginya. Wajahnya sangat terlihat ceria. Beberapa helai roti sudah disiapkannya dengan rapi untuk sarapan pagi ini. Rupanya ia memang sosok istri yang sangat-sangat rajin, pantas saja Bisma begitu mencintainya.

"hey, ko kamu udah ada disini?
Sejak kapan?
Aku fikir kamu masih tidur Fran.
Oh iya, Bisma mana? Kamu gak biarin dia masih dalam posisi tidur kan? Karna Bisma gak akan mau bangun kalau gak dibangunin.."sapanya diiringi senyuman kecil begitu melihat sosok Franda berdiri mematung didekatnya.

"engh.. M..maaf yah Din, aku fikir kamu belum bangun, ternyata aku yang bangun terlalu siang.
A..aku jadi gak enak sama kamu.."ujar Franda gugup.

"ko siang sih? Ini masih sangat pagi. Mungkin akunya aja yang bangun kepagian. Lagian kamu gak perlu minta maaf. Wajarlah, kamu kan semalaman udah mengeluarkan tenaga exstra pastinya buat muasin Bisma, jadi bangun siang juga gak papa Fran.."jelas perempuan cantik yang ternyata Dina itu.

"wajar? Muasin? Maksud Dina apa sih? Aku gak ngerti.."Franda diam dengan ekspresi bingungnya.

"oh iya, sebelumnya aku berterimakasih banyak sama kamu. Berkat kamu, aku jadi lebih sering lihat Bisma senyum. Dia bahagia Fran, kamu hebat. Aku aja gak bisa buat dia sebahagia ini.
Tapi dengan kehadiran kamu dan Elfaris, Bisma justru bisa merasakan itu semua karna aku gak bisa membahagiakannya seperti kamu.
Sekali lagi makasih yah? Aku bahagia kalau lihat dia bahagia. Bisma itu laki-laki yang sangat baik, jadi apapun akan aku lakukan kalau itu membuatnya senang.."Dina meraih lengan Franda. Menggenggamnya dengan kalimat yang tidak pernah Franda duga, kedua bola matanya sampai berkaca, entah itu karna benar-benar bahagia atau justru karna merasa bersalahnya selama ini tidak bisa memberikan apa yang Bisma inginkan darinya.

"a..aku minta maaf ya Din.
Gak seharusnya aku ada disini.
Aku tahu aku hanya benalu untuk kamu dan Bisma.
Sekali lagi aku minta maaf. Aku gak bermaksud membuat semuanya menjadi serumit ini, aku juga gak pernah menyangka kalau aku bisa berada ditengah-tengah antara kamu dan Bisma. Sekali lagi aku minta maaf.."Franda menunduk lirih.

"ko minta maaf?
Kamu gak perlu nyalahin diri kamu kayak gitu Fran. Kamu itu gak salah, mungkin ini udah kehendak Tuhan, ini udah takdirnya. Kita hanya perlu mengikuti apa yang Tuhan mau, menjalaninya dan menjadikan semua ujian ini agar tetap membuat kita bahagia dan bersyukur..
Jadi jangan pernah salahin diri kamu karna kamu gak salah.. Justru aku yang harusnya minta maaf. Jangan seperti ini lagi yah?
Sekarang status kita sama Fran, kita sama-sama istri sah nya Bisma. Mungkin dengan menjalaninya penuh kesabaran dan membuatnya seenjoy mungkin itu akan membuat kita semua bahagia.
Aku yakin ko, Bisma itu laki-laki yang sangat baik. Dia pasti bisa menjadi suamu yang adil untuk kita. Dia juga bisa menjadi sosok ayah yang sangat baik untuk Elfaris. Kita cukup menjalani semuanya dengan ikhlas, jangan nyalahin diri kamu terus yah? Aku gak mau lihat orang yang disayangi sama Bisma menjadi sedih seperti ini. Bisma tidak menginginkan kesedihan itu Fran..."jelas Dina menyentuh lembut pipi Franda. Menghapus bulir bening air mata yang menetes membasahi wajah Franda. Kedua wanita ini sama-sama berhati malaikat, keduanya sangat tegar dan tidak pernah menyalahkan satu sama lain.

Franda berhambur memeluk tubuh Dina. Memeluknya erat seakan semua rasa sesak didadanya hilang saat mendengar kalimat yang Dina ucapkan tadi. Ia tidak menyangka kalau Dina begitu baik dan sedikitpun tidak pernah membencinya.

"aku sayang kamu Din, semoga kamu bisa menjadi sahabat serta saudara buat aku.
Status kita memang sama, tapi aku bisa rasakan perasaan kamu saat ini. Bisma beruntung bisa memiliki kamu. Tapi aku janji gak akan ambil Bisma dari kamu, aku hanya ingin membuat impian dan keinginan anak aku terwujud. Hanya itu Din, tidak lebih.."batin Franda masih terus mendekap tubuh Dina.

"semalam kamu udah tidur sama Bisma. Gak bisa aku pungkiri kalau hati aku sakit. Apalagi kalau nanti kamu sampai hamil lagi anak Bisma. Perlahan aku pasti akan terlupakan.
Aku takut itu terjadi Fran..
Semoga kamu bisa mempertahankan sikap Bisma terhadap aku. Semoga kamu tidak menyuruhnya melupakan aku.
Aku ikhlas jika kamu bahagia bersama Bisma dan anak kamu. Aku hanya ingin agar Bisma tetap disini, bersama kamu, aku juga anak kamu.
Meski kasih sayangnya akan berkurang untuk aku. Asalkan dia tetap disini, tidak meninggalkan aku. Itu yang aku inginkan Fran.."Dina memejamkan matanya lirih.

Kedua perempuan cantik ini akhirnya terlarut dalam keterharuan. Takdir dan kenyataan yang tak pernah sedikitpun diduganya. Hubungan dan kebersamaan yang cukup rumit. Satu cinta kini terbelah menjadi tiga. Cinta Bisma yang tadinya hanya untuk Dina seorang, kini justru harus bisa direlakan terbagi dengan Franda dan Elfaris.
Sama sekali tidak pernah terbesit dibenak keduanya termasuk dibenak Bisma.



**
Sejak bangun tidur tadi, kamu hanya berdiam diri didalam kamar. Tidak mau keluar dan hanya bengong menatap kearah luar lewat kaca jendela kamarmu.
Padahal Reza suamimu sudah beberapa kali menyuruh dan membujukmu agar mau keluar dan menghentikan aktifitas bengongmu itu.

"udah dong.. Eja kan udah minta maaf.
Lagian kemarin Eja cuma becanda. Eja cuma menghayal boongan aja ko, enggak beneran, serius deh.. Jangan marah lagi yah? Eja minta maaf.."ujar Reza kembali mencoba membujuk dan meminta maaf padamu. Kelihatannya dia memang menyesal telah berhayal konyol seperti kemarin, makanya ia tak henti membujukmu dan mengharapkan maaf darimu.

"(nama kamu) maafin Eja.
Eja janji deh gak akan kayak gitu lagi. Dari dulu yang ada dihati Eja itu cuma (nama kamu), gak pernah ada yang lain. Makanya Eja mau nikah sama (nama kamu) karna Eja gak mau kehilangan (nama kamu).
Please percaya sama Eja. Eja tuh sayaang banget sama (nama kamu), jangan marah terus yah? Jangan nangis juga. Eja beneran nyesel.. Nyesel banget..."lirihnya kini meraih wajahmu dan mengelusnya lembut. Menghapus air matamu yang terlihat membasahi pipimu.

Kamu hanya diam. Tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Kamu menatap mata Reza lekat, mencari sebuah kejujuran tanpa adanya kebohongan disana. Rupanya semuanya bisa kamu dapatkan hanya dalam sekejap, kamu tahu kalau Reza memang sangat mencintaimu, dia laki-laki baik dan tidak pernah sedikitpun serius dengan hayalan konyolnya yang kemarin.

"jadi gimana? Mau maafin Eja gak?
Eja harus buru-buru ke rumah sakit lagi. Eja gak bisa lama-lama disini. Pasien Eja pasti udah nunggu. Jangan kayak anak kecil yah? Kan kemarin-kemarin udah janji gak kayak anak kecil lagi, udah janji mau bersikap dewasa dan mau ngertiin profesi Eja juga, bahkan udah janji untuu...."

"aku akan maafin Eja, tapi dengan satu syarat.."ujarmu tiba-tiba tersenyum memotong ucapan Reza.

"syarat? Memangnya apa syaratnya? Eja harus beli dan cari dimana syarat itu?"tanya Reza polos. Kamu terkekeh mendengarnya.

"aku pengen makan buah mangga muda, tapi yang masih ada tangkainya dan yang baru diambil dari pohonnya. Kayaknya enak kalau pagi-pagi makan buah mangga, rasanya pasti seger.."bibirmu tersenyum membayangkan dua buah mangga yang masih bergelayut dipohonnya. Perut datarmu kamu usap lembut membuat Reza membolakan matanya tidak percaya, ia bahkan menelan ludahnya bulat-bulat mendengar ucapanmu tersebut.

"ko pagi-pagi minta mangga?
Kayak orang lagi ngidam aja?
Hemm (nama kamu) aneh nih.. Lagian nyari mangga dimana jam segini? Kalau dipasar sih pasti banyak, tapi kalau dipohonnya langsuuu..."

"gimana? Bisa kan menuhin syaratnya? Itu gampang banget loh Ja, nanti kalau mangganya udah dapat. Aku bakalan kasih sesuatu buat Eja. Sesuatu yang sangat Eja inginkan sejak lama, Eja pasti suka.."ujarmu membuyarkan lamunan Reza.

"sesuatu yang Eja suka?"Reza memandangmu bingung.

"iya. Yaudah sekarang Eja kaluar yah? Cari mangganya. Aku udah maafin Eja ko. Kerumah sakitnya besok-besok lagi aja. Hari ini Eja harus kosongin waktu Eja buat aku. Inget Eja udah janji loh untuk gak terlalu sibuk mengurusi rumah sakit.
Cari mangganya dan aku akan kasih sesuatu yang Eja inginkan. Muach! Semoga berhasil.."

Reza masih berdiri mematung dengan tatapan bingung. Ia sama sekali tidak kamu ijinkan untuk mengeluarkan kalimat. Bibirnya seolah terkunci, apalagi saat kamu mengecupnya sekilas. Benar-benar menjadi patung mendadak lelaki tampan ini.

"ko aneh yah? Sejak kapan (nama kamu) mau cium Eja tanpa Eja minta?
Sejak kapan juga dia suka mangga?
Trus kejutannya apa? Kenapa gak sedikit pun Eja tahu tentang sesuatu yang Eja inginkan itu?
Aahh.. Bingung. Yaudah mending cari mangganya sekarang deh, rumah sakit besok lagi..
Mangga Eja dataaaangg....!!!"Reza berjalan cepat keluar dari kamarmu. Ia begitu bersemangat meski dikepalanya masih dipenuhi kebingungan. Kamu lagi-lagi hanya terkekeh melihat tingkah suamimu itu.

"papah kamu lucu sayang..
Mamah jadi gak sabar buat ngasih tahu kehadiran kamu diperut mamah.. Papah pasti senang, sabar yah sayang... Mamah yakin sebentar lalgi kamu pasti akan merasakan elusan dan kecupan-kecupan lembut dari papah.. Sabar nak.."kamu mengelus lembut perut datarmu. Bibirmu tak henti tersenyum. Apalagi yang Reza inginkan memang sudah dapat kamu berikan. Didalam rahimmu kini telah tumbuh benih dari Reza. Calon buah hati kalian yang sangat Reza inginkan. Reza pasti akan sangat bahagia jika mengetahui semuanya. Yah itu pasti, sangat pasti.




**
Sore hari yang begitu menyejukkan..
Bisma sudah pulang dari aktifitasnya dikantor. Ia rupanya tengah menemani Elfaris didalam kamar jagoan kesayangannya itu.

"ahaha.. Ayah culaang. Masa ayah senggol-senggol tangan Ais telus, jadinya mobil Ais nablak lagi, nablak lagi. Uhh ayah nih culang.."Elfaris tertawa diiringi protesan-protesan lucu yang membuat ekspresi lucu diwajah putihnya.

"aah protes mulu nih, bilang aja gak bisa maininnya. Makanya kalah terus.."ledek Bisma mengacak pelan poni putranya itu. Saat ini dirinya memang tengah menemani Elfaris bermain Playstation. Makanya ia pulang lebih awal dari biasanya.

"udah yah. Ais mau udahan mainnya. Ayah culang telus. Masa dali tadi Ais kalah telus.. Pokoknya Ais gamau main. Ais mau belenang aja!"ambek Elfaris menaruh stik PS nya dan berlalu pergi.

"haha Franda banget kalau udah kayak gini.
Bisanya ngomong culang dan culang.. Hufh.. Ya Allah.. Bahagia sekali melihat sosok Franda yang ada dalam diri Elfaris. Benar-benar sama persis sekspresinya seperti Franda kalau lagi main PS sama aku.."Bisma terkekeh melihat sikap jagoan kecilnya yang menurutnya sangat mirip dengan Franda. Bisma kemudian ikut menaruh stik PS nya. Ia keluar dari kamar Elfaris dan menyusul bocah tampan itu menuju area kolam renang dibelakang.



"loh, kamu ngapain disini Nda?
Elfaris mana?"Tiba-tiba Bisma menghentikan langkahnya.

"ko kamu malah tanya aku?
Bukannya Ais tadi lagi sama kamu?"Franda mengerutkan keningnya bingung. Sementara Bisma malah menggaruk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"hehe.. Iya yah. Yaudah kamu ikut aku yuk?
Kita berenang bareng Ais dibelakang. Ayo sayang?"

"hah? Berenang? T..tapi Bis?"

"udaah ikut aja. Aku jamin kamu gak akan tenggelam ko, kan ada aku.."ujar Bisma tersenyum enteng.

Franda tampak kebingungan. Sebenarnya Bisma sangat tahu kalau Franda itu tidak bisa berenang, tapi tetap saja ia memaksa perempuan berwajah oriental ini agar ikut berenang bersamanya juga jagoan kecilnya.

"duh.. Kalau Dina lihat gimana?
Aku gak mungkin ikutin kemauan Bisma. Aku gak tega kalau sampai Dina sedih lihat aku, Bisma juga Ais dibelakang sana lagi bersama. Dia pasti akan sedih nantinya. Tapi gimana cara aku nolak Bisma?"batin Franda bingung.

"udah Nda ikut aja. Dina jam segini lagi istirahat ko. Dia bangunnya masih lama.
Jadi? Gak ada kata gak mau atau pun gak bisa. Hem?"jelas Bisma menatap wajah Franda. Sepertinya ia tahu apa yang tengah difikirkan oleh istri keduanya ini. Dan mau tidak mau Franda akhirnya mengikuti ajakan Bisma untuk berenang bersama menemani Elfaris putra kecilnya.




**
"ayo dong bun tulun.. Masa bunda mau diatas telus? Emangnya gamau temani Ais disini. Ais aja belani loh bun, masa bunda gak belani? Bunda cemen nih.."

"ahaha lihat tuh Nda? Gak malu apa diledekin sama anaknya sendiri?
Ayo turun, aku pegangin ko, kalau nanti kamu kelelep atau tenggelem pasti aku tolongin, gak perlu takut. Kolamnya juga gak terlalu dalam, masa kalah sama anaknya sendiri.."ujar Bisma terkekeh melihat apa yang diucapkan Elfaris pada bundanya sendiri. Padahal Bisma sama sekali tidak pernah mengajarkan Elfaris berbicara demikian pada bundanya.

"kalian berdua tuh kayaknya seneng banget yah kalau lihat aku ketakutan kayak gini?
Dibilangin gak bisa berenang juga tetep aja maksa.
Kalau akunya tenggelam baru deh nyaho.."Franda menggerutu kesal. Bisma dan Elfaris semakin terkekeh melihat ekspresi wajah Franda yang lucu.

"ayo dong bun tulunn.. Kan ada ayah, pasti ayah jagain bunda. Ais juga jagain bunda. Jadi bunda gapelu takut, ayo bunn tulun.."teriak Elfaris masih saja bersemangat menyuruh bundanya masuk kedalam kolam renang. Ia sendiri asik mengapung diatas permukaan air dengan ban bebek-bebekan kecil yang membuatnya tidak takut tenggelam.

"issh iya-iya bunda turun. Awas aja kalau nanti jahilin bunda. Bunda beneran gak bisa berenang loh sayang, jadi Ais sama ayah harus beneran jagain, kalau enggak awas! Bunda akan marah sama Ais juga ayah."ancam Franda.

"iya-iya ayah jagain ko bun, bunda tenang aja. Iya kan jagoan?"ujar Bisma tersenyum mendengar ocehan lucu Franda. Ia sampai tidak menyadari kalau dirinya dan Franda sama-sama memanggil Ayah-Bunda. Sedangkan Elfaris hanya mengangguk mantap meng-iyakan ucapan Bisma.

Franda turun perlahan memasuki air kolam yang cukup terasa dingin itu. Udara sore yang masuk membuat air kolam terasa segar membasahi tubuh. Pantas saja Elfaris begitu terlihat ceria dan senang. Rupanya air kolam ini memang sangat menyejukkan dan terasa begitu dingin.

"gimana? Gak terlalu dalam kan? Cuma seleher orang dewasa aja. Gak bakalan buat kamu tenggelam Nda.."Bisma berujar pelan. Tangannya terus menuntun Franda dan memegangnya agar Franda tidak takut.

"tuuh kan, Ais bilang juga apa, bunda pasti aman buun.."Elfaris menggerakkan kedua tangan dan kakinya mendekat kearah Franda. Bisma dan Franda saling melemparkan senyuman mendengar ucapan buah hatinya itu.

"yah kita balapan kesana yuk? Yang paling cepat sampai keujung, belati dia pemenangnya. Ayo yah?"tantang Elfaris tiba-tiba.

"ayo! Siapa takut."Bisma berujar mantap. Franda melotot kaget mendengar ucapan Bisma.

"aku gak mau ikutan!"ujar Franda buru-buru menolak.

"kenapa gak mau?
Kamu pengen disebut cemen lagi sama anak kamu sendiri, hem?"

"issh, tapi aku gak bisa berenang Bis, kamu tuh mau lihat aku tenggelam yah?"Franda tampak kesal.

"gak akan tenggelam Nda. Kolamnya gak dalam. Cuma sedada kita aja. Gak dalam ko.
Aku bantu deh, aku pegangin. Gimana?"

"tetep gak mau! Aku mau udahan aja berenangnya!"kekeuh Franda. Namun Bisma malah menarik tangannya agar berenang kedepan mengikuti Elfaris yang sudah menggerak-gerakkan kaki dan tangannya hingga melaju kedepan.

"isssh Bismaaaaaaa!!"

"ahaha.. Seru kan?
Makanya jangan takut terus. Orang berenang itu asik ko. Gak perlu takut.."

"tapi kan aku gak bisa berenang Bis.."

"tapi kan ini gak dalam"

"yaa.. Tapi tetep aja aku takut."

"kan ada aku. Ngapain mesti takut?"

Sejenak suasana menjadi hening..

Bisma memegang kedua pundak Franda. Kedua mata beningnya bertemu pada satu titik dimana kedua bola mata sipit Franda ia tatap begitu lekat.
Bibirnya tiba-tiba tersenyum. Bisma memiringkan kepalanya, membisikkan sesuatu ketelinga kiri Franda.

"aku sayang kamu.
I love you.."ujarnya lembut.

Bola mata Franda membola kaget. Ia menoleh cepat, namun kecupan lembut tak terduga yang justru ia dapat. Yaps Bisma menciumnya. Memberikan kecupan-kecupan lembutnya dan memainkan bibir tipisnya itu dengan lembut.
Keduanya sama-sama menikmati. Franda memejamkan matanya, berharap kalau semua ini hanya ilusinya saja. Sedangkan Bisma meraih tangan Franda agar mengalung dilehernya. Keadaan air kolam yang dingin seakan terasa hangat karna kelembutan Bisma yang memberikan permainan begitu lembut dibibir Franda.
Mereka berdua begitu asik dan saling membalas satu sama lain. Hingga melupakan jagoan kecilnya yang sudah berenang hingga keujung kolam yang berukuran cukup panjang itu.


"Ayaaaaaaaahh!!!"teriak Elfaris tiba-tiba.

"engh~ Bis udah.."Franda mendorong pelan tubuh Bisma dan menjauhkan tautan bibirnya.

"m..maaf. A..akuu.."

"ayaaah cepetan kesini yaahh.. Cepetan kesinii..!!"Elfaris lagi-lagi berteriak. Sungguh menggangu saja bocah tampan itu.

"a..aku temui Ais dulu yah? Takut dia kenapa-napa.
S..sekali lagi aku minta maaf. T..tadi terlalu terbawa suasana. Maaf yah Nda?
Aku sayang kamu.. Makasih sayang.."Bisma mengusap bibir Franda dengan ibu jarinya yang menjadi basah akibat ulahnya tadi. Franda hanya mengangguk kecil diiringi senyum. Ia ikut memegang bibir tipisnya dan membiarkan suaminya itu berlalu menjauhinya untuk menemui Elfaris diujung kolam sana.

"semoga Dina gak lihat adegan tadi.
Gak bisa aku pungkirin kalau aku juga sayang kamu Bis.
Aku cinta kamu..."Franda memejamkan matanya lirih.









Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p