Hari telah berganti. Waktu seminggu pun telah berlalu begitu cepat.
Kini kediaman orang tua Bisma tampak terlihat cukup ramai. Saudara dekat, kerabat serta Rafael sendiri nampak berada disana.
Hari ini memang akan diadakan akad pernikahan Bisma dan Franda. Jadi
tak heran keluarga dari kedua belah pihak tampak datang menghadiri
acara tersebut.
"Bagaimana? Bisa kita mulai saja acaranya sekarang?"tanya pak penghulu.
"lebih cepat lebih baik. Jadi dimulai saja pak.."ujar om Kris
tersenyum lebar dan dibalas anggukan oleh tante Casma, Rafael dan
keluarga dekat yang hadir.
"Baiklah, kalau begitu kita mulai saja acaranya sekarang.
Bismillah hirrohmaan nirrohiim.."Pak penghulu langsung meraih tangan kanan Bisma dan menjabatnya.
"Saudara Bisma Karisma bin Kris Karisma. Saya nikahkan dan saya
kawinkan engkau dengan Efranda Tanubrata binti Almarhum Jhony Tanubrata,
dengan maskawin berupa perhiasan emas, dibayar Tunai!"lanjutnya
kemudian ucapannya segera diikuti oleh Bisma begitu cepat dan lancar.
"Saya terima nikah dan kawinnya Efranda Tanubrata binti alm. Jhony Tanubrata, dengan maskawin tersebut. Tunai!"
"Bagaimana saksi? Sah?"
"Saaaah..."
"Alhamdulillah.."
Pak penghulu mengusap wajahnya diikuti oleh kedua orang tua Bisma,
Rafael juga Bisma dan Franda diikuti oleh yang lain. Dina yang juga ikut
menghadiri acara ijab kabul tersebut pun ikut memanjatkan doa dan
mengamini setiap doa yang dipanjatkan untuk Bisma dan Franda.
"meski sangat sakit, tapi aku harus belajar untuk ikhlas. Aku yakin
kamu bisa menjadi suami yang baik dan adil untuk aku juga Franda.
Ini awal dari semuanya. Ini kemauan aku, ini juga demi kebahagiaan
kamu. Aku benar-benar ikhlas Bis, aku ikhlas.."batin Dina meneteskan air
mata bahagianya. Ia wanita yang tegar dan sangat tulus. Mungkin setelah
ini semua cinta serta kasih sayang Bisma untuknya akan terbagi untuk
Franda juga. Dan Dina sudah mempersiapkan hatinya agar tetap bisa ikhlas
untuk itu semua, karna ini pilihan Dina dan kemauan Dina juga, bukan
hanya kemauan Bisma.
Franda meraih tangan kanan Bisma. Ia mencium punggung tangan Bisma
yang kini sudah sah menjadi suaminya. Satu kecupan lembut pun ia terima
mendarat dikeningnya.
"semoga kalian bahagia. Mamah sama papah akan mendoakan untuk kebahagiaan kalian.."tante Casma tersenyum senang.
"gue titip adik gue satu-satunya Bis. Gue juga titip Elfaris
keponakan gue. Semoga lo bisa menjaga mereka. Mungkin setelah ini Franda
dan Elfaris akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan lo. Gue hanya
bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."Rafael membatin.
Bibirnya ikut tersenyum melihat pancaran kebahagiaan dari wajah Franda
juga Bisma. Begitu pun dengan Elfaris yang sangat bahagia melihat ayah
dan bundanya bisa bersatu dalam tali pernikahan.
"makasih udah jadi ibu terbaik buat anak aku.
Makasih juga kamu udah kasih aku kepercayaan dalam membina keluarga kecil kita kelak.
Aku juga sangat berterimakasih pada Dina. Semoga aku bisa membahagiakan kalian. Kamu dan Dina, juga Elfaris anak kita.
Aku sayang kamu nda.."batin Bisma tersenyum memandang sosok wanita
cantik dihadapannya. Sosok istri pertamanya yang juga begitu tulus
merelakan cintanya untuk terbagi, juga sosok jagoan kecilnya yang tampak
bahagia melihatnya bahagia. Bisma benar-benar beruntung bisa memiliki
itu semua. Semoga keadilan dan kasih sayang tetap bisa Bisma berikan
untuk ketiga cintanya ini. Franda, Dina dan Elfaris.
**
"Bisma hebat yah? Bisa punya istri dua. Hmm kalau aku yang punya
istri dua gimana yah?"Dokter tampan ini tampak tengah melamun dengan
bersender disofa ruangan tengah rumahnya. Bibirnya tersenyum lebar,
kedua kelopak matanya mulai ia pejamkan. Dunia hayal dan imaginasinya
pun mulai bekerja dan melayang-layang mengikuti apa yang tengah
dihayalkan.
"malam ini kamu tidur sama aku"
"enggak! Pokoknya malam ini kamu tidur sama aku titik!"
"issh gak bisa, pokoknya harus tetep sama aku!"
"aku"
"aku.."
"ussstt... Udah-udah. Ko malah pada ribut. Biar adil, malam ini Eja tidur sama kalian berdua aja. Gimana?"
"m..maksudnya?"
"j..jadi?"
"iya. Kita tidur bertiga. Dalam satu kamar, daan...
Pokoknya Kalian berdua temani Eja tidur malam ini, kan kalian istri Eja.."
"i..iya deh. Yaudah yang penting aku tetap bisa tidur sama Eja."
"i..iya aku juga.."
Reza tersenyum senang mendengar penuturan dua perempuan cantik ini.
Bibirnya tampak mengembang lebar. Daya hayal dan imaginasinya rupanya
sungguh luar biasa. Ia sampai begitu menikmati khayalan dunia
imaginasinya.
Tiba-tiba kamu melintas melewati suamimu yang sebenarnya masih
bersikap dingin padamu. Kamu melongo bingung. Bibir Reza terus saja
tersenyum padahal kedua kelopak matanya tertutup.
Dengan sangat perlahan kamu mencoba mendekati Reza, melambaikan tanganmu didepan wajah Reza.
"Eja kenapa?"tanyamu bingung.
"Eja lagi ngehayal punya istri dua.."Ceplos Reza masih dengan mata terpejam.
"HAH?"kamu mendadak shock melotot kaget.
"m..maksud Ejaa.."Reza ikut terkejut dan melonjak kaget. Ia
buru-buru membuka matanya dan membenarkan posisinya karna takut kamu
salah faham.
"j..jadi Eja mau duain aku? Eja mau nikah lagi iya?"tanyamu sedih.
"engh.. I..iya, eh. Maksud Eja enggak.
Aduuh.. Tadi tuh Eja cuma lagi berhayal aja, itu cuma becandaan ko.
Lagian Eja gak serius, cuma, cumaa.. Cuma becandaan aja, iya cuma
becandaan.."Reza tampak sangat gugup mencari-cari alasan.
"kemarin-kemarin kita baru aja baikan. Aku juga udah minta maaf dan
janji gak akan bersikap kayak anak kecil lagi. Tapi sekarang Eja malah
mau duain aku, Eja sampai mau nikah lagi. Sebenarnya mau Eja tuh apa sih
Ja?
Ko Eja jadi kayak gini?"kesalmu tampak mengeluarkan bulir bening air mata.
Reza hanya diam. Ia bingung harus bagaimana cara menjelaskannya padamu karna kamu terlanjur menangis.
"padahal aku punya kabar baik buat Eja. Tapi kalau Eja kayak gini lebih baik aku gak usah kasih tau kabar baik itu.
Aku benci kamu Ja, Aku benci kamu!!"ketusmu kemudian berlari cepat
menjauhi Reza. Naik kelantai atas dan membanting pintu kamarmu kencang
hingga terdengar kelantai bawah.
"BRAAKK!!"
"aduh! Beneran marah.."panik Reza gugup dan takut.
"isshh gara-gara si Bisma nih.. Gue jadi ngehayal yang aneh-aneh kan jadinya.
Aahh yaudah mending gue temuin aja (nama kamu) deh. Jangan sampai
dia marah lagi. Bisa diketawain Ilham dan diomelin mamah kalau sampai
ketahuan berantem sama istri lagi. Kan gak lucu kalau sampai harus
diceramahin Ilham lagi kayak kemarin. Apa kata Rezalways coba?"pikir
Reza buru-buru beranjak dan menyusulmu kekamarnya. Sebenarnya ia sangat
menyayangimu, mungkin kalau kamu sudah memberitahukan kabar baikmu pada
Reza bisa membuat suamimu ini akan bertambah sayang padamu, karna apa
yang Reza inginkan selama ini bisa cepat terwujud.
**
Setelah menempuh perjalanan Bandung-Jakarta. Akhirnya Bisma beserta
keluarga kecilnya sampai dirumah mewah yang dihuninya bersama Dina.
Bisma keluar dari mobil merahnya disusul Dina yang juga ikut keluar.
Namun Bisma segera membukakan pintu mobilnya untuk Franda. Sepertinya
Franda mengalami kesulitan karna Elfaris tertidur didalam pangkuannya.
"sini biar sama aku aja nda. Kamu pasti berat mangku Ais dari tadi.
Sini biar gendong dia dan bawa kekamarnya."Bisma mengulurkan tangannya
meraih tubuh kecil Elfaris.
"awas Bis, pelan-pelan.."ujar Franda tampak hati-hati memberikan jagoan kecilnya itu pada Bisma karna takut terbangun.
"uhh jagoannya ayah udah bobo ternyata. Bobonya lelap banget sih sayang hem? Muach..
Yaudah kita masuk sekarang aja, udah malam juga. Ayo Nda, ayo
sayang?"ajak Bisma melirik Franda juga Dina. Ia tampak begitu menyayangi
putra kecilnya ini. Bisma berjalan lebih dulu disusul oleh Franda dan
Dina dari belakang.
"ayo Fran? Kita masuk.."Dina meraih pergelangan tangan Franda.
Menggandengnya dengan senyum yang terus melebar dari bibir tipisnya.
Benar-benar sangat baik dan ramah sekali perempuan cantik ini.
Franda mengangguk kecil diiringi senyum. Ia mengikuti langkah Dina yang menggandeng lengannya.
"kamu baik. Semoga aku bisa membalas kebaikan kamu Din.
Kamu jangan khawatir, aku gak akan pernah ambil Bisma dari kamu. Aku
hanya ingin membahagiakan Elfaris. Aku juga mau menikahi Bisma karna
Elfaris, bukan karna egois ingin memiliki dia sepenuhnya dari kamu.
Bukan Din.."batin Franda tersenyum kagum melihat sikap Dina yang sangat
tulus dan baik itu.
**
Setelah tiba didalam rumah mewahnya. Bisma langsung membawa Elfaris
menuju kamar yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk jagoan kecilnya itu.
Sedangkan Dina sendiri mengantarkan Franda menuju kamar barunya. Kamar
yang terletak dikamar ketiga disamping kamar Elfaris.
"naah.. Jagoan ayah bobo disini yah?
Semoga kamu betah sayang tinggal dirumah ayah.
Ayah sayaang banget sama Ais. Muuach, mimpi indah sayang.."Bisma
mengecup kening Elfaris lembut. Bibirnya tersenyum senang penuh
kebahagiaan. Akhirnya darah dagingnya ini bisa ikut tinggal bersamanya
menghiasi keluarga kecilnya yang sangat sepi karna tidak adanya suara
tangisan juga tawa kecil darah dagingnya.
Bisma menarik selimut bergambar angry birds yang cukup disukai oleh
Elfaris. Ia menyelimuti jagoan kecilnya itu penuh rasa haru. Keinginan
dan impiannya kini sudah terjadi didepan mata. Kebahagiaannya sungguh
tak dapat diungkapkan dengan kata lagi. Bibirnya tak henti tersenyum
penuh rasa bahagia.
"makasih nda. Ini kebahagiaan yang sangat luar biasa yang pernah aku rasain.
Kamu udah kasih aku jagoan kecil yang sangat tampan dan lucu. Dia juga pintar, apalagi wajahnya mirip dengan aku juga kamu.
Aku benar-benar beruntung bisa memiliki Elfaris dan kamu.
Tapi aku janji. Aku pasti gak akan pernah lupain Dina juga, dia
tetap istri aku, kamu dan Dina istri aku. Kalian dan Elfaris kebahagiaan
terbesar aku. Aku janji akan membahagiakan kalian semua, sekuat dan
semampu aku. Aku janji.."batin Bisma kemudian segera beranjak keluar
dari kamar Elfaris, membiarkan bocah tampan itu terlelap dialam mimpi
indahnya.
**
Bisma berjalan pelan menuju kamar Franda. Bibirnya tak henti
tersenyum. Rasanya ia benar-benar tak sabar menemui Franda untuk
menikmati malam pertamanya yang sudah mendapat restu dari Dina itu.
"pokoknya nanti kalau kamu sama Franda udah nikah, malam pertamanya kalian harus tidur bareng.
Aku gak papa ko tidur sendiri. Jangan buat Franda sedih Bis. Dia
juga istri kamu, aku kan udah sering tidur sama kamu. Dan aku akan coba
membiasakan tidur tanpa kamu. Aku pasti bisa ko, percaya sama aku."
"makasih sayang, aku benar-benar beruntung bisa punya istri sebaik dan sepengertian kamu.
Aku janji gak akan pernah bedain kamu atau pun Franda nantinya. Aku pasti akan berusaha adil. Aku janji.."
Bisma tersenyum memandang pintu kamar Dina yang ditatapnya dari
jauh. Kalimat yang pernah Dina ucapkan seolah kembali terngiang
ditelinganya. Tak lama handle pintu kamar Franda segera ia raih hingga
pintu tersebut terbuka.
Bibir Bisma kembali tersenyum saat melihat istri keduanya itu duduk bersender diatas tempat tidurnya.
"maaf yah nda kalau aku baru bisa temui kamu sekarang.
Tadi aku dikamar Elfaris dulu, jadi baru bisa kesini"ujar Bisma berjalan pelan memasuki kamar Franda.
"B..bis? K..kamu ko kesini? K..kamu mau ngapain kesini?"Franda terlihat sangat gugup dan sedikit takut.
"aku? Kesini?
Ngapain?
Ya aku mau tidur sama kamu lah sayang. Masa aku mau tidur sama istri
sendiri gak boleh?"Bisma sedikit terkekeh melihat sikap istrinya ini.
"t..tidur? D..disini?
L..lalu gimana sama Di.."
"Dina udah ijinin aku ko sayang.
Pokoknya malam ini aku mau tidur sama kamu.
Kamu istri aku juga kan?
Jadi udah hak aku buat tidur disini, sama kamu"Bisma memegang bahu
Franda. Tangannya mencubit kecil hidung Franda. Terlihat sekali raut
wajahnya yang sangat bahagia bisa berada satu kamar dengan Franda.
Namun Franda malam diam.
Ia menunduk tanpa berani menatap wajah Bisma.
"kenapa? Ko diem sih?
Ada yang salah ya sama ucapan aku?"Bisma meraih dagu Franda agar mau menatap matanya.
"enggak.. Kamu gak salah ko, tapi sebaiknya kamu tidur sama Dina aja.
Aku gak papa ko tidur sendiri Bis. Aku udah biasa tidur sendiri,
sedangkan Dina pasti kesepian kalau gak ada kamu karna dia gak biasa
tidur tanpa kamu.
Jadi lebih baik kamu keluar yah? Temani Dina, dan tidur sama
Dina.."ujar Franda menepis pelan tangan Bisma dan menjauhkan wajahnya.
Menyuruh agar suaminya ini keluar dan tidak tidur satu tempat tidur
dengannya.
Bisma melotot kaget tidak percaya. Ada apa dengan kedua istrinya ini?
Dina menyuruhnya tidur dengan Franda, dan begitu pun sebaliknya. Kenapa ini? Kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini?
"m..maksud kamu apa sih nda?
Ko kamu malah nyuruh aku tidur sama Dina?
Memangnya aku gak boleh kalau tidur disini? Atau kamu memaang.."
"enggak Bis. Aku bukannya gak boleh, tapi Dina lebih butuh kamu. Kamu sama Dina aja yah?
Aku gak papa ko tidur sendiri, aku udah biasa.
Lebih baik sekarang kamu kekamar Dina, kasihan dia kalau harus tidur
sendirian.."jelas Franda pelan diiringi senyum meski sebenarnya menahan
air mata.
Bisma hanya diam. Ia masih sangat bingung tidak mengerti.
Bisma keluar dari kamar Franda. Membiarkan Franda seorang diri karna itu yang Franda inginkan darinya.
"maafin aku Bis, gak seharusnya aku bersikap seperti ini. Tapi aku
juga sama-sama perempuan. Aku bisa rasakan bagaimana perasaan Dina
dengan posisinya yang sekarang.
Dia yang lebih membutuhkan kamu. Aku masih bisa tidur sendiri tanpa kamu karna aku sudah terbiasa tanpa kamu.
Sekali lagi aku minta maaf.."lirih Franda membatin. Ia menutup pintu
kamarnya dan segera beranjak meski hatinya teramat sangat sakit harus
merasakan tidur seorang diri lagi padahal ia sudah memiliki suami.
Sama halnya juga dengan Bisma. Ia benar-benar bingung. Satu sisi ia
ingin menuruti apa yang diinginkan oleh kedua istrinya. Namun disisi
lain keinginan Dina atau pun Franda sangat sama persis. Mereka
menginginkan hal yang sama. Lalu bagaimana dengan Bisma sendiri?
Bagaimana cara ia menanggapi semuanya?
"pokoknya nanti kamu tetap tidur sama Franda. Aku pasti bisa ko
tidur tanpa kamu, dan aku akan biasain tidur tanpa ditemani kamu. Lagi
puna malam-malam lainnya kamu masih bisa tidur sama aku secara
bergantian. Pokoknya untuk malam nanti kamu harus tetap dengan Franda.
Ingat yah? Jangan sampai enggak."
"Aku udah terbiasa tidur sendiri. Dina lebih membutuhkan kamu.
Dina pasti akan sangat kesepian kalau kamu tidur disini.
Jadi lebih baik kamu sama Dina aja. Aku gak papa ko sendiri.
Aku udah terbiasa."
Bisma berdiri lemas memandangpi pintu kamar Franda yang sudah
tertutup. Ucapan dan kalimat yang Franda dan Dina ucapkan padanya seolah
terus terngiang. Pintu kamar Dina yang sudah tertutup rapat pun ia
pandang lirih. Sama halnya dengan pintu kamar Franda juga Elfaris.
"Ya Allah.. Semoga aku bisa mengatasi semua persoalan ini.
Aku tahu ini ujian dari Engkau.
Terimakasih telah memberikan kepercayaan padaku untuk menjadi suami
dari kedua bidadari surga-mu. Terimakasih juga telah mempercayaiku untuk
merawat dan membesarkan malaikat kecil yang Kau kirim dikeluarga kecil
ini.
Aku janji akan semaksimal dan sebisa mungkin untuk membahagiakan
mereka semua. Aku janji Ya Allah.."Bisma memejamkan matanya lirih. Tanpa
terasa bulir bening air mata jatuh membasahi pipi putihnya.
Bisma kemudian mulai melangkahkan kakinya. Menuruni anak tangga
rumahnya perlahan menuju lantai bawah. Sofa panjang diruang tengah
rumahnya menjadi tujuannya. Mungkin lebih baik malam ini ia tidur disana
untuk menjaga perasaan Dina juga Franda.
"Dina nyuruh aku tidur dengan Franda, lalu Franda nyuruh aku tidur bersama Dina.
Hufh, kalau tempat tidur Elfaris berukuran besar mungkin aku akan
lebih sering tidur dengan Elfaris nantinya. Tapi tempat tidur Elfaris
kecil, jadi mungkin untuk malam ini aku akan tidur disini.
Selamat tidur sayang.. Selamat tidur semuanya. Aku sayang
kalian..."Bisma merebahkan tubuhnya diatas sofa. Ia memeluk bantalan
sofa meski tanpa selimut tebal yang bisa menghangatkan tubuhnya. Tanpa
pelukan Dina, Franda atau pun Elfaris. Yang ada hanya hembusan angin
malam dan udara dingin yang masuk melalui celah-celah kecil yang
menyelimuti tubuhnya hingga akhirnya ia tidur terlelap.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p