Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 29

Hari telah berganti. Waktu seminggu pun telah berlalu begitu cepat.
Kini kediaman orang tua Bisma tampak terlihat cukup ramai. Saudara dekat, kerabat serta Rafael sendiri nampak berada disana.
Hari ini memang akan diadakan akad pernikahan Bisma dan Franda. Jadi tak heran keluarga dari kedua belah pihak tampak datang menghadiri acara tersebut.


"Bagaimana? Bisa kita mulai saja acaranya sekarang?"tanya pak penghulu.

"lebih cepat lebih baik. Jadi dimulai saja pak.."ujar om Kris tersenyum lebar dan dibalas anggukan oleh tante Casma, Rafael dan keluarga dekat yang hadir.

"Baiklah, kalau begitu kita mulai saja acaranya sekarang.
Bismillah hirrohmaan nirrohiim.."Pak penghulu langsung meraih tangan kanan Bisma dan menjabatnya.

"Saudara Bisma Karisma bin Kris Karisma. Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Efranda Tanubrata binti Almarhum Jhony Tanubrata, dengan maskawin berupa perhiasan emas, dibayar Tunai!"lanjutnya kemudian ucapannya segera diikuti oleh Bisma begitu cepat dan lancar.

"Saya terima nikah dan kawinnya Efranda Tanubrata binti alm. Jhony Tanubrata, dengan maskawin tersebut. Tunai!"

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Saaaah..."

"Alhamdulillah.."

Pak penghulu mengusap wajahnya diikuti oleh kedua orang tua Bisma, Rafael juga Bisma dan Franda diikuti oleh yang lain. Dina yang juga ikut menghadiri acara ijab kabul tersebut pun ikut memanjatkan doa dan mengamini setiap doa yang dipanjatkan untuk Bisma dan Franda.

"meski sangat sakit, tapi aku harus belajar untuk ikhlas. Aku yakin kamu bisa menjadi suami yang baik dan adil untuk aku juga Franda.
Ini awal dari semuanya. Ini kemauan aku, ini juga demi kebahagiaan kamu. Aku benar-benar ikhlas Bis, aku ikhlas.."batin Dina meneteskan air mata bahagianya. Ia wanita yang tegar dan sangat tulus. Mungkin setelah ini semua cinta serta kasih sayang Bisma untuknya akan terbagi untuk Franda juga. Dan Dina sudah mempersiapkan hatinya agar tetap bisa ikhlas untuk itu semua, karna ini pilihan Dina dan kemauan Dina juga, bukan hanya kemauan Bisma.

Franda meraih tangan kanan Bisma. Ia mencium punggung tangan Bisma yang kini sudah sah menjadi suaminya. Satu kecupan lembut pun ia terima mendarat dikeningnya.

"semoga kalian bahagia. Mamah sama papah akan mendoakan untuk kebahagiaan kalian.."tante Casma tersenyum senang.

"gue titip adik gue satu-satunya Bis. Gue juga titip Elfaris keponakan gue. Semoga lo bisa menjaga mereka. Mungkin setelah ini Franda dan Elfaris akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan lo. Gue hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua."Rafael membatin. Bibirnya ikut tersenyum melihat pancaran kebahagiaan dari wajah Franda juga Bisma. Begitu pun dengan Elfaris yang sangat bahagia melihat ayah dan bundanya bisa bersatu dalam tali pernikahan.

"makasih udah jadi ibu terbaik buat anak aku.
Makasih juga kamu udah kasih aku kepercayaan dalam membina keluarga kecil kita kelak.
Aku juga sangat berterimakasih pada Dina. Semoga aku bisa membahagiakan kalian. Kamu dan Dina, juga Elfaris anak kita.
Aku sayang kamu nda.."batin Bisma tersenyum memandang sosok wanita cantik dihadapannya. Sosok istri pertamanya yang juga begitu tulus merelakan cintanya untuk terbagi, juga sosok jagoan kecilnya yang tampak bahagia melihatnya bahagia. Bisma benar-benar beruntung bisa memiliki itu semua. Semoga keadilan dan kasih sayang tetap bisa Bisma berikan untuk ketiga cintanya ini. Franda, Dina dan Elfaris.




**
"Bisma hebat yah? Bisa punya istri dua. Hmm kalau aku yang punya istri dua gimana yah?"Dokter tampan ini tampak tengah melamun dengan bersender disofa ruangan tengah rumahnya. Bibirnya tersenyum lebar, kedua kelopak matanya mulai ia pejamkan. Dunia hayal dan imaginasinya pun mulai bekerja dan melayang-layang mengikuti apa yang tengah dihayalkan.

"malam ini kamu tidur sama aku"

"enggak! Pokoknya malam ini kamu tidur sama aku titik!"

"issh gak bisa, pokoknya harus tetep sama aku!"

"aku"

"aku.."

"ussstt... Udah-udah. Ko malah pada ribut. Biar adil, malam ini Eja tidur sama kalian berdua aja. Gimana?"

"m..maksudnya?"

"j..jadi?"

"iya. Kita tidur bertiga. Dalam satu kamar, daan...
Pokoknya Kalian berdua temani Eja tidur malam ini, kan kalian istri Eja.."

"i..iya deh. Yaudah yang penting aku tetap bisa tidur sama Eja."

"i..iya aku juga.."


Reza tersenyum senang mendengar penuturan dua perempuan cantik ini. Bibirnya tampak mengembang lebar. Daya hayal dan imaginasinya rupanya sungguh luar biasa. Ia sampai begitu menikmati khayalan dunia imaginasinya.

Tiba-tiba kamu melintas melewati suamimu yang sebenarnya masih bersikap dingin padamu. Kamu melongo bingung. Bibir Reza terus saja tersenyum padahal kedua kelopak matanya tertutup.
Dengan sangat perlahan kamu mencoba mendekati Reza, melambaikan tanganmu didepan wajah Reza.

"Eja kenapa?"tanyamu bingung.

"Eja lagi ngehayal punya istri dua.."Ceplos Reza masih dengan mata terpejam.

"HAH?"kamu mendadak shock melotot kaget.

"m..maksud Ejaa.."Reza ikut terkejut dan melonjak kaget. Ia buru-buru membuka matanya dan membenarkan posisinya karna takut kamu salah faham.

"j..jadi Eja mau duain aku? Eja mau nikah lagi iya?"tanyamu sedih.

"engh.. I..iya, eh. Maksud Eja enggak.
Aduuh.. Tadi tuh Eja cuma lagi berhayal aja, itu cuma becandaan ko. Lagian Eja gak serius, cuma, cumaa.. Cuma becandaan aja, iya cuma becandaan.."Reza tampak sangat gugup mencari-cari alasan.

"kemarin-kemarin kita baru aja baikan. Aku juga udah minta maaf dan janji gak akan bersikap kayak anak kecil lagi. Tapi sekarang Eja malah mau duain aku, Eja sampai mau nikah lagi. Sebenarnya mau Eja tuh apa sih Ja?
Ko Eja jadi kayak gini?"kesalmu tampak mengeluarkan bulir bening air mata.

Reza hanya diam. Ia bingung harus bagaimana cara menjelaskannya padamu karna kamu terlanjur menangis.

"padahal aku punya kabar baik buat Eja. Tapi kalau Eja kayak gini lebih baik aku gak usah kasih tau kabar baik itu.
Aku benci kamu Ja, Aku benci kamu!!"ketusmu kemudian berlari cepat menjauhi Reza. Naik kelantai atas dan membanting pintu kamarmu kencang hingga terdengar kelantai bawah.

"BRAAKK!!"

"aduh! Beneran marah.."panik Reza gugup dan takut.

"isshh gara-gara si Bisma nih.. Gue jadi ngehayal yang aneh-aneh kan jadinya.
Aahh yaudah mending gue temuin aja (nama kamu) deh. Jangan sampai dia marah lagi. Bisa diketawain Ilham dan diomelin mamah kalau sampai ketahuan berantem sama istri lagi. Kan gak lucu kalau sampai harus diceramahin Ilham lagi kayak kemarin. Apa kata Rezalways coba?"pikir Reza buru-buru beranjak dan menyusulmu kekamarnya. Sebenarnya ia sangat menyayangimu, mungkin kalau kamu sudah memberitahukan kabar baikmu pada Reza bisa membuat suamimu ini akan bertambah sayang padamu, karna apa yang Reza inginkan selama ini bisa cepat terwujud.



**
Setelah menempuh perjalanan Bandung-Jakarta. Akhirnya Bisma beserta keluarga kecilnya sampai dirumah mewah yang dihuninya bersama Dina. Bisma keluar dari mobil merahnya disusul Dina yang juga ikut keluar. Namun Bisma segera membukakan pintu mobilnya untuk Franda. Sepertinya Franda mengalami kesulitan karna Elfaris tertidur didalam pangkuannya.

"sini biar sama aku aja nda. Kamu pasti berat mangku Ais dari tadi. Sini biar gendong dia dan bawa kekamarnya."Bisma mengulurkan tangannya meraih tubuh kecil Elfaris.

"awas Bis, pelan-pelan.."ujar Franda tampak hati-hati memberikan jagoan kecilnya itu pada Bisma karna takut terbangun.

"uhh jagoannya ayah udah bobo ternyata. Bobonya lelap banget sih sayang hem? Muach..
Yaudah kita masuk sekarang aja, udah malam juga. Ayo Nda, ayo sayang?"ajak Bisma melirik Franda juga Dina. Ia tampak begitu menyayangi putra kecilnya ini. Bisma berjalan lebih dulu disusul oleh Franda dan Dina dari belakang.

"ayo Fran? Kita masuk.."Dina meraih pergelangan tangan Franda. Menggandengnya dengan senyum yang terus melebar dari bibir tipisnya. Benar-benar sangat baik dan ramah sekali perempuan cantik ini.

Franda mengangguk kecil diiringi senyum. Ia mengikuti langkah Dina yang menggandeng lengannya.

"kamu baik. Semoga aku bisa membalas kebaikan kamu Din.
Kamu jangan khawatir, aku gak akan pernah ambil Bisma dari kamu. Aku hanya ingin membahagiakan Elfaris. Aku juga mau menikahi Bisma karna Elfaris, bukan karna egois ingin memiliki dia sepenuhnya dari kamu. Bukan Din.."batin Franda tersenyum kagum melihat sikap Dina yang sangat tulus dan baik itu.




**
Setelah tiba didalam rumah mewahnya. Bisma langsung membawa Elfaris menuju kamar yang sudah ia siapkan sebelumnya untuk jagoan kecilnya itu. Sedangkan Dina sendiri mengantarkan Franda menuju kamar barunya. Kamar yang terletak dikamar ketiga disamping kamar Elfaris.

"naah.. Jagoan ayah bobo disini yah?
Semoga kamu betah sayang tinggal dirumah ayah.
Ayah sayaang banget sama Ais. Muuach, mimpi indah sayang.."Bisma mengecup kening Elfaris lembut. Bibirnya tersenyum senang penuh kebahagiaan. Akhirnya darah dagingnya ini bisa ikut tinggal bersamanya menghiasi keluarga kecilnya yang sangat sepi karna tidak adanya suara tangisan juga tawa kecil darah dagingnya.

Bisma menarik selimut bergambar angry birds yang cukup disukai oleh Elfaris. Ia menyelimuti jagoan kecilnya itu penuh rasa haru. Keinginan dan impiannya kini sudah terjadi didepan mata. Kebahagiaannya sungguh tak dapat diungkapkan dengan kata lagi. Bibirnya tak henti tersenyum penuh rasa bahagia.

"makasih nda. Ini kebahagiaan yang sangat luar biasa yang pernah aku rasain.
Kamu udah kasih aku jagoan kecil yang sangat tampan dan lucu. Dia juga pintar, apalagi wajahnya mirip dengan aku juga kamu.
Aku benar-benar beruntung bisa memiliki Elfaris dan kamu.
Tapi aku janji. Aku pasti gak akan pernah lupain Dina juga, dia tetap istri aku, kamu dan Dina istri aku. Kalian dan Elfaris kebahagiaan terbesar aku. Aku janji akan membahagiakan kalian semua, sekuat dan semampu aku. Aku janji.."batin Bisma kemudian segera beranjak keluar dari kamar Elfaris, membiarkan bocah tampan itu terlelap dialam mimpi indahnya.




**
Bisma berjalan pelan menuju kamar Franda. Bibirnya tak henti tersenyum. Rasanya ia benar-benar tak sabar menemui Franda untuk menikmati malam pertamanya yang sudah mendapat restu dari Dina itu.

"pokoknya nanti kalau kamu sama Franda udah nikah, malam pertamanya kalian harus tidur bareng.
Aku gak papa ko tidur sendiri. Jangan buat Franda sedih Bis. Dia juga istri kamu, aku kan udah sering tidur sama kamu. Dan aku akan coba membiasakan tidur tanpa kamu. Aku pasti bisa ko, percaya sama aku."

"makasih sayang, aku benar-benar beruntung bisa punya istri sebaik dan sepengertian kamu.
Aku janji gak akan pernah bedain kamu atau pun Franda nantinya. Aku pasti akan berusaha adil. Aku janji.."

Bisma tersenyum memandang pintu kamar Dina yang ditatapnya dari jauh. Kalimat yang pernah Dina ucapkan seolah kembali terngiang ditelinganya. Tak lama handle pintu kamar Franda segera ia raih hingga pintu tersebut terbuka.
Bibir Bisma kembali tersenyum saat melihat istri keduanya itu duduk bersender diatas tempat tidurnya.

"maaf yah nda kalau aku baru bisa temui kamu sekarang.
Tadi aku dikamar Elfaris dulu, jadi baru bisa kesini"ujar Bisma berjalan pelan memasuki kamar Franda.

"B..bis? K..kamu ko kesini? K..kamu mau ngapain kesini?"Franda terlihat sangat gugup dan sedikit takut.

"aku? Kesini?
Ngapain?
Ya aku mau tidur sama kamu lah sayang. Masa aku mau tidur sama istri sendiri gak boleh?"Bisma sedikit terkekeh melihat sikap istrinya ini.

"t..tidur? D..disini?
L..lalu gimana sama Di.."

"Dina udah ijinin aku ko sayang.
Pokoknya malam ini aku mau tidur sama kamu.
Kamu istri aku juga kan?
Jadi udah hak aku buat tidur disini, sama kamu"Bisma memegang bahu Franda. Tangannya mencubit kecil hidung Franda. Terlihat sekali raut wajahnya yang sangat bahagia bisa berada satu kamar dengan Franda.

Namun Franda malam diam.
Ia menunduk tanpa berani menatap wajah Bisma.

"kenapa? Ko diem sih?
Ada yang salah ya sama ucapan aku?"Bisma meraih dagu Franda agar mau menatap matanya.

"enggak.. Kamu gak salah ko, tapi sebaiknya kamu tidur sama Dina aja.
Aku gak papa ko tidur sendiri Bis. Aku udah biasa tidur sendiri, sedangkan Dina pasti kesepian kalau gak ada kamu karna dia gak biasa tidur tanpa kamu.
Jadi lebih baik kamu keluar yah? Temani Dina, dan tidur sama Dina.."ujar Franda menepis pelan tangan Bisma dan menjauhkan wajahnya. Menyuruh agar suaminya ini keluar dan tidak tidur satu tempat tidur dengannya.

Bisma melotot kaget tidak percaya. Ada apa dengan kedua istrinya ini?
Dina menyuruhnya tidur dengan Franda, dan begitu pun sebaliknya. Kenapa ini? Kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini?

"m..maksud kamu apa sih nda?
Ko kamu malah nyuruh aku tidur sama Dina?
Memangnya aku gak boleh kalau tidur disini? Atau kamu memaang.."

"enggak Bis. Aku bukannya gak boleh, tapi Dina lebih butuh kamu. Kamu sama Dina aja yah?
Aku gak papa ko tidur sendiri, aku udah biasa.
Lebih baik sekarang kamu kekamar Dina, kasihan dia kalau harus tidur sendirian.."jelas Franda pelan diiringi senyum meski sebenarnya menahan air mata.

Bisma hanya diam. Ia masih sangat bingung tidak mengerti.
Bisma keluar dari kamar Franda. Membiarkan Franda seorang diri karna itu yang Franda inginkan darinya.

"maafin aku Bis, gak seharusnya aku bersikap seperti ini. Tapi aku juga sama-sama perempuan. Aku bisa rasakan bagaimana perasaan Dina dengan posisinya yang sekarang.
Dia yang lebih membutuhkan kamu. Aku masih bisa tidur sendiri tanpa kamu karna aku sudah terbiasa tanpa kamu.
Sekali lagi aku minta maaf.."lirih Franda membatin. Ia menutup pintu kamarnya dan segera beranjak meski hatinya teramat sangat sakit harus merasakan tidur seorang diri lagi padahal ia sudah memiliki suami.


Sama halnya juga dengan Bisma. Ia benar-benar bingung. Satu sisi ia ingin menuruti apa yang diinginkan oleh kedua istrinya. Namun disisi lain keinginan Dina atau pun Franda sangat sama persis. Mereka menginginkan hal yang sama. Lalu bagaimana dengan Bisma sendiri? Bagaimana cara ia menanggapi semuanya?

"pokoknya nanti kamu tetap tidur sama Franda. Aku pasti bisa ko tidur tanpa kamu, dan aku akan biasain tidur tanpa ditemani kamu. Lagi puna malam-malam lainnya kamu masih bisa tidur sama aku secara bergantian. Pokoknya untuk malam nanti kamu harus tetap dengan Franda. Ingat yah? Jangan sampai enggak."

"Aku udah terbiasa tidur sendiri. Dina lebih membutuhkan kamu.
Dina pasti akan sangat kesepian kalau kamu tidur disini.
Jadi lebih baik kamu sama Dina aja. Aku gak papa ko sendiri.
Aku udah terbiasa."

Bisma berdiri lemas memandangpi pintu kamar Franda yang sudah tertutup. Ucapan dan kalimat yang Franda dan Dina ucapkan padanya seolah terus terngiang. Pintu kamar Dina yang sudah tertutup rapat pun ia pandang lirih. Sama halnya dengan pintu kamar Franda juga Elfaris.

"Ya Allah.. Semoga aku bisa mengatasi semua persoalan ini.
Aku tahu ini ujian dari Engkau.
Terimakasih telah memberikan kepercayaan padaku untuk menjadi suami dari kedua bidadari surga-mu. Terimakasih juga telah mempercayaiku untuk merawat dan membesarkan malaikat kecil yang Kau kirim dikeluarga kecil ini.
Aku janji akan semaksimal dan sebisa mungkin untuk membahagiakan mereka semua. Aku janji Ya Allah.."Bisma memejamkan matanya lirih. Tanpa terasa bulir bening air mata jatuh membasahi pipi putihnya.

Bisma kemudian mulai melangkahkan kakinya. Menuruni anak tangga rumahnya perlahan menuju lantai bawah. Sofa panjang diruang tengah rumahnya menjadi tujuannya. Mungkin lebih baik malam ini ia tidur disana untuk menjaga perasaan Dina juga Franda.

"Dina nyuruh aku tidur dengan Franda, lalu Franda nyuruh aku tidur bersama Dina.
Hufh, kalau tempat tidur Elfaris berukuran besar mungkin aku akan lebih sering tidur dengan Elfaris nantinya. Tapi tempat tidur Elfaris kecil, jadi mungkin untuk malam ini aku akan tidur disini.
Selamat tidur sayang.. Selamat tidur semuanya. Aku sayang kalian..."Bisma merebahkan tubuhnya diatas sofa. Ia memeluk bantalan sofa meski tanpa selimut tebal yang bisa menghangatkan tubuhnya. Tanpa pelukan Dina, Franda atau pun Elfaris. Yang ada hanya hembusan angin malam dan udara dingin yang masuk melalui celah-celah kecil yang menyelimuti tubuhnya hingga akhirnya ia tidur terlelap.




Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p