Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 20

Setelah acara sarapan paginya selesai, Bisma beranjak dari kursi meja makannya dan berpamitan untuk berangkat ke kantor. Dengan sangat lembut penuh kasih sayang Dina sang istri pun mengantarnya sampai Bisma masuk kemobil. Dina membawakan tas kantor Bisma dan tangannya menggandeng lengan kiri Bisma.


"pulangnya enggak malem kan?
Tadi udah janji loh bakal pulang cepet, jadi gak boleh ingkar.."ujar Dina menyunggingkan senyum kecilnya.

"iya sayang, aku pulang cepet ko. Gak akan bohong dan ingkar. Aku usahain pulang cepet. Muach, aku berangkat yah?"Bisma menarik kepala Dina dan mengecupnya mesra.

"hati-hati.. Nyetir mobilnya jangan ngebut yah?, daah.."Dina melambaikan tangannya kearah Bisma yang sudah memasuki mobil sedan merahnya itu.

"iya sayang, hati-hati juga dirumah yah? Love you.."balas Bisma ikut melambaikan tangannya, ia membuka kaca jendela mobilnya kemudian menutupnya lagi dan segera melaju meninggalkan Dina untuk pergi ke kantor.

"love you to Bis..
Sangat bangga bisa punya suami sebaik dan sepengertian kamu.."batin Dina tersenyum kagum. Ia pun masuk kembali kedalam rumahnya karna mobil Bisma sudah menjauh dan tidak terlihat lagi.




**
"ngapain masih berdiri disitu? Udah sana aja pergi. Sekalian gak usah pulang lagi!"kamu memandang wajah Reza ketus, wajahmu pun kamu palingkan seolah sangat muak melihat wajah polos suamimu ini.

"yaah ko ngomongnya gitu sih? Nanti kalau Eja beneran gak pulang lagi emangnya kamu mau?"Reza mendekat kearahmu dengan wajah penuh sesalnya.

"abis Eja tuh nyebelin!
Semalam janji mau pulang sore. Tapi APA?
Eja pulang tengah malam dimana aku udah tidur. Makanan yang aku masak buat Eja pun keburu dingin, Eja keterlaluan tau gak, kalau gak bisa pulang cepet bilang, jangan cuma janji-janji aja!"kesalmu hampir saja meneteskan air mata.

"iya Eja minta maaf. Tadinya kemarin Eja emang mau pulang sore, tapi tiba-tib ada korban kecelakaan dan harus buru-buru Eja tangani, trus Dokter Morgan juga minta izin pulang cepat, makanya Eja yang gantiin dia buat melakukan operasi, jadi Eja pulang telat deh, maaf yah? Eja gak akan ingkar lagi deh.."Reza mengelus kepalamu lembut dengan nada bicara yang pelan berharap agar kamu mau mengerti akan profesinya.

"tapi jangan keterlaluan juga dong Ja, aku tuh dirumah sendirian. Ilham sama istri dan anaknya udah pindah kerumah mereka yang baru, masa Eja tega biarin aku sendirian terus, aku nungguin Eja, tapi giliran Eja pulang aku udah tidur, padahal tadinya aku pingin banget makan malam berdua sama Eja.."kamu menundukkan kepala lirih.

"iya Eja minta maaf. Eja tau Eja salah. Eja janji gak akan keterlaluan lagi, tapi kamu juga harus ngerti dong sama profesi Eja.
Hari ini Eja beneran pulang cepet deh, Eja janji!"ucap Reza tersenyum yakin.

Kamu mengangkat kepalamu dan menatap Reza ragu.

"beneran?"tanyamu ragu

"iya beneran. Eja gak bohong. Hari ini Eja ada jadwal operasinya pagi sampai siang, jadi sorenya udah kosong.. Eja bisa pulang cepat dan ketemu sama istri Eja yang cantik ini.."jelas Reza meraih kedua pipimu dan mengelusnya lembut. Senyuman manisnya pun terukir begitu menyejukkan saat kamu pandang.

"janji?"kamu mengacungkan jari kelingkingmu.

"Janji!"balas Reza mengaitkan jarinya pada jari kelingkingmu.

Kamu pun tersenyum senang dan mendekap tubuh tegap Reza dan menyenderkan kepalamu didada bidangnya.
Tak lama Reza berpamitan untuk berangkat menuju Rumah Sakit untuk melaksanakan tugasnya disana yang sebagai Dokter itu.

"hati-hati yah? Inget jangan bohongin aku lagi"ucapmu mengingatkan.

"iya Eja janji.."balas Reza mengangguk yakin.

Kamu tersenyum dan membiarkan Reza melangkah keluar rumah meninggalkanmu. Harapanmu saat ini hanya ingin agar Reza bisa meluangkan waktunya dan tidak terus-terusan mengecewakanmu akan janji-janjinya itu.





**
"Bisma?"Franda membolakan matanya kaget saat melihat Bisma sudah berdiri didepan pintu rumahnya.

"pagi Nda.."sapa Bisma tersenyum ramah.

"kamu ngapain pagi-pagi udah kesini?"tanya Franda ketus.

"tadinya sih aku kesini mau tanyain hal yang serupa dengan kemarin, soalnya aku masih belum dapat jawabannya dari kamu, jadi jangan salahin aku kalau aku datang lagi kesini"jawab Bisma sekenanya seraya berjalan masuk membuat Franda terpelongo melihatnya.

"udah deh Bis, gak usah ngaco. Mending sekarang kamu pulang dan jangan terlalu sering datang kesini. Kamu juga harus kerja kan pagi ini, jadi gak usah buang-buang waktu kamu untuk datang kesini, aku GAK suka!"tegas Franda sedikit menekan kata-katanya.

"aku gak peduli. Aku akan terus datang kesini sampai kamu mau menceritakan kejadian yang sebenarnya.."ucap Bisma enteng.

"kamu gila Bis! Untuk apa kamu tanya tentang kejadian itu sama aku? Harusnya kamu tanya sama diri kamu sendiri, BUKAN sama aku!"kesal Franda menatap mata Bisma cukup tajam.

"aku udah jelasin berkali-kali. Aku tuh gak inget sedikit pun Nda, kamu jangan menutupi semuanya kayak gini., kamu jangan egois, aku cuma mau tau apa kebenarannya tentang kejadian tersebut.
Aku bahkan sempat berfikir kalau kepergian dan menghilangnya kamu saat aku menikah dengan Dina itu ada hubungannya dengan kejadian tersebut.
Entah kenapa aku sangat yakin, dan kamu menyembunyikan sesuatu dari aku.."jelas Bisma menatap balik mata Franda dengan tatapan yakinnya.

"ma..maksud kamu apa sih Bis?
Ka..kamu jangan hubung-hubungkan semuanya dengan masalah yang telah lalu.
Waktu itu aku pergi dan menghilang karna ada suatu hal, dan itu GAK ada hubungannya sama kamu!"elak Franda memalingkan wajahnya karna tidak kuat menatap mata Bisma terlalu lama.

"kalau itu tidak ada hubungannya sama aku, lalu kenapa saat kita bertemu di acara pernikahan Reza, kamu seperti ketakutan dan menghindar dari aku?
Itu udah menjadi satu bukti Nda kalau kamu menyembunyikan sesuatu dari aku. Bahkan aku sempat berfikir kalau kehadiran Elfaris kedunia ini karna aku. Terlebih sampai saat ini aku belum pernah melihat suami kamu AYAH dari Elfaris!
jangan-jangan 4'tahun lalu aku benar-benar menyentuh kamu, tak lama kamu hamil dan memilih pergi meninggalkan aku. Dan Elfaris, Dia ANAK aku!"jelas Bisma mencoba menebak dan menerka-nerka mengeluarkan semua yang ada didalam fikiran dan hatinya. Matanya pun semakin menatap mata Franda tajam penuh tanda tanya besar.

"DEGG!!"jantung Franda justru seolah berhenti mendadak mendengar Bisma bisa berbicara seperti itu. Air matanya perlahan menetes karna sulit dipercaya Bisma bisa tahu tentang itu semua.

"kamu gila, kamu benar-benar GILA Bis.
Elfaris itu anak aku, dan dia sama sekali TIDAK ADA hubungannya sama kamu dan kejadian 4'tahun lalu.
Kamu gila, kamu benar-benar gila Bisma!"elak Franda menggelengkan kepalanya. Ia berjalan mundur menjauhi Bisma dengan tubuh melemas dan takut akan rahasia besar yang sudah terbongkar didepan matanya.

"aku kan cuma nebak Nda. Kenapa kamu ketakutan seperti ini?
Lagian emang bener kan, selama ini aku tidak pernah melihat suami kamu atau ayah dari Elfaris. Jadi aku simpulkan kalau Elfaris itu ANAK AKU!"tegas Bisma berjalan mendekati Franda membuat Franda menunduk menggelengkan kepalanya takut.

"enggak.. Elfaris itu anak aku Bis, dia bukan anak siapa-siapa, dia anak aku.. Dia anak akuuu.."teriak Franda menutupi kedua telinganya tanpa mau mendengar kalimat yang keluar dari mulut Bisma lagi.

"Dia anak aku Bis, aku yang udah mengandung melahirkan bahkan membesarkan dia. Dia bukan anak siapapun, dia HANYA anak aku, HANYA AKU!"jelas Franda berusaha membuat Bisma yakin dan percaya.

"hemz.. Ko kamu bicaranya kayak gitu sih Nda?
Aku tadi gak serius ko, aku kan cuma nebak-nebak aja.
Jangan tatap aku kayak gitu, takut ih lihatnya.."tiba-tiba Bisma tersenyum kecil mengacak pelan puncak kepala Franda. Entah apa yang ada difikirannya, ucapannya tadi membuat jantung Franda hampir copot dan sekarang ia bilang kalau itu hanya sebuah candaan(?)

"yaudah aku mau temuin Elfaris dulu yah?
Aku masih boleh kan ketemu Elfaris?"lanjutnya lagi bertanya pelan.

"i..iya boleh.."jawab Franda sedikit gugup.

"makasih.."balas Bisma tersenyum kemudian segera berlari menuju lantai atas dimana Elfaris tengah berada dikamarnya sana.

"kenapa dengan Bisma?
Kenapa dia bersikap biasa aja?
Apa jangan-jangan tadi hanya sebuah candaan aja?
Ya Tuhan.. Aku gak siap kalau sampai Bisma tahu semuanya.
Aku takut dia ngambil Elfaris dari aku, aku takut Tuhan.."batin Franda lirih memandang punggung Bisma yang sudah mulai menjauh itu.


"aku tahu kamu nyembunyiin sesuatu dari aku Nda, ekspresi kamu tadi sangat menunjukkan kalau kamu benar-benar menyembunyikan sesuatu dari aku.."Bisma berjalan cepat menaiki anak tangga rumah Franda menuju lantai atas.

"Ya Allah.. Apa benar Elfaris itu anakku?
Kenapa jantungku seolah melemah saat melihat ekspresi wajah Franda tadi?
Apalagi saat dia meneteskan air mata dan berkata kalau Elfaris itu hanya anaknya bukan anak siapapun.
Hati aku terasa pilu melihat itu semua. Tapi aku melihat ada kebohongan dimata dia, tunjukkan semuanya Ya Allah.. Hamba mohon, Hamba ingin menebus semua kesalahan besar hamba dan mempertanggung jawabkannya.
Kalau Elfaris terbukti anak hamba, hamba akan menikahi Franda secepatnya, Hamba janji.."batin Bisma memejamkan matanya lirih. Tak lama langkahnya pun terhenti karna sudah sampai didepan pintu kamar Elfaris.





**
"jadi gimana? Boleh kan aku ajak Elfaris pergi keluar? Cuma sebentar ko, cuma main-main aja, boleh yah?"Bisma memandang wajah Franda penuh harap.

"sekali enggak tetep enggak. Kamu tuh gak usah ngeyel yah? Kamu udah sering aku izinkan buat ajak Elfaris pergi, tapi ENGGAK untuk kali ini!"jelas Franda menolak kesal.

"yah Bunda.. Kan cuma main-main aja bun, masa gak boleh sih?.."Elfaris menundukkan kepalanya lemas.

"kenapa gak boleh? Ko tumben kamu nggak ngebolehin aku ajak Elfaris pergi? Jangan-jangan Elfaris memang ada hubungannya sama aku dan kejadian 4'tahun lalu lagi.."bidik Bisma pura-pura curiga.

Franda membolakan matanya kaget.

"enggak. Aku gak boleh egois. Kalau aku melarang Bisma pergi sama Elfaris, nanti Bisma malah berfikir yang enggak-enggak. Iya aku gak boleh egois, aku harus yakinin Bisma kalau Elfaris sama sekali gak ada hubungannyasama dia dan kejadian 4'tahun lalu"batin Franda terlihat panik.

"gimana Nda? Masih gak boleh juga?"tanya Bisma lagi.

"yaudah kamu boleh bawa Elfaris pergi, tapi pulangnya jangan terlalu malam, dan jangan sampai Elfaris kenapa-napa."ujar Franda akhirnya. Bibir Bisma pun seketika tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari mulut Franda.

"jadi Ais boleh pelgi sama om ayah Bun?"Elfaris memandang Franda tidak percaya.

"iya sayang boleh, tapi jangan nakal yah?"Franda mengangguk setuju diiringi senyum.

"yeeee.. Belalti Ais akan main sama om Ayah, yeee.e. Makasih Bunda, Ais sayang sama bunda. Mmuuuach Ais sayang bunda.."teriak Elfaris senang. Ia mengecup pipi Franda dan tak henti-hentinya tersenyum girang.

"Akhirnya diizinkan juga.
Aku yakin kamu gak akan mungkin nolak keinginan aku untuk ajak Elfaris main diluar, kamu pasti takut kan Nda?
Semua jawaban kini ada dimata kamu, aku hanya perlu bukti dan kejelasan yang lebih nyata. Sebentar lagi semuanya akan terungkap, dan aku akan siap untuk mempertanggung jawabkan semuanya. Aku siap Nda, apapun itu akan aku lakukan untuk menebus semua kesalakan aku terhadap kamu.."batin Bisma tersenyum yakin memandang Franda dan bocah tampan yang sangat mirip dengannya itu.




**
"sebenalnya kita itu mau pelgi kemana sih om? Ko belhentinya di lumah sakit?"Elfaris mengerutkan keningnya bingung karna mobil Bisma mendadak berhenti tepat didepan Rumah Sakit besar.

"hmm om mau temuin temen om dulu. Nanti habis itu kita jalan-jalan.. Ais mau kan temenin om buat ketemu sama temen om?"Bisma memandang wajah Elfaris dengar pertanyaan yang sangat lembut keluar dari mulutnya.

"Ais mau om, Ais pasti akan temenin om"Elfaris menganggukkan kepalanya mantap. Bisma tersenyum mengacak pelan rambut hitam Elfaris yang diponi lurus itu.

Tak lama mereka berdua pun turun keluar dari dalam mobil memasuki area Rumah Sakit yang terlihat sangar ramai dikunjungi para pasient itu.


Bisma berjalan cepat dengan menuntun tangan kecil Elfaris yang mengikuti langkahnya. Ia bertanya pada salah satu Suster jaga akan keberadaan Reza sahabatnya. Ternyata Reza sedang melakukan operasi, Bisma pun disuruh masuk dan menunggu didalam ruangan Reza langsung karna sebelumnya Reza sempat menitip pesan pada Suster tersebut kalau ada seseorang yang menanyakannya dan bernama Bisma disuruh menunggu diruangannya.

Tanpa menunggu lama lagi Bisma pun berjalan cepat menuju ruangan Reza lebih tepatnya ruangan Dokter Reza.

"loe harus bantuin gue Ja, saat ini gue sangat butuh bantuan loe. Mungkin dengan melakukan tes DNA semuanya akan jelas dan bisa diketahui kalau Elfaris anak gue atau bukan. Tapi hati gue sangat yakin Ja kalau anak ini anak gue, loe harus bantu gue.."Bisma menatap wajah bocah kecil yang tampan yang dituntunnya itu. Tujuannya membawa Elfaris kesana ternyata ingin melakukan suatu tes darah untuk mencari kebenaran tentang siapa Elfaris dan kejadian apa yang sebenarnya terjadi 4'tahun lalu..





Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p