Setelah acara sarapan paginya selesai, Bisma beranjak dari kursi meja
makannya dan berpamitan untuk berangkat ke kantor. Dengan sangat lembut
penuh kasih sayang Dina sang istri pun mengantarnya sampai Bisma masuk
kemobil. Dina membawakan tas kantor Bisma dan tangannya menggandeng
lengan kiri Bisma.
"pulangnya enggak malem kan?
Tadi udah janji loh bakal pulang cepet, jadi gak boleh ingkar.."ujar Dina menyunggingkan senyum kecilnya.
"iya sayang, aku pulang cepet ko. Gak akan bohong dan ingkar. Aku
usahain pulang cepet. Muach, aku berangkat yah?"Bisma menarik kepala
Dina dan mengecupnya mesra.
"hati-hati.. Nyetir mobilnya jangan ngebut yah?, daah.."Dina
melambaikan tangannya kearah Bisma yang sudah memasuki mobil sedan
merahnya itu.
"iya sayang, hati-hati juga dirumah yah? Love you.."balas Bisma ikut
melambaikan tangannya, ia membuka kaca jendela mobilnya kemudian
menutupnya lagi dan segera melaju meninggalkan Dina untuk pergi ke
kantor.
"love you to Bis..
Sangat bangga bisa punya suami sebaik dan sepengertian kamu.."batin
Dina tersenyum kagum. Ia pun masuk kembali kedalam rumahnya karna mobil
Bisma sudah menjauh dan tidak terlihat lagi.
**
"ngapain masih berdiri disitu? Udah sana aja pergi. Sekalian gak
usah pulang lagi!"kamu memandang wajah Reza ketus, wajahmu pun kamu
palingkan seolah sangat muak melihat wajah polos suamimu ini.
"yaah ko ngomongnya gitu sih? Nanti kalau Eja beneran gak pulang
lagi emangnya kamu mau?"Reza mendekat kearahmu dengan wajah penuh
sesalnya.
"abis Eja tuh nyebelin!
Semalam janji mau pulang sore. Tapi APA?
Eja pulang tengah malam dimana aku udah tidur. Makanan yang aku
masak buat Eja pun keburu dingin, Eja keterlaluan tau gak, kalau gak
bisa pulang cepet bilang, jangan cuma janji-janji aja!"kesalmu hampir
saja meneteskan air mata.
"iya Eja minta maaf. Tadinya kemarin Eja emang mau pulang sore, tapi
tiba-tib ada korban kecelakaan dan harus buru-buru Eja tangani, trus
Dokter Morgan juga minta izin pulang cepat, makanya Eja yang gantiin dia
buat melakukan operasi, jadi Eja pulang telat deh, maaf yah? Eja gak
akan ingkar lagi deh.."Reza mengelus kepalamu lembut dengan nada bicara
yang pelan berharap agar kamu mau mengerti akan profesinya.
"tapi jangan keterlaluan juga dong Ja, aku tuh dirumah sendirian.
Ilham sama istri dan anaknya udah pindah kerumah mereka yang baru, masa
Eja tega biarin aku sendirian terus, aku nungguin Eja, tapi giliran Eja
pulang aku udah tidur, padahal tadinya aku pingin banget makan malam
berdua sama Eja.."kamu menundukkan kepala lirih.
"iya Eja minta maaf. Eja tau Eja salah. Eja janji gak akan keterlaluan lagi, tapi kamu juga harus ngerti dong sama profesi Eja.
Hari ini Eja beneran pulang cepet deh, Eja janji!"ucap Reza tersenyum yakin.
Kamu mengangkat kepalamu dan menatap Reza ragu.
"beneran?"tanyamu ragu
"iya beneran. Eja gak bohong. Hari ini Eja ada jadwal operasinya
pagi sampai siang, jadi sorenya udah kosong.. Eja bisa pulang cepat dan
ketemu sama istri Eja yang cantik ini.."jelas Reza meraih kedua pipimu
dan mengelusnya lembut. Senyuman manisnya pun terukir begitu menyejukkan
saat kamu pandang.
"janji?"kamu mengacungkan jari kelingkingmu.
"Janji!"balas Reza mengaitkan jarinya pada jari kelingkingmu.
Kamu pun tersenyum senang dan mendekap tubuh tegap Reza dan menyenderkan kepalamu didada bidangnya.
Tak lama Reza berpamitan untuk berangkat menuju Rumah Sakit untuk melaksanakan tugasnya disana yang sebagai Dokter itu.
"hati-hati yah? Inget jangan bohongin aku lagi"ucapmu mengingatkan.
"iya Eja janji.."balas Reza mengangguk yakin.
Kamu tersenyum dan membiarkan Reza melangkah keluar rumah
meninggalkanmu. Harapanmu saat ini hanya ingin agar Reza bisa meluangkan
waktunya dan tidak terus-terusan mengecewakanmu akan janji-janjinya
itu.
**
"Bisma?"Franda membolakan matanya kaget saat melihat Bisma sudah berdiri didepan pintu rumahnya.
"pagi Nda.."sapa Bisma tersenyum ramah.
"kamu ngapain pagi-pagi udah kesini?"tanya Franda ketus.
"tadinya sih aku kesini mau tanyain hal yang serupa dengan kemarin,
soalnya aku masih belum dapat jawabannya dari kamu, jadi jangan salahin
aku kalau aku datang lagi kesini"jawab Bisma sekenanya seraya berjalan
masuk membuat Franda terpelongo melihatnya.
"udah deh Bis, gak usah ngaco. Mending sekarang kamu pulang dan
jangan terlalu sering datang kesini. Kamu juga harus kerja kan pagi ini,
jadi gak usah buang-buang waktu kamu untuk datang kesini, aku GAK
suka!"tegas Franda sedikit menekan kata-katanya.
"aku gak peduli. Aku akan terus datang kesini sampai kamu mau menceritakan kejadian yang sebenarnya.."ucap Bisma enteng.
"kamu gila Bis! Untuk apa kamu tanya tentang kejadian itu sama aku?
Harusnya kamu tanya sama diri kamu sendiri, BUKAN sama aku!"kesal Franda
menatap mata Bisma cukup tajam.
"aku udah jelasin berkali-kali. Aku tuh gak inget sedikit pun Nda,
kamu jangan menutupi semuanya kayak gini., kamu jangan egois, aku cuma
mau tau apa kebenarannya tentang kejadian tersebut.
Aku bahkan sempat berfikir kalau kepergian dan menghilangnya kamu
saat aku menikah dengan Dina itu ada hubungannya dengan kejadian
tersebut.
Entah kenapa aku sangat yakin, dan kamu menyembunyikan sesuatu dari
aku.."jelas Bisma menatap balik mata Franda dengan tatapan yakinnya.
"ma..maksud kamu apa sih Bis?
Ka..kamu jangan hubung-hubungkan semuanya dengan masalah yang telah lalu.
Waktu itu aku pergi dan menghilang karna ada suatu hal, dan itu GAK
ada hubungannya sama kamu!"elak Franda memalingkan wajahnya karna tidak
kuat menatap mata Bisma terlalu lama.
"kalau itu tidak ada hubungannya sama aku, lalu kenapa saat kita
bertemu di acara pernikahan Reza, kamu seperti ketakutan dan menghindar
dari aku?
Itu udah menjadi satu bukti Nda kalau kamu menyembunyikan sesuatu
dari aku. Bahkan aku sempat berfikir kalau kehadiran Elfaris kedunia ini
karna aku. Terlebih sampai saat ini aku belum pernah melihat suami kamu
AYAH dari Elfaris!
jangan-jangan 4'tahun lalu aku benar-benar menyentuh kamu, tak lama
kamu hamil dan memilih pergi meninggalkan aku. Dan Elfaris, Dia ANAK
aku!"jelas Bisma mencoba menebak dan menerka-nerka mengeluarkan semua
yang ada didalam fikiran dan hatinya. Matanya pun semakin menatap mata
Franda tajam penuh tanda tanya besar.
"DEGG!!"jantung Franda justru seolah berhenti mendadak mendengar
Bisma bisa berbicara seperti itu. Air matanya perlahan menetes karna
sulit dipercaya Bisma bisa tahu tentang itu semua.
"kamu gila, kamu benar-benar GILA Bis.
Elfaris itu anak aku, dan dia sama sekali TIDAK ADA hubungannya sama kamu dan kejadian 4'tahun lalu.
Kamu gila, kamu benar-benar gila Bisma!"elak Franda menggelengkan
kepalanya. Ia berjalan mundur menjauhi Bisma dengan tubuh melemas dan
takut akan rahasia besar yang sudah terbongkar didepan matanya.
"aku kan cuma nebak Nda. Kenapa kamu ketakutan seperti ini?
Lagian emang bener kan, selama ini aku tidak pernah melihat suami
kamu atau ayah dari Elfaris. Jadi aku simpulkan kalau Elfaris itu ANAK
AKU!"tegas Bisma berjalan mendekati Franda membuat Franda menunduk
menggelengkan kepalanya takut.
"enggak.. Elfaris itu anak aku Bis, dia bukan anak siapa-siapa, dia
anak aku.. Dia anak akuuu.."teriak Franda menutupi kedua telinganya
tanpa mau mendengar kalimat yang keluar dari mulut Bisma lagi.
"Dia anak aku Bis, aku yang udah mengandung melahirkan bahkan
membesarkan dia. Dia bukan anak siapapun, dia HANYA anak aku, HANYA
AKU!"jelas Franda berusaha membuat Bisma yakin dan percaya.
"hemz.. Ko kamu bicaranya kayak gitu sih Nda?
Aku tadi gak serius ko, aku kan cuma nebak-nebak aja.
Jangan tatap aku kayak gitu, takut ih lihatnya.."tiba-tiba Bisma
tersenyum kecil mengacak pelan puncak kepala Franda. Entah apa yang ada
difikirannya, ucapannya tadi membuat jantung Franda hampir copot dan
sekarang ia bilang kalau itu hanya sebuah candaan(?)
"yaudah aku mau temuin Elfaris dulu yah?
Aku masih boleh kan ketemu Elfaris?"lanjutnya lagi bertanya pelan.
"i..iya boleh.."jawab Franda sedikit gugup.
"makasih.."balas Bisma tersenyum kemudian segera berlari menuju lantai atas dimana Elfaris tengah berada dikamarnya sana.
"kenapa dengan Bisma?
Kenapa dia bersikap biasa aja?
Apa jangan-jangan tadi hanya sebuah candaan aja?
Ya Tuhan.. Aku gak siap kalau sampai Bisma tahu semuanya.
Aku takut dia ngambil Elfaris dari aku, aku takut Tuhan.."batin
Franda lirih memandang punggung Bisma yang sudah mulai menjauh itu.
"aku tahu kamu nyembunyiin sesuatu dari aku Nda, ekspresi kamu tadi
sangat menunjukkan kalau kamu benar-benar menyembunyikan sesuatu dari
aku.."Bisma berjalan cepat menaiki anak tangga rumah Franda menuju
lantai atas.
"Ya Allah.. Apa benar Elfaris itu anakku?
Kenapa jantungku seolah melemah saat melihat ekspresi wajah Franda tadi?
Apalagi saat dia meneteskan air mata dan berkata kalau Elfaris itu hanya anaknya bukan anak siapapun.
Hati aku terasa pilu melihat itu semua. Tapi aku melihat ada
kebohongan dimata dia, tunjukkan semuanya Ya Allah.. Hamba mohon, Hamba
ingin menebus semua kesalahan besar hamba dan mempertanggung
jawabkannya.
Kalau Elfaris terbukti anak hamba, hamba akan menikahi Franda
secepatnya, Hamba janji.."batin Bisma memejamkan matanya lirih. Tak lama
langkahnya pun terhenti karna sudah sampai didepan pintu kamar Elfaris.
**
"jadi gimana? Boleh kan aku ajak Elfaris pergi keluar? Cuma sebentar
ko, cuma main-main aja, boleh yah?"Bisma memandang wajah Franda penuh
harap.
"sekali enggak tetep enggak. Kamu tuh gak usah ngeyel yah? Kamu udah
sering aku izinkan buat ajak Elfaris pergi, tapi ENGGAK untuk kali
ini!"jelas Franda menolak kesal.
"yah Bunda.. Kan cuma main-main aja bun, masa gak boleh sih?.."Elfaris menundukkan kepalanya lemas.
"kenapa gak boleh? Ko tumben kamu nggak ngebolehin aku ajak Elfaris
pergi? Jangan-jangan Elfaris memang ada hubungannya sama aku dan
kejadian 4'tahun lalu lagi.."bidik Bisma pura-pura curiga.
Franda membolakan matanya kaget.
"enggak. Aku gak boleh egois. Kalau aku melarang Bisma pergi sama
Elfaris, nanti Bisma malah berfikir yang enggak-enggak. Iya aku gak
boleh egois, aku harus yakinin Bisma kalau Elfaris sama sekali gak ada
hubungannyasama dia dan kejadian 4'tahun lalu"batin Franda terlihat
panik.
"gimana Nda? Masih gak boleh juga?"tanya Bisma lagi.
"yaudah kamu boleh bawa Elfaris pergi, tapi pulangnya jangan terlalu
malam, dan jangan sampai Elfaris kenapa-napa."ujar Franda akhirnya.
Bibir Bisma pun seketika tersenyum mendengar kalimat yang keluar dari
mulut Franda.
"jadi Ais boleh pelgi sama om ayah Bun?"Elfaris memandang Franda tidak percaya.
"iya sayang boleh, tapi jangan nakal yah?"Franda mengangguk setuju diiringi senyum.
"yeeee.. Belalti Ais akan main sama om Ayah, yeee.e. Makasih Bunda,
Ais sayang sama bunda. Mmuuuach Ais sayang bunda.."teriak Elfaris
senang. Ia mengecup pipi Franda dan tak henti-hentinya tersenyum girang.
"Akhirnya diizinkan juga.
Aku yakin kamu gak akan mungkin nolak keinginan aku untuk ajak Elfaris main diluar, kamu pasti takut kan Nda?
Semua jawaban kini ada dimata kamu, aku hanya perlu bukti dan
kejelasan yang lebih nyata. Sebentar lagi semuanya akan terungkap, dan
aku akan siap untuk mempertanggung jawabkan semuanya. Aku siap Nda,
apapun itu akan aku lakukan untuk menebus semua kesalakan aku terhadap
kamu.."batin Bisma tersenyum yakin memandang Franda dan bocah tampan
yang sangat mirip dengannya itu.
**
"sebenalnya kita itu mau pelgi kemana sih om? Ko belhentinya di
lumah sakit?"Elfaris mengerutkan keningnya bingung karna mobil Bisma
mendadak berhenti tepat didepan Rumah Sakit besar.
"hmm om mau temuin temen om dulu. Nanti habis itu kita jalan-jalan..
Ais mau kan temenin om buat ketemu sama temen om?"Bisma memandang wajah
Elfaris dengar pertanyaan yang sangat lembut keluar dari mulutnya.
"Ais mau om, Ais pasti akan temenin om"Elfaris menganggukkan
kepalanya mantap. Bisma tersenyum mengacak pelan rambut hitam Elfaris
yang diponi lurus itu.
Tak lama mereka berdua pun turun keluar dari dalam mobil memasuki
area Rumah Sakit yang terlihat sangar ramai dikunjungi para pasient itu.
Bisma berjalan cepat dengan menuntun tangan kecil Elfaris yang
mengikuti langkahnya. Ia bertanya pada salah satu Suster jaga akan
keberadaan Reza sahabatnya. Ternyata Reza sedang melakukan operasi,
Bisma pun disuruh masuk dan menunggu didalam ruangan Reza langsung karna
sebelumnya Reza sempat menitip pesan pada Suster tersebut kalau ada
seseorang yang menanyakannya dan bernama Bisma disuruh menunggu
diruangannya.
Tanpa menunggu lama lagi Bisma pun berjalan cepat menuju ruangan Reza lebih tepatnya ruangan Dokter Reza.
"loe harus bantuin gue Ja, saat ini gue sangat butuh bantuan loe.
Mungkin dengan melakukan tes DNA semuanya akan jelas dan bisa diketahui
kalau Elfaris anak gue atau bukan. Tapi hati gue sangat yakin Ja kalau
anak ini anak gue, loe harus bantu gue.."Bisma menatap wajah bocah kecil
yang tampan yang dituntunnya itu. Tujuannya membawa Elfaris kesana
ternyata ingin melakukan suatu tes darah untuk mencari kebenaran tentang
siapa Elfaris dan kejadian apa yang sebenarnya terjadi 4'tahun lalu..
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p