Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 17

Wajah tampan bocah kecil bermata sipit ini begitu terlihat serius menyaksikan aksi Bunda dan lelaki yang selalu Ia panggil om Ayah. Ia duduk diatas anak tangga pertama dengan kepala yang sengaja Ia masukkan dari kedua celah yang terdapat disamping anak tangga tersebut, bola matanya sungguh indah dan mulutnya ikut menganga melihat begitu serius aksi kedua orang tua kandungnya


"uhh ayo Bun, telus! Lebih cepat lagi, Bunda pasti bisa. Ayo Bun.."ucapnya memukul telapak tangannya sendiri gemas

"Yeeeee Aku Menaaang!! Akhirnya Aku bisa juga ngalahin kamu Nda, Yeeeee!!"teriak Bisma tiba-tiba, rupanya mobil balapnya Finish lebih dulu dibanding Franda

"Mati Aku.."Franda mengusap wajahnya lemas, begitu pun dengan si bocah tampan Elfaris ikut melemas karna Bundanya kalah

"yaah Bunda.. Belati om Ayah bakalan pulang, huh Bunda payah.."batinnya sedikit kecewa karna semuanya tidak bisa seperti apa yang Ia harapkan

"Haha gimana Nda? Udah siap?"Bisma tertawa senang melirik Franda

"A..Aku, Aku gak bisa Bis.. Maaf!"Franda beranjak dari duduknya dan hendak berlalu pergi

"gak ada yang gak bisa buat Aku, permainan tetap permainan dan sekarang Aku yang menang, Aku mau hadiahnya"jelas Bisma menarik pergelangan tangan Franda hingga Franda berhenti melangkah

"tapi Aku tetep gak bisa Bis, kamu ngerti dong, kita tub bukan kaya dulu lagi tau gak, Aku dan kamu udah beda dan kamu udah punya istri, jadi Aku haraa..p"tiba-tiba Bisma meletakkan jari telunjuknya dibibir tipis Franda hingga Franda menggantungkan ucapannya

"anggap aja kita masih kaya dulu, ini kan hanya permainan, jadi jangan terlalu diambil serius, Aku cuma mau sekarang.."Bisma mendekatkan wajahnya membuat Franda berusaha mundur hingga akhirnya mentok dan bersender pada sofa rumahnya

"Bis kamu jangan nekat, kalau Dina sampai tau Dia akan marah besar sama kamu, jadi Aku harap ka..muu"Franda menghentikan ucapannya karna wajah Bisma semakin mendekat dan hembusan nafasnya pun suha bisa Franda rasakan

"Aku gak peduli Nda, Aku tetap akan lakuin ini, jadi..? Nikmatin aja oke?"jelas Bisma sedikit berbisik dan membuat Franda sungguh tidak bisa berkutik lagi

Franda pun hanya bisa memejamkan matanya pasrah merasakan sentuhan lembut menempel dibibir tipisnya, sentuhan yang pernah Ia rasakan saat Bisma menyentuhnya dulu, sentuhan yang kini membuat tubuhnya melemas tidak bisa apa-apa, bahkan tenaga untuk mendorong tubuh Bisma agar menghentikan aksinya saja seperti lenyap dan sangat sulit, terpaksa Ia pun harus diam lagi membiarkan Bisma menyentuh bibir tipisnya


"AAAAAAaaaa!! Om Ayah lagi ngapain Bunda Ais? Aaaaaa!!!"tiba-tiba Elfaris berteriak sambil menutupi wajahnya dengan telapak tangan. Franda dan Bisma pun dibuat kaget akan aksi teriakan Elfaris

"CUKUP Bis! Kamu keterlaluan! Kamu gak lihat apa kalau Elfaris anak kamu memperhatikan kita? Isssh EGOIS tau gak!!"Franda mendorong tubuh Bisma kasar hingga tautan dengan bibirnya terlepas, Ia pun beranjak menghampiri Elfaris, sedangkan Bisma hanya melongo mendengar ucapan Franda barusan

"Ais ngapain sih disini? Kan Bunda udah bilang ais harus tidur, kenapa Ais jadi bandel?"kesal Franda memarahi putra semata wayangnya ini

"maafin Ais Bunda, tadi Ais gak bisa bobo, makanya Ais balik lagi kesini, Ais cuma mau lihat Bunda sama om Ayah, tapi tadi Ais malah lihat om Ayah mau gigit Bunda, makanya Ais teliak.."sesal Elfaris menunduk takut

"Om Ayah enggak gigit Bunda, tadi Om Ayah cuma lagi becandaan sama Bunda, Ais jangan berfikiran yang macam-macam, sekarang Ais naik keatas dan masuk kamar, Bunda gak mau Ais membantah perintah Bunda lagi!"jelas Franda berusaha tegas pada Elfaris

"tapi Buun?"ucapan Elfaris terpotong

"Gak ada tapi-tapian! Masuk lalu tidur!"tegas Franda lagi, Elfaris pun hanya bisa menunduk lemas menuruti perintah Bundanya untuk segera naik kelantai atas dan masuk kedalam kamarnya


Sedangkan Bisma sendiri masih saja diam mematung ditempatnya, rupanya Ia masih memikirkan ucapan Franda tadi

"Kamu juga! Ngapain kamu masih disitu? Mending sekarang kamu pergi dan pulang! Aku gak suka kalau kamu bersikap kaya gini Bis, Aku gak suka!"ketus Franda menatap Bisma tajam penuh emosi

"Siapa Elfaris sebenarnya Nda? Kenapa tadi kamu bilang Dia anak Aku? Apa Ais beneran anak Aku?"tanya Bisma tiba-tiba. Franda membolakan matanya kaget mendengar Bisma bertanya seperti itu

"ma..maksud kamu?"tanya Franda balik

"tadi kamu sendiri kan yang bilang kalau Elfaris anak Aku? Apa Dia beneran anak Aku Nda? Tapi bagaimana ceritanya hingga kamu bisa bicara kalau Elfaris anak Aku?"Bisma mengerutkan keningnya bingung mencoba berfikir dengan logika yang sangat sulit dipahami ini

"i..itu, ka..kamu cuma salah denger kali, A..aku tadi cuma refleks aja, la..lagian Elfaris gak mungkin anak kamu Bis.. Dia itu anak Aku dan Ayahnya, bu..bukan anak kamu.."seketika wajah Franda berubah menjadi gugup dan takut, kedua telapak tangannya bergetar dan terasa sangat dingin karna barusan Ia harus berbohong

"tangan kamu dingin, kamu pasti bohong.."tiba-tiba Bisma menggenggam telapak tangan Franda dan merasakan dinginnya kulit halus Franda

"A..aku gak bohong, udah deh kamu gak usah bicara ngaco terus. Mending sekarang kamu pulang, Dina pasti nungguin kamu Bis, kamu gak kasihan apa sama Dina? Ayo pulang.. Gak enak kalau kamu terus-terusan disini.."Franda mencoba mengalihkan perhatian dan pembicaraan Bisma

"Aku mau nginep disini aja Nda, Dina lagi dirumah orang tuanya ko, tadi Dia udah BBM Aku. Jadi gak ada alasan lagi buat kamu nyuruh Aku pergi dari sini"ujar Bisma enteng membuat kedua bola mata sipit Franda melotot seketika mendengarnya

"isssh kamu jangan gila deh Bis, mending sekarang kamu pulang, kalau sampai Dina tau gimana? Dia bisa salah faham tau gak!"ketus Franda kesal

"Aku gak gila ko, lagian kalau pun Aku nginap disini Aku akan tidur sama Elfaris, bukan sama kamu. Jadi Aku enggak gila.."jelas Bisma tersenyum menatap wajah Franda

"huhf.. Ya Tuhan.. Kenapa Bisma jadi ngeyel kaya gini sih? Kamu tuh gak ngerti sama posisi Aku dan status kamu Bis.."Franda menghela nafasnya berat

"Aku mau temui Ais dulu, malam ini Aku akan tetap nginap disini, itu atas keinginan Ais loh, Aku gak mau ngecewain Dia karna Aku sangat sayang sama Ais.."ujar Bisma lagi masih dengan senyuman khasnya, Ia pun segera beranjak menaiki anak tangga rumah Franda menuju kamar Elfaris dilantai atas

"apa Aku harus terus biarin kamu deket dengan Elfaris Bis?
Aku takut.. Aku takut kamu tau semuanya dan mengambil Elfaris dari Aku. Tapi Aku juga gak bisa egois, Elfaris anak kamu, Ia berhak dekat sama kamu, yang Aku takutkan hanya kamu tau semuanya dan akan mengambil Elfaris dari Aku, Aku belum siap Bis dan Aku gak akan pernah siap kalau sampai hal itu terjadi.."batin Franda memandang pilu Bisma yang sudah meninggalkannya sendirian

Tak lama Franda pun segera membereskan ruangan yang sedikit terlihat berantakan akibat bermain playstation tadi. Air matanya sesekali menetes saat Ia mengingat tak sengaja menyebut Elfaris anak Bisma, apalagi saat Bisma bertanya tentang hal tersebut, jantung Franda seakan dibuat copot karenanya, tapi untung saja Bisma tidak bertanya hal itu lagi dan percaya kalau Elfaris bukan putra kandungnya.




**
"Humm.. Kamu masak apa sih sayang malam-malam gini?
Eja fikir kamu kemana, eh ternyata ada disini.."tiba-tiba kamu menoleh kaget dari aksi asikmu karna mendengar suara Reza, bibirmu pun tersenyum melihat ekspresi wajah Reza yang terlihat masih sangat mengantuk

"Aku lapar Ja, makanya nyoba masak, disini gak ada makanan sih.. Eja mau gak? Nanti makannya berdua yah? Tadi kan waktu di Mall Eja belum sempet makan, pasti lapar.."kamu mematikan kompor gas yang masih menyala lalu segera menyiapkan sepiring nasi goreng dan membawanya keatas meja makan

"sebenarnya Eja masih ngantuk, tapi boleh deh makan, tapi suapin yah sayang?"pinta Reza manja, Ia duduk disalah satu kursi meja makan didekatmu

"ih tumben Eja manja? Yaudah nanti Aku suapin, tapi gantian yah?"pintamu tersenyum begitu manis. Reza hanya menganggukkan kepalanya setuju

Sepiring nasi goreng buatanmu yang menurut Reza sangat lezat ini pun akhirnya habis kalian lahap, Reza dan kamu rupanya sama-sama tengah dilanda lapar hingga sedari tadi kalian tidak mau berhenti mengunyah dan malah saling berebut

"uhh Eja udah dong, masa Eja terus sih? Aku baru makannya sedikit, pokoknya itu suapan terakhir buat Aku.."kamu merebut sendok makan yang dipegang Reza berisi suapan nasi goreng terakhir

"yah gak bisa dong sayang, Eja juga masih lapar tau, pokoknya ini buat Eja"kekeuh Reza meraih kembali sendok tersebut dan hendak diarahkan kemulutnya

"ish tapi kan Eja laki-laki, harusnya Eja mengalah dong.. Masa sama istri sendiri gak mau ngalah?"ambekmu melipat kedua tangan didada

"salah sendiri, kenapa bikin nasi gorengnya cuma sedikit"Reza memalingkan wajahnya cuek

"issh ko Eja ngomongnya gitu sih? Nyebelin!!"kesalmu menghentakkan kaki lalu beranjak meninggalkan Reza sendiri

"yaah ngambek, Eja kan cuma becanda. Jangan ngambek dong.. Nih deh Eja kasih buat kamu, suapa nasi goreng terakhir buat istri Eja tercinta, ayo buka mulutnya?"Reza meraih tanganmu lembut dan menyuruhmu membuka mulut, Ia mengarahkan sesendok nasi goreng tersebut kearah mulutmu

"beneran buat Aku?"tanyamu ragu

"iya sayang beneran, ayo buka mulutnya?"Reza mengangguk kecil dan tersenyum menatapmu, kamu pun membuka mulutmu dan melahap suapan terakhir nasi goreng yang sempat kamu rebutkan itu

"enak kan? Besok gantian deh Eja yang masak, sekarang bobo yah? Udah malam, besok pagi Eja juga harus ke Rumah Sakit, gak enak kalau harus bolos lagi.."Reza menaruh sendok yang dipegangnya diatas meja, kamu sendiri masih mengunyah dan berusaha menelan nasi goreng tersebut

"berarti besok Aku sama Reza gak bisa sama-sama seharian lagi, Reza pasti akan sibuk dan pulang disaat Aku udah tidur.. Ko rasanya berat banget yah Ja kalau harus jauh dari kamu.."batinmu menatap Reza dengan mata sedikit berkaca

"muach! Ko malah ngelamun sih? Ayo tidur? Kita ke kamar sekarang.."tiba-tiba Reza mengecup bibirmu sekilas dan mengangkat tubuhmu membuat kamu kaget dan terbuyar dari lamunanmu

"Eja ngagetin, yaudah kita tidur sekarang.."ujarmu tersenyum manja, kamu melingkarkan kedua tanganmu dileher Reza dan Reza siap membawamu kedalam kamar kalian untuk melanjutkan tidur yang sempat terganggu tadi.



Sementara itu...


Bisma sekarang tengah berbaring diatas kasur dimana Elfaris juga ikut berbaring disana, kedua kelopak matanya masih enggak untuk terpejam karna sedari tadi Elfaris juga tidak mau tidur

"om, kenapa yah Bunda Ais selalu marah kalau Ais tanya soal Ayah? Padahal Ais cuma pingin tau Ayah Ais, Ais pingin ketemu dan lihat Ayah om, Ais pingin tau wajah Ayah Ais kaya apa, tapi Bunda selalu marah dan larang Ais buat tanya soal Ayah, Bunda juga selalu sedih kalau Ais tanya dimana Ayah, Ais jadi bingung.. Apa Ais gak punya Ayah om?"Elfaris membalikkan badannya memandang Bisma, bola mata indahnya terlihat berkaca seperti menahan tangis, mungkin rasa rindu yang teramat sangat pada sang Ayah membuatnya harus selalu memendang rasa tersebut, padahal usianya sendiri masih sangat kecil dan sangat butuh figur seorang Ayah

"hemz.. Mungkin Bunda sama Ayah Ais lagi berantem makanya Bunda larang Ais terus, orang dewasa kan emang ribet, tapi Ais harus yakin kalau Ais itu punya Ayah, Ais ak mungkin bisa lahir tanpa adanya Ayah, om yakin suatu saat Ais pasti bisa ketemu sama Ayah, percaya deh.."Bisma menyentuh kedua pipi cuaby Elfaris dan menatapnya begitu teduh

"tapi sampai kapan om? Ais udah mau ulang tahun ke'4 sebental lagi, tapi Ayah belum juga ada disini, Bunda selalu bilang kalau Ayah lagi sibuk dan belum bisa kesini, Bunda juga selalu bilang kalau suatu saat Ais pasti ketemu Ayah, tapi sampai kapan om? Ais kangen Ayah.. Ais pingin tidur dipeluk Ayah.. Ais juga gak mau lihat Bunda sedih terus, Ais pingin Ayah om.."air mata Elfaris menetes tanpa bisa Ia tahan lagi, dada Bisma pun mendadak sesak mendengar penuturan bocah tampan berusia mendekati 4tahun ini

"Ais bisa ko anggap om sebagai Ayah Ais.. Ais boleh peluk om sambil tidur, om akan temani Ais malam ini, tapi Ais gak boleh sedih yah?"Bisma mengulurkan tangannya menyambut tubuh mungil Elfaris untuk Ia dekap, air matanya tiba-tiba menetes saat merasakan pelukan hangat Elfaris yang membuat hatinya tersentuh hebat

"Ayah.. Hiks, Ais pingin Ayah..
Kenapa om ini enggak jadi Ayah Ais aja?..
Ais pingin Ayah ya Allah.. Ais pingin Ayah.."batin Elfaris memejamkan matanya lirih

"sekarang bobo yah? Udah tengah malam, nanti Bunda marah kalau sampai Ais belum bobo juga, bobo yah sayang? Om akan temani Ais terus tapi Ais harus bobo.."perlahan Bisma melepaskan pelukannya dan merapikan poni hitam Elfaris

"jangan nangis lagi, anak laki-laki gak boleh cengeng, sekarang bobo yah? Jangan bergadang karna itu gak baik buat kesehatan Ais.."Bisma mengusap kedua pipi Elfaris dan menghapus air mata yang membasahi wajah Elfaris, Ia juga menarik selimut bergambar mobil-mobilan untuk menutupi tubuh Elfaris

"Ais belum bisa bobo om, Ais suka gak bisa bobo kalau belum tengah malam, makanya Bunda suka marah dan nyuruh Ais bobo siang karna Ais gak bisa bobo cepat disaat malam.."jelas Elfaris memandang wajah Bisma

"insomnia maksudnya? Tapi ko bisa? Kan Ais masih kecil sayang? Itu gak baik buat Ais.."Bisma terkekeh geli mendengar penuturan Elfaris

"tapi itu emang benel om, Bunda bilang sih Ais milip sama Ayah, Ayah Ais juga gak bisa kalau bobo belum tengah malam, makanya mata Ais jadi makin cipit nih gala-gala begadang telus.."Elfaris menunjuk mata sipitnya dengan bibir mungil yang sedikit Ia manyunkan, Bisma sungguh gemas melihat ekspresi wajah bocah kecil yang lucu nan tampan ini

"sangat sama PERCIS dengan Gue.
Siapa sebenarnya Elfaris ini? Apa benar Dia anak Gue?
Ahh enggak, itu gak mungkin, ini pasti cuma kebetulan, yapz.. Cuma kebetulan aja.."batin Bisma tersenyum mencoba membuang semua fikiran dan harapan besar yang sebetulnya sangat Ia harapkan

"bobo yah? Om temenin, gak boleh begadang lagi, itu enggak baik sayang.."suruh Bisma lembut. Elfaris melirik jam dinding didalam ruangan kamarnya yang sudah menunjukkan pukul 00:30wib itu, Ia pun mengangguk setuju dan segera memejamkan kedua kelopak matanya. Tangan mungilnya memeluk tubuh Bisma, wajahnya Ia sembunyikan didada bidang Bisma membayangkan kalau saat ini yang tengah Ia peluk adalah sang Ayah

"lucu kamu sayang.. Andai aja kamu beneran anak om.."Bisma tersenyum kecil mengelus rambut Elfaris, Ia juga ikut mendekap tubuh mungil Elfaris dan tidur dipelukannya hingga akhirnya mereka berdua pun terlelap dialam mimpi masing-masing..









Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p