Pagi menjelang...
Kamu menggeliatkan tubuhmu, kedua bola matamu kamu kerjapkan karna sinar matahari yang masuk cukup membuat mata silau
"ngh~"desahmu kemudian membuka mata
Kamu tersenyum mendapati tangan Reza masih setia melingkar dipinggangmu
"kamu lucu kalau lagi tidur kaya gini Za.."gumamu tersenyum kecil
Perlahan kamu mencoba menyingkirkan tangan Reza dari tubuhmu, kamu beranjak dengan menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhmu
"ko badan Aku jadi sakit semua gini, Reza ternyata beneran udah
ngelakuin tugasnya, makasih ya sayang.. Aku harap Aku bisa secepatnya
kasih kamu keturunan, Aku sayang kamu Ja, muach.."kamu mengecup kening
Reza sekilas kemudian segera beranjak menuju kamar mandi.
Sementara itu...
"jadi Cocoh beneran gak bisa pulang cepat hari ini? Trus gimana sama
Elfaris, Cocoh kan tadi pagi udah janji Coh, Dia nungguin kamu
loh.."wajah Franda sedikit melemas mendengar penuturan Rafael diseberang
telpon sana. Ia menempelkan gagang telepon rumahnya ketelinga untuk
mendengar suara Rafael
"tapi Cocoh beneran gak bisa pulang cepet, ada meeting mendadak
diluar kota. Siang ini aja Cocoh harus ke Surabaya, mungkin pulangnya
sangat larut, bahkan Cocoh bisa-bisa menginap disana, bilang maaf aja
yah sama Ais, lain kali Cocoh pasti akan tepatin janji Cocoh sama Ais,
maaf yah Nda.."jelas Rafael menyesal
"hufh.. Yaudah gak papa, nanti biar Nda coba kasih pengertian sama
Elfaris, padahal dari tadi Ais udah nungguin kamu banget Coh, Dia pengen
diajarin berenang, tapi Cocohnya malah gak bisa, yaudah semoga
kerjaannya lancar yah?.."ujar Franda sedikit kecewa lalu mematikan
sambungan teleponnya
"hemz.. Lain kali om pasti akan tepati janji om, maafin om Ais, om
gak bermaksud buat Ais kecewa.."batin Rafael kemudian segera mengantongi
BBnya kembali.
**
"TING-TONG!!"
"hah? Bel belbunyi? Itu pasti om Rafa, iya om Rafa udah datang, om
Rafa mau ajalin Ais belenang.. Ais harus lihat sekarang..."Elfaris
beranjak dari tempat duduknya dan segera berlari menuju pintu depan
Remote televisi yang dipegangnya sampai Ia lempar kesembarang tempat
karna tidak sabar ingin melihat siapa yang datang menekan bel rumahnya
"Om Raf, Fa.."tiba-tiba Elfaris menggantungkan ucapannya. Mulutnya
melongo melihat seorang pria bertubuh tidak terlalu besar ini berdiri
didepan pintu rumahnya
"Hey Jagoan?.. Apa kabar?"sapanya tersenyum manis
"Om Ayah?"pekik Elfaris sedikit kaget
"iya ini om, om boleh kan main kesini?
Tadi om gak sengaja lewat toko mainan trus om ingat Ais, om beli
mainan itu lalu mampir deh kesini.."jelas Bisma berjongkok menyamakan
tingginya dengan Elfaris
"tapi ko om bisa tau rumah Ais?"satu pertanyaan begitu polos keluar dari bocah tampan ini
"itu gampang.. Om kan kenal lama sama Bunda Ais. Jadi sangat gampang
nyari rumah Ais ini.."jawab Bisma tersenyum mengacak pelan poni Elfaris
"ohh gitu ya om?"Elfaris menganggukkan kepalanya mengerti
"om boleh masuk enggak nih?"tanya Bisma tiba-tiba
Elfaris malah memandang wajah Bisma. Kepalanya menoleh kearah dalam mencari sosok Bundanya
"tapi om janji jangan buat Bunda nangis lagi yah? Ais gak mau kalau Bunda nangis om, Ais gak mau.."pinta Elfaris lirih
Bisma mengangkat tubuh Elfaris dan menggendongnya
"iya sayang, om Janji.."setuju Bisma mengacungkan kedua jarinya membentuk huruf V
"Ais sayang sama om.."Elfaris mendekap tubuh Bisma dan menyembunyikan wajahnya didada bidang Bisma
"om juga sayang sama Ais, sayaaaang banget, muach.. Kita masuk yah?"ajak Bisma mengecup kening Elfaris sekilas.
Elfaris hanya mengangguk tanda setuju
Bisma pun membawa Elfaris masuk kedalam, ditangannya membawa
beberapa mainan yang sempat Ia beli tadi. Elfaris sendiri Ia gendong,
sungguh mengharukan melihat kedekatan Ayah dan anak yang belum bisa
disadari ini..
**
"ahaha, om nakaaal.. Udah om udaahh.. Ampuunn"Elfaris menutupi
wajahnya dengan telapak tangan. Ia duduk dipinggiran kolam renang yang
terdapat didalam rumah mewah milik om nya ini
"haha biarin aja, siapa suruh coba Ais cipratin air ke baju om, kan
jadi basah.."ujar Bisma terus menepuk air dipermukaan kolam renang
tersebut hingga mengenai wajah Elfaris
"ahaha tapi udah dong om.. Ais kan belum ganti baju, nanti Bunda
marah kalau Ais masih pake baju ini, Ais mau ganti baju dulu yah
om?"pamit Elfaris beranjak masuk menuju kamarnya
"iya, awas hati-hati jangan lari nanti jatuh.. Om tunggu Ais disini.."setuju Bisma sedikit berteriak
Elfaris hanya tersenyum tanpa menoleh dan terus berlari masuk
"hemz.. Berasa main sama anak sendiri jadinya. Kira-kira Franda mana
yah? Ko dari tadi enggak kelihatan?"pikir Bisma menyipitkan matanya
mencari keberadaan Franda
"baju Gue basah, hemz.. Mending buka aja deh, lagian mau ngajakin
Ais belajar berenang juga, kayaknya Ais suka banget berenang, persis
kaya Gue waktu kecil dulu.."Bisma melepas jaket hitam yang dipakainya,
sepatu, jam tangan bahkan kaos merahnya pun ikut Ia lepas
"celana jeansnya lepas juga gak yah?"pikirnya bingung sendiri
Bisma melirik kearah dalam takut ada yang melihatnya
"mending gak usah deh, gak enak juga kalau buka celana disini, bisa
kena fitnah entar kalau ada yang lihat, apalagi ini kan bukan rumah
Gue.."Bisma mengurungkan niatnya kemudian berjalan kembali mendekati
pinggiran kolam
"Ommm Ais udah siaaaapp...!!"
tiba-tiba Bisma menoleh kaget mendengar teriakan Elfaris berlari kearahnya
"Ais udah siap om, sekarang om ajarin Ais berenang yah?"Elfaris
berdiri didepan Bisma dengan pakaian renangnya, sebuah kacamata khusus
beranang Ia lingkarkan diatas kepala, satu ban pelampung berbentuk
bebek-bebekan pun Ia bawa
"Ayo kita mulai sekarang aja.."ajak Bisma mengangkat tubuh Elfaris kedalam pangkuannya
"tapi om benelan bisa berenang kan?"tanya Elfaris ragu
"bisa dong, kalau cuma berenang aja om jagonya.."jawab Bisma mantap
"hihii, berarti om cocok jadi Ayah Ais om.."ceplos Elfaris polos
"om memang merasa kamu itu anak om, gak tau kenapa rasanya nyaman
banget kalau udah sama kamu, semoga kamu memang anak om, walau
sebenarnya itu sangat tidak mungkin.."batin Bisma tersenyum miris
"ko om malah diem? Mau ajalin Ais belenang ga nih??"Elfaris melambaikan tangannya didepan wajah Bisma
"eh, i..iya jadi. Maaf om tadi..."
"gak apa-apa ko om, yuk?"Elfaris menarik pergelangan tangan Bisma
menuntunnya untuk turun kedalam kolam renang berukuran cukup besar ini
Bisma hanya menurut, Ia turun dan masuk terlebih dahulu kemudian disusul oleh Elfaris
"brrrr.. Dingin oommm"teriak Elfaris melipat kedua tangannya didada
"baru juga turun, masa udah dingin? Sini deh biar om ajarin
berenangnya.."Bisma memasukkan tubuh Elfaris sampai badannya benar-benar
masuk kedalam kolam, namun tetap Bisma pegang karna kolamnya cukup
dalam
"nah, sekarang Ais pakai pelampungnya, nanti kita balapan sampai
ujung sana yah?"Bisma memakaina pelampung bebek-bebekan dan
melingkarkannya dibadan Elfaris
"tapi kan kolamnya dalam, kalau nanti Ais tenggelam gimana om?"Elfaris memandang Bisma takut
"kan ada om, lagian Ais pakai pelampung, jadi gak mungkin tenggelam.."jelas Bisma lembut
Elfaris hanya mengangguk kecil walau Ia masih sangat takut
"nahh.. Om lepasin yah? Nanti Ais tingal gerakkin kedua kaki Ais,
ayunkan trus tangannya juga, ikutin om aja yah?"ujar Bisma memberikan
intruksi
Elfaris mengangguk dan mulai mengikuti apa yang Bisma ucapkan tadi.
Walau takut tapi rasanya berada disamping Bisma semua rasa takutnya jadi
berkurang bahkan hilang seketika
"ayo cepetan sini, Ais pasti bisa ko, masa cuma berenang aja gak
bisa, bebek aja jago loh..."Bisma mengulurkan tangannya seraya tertawa
kecil meledek bocah tampan yang sangat mirip dengannya ini
"tapi kan Ais bukan bebek om, masa Ais disamain sama bebek? Uuhh om
jahat nih.. Kata Bunda Ais kan mirip Ayah bukan mirip bebek.."protes
Elfaris tidak terima
"iya, iya deh Ais itu mirip Ayah, tapi masih mirip sama om sih..
yaudah cepetan sini, Ais pasti bisa ko.."suruh Bisma lebih lembut
Elfaris pun mulai menggerakkan kedua kaki dan tangannya agar bisa menggapai Bisma dan berenang kearahnya
"Ya Tuhan.. Akhirnya adegan seperti ini bisa Aku lihat juga.
Rasanya bahagia bisa melihat Elfaris bersama Ayahnya..
Aku gak tahu kenapa Bisma bisa ada disini, tapi Aku benar-benar
bahagia melihat Bisma bisa seakrab ini dengan Elfaris.."Franda mengusap
pipi cuaby nya yang sudah basah akibat air mata. Rasa haru yang Ia
rasakan melihat Jagoan kecilnya bisa bermain bersama Ayah kandungnya
sendiri
"Bunda gak akan egois lagi sayang.. Mungkin ini saatnya Ais mendapatkan semua kasih sayang dari Ayah kamu.
Bunda gak akan pernah larang Ais untuk dekat dengan Ayah Ais, Bunda janji..."batin Franda tersenyum yakin
Perlahan Ia pun berjalan menghampiri Elfaris dan Bisma, bibirnya tak
henti tersenyum melihat wajah bahagia Elfaris yang baru kali ini bisa
begitu bahagia
"Bundaa?"pekik Elfaris tiba-tiba
"Bunda?"Bisma menoleh kearah perempuan cantik yang dipanggil Bunda oleh Elfaris
"F..Franda?"pekik Bisma sedikit gugup
"Bundaaa.. Ais tadi udah diajarin berenang loh Bun sama om Ayah.. Ais diajarin Bunda"teriak Elfaris girang
"iya sayang, sini Ais nya? Jangan terlalu lama didalam sana, nanti
sakit.."Franda mengulurkan tangannya hendak meraih tubuh Elfaris agar
segera naik keluar dari dalam kolam
"iya Bun.. Ais juga udah mau selesai ko.."balas Elfaris begitu
menurut pada perintah Bundanya. Ia pun beranjak menepi dibantu oleh
Bisma
"keringin dulu badannya yah? Nanti Bunda bikinin Ais makanan.."Franda menyodorkan handuk kecil untuk Elfaris
"iya Bunda, yaudah Ais masuk yah? Ais mau langsung mandi aja.."pamit Elfaris buru-buru masuk kedalam
"i..iya sayang, hati-hati yah jangan lari.."balas Franda sedikit berteriak
"engh, Nda?"sapa Bisma kikuk plus bingung
"i..iya Bis?"Franda menoleh sekilas namun sedikit membuang muka
"A..aku minta maaf yah? Ka..kamu pasti marah karna Aku main masuk
aja trus tadi Aku juga gak izin buat berenang bareng Ais, Aku..Aku tadi
bingung soalnya kamu gak kelihatan, Ais bilang juga kamuu..."tiba-tiba
Bisma menghentikan ucapannya
"gak papa ko Bis, Aku justu mau bilang makasih..
Sekarang manding kamu keringin tubuh kamu, biar Aku pinjam pakaian
kak Rafa buat kamu.."jelas Franda lembut menyodorkan handuk putih untuk
Bisma
"ma..makasih Nda"ucap Bisma gugup
Franda hanya mengangguk kecil kemudian berlalu masuk
"Ko Gue jadi deg-degan gini yah?..
Kayaknya Franda udah gak marah lagi sama Gue, mudah-mudahan Dia
beneran gak marah dan gak ngelarang Gue buat main-main sama
Elfaris.."batin Bisma penuh harap
"huhf.. Hari ini benar-benar menyenangkan... Rasanya sangat bahagia
bisa berada didalam rumah ini, apalagi jika menjadi bagian dari keluarga
disini, pasti lebih bahagia lagi..."Bisma tesenyum menghela nafasnya.
Ia pun segera berlalu menuju kamar mandi.
**
"ko rumah ini jadi sepi gini yah? Ilham, Titik sama Aluna pada
kemana?"heran Reza celingukan melihat keadaan rumahnya menjadi sepi
"Ilham sama istrinya lagi nganter Aluna ketoko mainan, katanya sih
Aluna pengen beli mainan baru, makanya sekarang mereka pergi, mumpung
libur juga Ilhamnya.."jelasmu tersenyum menoleh kearah Reza
"ohh gitu yah sayang"pikir Reza menggaruk rambutnya bingung kemudian menghampirimu dan duduk disampingmu
"iya Za.."balasmu sedikit kikuk
"engh, oh iya. Eja minta maaf yah buat yang semalam? Itu beneran gak
sengaja, Eja khilaf, beneran deh Eja gak sengaja sayang, maafin Eja
yah?"pinta Reza tiba-tiba
"ko minta maaf?"tanyamu heran
"ya, pokoknya Eja minta maaf aja. Eja beneran gak sengaja, itu
diluar kendali Eja, Eja nyesel.. Maafin Eja.."pinta Reza sedikit memohon
penuh sesal
Kamu diam tidak mengerti melihat sikap suamimu ini
"nanti kalau terjadi apa-apa sama kamu, Eja pasti tanggung jawab ko sayang, Eja janji..."ucapnya lagi sungguh sangat polos
Kamu menghela nafasmu, wajahmu pun kamu usap melihat sikap dan sifat polos Reza
"Aku itu istri kamu Ja, kita udah Sah. Kalau pun Aku kenapa-napa
kamu gak perlu tanggung jawab lagi. Aku istri kamud an kamu suami Aku,
jadi semuanya udah dibolehin.. Kenapa harus minta maaf sih?"kamu
memandang Reza geram
"ta..tapi kan, i..ituu.."Reza menghentikan ucapannya bingung
"mending sekarang Eja makan aja deh, Aku udah siapin makanan
kesukaan Eja. Nanti sore kita keluar yah? Aku pengen banget diwaktu yang
luang ini kita lebih banyak sama-sama, mumpung Eja juga enggak sibuk
sama Rumah Sakit. Mau yah?"pintamu berharap
"tapi beneran udah enggak marah sama Eja kan?"Reza malah berbalik tanya
"enggak Eja.. Aku tuh gak pernah marah sama Eja. Udah deh hal yang
semalam gak usah dibahas terus, kalau pun nanti terjadi apa-apa sama
Aku, Eja pasti seneng.. Mending sekarang kita makan yah? Habis itu kita
jalan keluar.."jelasmu lembut
"tapi beneran nih udah gak marah?"lagi-lagi Reza tetap menanyakan hal itu
"uuhh Ejaaaaaaaaaa!!"batinmu geram
"yaudah deh sekarang kita makan yah? Eja kebetulan udah lapar.. Yuk
sayang?"setuju Reza akhirnya. Ia menggandeng tanganmu begitu mesra
menuju ruang makan
"huhf.. Kayaknya Aku bener-bener butuh kesabaran exstra buat
ngadepin sikap dan sifat kamu.. Beneran gak ngerti, padahal kamu itu
Dokter loh, Dokter hebat malah, tapi urusan keluarga sendiri susah
banget buat ngertinya, hufh..."kamu menghela nafasmu menahan kesal.
Kakimu pun segera kamu langkahkan mengikuti Reza dan menemaninya makan
dengan masakan yang sudah kamu masak sendiri...
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p