hari itu aku dapat
sesuatu yang tak terduga, rafa kembali pulang setelah 5 tahun berada di ausie.
Tapi entah mengapa ada sesuatu yang aneh ketika Rafael melihat ku ikut
menjemput nya di bandara. Dia begitu terkejut dan gelagapan ketika berbicara
dengan ku. Tapi ketika aku bertanya dya hanya berkata “tidak apa”. Entahlah,
apapun yang sedang ia fikirkan aku tak terlalu memaksakan dya untuk bercerita.
Aku fikir dya hanya lelah setelah hampir 8 jam ia berada di pesawat.
“gimana keadaan
kamu selama di sana ?”
“hmmm,,
b..ba..ba..baik” rafa gelagapan
“rafa kamu kenapa
sih,,?? Aneh gitu ngomong nya.”
“gpp ko sha,
beneran deh. Aku Cuma gugup aja ko soal nya udah lama banget ga ngobrol lagi
sama kamu. Hmm, kamu apa kabar??
Aneh,,
ada sepenggal pertanyaan yang ingin aku utarakan padanya tentang sikap nya itu,
tapi pertanyaan itu hanya dapat aku pendam dalam hati dengan segudang jawaban
yang kemungkinan akan rafa jawab jika aku mengutarakan ini padanya. Lihat saja,
dya malah mengalihkan pembicaraan dengan memberikan aku pertanyaan yang
sebenarnya rafa tak butuh jawabnya, dan
mulut ku malah menjawab “aku baik raf,,” kamu aneh rafa,, kamu
bukan rafa yang dulu aku kenal. batin ku melirih..
*sesampai
dirumah rafa,,,
“masha,
maaf yah aku cape banget. Sekarang aku mau istirahat, kamu pulang yah,, salam
buat tante maria”
“iya
rafa, aku ngerti ko. Kamu pasti cape kan setelah menempuh 8 jam perjalanan”
Aku berbalik
meninggalkan rafa yang sedang berjalan menuju kamar nya. Entah mengapa hati ini
terasa sakit ketika rafa menyuruhku untuk pulang, ah, mungkin aku hanya terlalu rindu
kepadanya fikiran
ku berpositif tentang nya, namun hatiku ia seolah-olah memberitahu bahwa ada
sesuatu dibalik sikap rafa terhadapku sekarang. Terasa ada sesuatu yang
tergenang di pelupuk mata ku. AKU MENANGIS!! Segera aku mengusap air mata ku
sebelum ada yang melihat air mata yang mengalir dipipi ku.
“maafkan
rafa ya masha, tante juga bingung kenapa rafa jadi berubah sepulang nya dari
ausie..” tante rissa tiba-tiba
“eh,,
tante. Gpp ko tante, lagian aku ngerti ko tante, rafa pasti cape banget
sepulang nya dya dari ausie. Jadi seharus nya aku gak memaksa rafa untuk
mengajaknya mengbrol”
Tante rissa
tersenyum
“kalo
gitu ayo kita ke ruang tengah”
“enghh,,
aku mau pulang aja tante, bener kata rafa tadi. Aku juga cape setelah dari dua
jam lebih menunggu dan menjemput dya dari bandara”
“yaudah,
kalo gitu”
“aku
pamit tante”
“hati-hati
ya,,” kamu anak yang baik
masha, tak perlu kamu sebunyikan tante tahu kamu mencintai rafa
*2 bulan kemudian,,
Dear diary,,
Rafa tak ada kabar setelah 2 bulan
yang lalu aku menjemputnya dibandara.
Setiap aku pergi menengoknya kerumah rafa
selalu tak ada dirumah,
aku menelfonnya memang selalu
diangkat tapi selalu saja ada alasan
ketika aku ingin berbincang dengan
nya sekali pun itu melalui jejaring social
“maaf,
masha kita lanjutkan nanti saja. Aku sedang berada dikantor dan tugas ku
kbetulan sedang menumpuk, bye masha”
“tut…tut..tut…”
Ada apa dengan mu rafa ?? mengapa semua
menjadi seperti ini?? Apa aku mempunyai kesalahan tehadap mu, sehingga kamu
begitu menghindar dan menjauh dari ku??
Batin
ku semakin melirih melihat semua sikap rafa yang seperti itu terhadap ku, apa
kamu tak menyadari bahwa aku mencintai kamu??
Dan ketika aku
menemui nya di rumah nya,,
“rafa
sedang tak ada dirumah”
“Memang
nya rafa kemana ya tante??”
“dya
sekarang bekerja dikantor papanya. Dya memegang jabatan penting menggantikan
posisi papa nya sebagai pemilik perusahaan”
“oh,,
yaudah deh tante masha pulang aja “
“ko
buru-buru sha?”
“iya
tante, masha Cuma mau mastiin kabar tante sama rafa” Sambil tersenyum dan mengusap rambut ku
“kamu
anak baik masha, tante sayang kamu”
“yaudah
masha pamit tante”
“hati-hati
ya”
*beberapa
minggu kemuadian
dear diary,,
aku sudah tak tahan dengan sikap
rafa yang sekarang selalu mengacuhkan ku.
Aku sayang kamu rafa. Aku mungkin selalu bisa mengerti
kamu,
tapi sadarkah kamu aku merindukan mu,
merindukan kenangan indah yang dulu
kamu berikan kepada ku, perlakuan mu
terhadap ku yang selalu membuatku
merasa bahwa aku adalah seorang yang
berarga dihidupmu,,
aku mencintai mu rafa, sangat sangat
mencintai mu,,
RAFAEL LANDRY TANUBRATA
ILOVE YOU SO MUCH
Bendungan air
mata ini pun tak tertahankan, air mata
yang mengalir dipipi ku itu di sebabkan oleh orang yang dulu mencintaiku. Aku
benar benar sudah tak tahan, sekarang juga aku berniat untuk pergi menemuimu di
tempat kamu bekerja.
“ada
rafa nya??”
“ada,
apa mba sudah membuat janji dengan pak Rafael??” sang resepsionis itu
memberikan senyuman termanis nya
“oh,
hmm saya masha Alexandra mba”
“maaf
mba, tapi mba harus membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu dengan pak
Rafael”
“oke,
kalo saya boleh tahu ruangan rafa ada dilantai berapa ya mba??”
“maaf
mba”
“huft,
oke makasih”
“terimakasih
kembali”
Aku
harus melakukan sesuatu agar aku bisa bertemu dengan rafa. Aku pun berbalik
menemui kembali sang resepsionis
“maaf
mba, saya ingin ke toilet. Toilet disini sebelah mana ya mba??”
“oh
disebelah sini mba” sang resepsionis menunjuk kea rah sebelah kanan
“makasih
mba”
Dengan
langkah terburu-buru aku pergi agar tak dicurigai oleh sang resepsionis
“maaf,
ruangan pak Rafael ada disebelah mana ya??”
Aku
bertanya pada seorang wanita yang bekerja di kantor tersebut
“oh, ada di lantai 9. Nanti kalau sudah sampai
bisa ditanyakan lagi dimana ruangannya”
“terima
kasih mba”
Aku
pun langsung pergi meninggalkan karyawan tersebut yang mungkin juga ingin
mengetahui siapa aku karna bertanya tentang ruangan rafa dikantor nya. Akhir
nya setelah aku melalui beberapa tahap dan aku pun sampai di lantai 9, aku pun
langsung bertanya dengan seorang karyawan laki-laki yang menghampiri ku
“maaf,
mba siapa ya?? Karyawan baru?? Sedang apa disini??”
“oh,
bukan mas. Saya bukan karyawan disini. Saya disini ingin mencari ruangan pak
rafa disebelah mana ya??”
“oh,
ruangan pak rafa. Mba siapa ya??”
“oh,
kenalkan saya masha Alexandra. Oh ya, ruangan pak rafa,,,??”
“oh
ya, ruanagan pak rafa sebelah kanan sana”
“oke,
terima kasih”
Aku
pun berlalu meninggalkan karyawan laki-laki tersebut. Dan ketika aku sampai
didepan pintu ruangannya, aku terkejut mendengar perbincangan rafa melalui
pensell dengan seseorang. Tapi, sepertinya ia wanita..
“…aku
ga bisa, aku sudah mempunyai girl friend di ausie,”
“maaf
mah,, rafa memang dulu mencintai nya, tapi itu dulu sebelum rafa pindah ke
ausie.
“
Ma, jangan membanding-bandingkan carol dengan masha!! Mereka berdua berbeda!!”
“maaf
ma, sekali lagi aku jelaskan bahwa aku sudah tak mencintai masha lagi”
Percakapan itu
terputus. Aku tersentak!! Ternyata itu penyebab mengapa rafa bersikap seperti
itu kepada ku. aku tak
menyangka rafa,, ternyata semua ini,,
air mata ini pecah seketika. Aku pergi meninggalkan ruangan rafa sambil
menangis, tak perduli orang yang ada dihadapan ku. aku terus berlari dan pergi,
membawa kata-kata yang masih terngiang di telinga ku. menembus hujan yang kian
deras dan membasahi seluruh badan ku. air,,
bawa luka ini pergi,,
~~~
Dear diary,
Aku tak menyangka semua terjadi,
Kata – kata itu masih saja terngiang di telinga ku.
Entah mengapa aku begitu mencintai mu rafa,,
sangat-sangat mencintaimu
Tapi kini kamu tak lagi mempunyai rasa yang sama
seperti ku,
Jauh berbeda ketika dulu kamu membuat ku
melayang,
Memberikan kehidupan yang indah dan berwarna.
Dulu, kamu yang slalu membuat ku tertawa dan slalu
bisa menyembuhkan luka hatiku
Sekarang, justru kamu yang membuat satu luka yang
begitu dalam dihati ku
I HEART YOU, I LOVE YOU RAFAEL TANUBRATA
BUT I HATE YOU
Aku berusaha untuk
sejenak melepaskan resah dihati ku, aku berusaha untuk tidak selalu memikirkan
rafa. Sekarang, rafa sudah menemukan seseorang yang telah menggantikanku
dihatinya. Aku akan berusaha untuk dapat bisa melepaskannya. Dulu, dia memang
mencintai ku, rafa mengatakan itu pada ku. tapi, rafa benar. Itu dulu, mungkin
karna waktu, jarak, dan zaman rasa cinta akan sirna. Mungkin, karna itu yang
aku alami kini. Cinta dapat hilang karna jarak.
*2 tahun kemudian..
Aku berada dalam
lingkungan yang damai dan tentram, cukup dapat membuat hati ku tenang. Tidak,
seperti 2 tahun yang lalu. Sudah lah, 2 tahun menurut ku adalah waktu yang
cukup lama bagi ku untuk meninggalkan masalalu ku yang begitu menyakitkan. Dan
aku akan tinggal jauh dari bising nya kota, desa yang damai dan tentram yang ku
cinta. Aku akan tinggal sampai aku mati nanti. Kini, aku sedang menikmati indah
nya pemandangan di desa ku. menikmati indahnya sawah hijau juga menghirup udara
segar untuk meredakan dada ku yang masih terasa sesak..
“MASHAAAAA…”
Degh
Aku mengetahui suara itu, ah..
hanya halusinasi masha, berusahalah untuk tidak selalu memikirkan rafa
“masha..”
Ini bukan halusinasi, aku
menengok kebelakang..
rafa?? Mau apa dia disini??
“rafa??”
Rafa memeluku, terasa hangat
memang. Namun, menyesakan.
Aku melepaskan pelukannya
“kamu ada apa
rafa?? Mengapa tiba-tiba memeluku ??”
“maafkan aku
masha,, maafkan aku”
Rafa menangis, raut wajahnya
menyiratkan penyesalan.
“aku menyesal
telah bersikap acuh kepada mu beberapa tahun ini, membuat mu selalu menangis karena
ku, aku menyesal telah me…” rafa melanjutkan dan terpotong oleh ku
“cukup rafa, aku
tak butuh penjelasan”
“.. mana wanita
yang kamu cintai itu?? Aku ingin lihat betapa beruntungnya dia bisa mendapatkan
hati mu” lanjut ku
“dia.. d dia hanya
mempermainkan ku masha” jelas nya
“heh, lalu mau apa
kamu kemari”
Rafa bertekuk lutut dihapan
ku, dan aku terasa malu karna menjadi pusat perhatian seluruh petani di sawah
“rafa bangun!!”
“engga masha,
engga”
“rafa
bangun!! Malu rafa!!”
“aku ga perduli,
aku ga akan bangun sebelum kamu mau nerima maaf dari aku”
“aku sudah
memaafkan kamu rafa, dari dulu. Aku gapernah punya rasa benci sama kamu”
Rafa berdiri dan menatap mata
ku, aku sangat tak menyukai tatapan itu, tatapan yang penuh dengan harap.
“kau
bersungguh-sungguh rafa” ucap ku memejamkan mata
Rafa memeluku, lagi. Untuk
yang ke-2 kali nya aku menemukan kenyamanan itu kembali. Kehangatan pelukan
rafa yang aku nanti selama bertahun-tahun lamanya, kini tlah aku miliki
kembali..
“aku berjanji
masha tak akan menyakiti mu untuk yang ke-2 kali nya. Dan kali ini aku
bersungguh-sungguh masha, kamu bisa pegang perkataan ku”
“tak usah banyak
bicara rafa, lakukan saja apa yang harusnya kamu lakukan sekarang” jelas ku.
Rafa mengangguk
Aku bahagia, senyuman indah
itu akhirnya menjadi miliku kembali. Pelukan hangatnya, hati nya dan terutama
cinta nya. Mungkin butuh pengorbanan memang. Mengorbankan hati ku yang telah
terluka, tapi kini rafa telah membalut luka ku secara sempurna. Tuhan memang
mengirimkan kamu untuk ku rafa. Hanya kamu, not
else just you..
nama : syfa nafillah
twitter/facebook : @syfa_wm / syifa fanalami
sekolah : SMKN 1 TANGERANG
asal kota : TANGERANG
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p