Kamis, 09 Januari 2014

Love Make Me Hurt (Cerpen Smashblast)

hari itu aku dapat sesuatu yang tak terduga, rafa kembali pulang setelah 5 tahun berada di ausie. Tapi entah mengapa ada sesuatu yang aneh ketika Rafael melihat ku ikut menjemput nya di bandara. Dia begitu terkejut dan gelagapan ketika berbicara dengan ku. Tapi ketika aku bertanya dya hanya berkata “tidak apa”. Entahlah, apapun yang sedang ia fikirkan aku tak terlalu memaksakan dya untuk bercerita. Aku fikir dya hanya lelah setelah hampir 8 jam ia berada di pesawat.
“gimana keadaan kamu selama di sana ?”
“hmmm,, b..ba..ba..baik” rafa gelagapan
“rafa kamu kenapa sih,,?? Aneh gitu ngomong nya.”
“gpp ko sha, beneran deh. Aku Cuma gugup aja ko soal nya udah lama banget ga ngobrol lagi sama kamu. Hmm, kamu apa kabar??  

Aneh,, ada sepenggal pertanyaan yang ingin aku utarakan padanya tentang sikap nya itu, tapi pertanyaan itu hanya dapat aku pendam dalam hati dengan segudang jawaban yang kemungkinan akan rafa jawab jika aku mengutarakan ini padanya. Lihat saja, dya malah mengalihkan pembicaraan dengan memberikan aku pertanyaan yang sebenarnya rafa tak butuh jawabnya,  dan mulut ku malah menjawab “aku baik raf,,” kamu aneh rafa,, kamu bukan rafa yang dulu aku kenal. batin ku melirih..
*sesampai dirumah rafa,,,
“masha, maaf yah aku cape banget. Sekarang aku mau istirahat, kamu pulang yah,, salam buat tante maria”
“iya rafa, aku ngerti ko. Kamu pasti cape kan setelah menempuh 8 jam perjalanan”
Aku berbalik meninggalkan rafa yang sedang berjalan menuju kamar nya. Entah mengapa hati ini terasa sakit ketika rafa menyuruhku untuk pulang, ah, mungkin aku hanya terlalu rindu kepadanya fikiran ku berpositif tentang nya, namun hatiku ia seolah-olah memberitahu bahwa ada sesuatu dibalik sikap rafa terhadapku sekarang. Terasa ada sesuatu yang tergenang di pelupuk mata ku. AKU MENANGIS!! Segera aku mengusap air mata ku sebelum ada yang melihat air mata yang mengalir dipipi ku.
“maafkan rafa ya masha, tante juga bingung kenapa rafa jadi berubah sepulang nya dari ausie..” tante rissa tiba-tiba
“eh,, tante. Gpp ko tante, lagian aku ngerti ko tante, rafa pasti cape banget sepulang nya dya dari ausie. Jadi seharus nya aku gak memaksa rafa untuk mengajaknya mengbrol”
Tante rissa tersenyum
“kalo gitu ayo kita ke ruang tengah”
“enghh,, aku mau pulang aja tante, bener kata rafa tadi. Aku juga cape setelah dari dua jam lebih menunggu dan menjemput dya dari bandara”
“yaudah, kalo gitu”
“aku pamit tante”
“hati-hati ya,,” kamu anak yang baik masha, tak perlu kamu sebunyikan tante tahu kamu mencintai rafa
*2 bulan kemudian,,
Dear diary,,
Rafa tak ada kabar setelah 2 bulan yang lalu aku menjemputnya dibandara.
 Setiap aku pergi menengoknya kerumah rafa selalu tak ada dirumah,
aku menelfonnya memang selalu diangkat tapi selalu saja ada alasan
ketika aku ingin berbincang dengan nya sekali pun itu melalui jejaring social
“maaf, masha kita lanjutkan nanti saja. Aku sedang berada dikantor dan tugas ku kbetulan sedang menumpuk, bye masha”
“tut…tut..tut…”  Ada apa dengan mu rafa ?? mengapa semua menjadi seperti ini?? Apa aku mempunyai kesalahan tehadap mu, sehingga kamu begitu menghindar dan menjauh dari ku??
Batin ku semakin melirih melihat semua sikap rafa yang seperti itu terhadap ku, apa kamu tak menyadari bahwa aku mencintai kamu??
Dan ketika aku menemui nya di rumah nya,,
“rafa sedang tak ada dirumah”
“Memang nya rafa kemana ya tante??”
“dya sekarang bekerja dikantor papanya. Dya memegang jabatan penting menggantikan posisi papa nya sebagai pemilik perusahaan”
“oh,, yaudah deh tante masha pulang aja “
“ko buru-buru sha?”
“iya tante, masha Cuma mau mastiin kabar tante sama rafa”  Sambil tersenyum dan mengusap rambut ku
“kamu anak baik masha, tante sayang kamu”
“yaudah masha pamit tante”
“hati-hati ya”
*beberapa minggu kemuadian
dear diary,,
aku sudah tak tahan dengan sikap rafa yang sekarang selalu mengacuhkan ku.
Aku sayang  kamu rafa. Aku mungkin selalu bisa mengerti kamu,
tapi sadarkah kamu aku merindukan mu, merindukan kenangan indah yang dulu
kamu berikan kepada ku, perlakuan mu terhadap ku yang selalu membuatku
merasa bahwa aku adalah seorang yang berarga dihidupmu,,
aku mencintai mu rafa, sangat sangat mencintai mu,,
RAFAEL LANDRY TANUBRATA
ILOVE YOU SO MUCH
Bendungan air mata ini  pun tak tertahankan, air mata yang mengalir dipipi ku itu di sebabkan oleh orang yang dulu mencintaiku. Aku benar benar sudah tak tahan, sekarang juga aku berniat untuk pergi menemuimu di tempat kamu bekerja.
“ada rafa nya??”
“ada, apa mba sudah membuat janji dengan pak Rafael??” sang resepsionis itu memberikan senyuman termanis nya
“oh, hmm saya masha Alexandra mba”
“maaf mba, tapi mba harus membuat janji terlebih dahulu jika ingin bertemu dengan pak Rafael”
“oke, kalo saya boleh tahu ruangan rafa ada dilantai berapa ya mba??”
“maaf mba”
“huft, oke makasih”
“terimakasih kembali”
Aku harus melakukan sesuatu agar aku bisa bertemu dengan rafa. Aku pun berbalik menemui kembali sang resepsionis
“maaf mba, saya ingin ke toilet. Toilet disini sebelah mana ya mba??”
“oh disebelah sini mba” sang resepsionis menunjuk kea rah sebelah kanan
“makasih mba”
Dengan langkah terburu-buru aku pergi agar tak dicurigai oleh sang resepsionis
“maaf, ruangan pak Rafael ada disebelah mana ya??”
Aku bertanya pada seorang wanita yang bekerja di kantor tersebut
“oh,  ada di lantai 9. Nanti kalau sudah sampai bisa ditanyakan lagi dimana ruangannya”
“terima kasih mba”
Aku pun langsung pergi meninggalkan karyawan tersebut yang mungkin juga ingin mengetahui siapa aku karna bertanya tentang ruangan rafa dikantor nya. Akhir nya setelah aku melalui beberapa tahap dan aku pun sampai di lantai 9, aku pun langsung bertanya dengan seorang karyawan laki-laki yang menghampiri ku
“maaf, mba siapa ya?? Karyawan baru?? Sedang apa disini??”
“oh, bukan mas. Saya bukan karyawan disini. Saya disini ingin mencari ruangan pak rafa disebelah mana ya??”
“oh, ruangan pak rafa. Mba siapa ya??”
“oh, kenalkan saya masha Alexandra. Oh ya, ruangan pak rafa,,,??”
“oh ya, ruanagan pak rafa sebelah kanan sana”
“oke, terima kasih”
Aku pun berlalu meninggalkan karyawan laki-laki tersebut. Dan ketika aku sampai didepan pintu ruangannya, aku terkejut mendengar perbincangan rafa melalui pensell dengan seseorang. Tapi, sepertinya ia wanita..
“…aku ga bisa, aku sudah mempunyai girl friend di ausie,”
“maaf mah,, rafa memang dulu mencintai nya, tapi itu dulu sebelum rafa pindah ke ausie.
“ Ma, jangan membanding-bandingkan carol dengan masha!! Mereka berdua berbeda!!”
“maaf ma, sekali lagi aku jelaskan bahwa aku sudah tak mencintai masha lagi”
Percakapan itu terputus. Aku tersentak!! Ternyata itu penyebab mengapa rafa bersikap seperti itu kepada ku. aku tak menyangka rafa,, ternyata semua ini,, air mata ini pecah seketika. Aku pergi meninggalkan ruangan rafa sambil menangis, tak perduli orang yang ada dihadapan ku. aku terus berlari dan pergi, membawa kata-kata yang masih terngiang di telinga ku. menembus hujan yang kian deras dan membasahi seluruh badan ku. air,, bawa luka ini pergi,,
~~~
Dear diary,
Aku tak menyangka semua terjadi,
Kata – kata itu masih saja terngiang di telinga ku.
Entah mengapa aku begitu mencintai mu rafa,, sangat-sangat mencintaimu
Tapi kini kamu tak lagi mempunyai rasa yang sama seperti ku,
Jauh berbeda ketika dulu kamu membuat ku melayang, 
Memberikan kehidupan yang indah dan berwarna.
Dulu, kamu yang slalu membuat ku tertawa dan slalu bisa menyembuhkan luka hatiku
Sekarang, justru kamu yang membuat satu luka yang begitu dalam dihati ku
I HEART YOU, I LOVE YOU RAFAEL TANUBRATA
BUT I HATE YOU
Aku berusaha untuk sejenak melepaskan resah dihati ku, aku berusaha untuk tidak selalu memikirkan rafa. Sekarang, rafa sudah menemukan seseorang yang telah menggantikanku dihatinya. Aku akan berusaha untuk dapat bisa melepaskannya. Dulu, dia memang mencintai ku, rafa mengatakan itu pada ku. tapi, rafa benar. Itu dulu, mungkin karna waktu, jarak, dan zaman rasa cinta akan sirna. Mungkin, karna itu yang aku alami kini. Cinta dapat hilang karna jarak.
*2 tahun kemudian..
Aku berada dalam lingkungan yang damai dan tentram, cukup dapat membuat hati ku tenang. Tidak, seperti 2 tahun yang lalu. Sudah lah, 2 tahun menurut ku adalah waktu yang cukup lama bagi ku untuk meninggalkan masalalu ku yang begitu menyakitkan. Dan aku akan tinggal jauh dari bising nya kota, desa yang damai dan tentram yang ku cinta. Aku akan tinggal sampai aku mati nanti. Kini, aku sedang menikmati indah nya pemandangan di desa ku. menikmati indahnya sawah hijau juga menghirup udara segar untuk meredakan dada ku yang masih terasa sesak..
“MASHAAAAA…”
Degh
Aku mengetahui suara itu, ah.. hanya halusinasi masha, berusahalah untuk tidak selalu memikirkan rafa
“masha..”
Ini bukan halusinasi, aku menengok kebelakang..
rafa?? Mau apa dia disini??
“rafa??”
Rafa memeluku, terasa hangat memang. Namun, menyesakan.
Aku melepaskan pelukannya
“kamu ada apa rafa?? Mengapa tiba-tiba memeluku ??”
“maafkan aku masha,, maafkan aku”
Rafa menangis, raut wajahnya menyiratkan penyesalan.
“aku menyesal telah bersikap acuh kepada mu beberapa tahun ini, membuat mu selalu menangis karena ku, aku menyesal telah me…” rafa melanjutkan dan terpotong oleh ku
“cukup rafa, aku tak butuh penjelasan”
“.. mana wanita yang kamu cintai itu?? Aku ingin lihat betapa beruntungnya dia bisa mendapatkan hati mu” lanjut ku
“dia.. d dia hanya mempermainkan ku masha” jelas nya
“heh, lalu mau apa kamu kemari”
Rafa bertekuk lutut dihapan ku, dan aku terasa malu karna menjadi pusat perhatian seluruh  petani di sawah
“rafa bangun!!”
“engga masha, engga”
“rafa bangun!! Malu rafa!!”
“aku ga perduli, aku ga akan bangun sebelum kamu mau nerima maaf dari aku”
“aku sudah memaafkan kamu rafa, dari dulu. Aku gapernah punya rasa benci sama kamu”
Rafa berdiri dan menatap mata ku, aku sangat tak menyukai tatapan itu, tatapan yang penuh dengan harap.
“kau bersungguh-sungguh rafa” ucap ku memejamkan mata
Rafa memeluku, lagi. Untuk yang ke-2 kali nya aku menemukan kenyamanan itu kembali. Kehangatan pelukan rafa yang aku nanti selama bertahun-tahun lamanya, kini tlah aku miliki kembali..
“aku berjanji masha tak akan menyakiti mu untuk yang ke-2 kali nya. Dan kali ini aku bersungguh-sungguh masha, kamu bisa pegang perkataan ku”
“tak usah banyak bicara rafa, lakukan saja apa yang harusnya kamu lakukan sekarang” jelas ku.
Rafa mengangguk
Aku bahagia, senyuman indah itu akhirnya menjadi miliku kembali. Pelukan hangatnya, hati nya dan terutama cinta nya. Mungkin butuh pengorbanan memang. Mengorbankan hati ku yang telah terluka, tapi kini rafa telah membalut luka ku secara sempurna. Tuhan memang mengirimkan kamu untuk ku rafa. Hanya kamu, not else just you..
                                                         


                                                                          ~the end~

nama : syfa nafillah
twitter/facebook : @syfa_wm / syifa fanalami
sekolah : SMKN 1 TANGERANG
asal kota : TANGERANG

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p