Rabu, 01 Januari 2014

Diantara Tiga Cinta #Part 27

Rafael baru saja tiba dirumah mewah yang dihuninya, bibir tipisnya sedari tadi tak henti tersenyum. rupanya kejadian haru nan bahagia saat di Cafe tadi masih terus terngiang dikepalanya.



"om jangan buat Ais bingung..
tadi om Laffa bilang mau ajak Ais ketemu ayah, tapi sekalang om malah ajak Ais kesini, masud om Laffa apa sih?"

"ko ada om ayah?
om Laffa mau pukul om ayah Ais lagi? jangan om.. Ais sayang sama om ayah, jangan pukul om ayah.."


"thanks Raf, gue gak tahu harus bicara apa. gue bahagia. baru kali ini gue denger panggilan yang slama ini gue impikan diucapkan oleh darah daging gue sendiri. gue.. gue gak tahu harus bicara apa, gue sayang Elfaris Raaf, sangat sayang dia..."


"ayaaaah... jadi om ayah ini ayah Ais om?
jadi Ais sekalang benelan punya ayah?
hiks.. ayaaaahhh.. jangan tigalin Ais lagi.. jangan tigalin Ais yaah..."


Air mata Rafael tiba-tiba saja menetes. suara pilu Elfaris yang memanggil Bisma dengan panggilan ayah kini semua kembali terngiang dimemori ingatan Rafael.
pelukan erat Elfaris, suara tangis Bisma dan dekapan eratnya yang ia lihat saat tadi seolah semuanya kembali terbayang.


"Elfaris anak ayaah.. maafin ayah sayang, maafin ayaaah...
ayah tahu ayah salah, maafin ayah naak.. tolong maafin ayaah.."

"Ais sayang ayah.. Ais sayang ayah..
jangan tigalin Ais sama bunda lagi yaah.. jangan tigalin lagi hikss..."

"enggak sayang, ayah janji gak akan pernah tinggalin Ais lagi. ayah janji nak..ayah juga gak akan tinggalin bunda. ayah janji sayang..."


"rasanya begitu bahagia sekali nda saat Cocoh menyaksikan pertemuan antara ayah dan anak saat di cafe tadi.
air mata cocoh sampai jatuh karna terharu. mungkin kalau kalau kamu lihat, kamu juga akan nangis sama seperti cocoh. Bisma saja nangis.. dia bahagia tapi dia nangis karna haru.
belum pernah cocoh menyaksikan adegan seharu itu.
Elfaris hebat, dia sama sekali tidak membenci ayahnya, dia tetap sayang Bisma padahal cocoh udah jelasin sama dia kalau penyebab seringnya kamu menangis karna dia. kamu hebat, kamu udah bisa mendidik Elfaris hingga sepintar itu.
harapan cocoh sekarang hanya kebahagiaan kamu dan Elfaris, semoga Bisma bisa cocoh percayai untuk menjaga kalian. semoga..."Rafael berjalan masuk melanjutkan langkahnya. hatinya kini terasa damai karna beban dan masalah terbesarnya.sudah hampir bisa diselesaikan.



"Cocoh kenapa ya? ko dia kayak yang udah nangis?
lalu mana Elfaris?
bukannya tadi cocoh berangkat bareng Ais?"Franda terlihat begitu bingung memandang sosok kakak tercintanya yang baru saja datang itu. ia tidak sempat menegur Rafael karna Rafael berlalu begitu saja tanpa menyadari kehadirannya.




**
malam kian larut..


mobil sedan merah ini berhenti didepan rumah Rafael. Franda buru-buru keluar kamarnya begitu mendengar suara mobil Bisma yang berhenti tepat didepan rumahnya.


"Ais? itu pasti Elfaris.. cocoh bilang Ais pergi sama Bisma, dan mobil Bisma sekarang ada diluar.."Franda berjalan cepat menuju pintu utama rumahnya. hatinya yang gusar dan gelisah semakin terasa cemas, terlebih ucapan dan sikap Rafael tadi masih membuatnya bingung.



*
"naah.. akhirnya sampai juga.
uhhh jagoan ayah udah bobo ternyata, capek ya sayang? seharian main sama ayah? hem? capek nak? muach..
ayah sayang kamu. ayah sayaaang banget sama Ais. muach-muaach..
kita masuk sekarang ya? bunda pasti udah nunggu.."

Tubuh Franda tiba-tiba menjadi kaku melihat adegan yang terjadi didepan kedua bola matanya. adegan dimana Elfaris putra semata wayangnya tengah Bisma gendong dalam keadaan tertidur. Ia bahkan melihat Bisma mengecup wajah Elfaris berkali-kali.


"hiks, Ya Tuhan.. kenapa rasanya begitu sakit.
ini seperti mimpi. tapi inilah yang diinginkan oleh putraku sejak dulu, ini yang diinginkan Elfaris.. ini yang dia inginkan.."batinnya terisak lirih mengingat keinginan Elfaris yang tidak pernah bisa ia penuhi.

"coba kalau tiap Ais sama bunda habis pelgi tuh ayah ada disini. pasti kalau Ais ketidulan dimobil Ais bakal ayah gendong masuk kedalam, bawa Ais kekamal tus cium kening Ais sabil bilang selamat bobo jagoan..
enggak dibangunin telus sama bunda kayak sekalang ini, hum.. kapan yah Ais ketemu ayah? Ais kangen ayah bun, Ais pingin ketemu ayah, satu kaallii aja.."

"lebih baik sekarang berhenti ngoceh. udah malam. biar nanti bunda yang gendong dan bawa Ais kekamar kalu Ais memang mau.
bunda bawain belanjaannya dulu, Ais masuk kamar sekarang.."Franda selalu buru-buru dan bersikap cuek jika ucapan tersebut keluar dari mulut Elfaris. ia sebenarnya bukan cuek dan tidak peduli, ia justru sangat peduli hanya terlalu sakit jik Elfaris terus berucap seperti itu.
sedangkan Elfaris sendiri hanya mengagguk pasrah tanpa berani membantah.


"hey, ko malah bengong sih nda?
kamu gak mau bantu aku bawain belanjaan Elfaris?
dia tadi aku ajak ke mall sebentar. aku suruh dia pilih mainan yang ia suka sepuasnya, dan kantung belanjaan ini mainan yang Ais suka semua. maaf yah kalau pulangnya terlalu malam.."ujar Bisma yang tiba-tiba mendekat mebuat Franda sedikit terkejut.

"engh. i..iya Bis, eng eng..gak papa ko.
si..sini biar Elfaris aku aja yaang...."

"bawa aja mainannya. Elfaris biar sama aku.."ujar Bisma lembut diiringi senyum. ia berjalan mendahului Franda dan membawa jagoan kecilnya itu masuk.

"i..ini gak mungkin..
ini pasti mimpi.
tolong bangunin bunda sayang.. bunda yakin ini pasti hanya mimpi.. bunda yakin.."Franda memandang lirih adegan nyata yang terjadi didepan kedua bola matanya ini.






bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p