"Jangan terus menerus mengkhawatirkan hal itu Pah, semua pasti akan
baik-baik saja, papah percaya sama mamah.."tiba-tiba tante Nela masuk
kedalam kamarnya menghampiri om Landry
"mamah?"pekik om Landry menoleh kaget
Tante Nela tersenyum lalu berjalan mendekati om Landry
"Bisma anak kita, sampai kapan pun Dia tetap anak kita, papah jangan
khawatir tentang siapa jati diri Bisma yang sebenarnya. Mamah jamin
kalau Bisma tidak akan tahu tentang ini semua. Dia akan tetap menjadi
anak kita Pah.."jelas tante Nela menaruh tangannya dipundak om Landry
"tapi papah tetap merasa takut mah. Sekuat apapun kita menutupi
sesuatu, suatu saat semua itu pasti akan terbongkar.. Papah takut, papah
takut Bisma akan benci papah dan bawa Raza pergi dari rumah ini.."om
Landry menatap wajah tante Nela lirih
"enggak Pah, papah jangan berfikiran seperti itu. Bisma tidak akan
pergi kemana-mana dan Raza tetap akan menjadi cucu kita, mereka akan
tinggal disini selamanya karna ini rumah mereka, papah jangan berfikiran
yang macam-macam.. Mamah yakin kalau pun Bisma tahu tentang semua ini,
Ia pasti akan memaafkan kita dan tetap menjadi anak kita, walau tidak
ada setetes pun darah kita yang mengalir ditubuhnya, mamah yakin
pah.."jelas tante Nela meyakinkan
"semoga saja mah.. Sekarang papah sudah tidak punya keturunan lain
selain Bisma dan Raza, hanya mereka berdua harapan papah yang akan
meneruskan semua perusahaan papah.. Sedangkan anak kandung kita sendiri
sudah pergi mendahului kita, Papah kangen Rafael mah.. Andai Dia masih
disini, mungkin Papah tidak akan setakut ini kalau nanti Bisma tahu
semuanya.
Papah takut Bisma marah mah, papah kenal betul siapa putra angkat
papah yang satu ini, Dia lebih keras dari Rafael, papah takut
mah.."lirih om Landry berkaca-kaca menatap wajah tante Nela
"ja..jadi Bisma? Bisma bukan anak kandung Papah sama mamah??"Dhira tak sengaja mendengar pembicaraan kedua mertuanya ini
"enggak, itu gak mungkin.. Bisma, Bisma gak mungkin kalau bukan anak
kandungnya papah Landry sama mamah Nela, enggak.. Itu gak
mungkin.."elak Dhira menggelengkan kepalanya tidak percaya, tangannya
sampai membentur daun pintu membuat om Landry juga tante Nela menyadari
kedatangannya
"Bruukk, aw!!"
"Dhira??"pekik tante Nela kaget melihat sosok menantunya berdiri diambang pintu
"sedang apa kamu disitu?"tambah om Landry ikut menoleh
"ma..ma..maaf mah pah, Dhi..Dhira cuma mauu.."ucapan Dhira terbata
Tante Nela berjalan mendekat kearah Dhira
"kamu dengar semuanya?"tanya tante Nela membidik
"ma..maaf mah, Dhira gak sengaja. Ta..tadi Dhira cuma mau ngasih
tahu ka..kalau makan malamnya udah siap, Dhi..Dhira gak sengaja denger
mah, maafin Dhira.."lirih Dhira menunduk takut
om Landry mengusap wajahnya cemas, sedangkan tante Nela memejamkan matanya sejenak membuat butiran bening dimatanya keluar
"anggap aja kamu tidak pernah mendengar dan mengetahui hal ini.
Jangan sampai Bisma tahu, mamah sama papah memang bukan orang tua
kandung Bisma, tapi mamah sama papah sudah menganggap Bisma anak kandung
kita sendiri. Mamah tidak mau kehilangan Bisma, jadi mamah mohon kamu
agar bisa menjaga rahasia ini.."jelas tante Nela mengelus pundak Dhira
lembut
"i..iya mah, Dhi..Dhira janji. Dhira akan menjaga rahasia ini
baik-baik.. Dhira gak akan kasih tahu Bisma, Dhira janji.."balas Dhira
setuju
"makasih sayang, kamu memang menantu terbaik buat mamah.. Sekarang
kita turun yah? Jangan sampai Bisma curiga dan menunggu lama
dibawah.."ajak tante Nela menyunggingkan senyum
Dhira mengangguk kecil kemudian segera kembali menemui Bisma
dilantai bawah bersama tante Nela untuk menikmati hidangan makan
malamnya
"akhirnya apa yang Aku takutkan terjadi juga.. Awalnya menantu
kesayanganku yang tahu tentang hal ini, Aku tidak bisa membayangkan
siapa selanjutnya yang akan tahu..
Ya Tuhan.. Izinkan Aku untuk terus bersama Anak dan Cucuku, jangan
pernah Pisahkan Aku dengan keduanya.."harap om Landry memejamkan matanya
lirih. Ia pun segera menyusul tante Nela dan Dhira menuju lantai bawah.
**
Setelah acara makan malamnya selesai Dhira dan Bisma beserta Raza sang buah hati pun masuk kedalam kamarnya.
Begitu pun dengan om Landry dan tante Nela, mereka segera beristirahat didalam kamarnya
"ko Aku perhatiin dari tadi kamu diem terus, kenapa sih
sayang?.."Bisma memeluk tubuh Dhira dari belakang, Ia melingkarkan kedua
tangannya diperut Dhia
"Aku gak papa ko Bis, Aku cuma belum ngantuk aja, makanya dari tadi diem.."Dhira memandang wajah Bisma dan tersenyum
"Bohong banget sih, ketahuan tau gak bohongnya.
Emang ada masalah apa? Cerita dong sama Aku?"tanya Bisma lagi. Ia
semakin mempererat pelukannya dan menaruh dagunya dipundak kanan Dhira
"Aku beneran gak bohong, Aku serius tau.."elak Dhira membalikkan badannya menghadap Bisma
"hehe, jelek ih!"Bisma tertawa kecil seraya menarik pelan hidung Dhira
"issh.. Ko ditarik? Sakit tau.."protes Dhira mengusap hidung mancungnya yang menjadi merah akibat Bisma tarik
"abis nge'gemesin sih.. Jadi pengen deh sayang.."Bisma menaik turunkan sebelah alisnya genit
"ih apa deh? Aku ngantuk.. Mau tidur, mau temenin Raza bobo.. Kamu
gak boleh macem-macem, awas!"tolak Dhira sediit ketus. Ia mendorong
tubuh Bisma agar menjauh darinya lalu segera naik keatas tempat tidur
"yaah berarti Raza bakal gagal dapat adik lagi dong? Hemz.. Yaudah
lain waktu aja deh, lagian capek juga malam ini, pengen istirahat
aja.."gumam Bisma berbalik arah mengikuti Dhira
"Raza tidurnya lucu banget deh Bis.. Sama percis kaya kamu.."gumam Dhira memperhatikan buah hatinya yang sudah terlelap ini
"namanya juga anak Aku Ra, pasti gak bakalan beda jauh sama Ayahnya.."balas Bisma ikut memandangi wajah Raza
"tapi ko bisa mirip banget yah? Gak ada bedanya sedikit pun loh Bis,
Aku gak bohong.."tambah Dhira masih asik memperhatikan wajah Raza
Bisma malah tersenyum mendengar ucapan Dhira. Ia mendekatkan wajahnya lalu mengecup kening Raza penuh kasih sayang
"ini kan anak Aku Ra, jadi pasti mirip Aku. Apalagi Raza laki-laki,
pasti akan sangat mirip dengan Ayahnya dari pada Bundanya, iya kan
sayang? Muaach.."jelas Bisma mengecup kening Raza lembut
"iya sih, tapi tetep aja Aku suka heran.. Kenapa enggak mirip Aku,
atau mungkin kakeknya? Bahkan Rafael om nya gitu biar mata Raza sipit
trus lebih ganteng lagi.."ucap Dhira sedikit bercanda
"hihi, kamu lucu yah sekarang? Udah bisa ngelawak.. Belajar lawak dari mana sih Ra? Dari Ayah Bisma yah?..
Masa Raza mirip Rafael atau Papah? Kan Raza anak Aku sayaaang.. Uhh
kamu bikin Aku gemesss deh, mata Aku enggak sipit Ra, jadi Raza juga ga
boleh sipittt...."Bisma mencubit kedua pipi Chuaby Dhira gemas
"iihh Bissmaaa.. Sakit tau, kan Aku cuma becanda.. Jahat ih masa
istri sendiri dicubit?.."Dhira mengusap pipinya yang merah akibat
cubitan gemas Bisma, bibirnya pun Ia manyunkan karna kesal
"abis kamunya juga, masa Raza udah sangat ganteng gini masih pengen
mirip Rafael juga? Rafa itu kan jelek Ra, masih gantengan juga Aku. Atau
jangan-jangan kamu masih belum bisa lupain Rafa yah? Kamu masih sayang
sama Dia Ra?.."tebak Bisma menatap mata Dhira serius
"A..aku, Akuu.. Aku kan cumaa.."ucapan Dhira terbata-bata
"gak usah gugup sayang.. Aku gak bakal cemburu ko, Rafael udah gak
ada disini, jadi Aku gak mungkin cemburu atau marah sama orang yang udah
enggak ada.
Aku justru berterimakasih sama Rafael, karna Dia sekarang Aku bisa
milikin kamu. Aku sayang kamu Ra, sampai kapan pun aku akan tetap sayang
kamu.."Bisma merangkul pundak Dhira dan mengecup puncak kepala Dhira
mesra
"Aku juga sayang kamu Bis.. Jangan pernah sakitin Aku lagi yah? Aku
udah sangat nyaman berada disamping kamu.. Raza juga sangat sayang sama
kamu, jangan pernah tinggalin Aku sama Raza.."lirih Dhira mendekap erat
tubuh Bisma. Ia menyenderkan kepalanya didada bidang Bisma
"kesalahan terbodoh Aku itu adalah udah pernah menyakiti dan menyia-nyiakan kamu waktu dulu.
Aku gak akan pernah ngulang kesalahan itu lagi Ra, Aku sayang kamu,
Aku gak mau kehilangan kamu..."Bisma mengecup kening Dhira lembut dan
memeluknya begitu erat
"Aku udah lupain hal yang dulu Bis, sekarang kamu udah jadi Bisma
yang sekarang, bukan Bisma yang dulu, Aku sangat sayang kamu.. Aku gak
mau kehilangan kamu.."balas Dhira masih merasakan kehangatan yang begitu
mendalam ini
Bisma melepaskan pelukannya, Ia tersenyum menatap teduh wajah Dhira
"boleh yah?"tanya Bisma tiba-tiba
"ma..maksud kaaa??"Dhira menggantungkan ucapannya karna Bisma langsung menyumpal mulut Dhira dengan bibirnya
"Cuuuuuppp...."
Sentuhan yang begitu lembut dan hangat dirasakan oleh kedua insan
ini, Dhira memejamkan kedua matanya dan mengalungkan tangannya dileher
Bisma. Keduanya sama-sama menikmati keromantisan dan permainan yang
Bisma mainkan secara lembut ini
"YAAH?"tiba-tiba tubuh mungil Raza terbangun dan duduk melongo melihat adegan yang tengah dilakukan oleh kedua orang tuanya ini
"Yah, Bunn!!"panggil Raza mencoba menarik baju Bisma. Namun percuma
saja Bisma tidak merespon Raza karna terlalu asik dengan permainannya
"PLAAAK!! yaaaaaahh....!"teriak Raza memukul pipi Bisma kencang
Bisma dan Dhira sungguh kaget melihat Raza yang ternyata bangun dan tidak sengaja melihat adegan mereka
"Raza?? Ko Raza bangun sih? Trus kenapa pipi Ayah ditampar? Sakit
sayang.."pekik Bisma sedikit kesal. Ia melepaskan bibirnya dari bibir
Dhira. Tangannya pun memegangi pipi yang lumayan kencang dipukul Raza
tadi
"hihi yaaah.. nu nu nu.. mbuuunn.. Uuhhh!!"Raza tertawa kecil
menepuk kedua tangannya seperti senang melihat ekspresi wajah Bisma.
Jemari kecilnya menunjuk kearah Dhira yang tersenyum melihat tingkahnya
ini
"ahaha, Bunda jadi malu nih cama Raza.. Umm maafin Bunda yah
sayang.. Ayah Raza tuh yang mulai duluan.. Bukan Bunda nak.."ucap Dhira
meraih tubuh Raza dan mengecupnya lembut
"ko Ayah yang disalahin? Kan Bunda juga tadi nikmatin Bun.."protes Bisma tidak terima
"tapi tetep aja Ayah yang mulai kan?"kekeuh Dhira
"iya-iya deh, Ayah yang mulai.. Tapi Raza tuh yang mengakhiri.. Uhhh
gemesss deh Ayah, kamu tuh sering banget gangguin Ayah.. Uuhhh gemeeess
muach-muach muaacchh"Bisma menggelitik perut Raza lalu mengangkatnya
keatas, Raza tertawa girang mendapat perlakuan ini dari Bisma. Kecupan
demi kecupan pun mendarat diwajah lucu nan mungilnya..
Bersambung..
waw!! hebat bngt.. dr part pertama semuanya kecehhh badai.. good luck yaa buat cerita yang lain ... :)
BalasHapusohiya, kita sama-sama smash blast lohh..... B)