Setelah mendapat telpon dari tante Nela tentang keadaan om Landry, wajah
Rangga seketika langsung terlihat panik dan cemas. Ia buru-buru mencari
sosokmu yang masih asik bermain dikamar Arka.
"(nama kamu)..!!"pangilnya sedikit berteriak. kamu hanya menoleh sekilas dengan ekspresi datar.
"jangan pake teriak deh, Arka baru tidur.. Aku tuh udah susah
nidurin dia dari tadi, jangan sampe teriakan kamu itu bangunin dia
nanti"kesalmu ketus.
Rangga mengatur nafasnya yang tersenggal. Ia melirik bayi mungilnya
yang memang tengah terlelap diatas tempat tidur lalu kembali melirikmu.
"kamu tuh kenapa sih Ga? ko ngelihatin akunya kayak gitu banget?
emang ada yang salah yah sama aku?"kamu memandang dirimu sendiri
bingung.
"e..enggak ada apa-apa ko, cu.cuuma kelihatan sedikit aja, eh.. emm
maksud aku.."ucapan Rangga terpotong. kamu mendelik kesal dan segera
menutup bagian dadamu karna kancing bajumu memang masih terbuka setelah
menyusui Arka tadi.
"jadi ini maksud cuma kelihatan sedikitnya? issh ngeselin banget
sihh!"dengusmu kesal. Rangga hanya tersenyum kecil menggaruk belakang
kepalanya. ia bahkan sampai melupakan kecemasan dan kepanikannya tentang
keadaan om Landry.
"oh iya lupa! aduh sayang, mending sekarang kamu tunggu aku dimobil
deh, ada sesuatu yang penting banget..ini tentang keadaan om Landry.
kamu ke mobil duluan yah? biar Arka aku yang gendong."tiba-tiba Rangga
mendorong tubuhmu agar keluar dari kamar. ia buru-buru mendekati tempat
tidur dan menggendong tubuh Arka yang masih terlelap itu.
"e.eeh Arka mau dibawa kemana? dia baru aja tidur Ga, kalo nanti
kebangun gimana? kan kasian, mending Arka gak usah ikuuu..."ucapanmu
terpotong.
"Tunggu dimobil! Arka aku yang urus dan tanggung jawab kalau dia
nangis,"ujar Rangga tegas. kamu menghela nafas berat dan mengangguk
pasrah mengikuti ucapan suamimu itu.
"nah, itu lebih bagus.. tumben mamah kamu nurut"Rangga tertawa kecil
melihatmu yang sudah melangkah pergi meninggalkannya. wajah tampan Arka
pun ia kecup dan segera dibawanya menyusulmu.
**
"mbuunn.. buunnnn!!"suara lucu nan khas dari mulut kecil bayi tampan
ini terdengar riang. Ia merangkak cepat lalu menarik kerah baju Dhira.
berdiri dan menatap wajah aang bunda dari dekat.
"mbuunnn!!"panggilnya lagi. kini kedua tangan kecilnya ia kaitkan
dileher Dhira berharap kalau bunda cantiknya ini mau menoleh dan melihat
wajahnya.
"bunda lagi gak mau main sayang. Raza main sendiri aja yah? jangan
ganggu bunda.."tiba-tiba Dhira melepaskan kedua lengan Raza yang
bergelayut dilehernya. ia menjauhkan tubuh Raza agar tidak menggangunya
untuk sejenak.
"mbuunnnn..."Raza memandang sedih melihat sikap dingin bundanya ini.
ia sama sekali tidak bermaksud menggangu Dhira, ia hanya ingin
mengajaknya bermain bersama.
"SEKALI LAGI kamu membantah dan melanggar perintah aku, aku GAK AKAN
segan-segan menggugat kamu dan AMBIL hak asuh Raza. NGERTI!!"
"kondisi papah kritis Ra, tadi dia sempat sadar dan manggil nama Raza, mamah yakin papah itu terlalu merindukan Raza.
tolong bawa Raza kemari Ra, ini buat papah, buat kesehatan papah, mamah mohoon..."
"SEKALI ENGGAK tetap ENGGAK!!!"
"tapi Bis?.."
"CUKUP Ra cukup!!"
"hiks, maafin Dhira pah.. maafin Dhira..
Dhira terlalu takut sama Bisma, Dhira gak bisa jenguk papah dan bawa
Raza kesana, Dhira takut paah... maafin Dhira.."Dhira memjamkan matanya
lirih. rasanya begitu sesak dan sulit berada diposisinya saat ini.
terlebih sikap Bisma yang keras kepala dan egois selalu ingin menang
sendiri tanpa mempedulikan perasaannya, Raza juga om Landry dan tante
Nela.
Dhira melirik Raza, Ia memandang pilu jagoan kecilnya itu.
"maafin bunda sayang, Raza pasti sedih karna gak bisa ketemu eyang
lagi. bunda udah berusaha, tapi ayah kamu tetap tidak mengijinkan, bunda
bingung, bunda gak tahu harus bagaimana lagi dengan sikap ayah. maafin
bunda.."batin Dhira lirih. ia mengelua rambut hitam Raza lalu menarik
tubuh Raza kedalam dekapannya.
Raza sendiri hanya diam tanpa memberontak. ia seperti yang mengerti dengan apa yang dirasakan bundanya saat ini.
bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p