"jadi hari ini kamu gak masuk kerja Bis?"om Landry menghentikan acara makannya menatap Bisma
"izin bolos yah Pah? Sehari aja, Bisma pengen ngajak Raza sama Dhira
jalan-jalan keluar, kasihan udah lama mereka gak Bisma ajak main
keluar, Raza juga butuh pengetahuan untuk dunia luar, biar imaginasi dan
daya pikirnya enggak mampet dirumah ini aja, kan Dia masih kecil
pah.."jelas Bisma seraya memangku Raza yang tidak bisa diam itu
"hemz.. Yasudah bawa saja, tapi jangan lama-lama, bisa kangen papah sama Raza.."balas om Landry mengelus rambut hitam Raza
"waahh makasih pah, yaudah Bisma bawa Raza kedalam dulu, ayo Ra?"Bisma beranjak dari duduknya diikuti oleh Dhira dari belakang
Om Landry hanya mengangguk kecil dengan seuntai senyum dibibirnya
"semakin lama Bisma semakin bisa bersikap dewasa, Papah semakin
bangga sama kamu Bis.. Terimakasih atas kebahagiaan yang telah kamu
berikan untuk papah, terutama dengan hadirnya Raza dirumah ini"gumam om
Landry menatap Bisma juga Dhira yang sudah menjauh itu.
**
"yah.. Iyaaahh!!"teriak Raza menarikaknarik baju Bisma. Saat ini Bisma memang sudah berada didalam sebuah Mall yang cukup besar
"apa sayang?"tanya Bisma menatap wajah tampan Raza
"uuhhh!!"Raza menunjuk toko mainan yang membuatnya penasaran
"ohh Raza mau kesana?"tanya Bisma lagi
"nna yah!"jawab Raza menganggukkan kepalanya
"pinter ih anak Ayah.. Yaudah kita kesana yah? Bun, kayaknya Raza
mau ke toko mainan yang disana deh, yuk kita kesana?"ajak Bisma seraya
berjalan menggendong Raza, sedangkan Dhira hanya membuntuti Bisma dari
belakang..
"Uuhh yah, uuhh!!"Raza menunjuk mainan robot-robotan yang memang
sengaja dihidupkan dan dikeluarkan dari kotak mainannya. Robot-robotan
itu bisa berjalan sendiri dan mengeluarkan suara yang membuat Raza
menyukainya
"ohh mau robot-robotan? Kan dirumah udah banyak sayang, masa mau
robot-robotan lagi?"Bisma memandang wajah Raza dan mengajak bicara bayi
berusia 8bulan ini
"uhhh tututu yaah.. Uuhh!!"Raza menggelengkan kepalanya seraya terus menunjuk robot-robotan tersebut
"udah ambil aja yah, nanti nangis loh kalau gak dibeliin.. Kaya yang
gak tahu anak kamu aja.."Dhira tersenyum menyentuh pipi Raza
"iya pasti Ayah beliin lah Bun, yaudah kita ambil ya?"Bisma menatap
Raza dan segera berjalan menghampiri sipenjual mainan-mainan tersebut
Raza terlihat sangat senang, Ia menepuk-nepuk tangannya sambil mulutnya tak henti mengeluarkan celotehan-celotehan ria
"yayayah.. Mbun, uh!"Raza menarik baju Bisma dan melirik Dhira,
pipinya mengembung sedangkan tangannya menunjuk mainan-mainan yang
sangat banyak itu
"waah.. Kayaknya bakal ngeborong lagi deh Bun.."sindir Bisma melihat tingkah buah hatinya ini
"ahaha, iya Yah, kamu sih kebiasaan suka manjain Raza, jadi kaya gini deh Dia.."balas Dhira tertawa kecil
"tapi gak papa deh, selama Ayah bisa pasti Ayah lakuin, muach Ayah
sayang Raza.."Bisma mengecup kening Raza sekilas kemudian segera
menuruti apa yang diinginkan oleh buah hatinya ini
Sementara itu..
"oh jadi Dhira benar-benar sudah bahagia sama adik loe Raf, Gue jadi
ikut seneng lihatnya.."Morgan tersenyum melihat Dhira bersama Bisma dan
buah hatinya dari arah kejauhan. Entahlah Ia sedang apa disana, yang
pasti Morgan tidak sengaja melihat Dhira sampai-sampai Ia terus
memperhatikan Dhira dan mengikutinya
"Loh ko kamu malah bengong disini? Aku nyariin dari tadi. Memangnya kamu lagi ihatin siapa sih? Ko asik banget?"
Tiba-tiba Morgan menoleh kaget mendengar suara gadis cantik yang
berdiri disampingnya. Gadis berambut hitam panjang nan lurus ini begitu
manis dan cantik
"Aku gak lagi lihatin siapa-siapa ko. Yaudah kita pulang yah?
Bajunya udah kamu dapat?"ucap Morgan mencoba mengalihkan pembicaraan
"Aku udah dapat bajunya, baju buat kamu juga, yaudah kita pulang
yuk?"setuju gadis cantik bernama Alya ini menggandeng lengan kiri Morgan
Morgan hanya mengangguk kecil dan tersenyum. Ia pun segera keluar
dari dalam mall yang cukup besar dan ramai ini untuk segera pulang
bersama Alya
"mungkin pendamping hidup Aku itu kamu Al.. Walau hati Aku belum
sepenuhnya untuk kamu, tapi Aku gak akan pernah nyakitin kamu ko, Aku
janji.. Semoga acara pernikahan kita bisa berjalan dengan lancar
nanti.."batin Morgan tersenyum memandang wajah gadis cantik calon
istrinya ini.
Sore harinya..
Bisma sekarang sedang asik mengajak jagoan kecilnya main-main. 2jam
yang lalu Ia memang sudah pulang dari acara jalan-jalannya. Raza
terlihat sangat senang mempunyai mainan baru lagi, begitu pun Bisma, Ia
sangat senang melihat wajah jagoan kecilnya bahagia seperti ini
"yah.. Mbuum yah mbuum"Raza menunjuk mainan mobil-mobilan yang Bisma
jalankan tadi. Ia merangkak mengambil mainan tersebut lalu
memberikannya lagi pada Bisma agar Bisma jalankan kembali
"ihh nyuruh terus, masa gak bisa jalanin sendiri? Kan tinggal
dimundurin sayang, nanti mobilnya bisa maju sendiri.."jelas Bisma
memperagakan cara memainkan mobil-mobilan berwarna merah berukuran tidak
terlalu besar itu
"uunggg...."Raza memanyunkan bibirnya serius memperhatina mobil-mobilan tersebut
"ahaha iyaahh uuhh mbumm yaah.."teriak Raza senang. Ia kembali merangkak dan mengambil mobil-mobilan tersebut
Bisma hanya menggaruk kepalanya karna Raza terus saja menyodorkan mainan tersebut agar Bisma yang memainkannya
"haduuh.. Ayah temuin Bunda dulu yah? Ko dari tadi Bunda kamu lama banget bikin coklat hangatnya.
Raza jangan kemana-mana yah? Tunggu disini oke?"Bisma beranjak dari duduknya kemudian keluar dari dalam kamar Raza
Raza sendiri hanya mengangguk kecil tanda setuju. Ia
menggosok-gosokkan telapak tangannya pada ban mobil-mobilan yang Ia
pegang hingga ban tersebut berputar
"ahaha yaah.. Mbuum haha.."tawa Raza terdengar riang melihat roda mobil-mobilannya berputar
Namun seketika wajah Raza terlihat begitu panik. Ia memandang
sekelilingnya dan tidak ada siapa-siapa yang menemani. Raza melihat
pintu kamarnya yang terbuka. Tubuh kecilnya pun mulai merangkak
menghampiri pintu tersebut
"yaaahh.. Mbuunn..!!"panggil Raza sambil terus merangkak keluar dari
dalam kamarnya mencari Bisma dan Dhira yang meninggalkanya begitu saja
Sejenak Raza berhenti merangkak. Ia melihat tangga rumahnya yang
cukup tinggi. Saat ini Raza memang berada dilantai atas karna kamarnya
terletak dilantai atas
"Enggak lah Pah, gak mungkin Bisma kaya gitu, mamah yakin kalau pun
Dia tahu Bisma pasti bisa memaklumi.. Papah jangan berfikiran negatif
terus, papah juga jangan membahas masalah ini terus-terusan pah.."ucapan
tante Nela sekilas terdengar oleh Raza
"hemz.. Entahlah mah, Papah sudah sangat takut dengan semua ini,
papah takut.."suara om Landry pun ikut terdengar oleh Raza dari lantai
bawah sana
"Yaang... Iyaang uuhh!!"teriak Raza menunjuk anak tangga rumahnya,
tepatnya dilantai bawah. Ia sangat yakin kalau Eyangnya berada disana
karna suara om Landry maupun tante Nela sudah sangat Raza hafal
"Yaaang... Iyaangg"Raza mulai merangkak kembali menuruni anak tangga
yang cukup tinggi ini. Perlahan tangan kanannya Ia turunkan lalu tangan
kiri dan disusul oleh kedua lutut kakinya untuk merangkak
"yaaah.. Iyaaahh mbuunn!!"tiba-tiba Raza berhenti merangkak. Ia sangat ketakutan melihat kearah bawah yang sangat tinggi ini
Raza menoleh kearah atas. Rupanya posisi Ia sekarang sudah berada
ditengah-tengah anak tangga tersebut. Ia sangat kebingungan akan terus
turun atau berbalik arah
"Yaaaaahh Mbuuuunnn hiks.. Yaaaahhh!!"teriak Raza terisak ketakutan. Air matanya berlinang sangat ketakutan
"hiks.. Iyaaang.. Hiks.. Iyaaahh mbuuunn..."lirih Raza dengan tubuh
yang bergetar. Ia mencoba untuk terus turun walau sangat takut dan tidak
berani
"Maksud Papah sama Mamah apa sih mah? Kalian nyembunyiin apa dari
Bisma?.. Kenapa harus disembunyiin? Memang apa yang Papah sembunyiin??"
om Landry dan tante Nela menoleh kaget mendengar ucapan Bisma yang tiba-tiba datang menghampirinya
"Bisma?"pekik om Landry dan tante Nela bersamaan
Bisma berjalan semakin mendekati om Landry
"Apa yang papah sembunyiin dari Bisma Pah? Dan apa maksud papah
Bisma berbeda dengan Rafael? Bukannya Bisma sama Rafael itu sama-sama
anak Papah? Dan kenapa tadi papah bilang kalau hanya Rafael yang anak
papah? Apa maksudnya Pah?"tanya Bisma lagi. Wajahnya terlihat sangat
serius hingga membuat om Landry ketakutan dan gugup
"B..Bis.. Ma..maksud Papah kamu bukan seperti itu, ka..kamu pastis
alah dengar, kalian itu sama-sama anak kita, anak kandung papah sama
mamah.."ucap tante Nela mencoba memberi penjelasan
"enggak mah, tadi Bisma gak denger kaya gitu"elak Bisma menoleh tante Nela sekilas
"Pah, JAWAB pertanyaan Bisma. Apa maksud ucapan papah tadi?"Bisma menatap wajah om Landry sangat tajam
"B..bis.. Maa..maafin papah.. Ta..tadi, papah.. Papah.."
"JAWAB PAH!!"bentak Bisma mulai geram
"Bisma! Kamu apa-apaan sih Bis? Ko kamu bentak papah kaya gitu?"tiba-tiba Dhira datang menghampiri Bisma
Om Landry menunduk takut, sedangkan tante Nela hanya diam. Bisma menoleh kearah Dhira menarik nafasnya mencoba menahan amarah
"Aku cuma lagi tanya sesuatu sama papah Ra, Aku yakin papah
nyembunyiin sesuatu dari Aku. Dan dari tadi Papah gak mau jawab, apa Aku
salah kalau Aku bertanya?"ucap Bisma memandang Dhira
Dhira melirik om Landry dan tante Nela bergantian
"Ya Allah.. Jangan-jangan Bisma tau soal rahasia itu.."batin Dhira was-was
"kamu kenapa diam Ra? Apa jangan-jangan kamu terlibat dan tahu juga tentang apa yang papah sembunyiin?"bidik Bisma curiga
"e..enggak Bis, A..aku, akuu.."ucapan Dhira terpotong
"JAWAB Aku Ra, apa yang sebenarnya disembunyiin dari Aku sama papah
dan mamah? Please JAWAB!"pinta Bisma memojokkan Dhira ketembok
"e..enggak Bis.. A..aku, A..akuu"
"AAARRGGHHH!!!"teriak Bisma kesal seraya menghempaskan tangan kanannya ketembok
"Kenapa SEMUA DIAM!! Apa yang sebenarnya kalian sembunyikan
APAAAA??"bentak Bisma semakin emosi memandnag om Landry tante Nela juga
Dhira
"B..bis.. Ka..kamu tenang Bis, ka..kamu tenang.. Ki..kita gak
nyembunyiin apapun dari kamu, kamu tenang.."Dhira mencoba meredam emosi
suaminya ini
"Halaaah.. Kalian semua BOHONG! kalian BOHOONG!!"Bisma menepis tangan Dhira dan mendorongnya kasar hingga Dhira terjatuh
"Bisma!"om Landry dan tante Nela berlari menghampiri Dhira yang tersungkur akibat Bisma dorong
sedangkan Bisma hendak berlalu dan hanya memandang Dhira sekilas
"Bisma PERGI!!"tegas Bisma kemudian berlalu meninggalkan Dhira
Om Landry dan tante Nela hanya diam dan kembali membantu Dhira
namun...
Tiba-tiba Bisma menghentikan langkahnya. Ia mendengar suara jeritan yang begitu kencang tak jauh dari tempatnya berdiri
"AAAAAAAAA hhh Yaaaaaaahh!!!"teriaknya sangat kencang dan terdengar sekilas
"RAZA?"pekik Bisma kaget
"hah, RAZA?"om Landry tante Nela juga Dhira saling memandang satu sama lain
"Razaaaaaa!!"Bisma segera berlari mencari sumber suara yang sangat Ia yakini kalau itu suara teriakan Raza jagoan kecilnya
bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p