Sabtu, 05 Oktober 2013

Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 18

Malam kini telah berganti, sinar mentari pagi pun sudah mulai menunjukkan sinarnya menggantikan sang rembulan.
Perempuan cantik yang masih sangat muda ini mulai terusik dari tidur panjangnya. Ia membuka kelopak matanya perlahan, jemari halusnya ia angkat dan diusapkannya dengan lembut pada pipi sang putra yang masih terlelap itu.


"kalau lagi tidur gini, kamu sangat sama persis dengan ayah kamu sayang. Raza mirip kamu Bis.. Tapi aku gak suka kalau kamu bentak dia, maafin bunda yah nak, maaf karna bunda gak bisa belain Raza didepan ayah.."ujarnya menatap lirih wajah polos sang buah hati, bibirnya sedikit menyunggingkan senyum, satu kecupan pun ia daratkan dikening Raza jagoan kecilnya.

"ngh~ kamu mau kemana Ra? Ini kan masih pagi, masih gelap malah.. Tidur dulu aja, sini temenin aku.."tiba-tiba perempuan cantik yang ternyata Dhira ini menghentikan langkahnya saat hendak beranjak. Ia menoleh dan memandang kearah Bisma yang sudah terbangun.

"aku mau siapin mandi dulu, habis itu aku juga mau siapin air hangat buat mandi Raza. Nanti sekalian aku siapin sarapan buat kamu. Lagi pula ini udah pagi, udah hampir jam 7 Bis.."ujar Dhira pelan. Bisma tersenyum mendengar penuturan Dhira. Ia beranjak dan mengubah posisinya menjadi duduk mendekati Dhira.

"yaudah kamu mandi dulu, aku mau cari sarapan buat kita. Tunggu sebentar yah? Aku masih ada sedikit uang ko hasil kerja aku kemarin, aku rasa masih cukup buat beli sarapan pagi ini.."tutur Bisma lembut.

"a..aku ada sedikit simpanan ko, kalau kamu mau kamu bisa pakai uang aku dulu Bis.."tawar Dhira dengan kalimat yang sangat hati-hati ia lontarkan.

"gak usah sayang, uangnya disimpan saja buat kamu. Aku pergi sebentar yah? Jaga Raza, aku pergi dulu. mmuach, ayah cari makanan dulu yah?"pamit Bisma mengecup kening Raza sekilas dan beranjak pergi.

"yaudah hati-hati yah.."balas Dhira dijawab anggukan dan senyuman kecil oleh Bisma.

Tak lama Bisma pun berlalu keluar dari rumah kecilnya itu untuk mencari makanan pengisi perut kosongnya pagi ini. Entahlah apa yang akan ia beli, mungkin uang yang dipegangnya tidak seberapa dan hanya cukup untuk membeli nasi bungkus atau bubur ayam.

"bunda sama sekali gak ngerti sama ayah kamu.
Tadi malam dia udah buat kamu nangis, bahkan dia bentak kamu sayang..
Tapi sekarang? Dia begitu baik dan lembut, dia selalu berusaha memberikan yang terbaik buat kamu dan bunda. Sikapnya itu sangat aneh, bisa berubah kapanpun dan terkadang membuat bunda takut..
Bunda benar-benar gak ngerti sayang.. Semoga kita tetap bisa bertahan disini, kita harus bisa menghargai setiap keputusan ayah kamu, bunda sayang kamu nak.. Bunda sayang Raza.."Dhira mengecup kening jagoan kecilnya itu lirih. Air matanya tiba-tiba saja menetes haru, kejadian ini sama sekali tidak ia duga sebelumnya kalau keluarga kecilnya bisa menjadi seperti ini. Apalagi sangat jauh dari kata mewah tidak seperti saat tinggal dirumah om Landry dulu.





Sementara itu..

Dikediaman om Landry dan keluarganya kini tengah berbincang menikmati sarapan paginya. Rangga beserta sang istri dan putra semata wayangnya pun ikut serta karna semalam mereka memang menginap dirumah om Landry.

"uhh lucu banget sih kamu sayang.. Wajahnya sangat sama persis dengan Rangga. Anaknya papah Rangga yah? Uuhh Arka, lucunya kamu nak.."tante Nela sedari tadi tak henti-hentinya memuji bayi mungil yang tengah digendongnya itu. Wajah Arka pun berkali-kali ia kecup karna gemas dan sangat sayang terhadap Arka.

"udah tan, Arka nya biar sama Rangga dulu aja, dari tadi tante enggak makan sarapan paginya, sini Arka sama Rangga.."pinta Rangga mengulurkan tangannya merasa tidak enak karna tante Nela terus memangku Arka hingga melupakan acara sarapan paginya.

"udah gak apa-apa Ga, tante seneng ko bisa gendong Arka, rasanya kaya gendong cucu sendiri.. Kamu makan dulu aja sama (namamu), biar Arka sama tante.."tolak tante Nela halus.

"tapi benar apa kata Rangga tante, mending Arka sama papahnya dulu aja, tante makan dulu, soalnya aku lihat dari tadi Rangga makannya banyak banget, jadi mending gantian dia yang gendong Arka biar gak makan terus.."tiba-tiba kamu meraih tubuh mungil Arka dan memberikannya pada Rangga.

Tante Nela terkekeh geli melihat sikapmu yang sama sekali tidak mempedulikan Rangga itu, padahal tangan kanan Rangga sendiri tengah memegang sendok dan tangan kirinya juga tengah memegang gelas karna hendak minum.

"aduh sayang, pegang dulu sebentar dong.. Aku mau minum dulu.. Ini gimana urusannya coba? Nanti kalau airnya tumpah gimana?"keluh Rangga meninjuk gelas berisi air putih ditangannya.

"udah ah tinggal minum aja susah banget sih.. Aku mau lanjutin sarapan paginya sama tante Nela juga om Landry. Jadi kamu jangan kebanyakan protes.."jelasmu dengan tampang watados dan kembali asik menikmati sarapan pagimu tanpa menghiraukan Rangga.

"ahaha kalian berdua itu sangat lucu.. Tante jadi teringat sama Dhira dan Bisma, biasanya mereka yang suka ribut kayak gini, tapi sekarang kalian jus...truuu"tiba-tiba tante Nela menggantungkan kalimatnya. Wajahnya tampak sedih saat mengingat itu semua.

"papah ke kamar dulu mah.."om Landry yang sedari tadi hanya diam ini akhirnya mengeluarkan suara datarnya. Ia beranjak dari kursi meja makan dan berlalu begitu saja tanpa menyantap sarapan paginya sedikit pun.

"pah.."panggil tante Nela pelan.

"papah tidak bisa mah, wajah Arka terus membuat papah ingat sama Raza. Pap.. Papah mau ke kamar saja.
Maafin om yah Ga, kamu sama istri kamu silahkan teruskan saja acara sarapan paginya, biar om menenangkan diri dulu dikamar.."jelas om Landry menahan air mata dan dada yang terasa sesak karna teringat akan sosok Raza cucu kesayangannya.

Air mata tante Nela pun menetes melihat sikap memilukan om Landry ini. Tidak bisa dipungkiri kalau ia juga merindukan sosok Raza cucu satu-satunya.

"maafin Rangga yah tante, Rangga jadi merasa bersalah udah buat tante sama om sedih.. Sekali lagi Rangga minta maaf.."Rangga menunduk sesal.

"e..enggak apa-apa ko Ga, k..kamu tidak salah. Om kamu memang lagi rindu saja sama Raza. Tadinya tante fikir dengan hadirnya kamu disini om kamu itu bisa sedikit meluapkan rasa rindu Raza sama Arka, tapi ternyata tante salah. Maafin sikap om kamu yah?.. Tante tinggal dulu sebentar, kalian silahkan habiskan dulu makanan kalian.."jelas tante Nela lembut. Rangga dan (namamu) hanya mengangguk kecil meski masih merasa tidak enak hati karna suasana pagi ini menjadi sedih akibat kehadiran kalian, padahal tanpa kalian ada disana pun om Landry dan tante Nela memang tengah bersedih.

"aku jadi gak enak Ga sama tante dan om.."ujarmu menatap wajah Rangga.

"aku juga. Tapi yaudahlah, nanti aku akan coba cari Bisma sama Dhira lagi, aku akan coba bujuk Bisma agar menghentikan sikap egoisnya ini. Jujur aku gak tega lihat om Landry kaya gini, dia sangat baik dan tulus, tapi Bisma membalasnya dengan kepahitan dan sikap buruk seperti ini, aku gak tega sayang.."lirih Rangga memandang wajahmu pilu.

"semoga kamu cepat bisa menemukan Bisma yah? Kalau bisa kamu paksa aja biar dia mau pulang dan bawa Raza kesini, aku juga gak tega sama om Landry dan tante Nela.. Kamu harus berusaha cari Bisma Ga, harus.."kamu menaruh telapak tanganmu diatas punggung tangan kanan Rangga lalu menggenggamnya cukup erat.

"tanpa kamu minta pun pasti akan aku lakuin hal tersebut.."batin Rangga yakin.





**
Wajah tampan bayi yang sebentar lagi menginjak usia 1tahun ini tampak terlihat riang, wajahnya sungguh ceria dengan celotehan-celotehan kecil yang keluar dari mulut mungilnya.

"iyang yah mbun, iyaang?"kepalanya ia anggukkan kecil memandang wajah sang bunda.

"iya sayang kita akan ketemu eyang. Kebetulan ayah lagi pergi, jadi gak ada salahnya kalau kita ketemu eyang sekarang. Raza kangen gak sama eyang? Raza seneng gak sayang kalau bunda ajak ketemu eyang?"jelas+tanya Dhira menatap balik wajah polos jagoan kecilnya ini.

Dengan sangat mantap dan antusias Raza menganggukkan kepalanya tanda setuju dan ia senang mendengar penuturan Dhira. Kedua tangan mungilnya meraih baju Dhira dan mencoba berdiri menyamai tinggi Dhira yang duduk dihadapannya itu. Wajah Dhira pun ia kecup, bahkan sesekali kedua kakinya ia hentak-hentakkan diatas lantai karna senang.

"uhhh seneng banget kayaknya?.. Raza udah kangen sama eyang yah?"tanya Dhira tertawa kecil melihat ekspresi yang Raza tunjukkan.

"iyaah mbuuun, Zaza iyaang.."jawabnya sedikit berteriak gemas menarik-narik baju Dhira membuat Dhira tertawa lepas melihatnya.

"ahaha lucu banget sih kamu sayang.. Mmmuuach, bunda yakin eyang juga pasti sangat kangen sama Raza. Yaudah kita pergi yuk? Sebelum ayah pulang, kita temui eyang dan Raza boleh main sepuasnya sama eyang.."Dhira beranjak mengangkat tubuh mungil jagoan kecilnya itu. Rambut hitam Raza pun ia rapihkan karna sedikit mengeluarkan keringat. Wajah tampan Raza ia taburi dengan seikit bedak bayi agar terlihat rapi.

"nah udah ganteng, persis banget kayak ayah.. Jadi saatnya sekarang kita berangkat.."ujarnya tersenyum memandang wajah Raza yang sudah rapi dengan baju kaos berwarna merah, celana jeans pendek namun diatas lutut saat Raza pakai, dan tentunya sepasang sepatu berwarna merah yang Dhira pakaikan dikaki Raza.

"maafin aku Bis kalau aku ngelanggar pesan kamu. Tapi aku gak mau egois dan terus-terusan membuat Raza sedih.
Aku hanya mau buat dia senang karna kebahagiaan aku ada pada Raza, sekali lagi aku minta maaf.."batin Dhira mulai menutup pintu rumahnya dan menguncinya rapat-rapat. Kakinya pun segera melangkah meninggalkan rumah kontrakannya itu untuk menemui om Landry dirumah mewahnya sana dengan Raza.



"baguss.. Ternyata kamu berani melanggar perintah dari aku Ra. Kamu benar-benar membuat aku KECEWA!!"lelaki bertubuh kecil dengan jaket kuning dan topi yang menutupi sebagian wajahnya ini mendengus kesal menatap kearah Dhira yang kini sudah berlalu pergi itu.

"lihat apa yang akan aku lakuin sama kamu Ra, kamu tahu sendiri kalau aku paling benci dibohongi, apalagi sama istri aku sendiri. Lihat saja nanti Dhira!"ujarnya tersenyum licik dengan tangan kanan yang ia kepalkan menahan marah.






Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p