Malam kian larut.. Sudah hampir jam 11'malam Dhira masih belum juga
tidur. Ia sangat gelisah karna sampai saat ini Bisma belum pulang dari
tadi pagi. BB nya pun sulit dihubungi karna tidak aktif
"hiks, Bis.. Kamu kemana sih? Masa kamu semarah ini sama Aku?
Aku beneran gak nyembunyiin apapaun dari kamu, Aku gak bohongin
kamu, Aku..aku cuma bantu papah sama mamah buat jaga rahasia mereka, Aku
gak bohongin kamu Bis..."lirih Dhira terisak. Perlahan Ia membuka
gorden kamarnya berharap kalau mobil Bisma datang dari arah luar sana
"Bis.. Maafin Aku.."lirihnya lagi
"pulaang.. Aku kangen kamu, kamu jangan buat Aku khawatir kaya
gini.. Aku minta maaf.. Aku takut kalau udah lihat kamu marah kaya gini
Bis, Aku takut..."Dhira menatap tubuh mungil Raza yang memang sengaja Ia
tidurkan diatas tempat tidurnya
"Raza sampe ketiduran nunggu kamu pulang.. Apa kamu gak kangen sama
Raza? Aku khawatir sama kamu Bisma.."Dhira mengelus pipi jagoan
kecilnya. Ia juga mendaratkan satu kecupan lembut tepat dikening Raza
"mungkin Ayah kamu memang lagi ingin sendiri. Bunda sudah cukup lama
hidup bersama Ayah kamu, Bunda sangat hafal sikap san sifatnya seperti
apa. Kamu sabar yah sayang, mungkin malam ini Raza memang hanya akan
tidur sama Bunda dulu, semoga besok pagi Ayah sudah pulang.. Muach,
Bunda sayang sama Raza.."Dhira kembali mendaratkan kecupan lembutnya. Ia
pun berbaring disamping Raza dan memeluk tubuh Raza penuh kehangatan
"uhh.. Ng~"tubuh Raza menggeliat dan memeluk perut Dhira, ibu
jarinya Ia masukkan kedalam mulut dan dihisapnya layaknya tengah
menghisap Asi Dhira
"lucu banget sih anaknya Bunda kalau lagi bobo, kalau Ayah tau kamu
masih sering ngemut jari, pasti langsung Ayah tarik jari kamu
ini.."Dhira tersenyum menarik jemari tangan Raza agar tidak Raza hisap
lagi
"bobo yah sayang.. Besok pagi Ayah pasti udah pulang, semoga
marahnya enggak besar dan enggak lama.. Bunda sayang sama Raza..
Muaaaach"Dhira mempererat pelukannya terhadap Raza, kecupan lembut
didaratkannya diwajah Raza. Seangkan Raza begitu lelap tertidur tanpa
terusik sedikit pun.
**
"Bruugh!"Bisma menutup pintu mobilnya cukup kencang
"egois banget sih Gue, masa cuma masalah kecil gitu aja langsung
pulang selarut ini? Gak mikirin perasaan istri sama anak, bener-bener
Gue Egois!!"Bisma memukul-mukul kepalanya sendiri. Wajahnya sangat
terlihat lelah. Tak perlu menunggu lama Ia pun segera melangkah masuk
menuju kamar Dhira.
"Kreeek..."Bisma membuka pintu kamar miliknya dan Dhira sangat pelan
"hemz.. ternyata kamu beneran udah tidur Ra.."Bisma tersenyum
melihat tubuh Dhira dan Raza yang sudah terlelap diatas tempat tidurnya
"uhh kebiasaan.."tiba-tiba Bisma menarik tangan mungil Raza yang Raza masukkan kedalam mulutnya
"muach.. Maafin Ayah yah? Ayahnya terlalu egois, cuma masalah kecil
aja Ayah sampai ngambek sama Bunda, maafin Ayah sayang, muaach.. Ayah
sayang Raza.."Bisma mengelus dan mengecup pipi Raza lembut
Pandangan Bisma beralih menatap Dhira. Ia menarik selimut tebalnya untuk menutupi tubuh Dhira juga Raza
"sebenarnya Aku masih kesal sama kamu Ra. Aku tau kamu nyembunyiin
sesuatu dari Aku. Aku paling gak suka dibohongi seperti ini, tapi Aku
takut kehilangan kamu kalau Aku egois seperti ini, Aku harap besok pagi
kamu akan cerita semuanya dan tidak bohongin Aku lagi. Aku sayang kamu,
muaach.."Bisma juga mendaratkan satu kecupan diwajah Dhira. Ia pun ikut
berbaring dan tidur bersama dengan istri dan jagoan kecilnya.
Sementara itu..
"Duh.. Papah mau ngapain sih Pah? Ini sudah malam, kenapa papah
belum tidur juga? Nanti kalau kondisi papah drop lagi gimana? Ayo
cepetan tidur, mamah sudah ngantuk Pah.."tante Nela terperanjak kaget
melihat om Landry sang suami masih asik didalam ruangan khusus yang
biasa Ia gunakan untuk mengurusi pekerjaan kantor yang belum
terselesaikan
"sebentar lagi mah.. Papah belum selesai, mamah tidur duluan saja,
papah tidak akan kenapa-napa ko. Sudah sana tidur.."ucap om Landry
enteng tanpa menoleh sedikit pun
"tapi ini sudah sangat larut Pah, nanti kalau papah sakit lagi gimana?.."jelas tante Nela memberitahu
"sudah mamah tidur saja, papah belum ngantuk, nanti kalau semuanya sudah selesai papah menyusul.."tegas om Landry kekeuh
"hemz.. Yasudah mamah duluan pah.."balas tante Nela pasrah. Om
Landry hanya mengangguk kecil saat tante Nela keluar dari ruangannya
"Eyang gak mau kalau harus kehilangan kamu. Semua harta warisan
Eyang sudah Eyang wariskan atas nama kamu. Semua Perusahan, Rumah, mobil
bahkan aset-aset berharga milik Eyang pun Eyang berikan untuk kamu.
Kamu satu-satunya cucu Eyang dan kamulah satu-satunya pewaris
Tunggal keluarga Tanubrata.."jelas om Landry tersenyum melihat
kertas-kertas penting yang telah di hak wariskan untuk Raza Karisma
Tanubrata cucu kesayangannya
"hemz.. Semoga kamu tetap bisa bersama Eyang, jangan pernah hiraukan
masalah yang kelak pasti akan menimpa keluarga kita. Eyang akan terus
mempertahankan kamu, sampai kapan pun.."batin om Landry tersenyum
memandang photo mungil Raza yang sangat banyak dipajang didalam
ruangannya
Tak lama om Landry pun segera keluar, Ia tidak mau membuat tante Nela terlalu lama menunggu dan khawatir.
Esok paginya...
Terlihat Dhira baru saja bangun dari tidurnya semalam. Ia
mengerjapkan kedua bola matanya, menguceknya sekilas dan pandangan
matanya seperti mencari sesuatu
"kayaknya Ayah kamu beneran marah sama Bunda.."lirih Dhira lemas.
Rupanya Ia mencari sosok Bisma yang dari semalam sampai saat ini belum
juga dilihatnya
Dhira beranjak turun dari tempat tidurnya. Ia membiarkan Raza begitu saja karna Raza masih terlelap tidur
"hemz.. Mending mandi dulu aja deh, habis itu buatin sarapan baru
coba hubungi Bisma lagi.."pikir Dhira seraya berjalan menuju kamar mandi
"Loh? Ayah? Ka..kamu udah pulang Yah? Hiks.. Bunda kangen banget
yah.. Jangan pergi lagi, Bunda minta maaf.. Jangan marah lagi, Bunda
beneran gak bohongin Ayah, maafin Bunda..."tiba-tiba Dhira langsung
mendekap tubuh Bisma yang baru saja selesai mandi ini. Rupanya tidak
bertemu dan bertatap muka dengan Bisma sehari saja bisa menimbulkan rasa
rindu yang cukup dalam
"Yah.. Maafin Bunda ya?.. Bunda beneran gak bohongin Ayah ko, please
Bunda minta maaf..."Dhira semakin mempererat memeluk tubuh Bisma.
Kepalanya Ia senderkan di dada bidang Bisma yang belum mengenakan baju
dan hanya mengenakan celana boxer saja
"engh~ apaan sih? Aku mau pake baju.."Bisma melepaskan tangan Dhira yang memeluk tubuhnya kemudian berlalu menuju lemari baju
"Bis? Ka..kamu beneran marah sama Aku?
A..aku minta maaf Bis, Aku minta maaf.."lirih Dhira berjalan mendekati Bisma
namun Bisma sama sekali tidak menghiraukan Dhira. Ia malah asik mengenakan pakaiannya
"Biss? Kamu dengerin Aku gak sih? Aku minta maaf Bisma.. Masa cuma
hal kecil kaya gitu aja kamu langsung marah, Aku tuh gak bermaksud
bohongin kamu, please jangan cuekkin Aku kaya gini.."air mata Dhira
tiba-tiba menetes membasahi pipinya. Rasanya sikap Bisma pagi ini
benar-benar sangat dingin dan cuek
"hmm.. Jagoan Ayah ternyata masih bobo. Cepet bangun sayang, Ayah
pingin main sama Raza sebelum Ayah pergi kerja, muaah.."Bisma malah
tersenyum memandangi wajah tampan Raza. Ia mengecup kening Raza tanpa
sedikit pun menghiraukan Dhira
"Bis?"panggil Dhira pelan. Bisma hanya diam tidak membalas
"Bisma?"panggil Dhira lagi. Tangannya mencoba menyentuh punggung Bisma namun segera Bisma jauhkan
"Aku gak sarapan dulu, hari ini Aku harus berangkat pagi karna
kerjaan Aku sangat banyak.."ucap Bisma singkat kemudian berlalu keluar
dari kamarnya
Air mata Dhira menetes mendengar dan melihat sikap dingin Bisma. Tubuhnya serasa melemas karna Bisma benar-benar marah padanya
"Hiks.. Sikap kaya gini lagi Aku dapat dari kamu..
Aku gak ma Bis, Aku gak mau kamu bersifat kaya gini, Aku gak mauu.."Dhira memejamkan matanya lirih
"dulu Aku udah cukup sakit karna sikap dan sifat buruk kamu, Aku gak mau kejadian itu terulang lagi..
Aku minta maaf, jangan bersikap kaya gini, Aku gak bisa Bisma, Aku
gak bisa..."Dhira duduk ditepi tempat tidurnya. Ia memandang wajah
tampan Raza yang masih terlelap tidur
"sebenarnya apa yang terjadi sama Ayah kamu?
Bunda gak ngerti kenapa Ayah jadi bersikap dingin dan cuek sama
Bunda.. Bahkan Ia menjawab pertanyaan Bunda pun tidak mau, sebenarnya
Ayah kamu kenapa sih? Bunda kan udah minta maaf, kenapa Ayah Raza masih
aja marah? Kenapaa?.."Dhira meluapkan kekesalannya pada Raza. Ia
berbicara sendiri layaknya mengajak Raza bicara walau tanpa ada hasil
karna Raza masih tidur dan belum lancar berbicara
"engh~ ko nangis sih Bun?..
Memangnya Ayah terlalu sadis yah tadi? Kan itu cuma becanda aja,
maafin Ayah yah?"tiba-tiba Dhira menoleh kaget karna Bisma memeluk
tubuhnya dari belakang
"Bisma?"pekik Dhira kaget+kesal
"hehe, maaf sayang.. Ayah cuma acting ko tadi. Abis kamunya rese,
masa sama suami aja masih berbohong? Pake rahasia-rahasiaan lagi, kan
Akunya jadi kesel.."ucap Bisma sedikit tertawa kecil
"issh.. Tapi jangan ngerjain kaya gini dongg.. Takut tau..."kesal Dhira sedikit manja
"uhhh iya deh maaf.. Lain kali gak akan lagi, kan tadi cuma becanda aja.."balas Bisma menarik tubuh Dhira kedalam pelukannya
"tapi takut Yah.. Bunda kira kamu itu udah bener-bener kembali
seperti dulu, makanya Bunda takut.."lirih Dhira membalas pelukan Bisma
"enggak lah, Ayah itu gak akan mungkin bersikap kaya dulu, Ayah itu
terlalu sayang sama Bunda juga Raza, jadi gak mungkin Bun.."Bisma
mengusap rambut panjang Dhira. Ia juga menghirup aroma parfum dileher
Dhira
"makasih yah, semoga ucapan Ayah bisa Bunda pegang.."ucap Dhira penuh harap
Bisma melepaskan pelukannya dan tersenyum
"issh ngapain sih senyumnya kaya gitu?"heran Dhira sedikit risih
"hehe enggak ko.."jawab Bisma cengengesan
"enggak?"pikir Dhira. Bisma mengangguk
"maksud Ayah enggak enggak maksudnya, ahaha.."tiba-tiba Bisma
langsung menjatuhkan Dhira keatas tempat tidurnya, bibir Dhira pun
langsung Ia sambar karna merasa kangen akan bibir tipis Dhira yang
sangat menggoda itu.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p