Sabtu, 05 Oktober 2013

Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 9

Malam kian larut.. Sudah hampir jam 11'malam Dhira masih belum juga tidur. Ia sangat gelisah karna sampai saat ini Bisma belum pulang dari tadi pagi. BB nya pun sulit dihubungi karna tidak aktif


"hiks, Bis.. Kamu kemana sih? Masa kamu semarah ini sama Aku?
Aku beneran gak nyembunyiin apapaun dari kamu, Aku gak bohongin kamu, Aku..aku cuma bantu papah sama mamah buat jaga rahasia mereka, Aku gak bohongin kamu Bis..."lirih Dhira terisak. Perlahan Ia membuka gorden kamarnya berharap kalau mobil Bisma datang dari arah luar sana

"Bis.. Maafin Aku.."lirihnya lagi

"pulaang.. Aku kangen kamu, kamu jangan buat Aku khawatir kaya gini.. Aku minta maaf.. Aku takut kalau udah lihat kamu marah kaya gini Bis, Aku takut..."Dhira menatap tubuh mungil Raza yang memang sengaja Ia tidurkan diatas tempat tidurnya

"Raza sampe ketiduran nunggu kamu pulang.. Apa kamu gak kangen sama Raza? Aku khawatir sama kamu Bisma.."Dhira mengelus pipi jagoan kecilnya. Ia juga mendaratkan satu kecupan lembut tepat dikening Raza

"mungkin Ayah kamu memang lagi ingin sendiri. Bunda sudah cukup lama hidup bersama Ayah kamu, Bunda sangat hafal sikap san sifatnya seperti apa. Kamu sabar yah sayang, mungkin malam ini Raza memang hanya akan tidur sama Bunda dulu, semoga besok pagi Ayah sudah pulang.. Muach, Bunda sayang sama Raza.."Dhira kembali mendaratkan kecupan lembutnya. Ia pun berbaring disamping Raza dan memeluk tubuh Raza penuh kehangatan

"uhh.. Ng~"tubuh Raza menggeliat dan memeluk perut Dhira, ibu jarinya Ia masukkan kedalam mulut dan dihisapnya layaknya tengah menghisap Asi Dhira

"lucu banget sih anaknya Bunda kalau lagi bobo, kalau Ayah tau kamu masih sering ngemut jari, pasti langsung Ayah tarik jari kamu ini.."Dhira tersenyum menarik jemari tangan Raza agar tidak Raza hisap lagi

"bobo yah sayang.. Besok pagi Ayah pasti udah pulang, semoga marahnya enggak besar dan enggak lama.. Bunda sayang sama Raza.. Muaaaach"Dhira mempererat pelukannya terhadap Raza, kecupan lembut didaratkannya diwajah Raza. Seangkan Raza begitu lelap tertidur tanpa terusik sedikit pun.



**
"Bruugh!"Bisma menutup pintu mobilnya cukup kencang

"egois banget sih Gue, masa cuma masalah kecil gitu aja langsung pulang selarut ini? Gak mikirin perasaan istri sama anak, bener-bener Gue Egois!!"Bisma memukul-mukul kepalanya sendiri. Wajahnya sangat terlihat lelah. Tak perlu menunggu lama Ia pun segera melangkah masuk menuju kamar Dhira.


"Kreeek..."Bisma membuka pintu kamar miliknya dan Dhira sangat pelan

"hemz.. ternyata kamu beneran udah tidur Ra.."Bisma tersenyum melihat tubuh Dhira dan Raza yang sudah terlelap diatas tempat tidurnya

"uhh kebiasaan.."tiba-tiba Bisma menarik tangan mungil Raza yang Raza masukkan kedalam mulutnya

"muach.. Maafin Ayah yah? Ayahnya terlalu egois, cuma masalah kecil aja Ayah sampai ngambek sama Bunda, maafin Ayah sayang, muaach.. Ayah sayang Raza.."Bisma mengelus dan mengecup pipi Raza lembut

Pandangan Bisma beralih menatap Dhira. Ia menarik selimut tebalnya untuk menutupi tubuh Dhira juga Raza

"sebenarnya Aku masih kesal sama kamu Ra. Aku tau kamu nyembunyiin sesuatu dari Aku. Aku paling gak suka dibohongi seperti ini, tapi Aku takut kehilangan kamu kalau Aku egois seperti ini, Aku harap besok pagi kamu akan cerita semuanya dan tidak bohongin Aku lagi. Aku sayang kamu, muaach.."Bisma juga mendaratkan satu kecupan diwajah Dhira. Ia pun ikut berbaring dan tidur bersama dengan istri dan jagoan kecilnya.



Sementara itu..


"Duh.. Papah mau ngapain sih Pah? Ini sudah malam, kenapa papah belum tidur juga? Nanti kalau kondisi papah drop lagi gimana? Ayo cepetan tidur, mamah sudah ngantuk Pah.."tante Nela terperanjak kaget melihat om Landry sang suami masih asik didalam ruangan khusus yang biasa Ia gunakan untuk mengurusi pekerjaan kantor yang belum terselesaikan

"sebentar lagi mah.. Papah belum selesai, mamah tidur duluan saja, papah tidak akan kenapa-napa ko. Sudah sana tidur.."ucap om Landry enteng tanpa menoleh sedikit pun

"tapi ini sudah sangat larut Pah, nanti kalau papah sakit lagi gimana?.."jelas tante Nela memberitahu

"sudah mamah tidur saja, papah belum ngantuk, nanti kalau semuanya sudah selesai papah menyusul.."tegas om Landry kekeuh

"hemz.. Yasudah mamah duluan pah.."balas tante Nela pasrah. Om Landry hanya mengangguk kecil saat tante Nela keluar dari ruangannya

"Eyang gak mau kalau harus kehilangan kamu. Semua harta warisan Eyang sudah Eyang wariskan atas nama kamu. Semua Perusahan, Rumah, mobil bahkan aset-aset berharga milik Eyang pun Eyang berikan untuk kamu.
Kamu satu-satunya cucu Eyang dan kamulah satu-satunya pewaris Tunggal keluarga Tanubrata.."jelas om Landry tersenyum melihat kertas-kertas penting yang telah di hak wariskan untuk Raza Karisma Tanubrata cucu kesayangannya

"hemz.. Semoga kamu tetap bisa bersama Eyang, jangan pernah hiraukan masalah yang kelak pasti akan menimpa keluarga kita. Eyang akan terus mempertahankan kamu, sampai kapan pun.."batin om Landry tersenyum memandang photo mungil Raza yang sangat banyak dipajang didalam ruangannya

Tak lama om Landry pun segera keluar, Ia tidak mau membuat tante Nela terlalu lama menunggu dan khawatir.




Esok paginya...

Terlihat Dhira baru saja bangun dari tidurnya semalam. Ia mengerjapkan kedua bola matanya, menguceknya sekilas dan pandangan matanya seperti mencari sesuatu

"kayaknya Ayah kamu beneran marah sama Bunda.."lirih Dhira lemas. Rupanya Ia mencari sosok Bisma yang dari semalam sampai saat ini belum juga dilihatnya

Dhira beranjak turun dari tempat tidurnya. Ia membiarkan Raza begitu saja karna Raza masih terlelap tidur

"hemz.. Mending mandi dulu aja deh, habis itu buatin sarapan baru coba hubungi Bisma lagi.."pikir Dhira seraya berjalan menuju kamar mandi

"Loh? Ayah? Ka..kamu udah pulang Yah? Hiks.. Bunda kangen banget yah.. Jangan pergi lagi, Bunda minta maaf.. Jangan marah lagi, Bunda beneran gak bohongin Ayah, maafin Bunda..."tiba-tiba Dhira langsung mendekap tubuh Bisma yang baru saja selesai mandi ini. Rupanya tidak bertemu dan bertatap muka dengan Bisma sehari saja bisa menimbulkan rasa rindu yang cukup dalam

"Yah.. Maafin Bunda ya?.. Bunda beneran gak bohongin Ayah ko, please Bunda minta maaf..."Dhira semakin mempererat memeluk tubuh Bisma. Kepalanya Ia senderkan di dada bidang Bisma yang belum mengenakan baju dan hanya mengenakan celana boxer saja

"engh~ apaan sih? Aku mau pake baju.."Bisma melepaskan tangan Dhira yang memeluk tubuhnya kemudian berlalu menuju lemari baju

"Bis? Ka..kamu beneran marah sama Aku?
A..aku minta maaf Bis, Aku minta maaf.."lirih Dhira berjalan mendekati Bisma

namun Bisma sama sekali tidak menghiraukan Dhira. Ia malah asik mengenakan pakaiannya

"Biss? Kamu dengerin Aku gak sih? Aku minta maaf Bisma.. Masa cuma hal kecil kaya gitu aja kamu langsung marah, Aku tuh gak bermaksud bohongin kamu, please jangan cuekkin Aku kaya gini.."air mata Dhira tiba-tiba menetes membasahi pipinya. Rasanya sikap Bisma pagi ini benar-benar sangat dingin dan cuek

"hmm.. Jagoan Ayah ternyata masih bobo. Cepet bangun sayang, Ayah pingin main sama Raza sebelum Ayah pergi kerja, muaah.."Bisma malah tersenyum memandangi wajah tampan Raza. Ia mengecup kening Raza tanpa sedikit pun menghiraukan Dhira

"Bis?"panggil Dhira pelan. Bisma hanya diam tidak membalas

"Bisma?"panggil Dhira lagi. Tangannya mencoba menyentuh punggung Bisma namun segera Bisma jauhkan

"Aku gak sarapan dulu, hari ini Aku harus berangkat pagi karna kerjaan Aku sangat banyak.."ucap Bisma singkat kemudian berlalu keluar dari kamarnya

Air mata Dhira menetes mendengar dan melihat sikap dingin Bisma. Tubuhnya serasa melemas karna Bisma benar-benar marah padanya

"Hiks.. Sikap kaya gini lagi Aku dapat dari kamu..
Aku gak ma Bis, Aku gak mau kamu bersifat kaya gini, Aku gak mauu.."Dhira memejamkan matanya lirih

"dulu Aku udah cukup sakit karna sikap dan sifat buruk kamu, Aku gak mau kejadian itu terulang lagi..
Aku minta maaf, jangan bersikap kaya gini, Aku gak bisa Bisma, Aku gak bisa..."Dhira duduk ditepi tempat tidurnya. Ia memandang wajah tampan Raza yang masih terlelap tidur

"sebenarnya apa yang terjadi sama Ayah kamu?
Bunda gak ngerti kenapa Ayah jadi bersikap dingin dan cuek sama Bunda.. Bahkan Ia menjawab pertanyaan Bunda pun tidak mau, sebenarnya Ayah kamu kenapa sih? Bunda kan udah minta maaf, kenapa Ayah Raza masih aja marah? Kenapaa?.."Dhira meluapkan kekesalannya pada Raza. Ia berbicara sendiri layaknya mengajak Raza bicara walau tanpa ada hasil karna Raza masih tidur dan belum lancar berbicara


"engh~ ko nangis sih Bun?..
Memangnya Ayah terlalu sadis yah tadi? Kan itu cuma becanda aja, maafin Ayah yah?"tiba-tiba Dhira menoleh kaget karna Bisma memeluk tubuhnya dari belakang

"Bisma?"pekik Dhira kaget+kesal

"hehe, maaf sayang.. Ayah cuma acting ko tadi. Abis kamunya rese, masa sama suami aja masih berbohong? Pake rahasia-rahasiaan lagi, kan Akunya jadi kesel.."ucap Bisma sedikit tertawa kecil

"issh.. Tapi jangan ngerjain kaya gini dongg.. Takut tau..."kesal Dhira sedikit manja

"uhhh iya deh maaf.. Lain kali gak akan lagi, kan tadi cuma becanda aja.."balas Bisma menarik tubuh Dhira kedalam pelukannya

"tapi takut Yah.. Bunda kira kamu itu udah bener-bener kembali seperti dulu, makanya Bunda takut.."lirih Dhira membalas pelukan Bisma

"enggak lah, Ayah itu gak akan mungkin bersikap kaya dulu, Ayah itu terlalu sayang sama Bunda juga Raza, jadi gak mungkin Bun.."Bisma mengusap rambut panjang Dhira. Ia juga menghirup aroma parfum dileher Dhira

"makasih yah, semoga ucapan Ayah bisa Bunda pegang.."ucap Dhira penuh harap

Bisma melepaskan pelukannya dan tersenyum

"issh ngapain sih senyumnya kaya gitu?"heran Dhira sedikit risih

"hehe enggak ko.."jawab Bisma cengengesan

"enggak?"pikir Dhira. Bisma mengangguk

"maksud Ayah enggak enggak maksudnya, ahaha.."tiba-tiba Bisma langsung menjatuhkan Dhira keatas tempat tidurnya, bibir Dhira pun langsung Ia sambar karna merasa kangen akan bibir tipis Dhira yang sangat menggoda itu.





Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p