"Bagaimana Pah? Proses pendonoran darahnya sudah selesai? Raza sudah
bisa ditangani kan Pah? Lalu kondisinya sekarang bagaimana? Dia
baik-baik saja kan pah?"tanya tante Nela khawatir begitu melihat om
Landry datang menghampirinya
"Papah tidak tahu mah.."om Landry menggeleng lirih
"maksud papah apa?"tante Nela memandang bingung melihat sikap suaminya ini
"Papah bukan kakek kandung Raza mah, darah kita tidak cocok, papah
bukan kakek kandungnya dan Raza memang bukan cucu kandung papah..."jelas
om Landry menatap pilu wajah tante Nela
Sejenak tante Nela terdiam. Tubuhnya serasa melemas bahkan air matanya sampai menetes mendengar penuturan dari om Landry
"hiks.. Andai Bisma anak kita Pah, darah papah sama Raza pasti sama,
maafin mamah.. Gara-gara mamah kita ga bisa punya keturunan lain, anak
kita satu-satunya sendiri sudah pergi mendahului kita, maafin mamah pah,
maafin mamah..."batin tante Nela lirih
"kenapa Raza bukan anak Rafael saja sih mah? Darah papah sama Raza pasti cocok kalau Raza anak kandung Rafael..
Papah bingung mah, papah takut kehilangan Raza. Papah sudah
menganggap Raza cucu kandung papah sendiri meski Ayahnya bukan anak
kandung kita.
Papah sayang menyayangi Bisma dan Raza mah, papah tidak mau
kehilangan salah-satu diantaranya, papah tidak mau.."om Landry menunduk
dan memejamkan matanya lirih. Rasanya begitu sakit dan sesak harus
menerima kenyataan yang menyakitkan ini
"Bisma tetap anak kita ko Pah, Raza juga tetap cucu kita meski
ditubuhnya tidak mengalir darah kita. Raza pasti selamat, papah harus
yakin itu.."tante Nela memegang pundak om Landry bermaksud menguatkan
"maafin Papah yah mah, papah tidak bermaksud membuat mamah sedih,
maafin papah.."lirih om Landry berhambur memeluk tubuh tante Nela.
Keduanya pun larut dalam kesedihan yang sangat membatin ini
"Raza akan tetap selamanya menjadi cucu papah ko Pah, Bisma juga,
Dia anaknya papah. Kita semua akan tetap menjadi bagian dari keluarga
ini. Papah gak perlu khawatir.. Dhira sayang sama papah juga mamah..
Semuanya pasti akan baik-baik aja.."tiba-tiba Dhira berjalan pelan
mendekati tante Nela dan om Landry
"makasih sayang, kamu memang menantu terbaik buat mamah, terimakasih
Dhira.."lirih tante Nela melepaskan pelukan om Landry dan beralih
memeluk tubuh Dhira
"mamah yang sabar yah? Tadi Dokter udah bilang kalau Raza sudah
mendapatkan Donor, kondisinya juga udah cukup membaik.. Bisma yang
mendonorkan darahnya mah, darah mereka cocok karna Raza memang anak
kandung Bisma. Mamah sama papah gak perlu khawatir lagi yah?.."Dhira
melepaskan pelukannya dan mengusap pipi tante Nela yang basah akibat air
mata
"jadi Bisma yang mendonorkan darahnya untuk Raza?"tanya om Landry tiba-tiba
"iya pah, tadi Dokter Fadly bilang Bisma udah donorin darahnya buat
Raza. Sekarang kondisi Raza sudah cukup membaik, Dokter bilang Raza
sudah melewati masa kritisnya. Nanti Bisma juga pasti kesini ko, kita
lihat Raza sama-sama nanti didalam.."jawab Dhira mantap diiringi senyum
yang membuat semuanya terasa lega
"syukurlah kalau begitu, papah ikut senang mendengarnya.."balas om Landry menarik nafasnya lega
Dhira mengangguk tersenyum. Tante Nela pun ikut tersenyum karna
semua kekhawatiran dan kecemasannya terhadap kondisi Raza sudah
terlewati..
"Hemz.. Bener-bener keluarga PEMBOHONG semua. Ternyata itu rahasia
besar yang kalian sembunyikan.. Papah tega sama Bisma, mamah juga tega
bohongin Bisma selama ini, bahkan Dhira juga tega bohongin Bisma.
Kenapa kalian nyembunyiin semuanya dari Bisma? Kenapa mah? Pah?
Kenapa?.."air mata Bisma menetes memandang kearah om Landry, tane Nela
juga Dhira. Ia berdiri tidak jauh dari tempat kedua orang tuanya
berdiri. Ternyata sedari tadi Bisma menguping dan mendengar semua
pembicaraan om Landry dan tante Nela, bahkan kini Bisma sudah tahu siapa
Dia sebenarnya
"Bisma beneran kecewa pah.. Bisma kecewa sama papah..
Kenapa papah gak pernah cerita tentang semua ini? Kenapa Bisma baru tahu sekarang pah?
Bisma sayang papah, tapi papah tega bohongin Bisma dari semua ini,
Bisma kecewa, Bisma bener-bener kecewa sama papah.."ucapnya lagi
kemudian berlalu pergi tanpa menghiraukan om Landry dan tante Nela lagi.
**
"Bagaimana Dhira? Raza sudah siuman? Dia sudah bangun Ra?"tanya om Landry cemas begitu melihat Dhira keluar dari ruangan Raza
"Alhamdulillah Pah, Raza udah siuman, Dia udah bangun tapi kondisinya masih lemah.."jawab Dhira sedikit menyunggingkan senyum
"Syukurlah kalau begitu..
Papah mau lihat, boleh kan Ra?"pinta om Landry ragu
"udah boleh ko Pah, lagian Raza juga udah dipindahin keruangan
rawatnya, papah sama mamah masuk aja. Biar Dhira yang tunggu diluar,
sekalian Dhira juga mau kabarin kondisi Raza sama Bisma, dari tadi Dhira
gak lihat Bisma mungkin Dia masih diluar.. Silahkan Pah, Dhira permisi
dulu.."jelas Dhira beranjak keluar dari ruangan rawat jagoan kecilnya
itu
Tanpa menunggu lama lagi om Landry dan tante Nela pun segera masuk untuk melihat kondisi cucu kesayangannya didalam.
Sementara itu..
Bibir Dhira tersenyum melihat Bisma ternyata sedang duduk sendirian
dikursi ruang tunggu pasient. Ia pun melangkah pelan menghampiri Ayah
dari jagoan kecilnya ini
"kamu enggak mau masuk dulu Yah? Raza udah bagun loh, kondisinya udah membaik..
Setelah darah kamu mengalir ditubuh Raza Dokter bilang Raza begitu
cepat meresponnya, kondisi Dia berangsur-angsur membaik begitu mendapat
Donor dari kamu. Makasih yah? Kamu udah nyelamatin nyawa anak kita,
makasih banget Bis.."Dhira menyenderkan kepalanya dipundak Bisma, Ia
melingkarkan tangannya dilengan Bisma dan bersender pada pundak suaminya
ini
Namun Bisma sama sekali tidak merespon ucapan Dhira. Ia malah diam menunduk tanpa mau menoleh atau menatap wajah Dhira
"Bis kamu kenapa? Ko malah diam sih? Kamu gak mau lihat Raza?
Dia udah sadar Bis, tadi Aku juga sempet denger Dia manggil kamu,
mungkin Dia kangen sama Ayahnya, masa kamu gak mau lihat?.."Dhira
memandang Bisma bingung
"Aku pasti lihat ko, Aku gak mungkin kalau terus disini.
Aku kedalam.."pamit Bisma beranjak dari duduknya untuk menemui Raza
"Bisma kenapa? Ko sikapnya jadi dingin kaya gini?"pikir Dhira bingung
"enggak, mungkin Bisma terlalu mengkhawatirkan kondisi Raza, iya Aku
gak boleh berfikir yang macam-macam.. Bisma itu sangat sayang sama
Raza, jadi wajar aja kalau sikapnya sekarang menjadi dingin.."Dhira
membuang semua fikiran negatifnya dan segera menyusul Bisma masuk
kedalam ruangan rawat Raza.
**
"Bisa tolong tinggalin Bisma sendiri gak sama Raza?"tiba-tiba Bisma
masuk dan membuat om Landry juga tante Nela kaget mendengarnya
"maksud kamu apa Bis? Papah juga kan baru masuk kesini, papah masih
pingin bersama Raza.."om Landry menoleh kaget melihat sikap putranya ini
"Bisma cuma minta waktu sebentar ko, Bisma pengen ditinggalin berdua
sama Raza.."ujarnya lagi dengan nada yang begitu dingin tanpa ekspresi
"tapi papah juga baru saja masuk, masa kamu tega mengusir papah?"kekeuh om Landry tetap tidak mau keluar
Bisma tidak mendengarkan ucapan om Landry. Ia malah terus berjalan
mendekati tubuh mungil jagoan kecilnya yang masih sangat lemah tidak
berdaya ini
"Cuma sebentar pah, Bisma enggak bermaksud mengusir.."jelasnya menatap wajah om Landry
"Yasudah , kita keluar saja dulu Pah, mungkin Bisma pingin lebih
leluasa sama Raza, kita keluar saja dulu yah?"ajak tante Nela mencoba
menengahi dan mencoba mengerti akan keinginan putranya ini
"huhf.. Yasudah kita keluar.
Eyang keluar dulu yah sayang, muach. Cepat sembuh ya nak? Eyang
sayang kamu.."ucap om Landry akhirnya mau mengalah juga. Ia mendaratkan
satu kecupan dikening Raza kemudian berlalu keluar dari ruangan rawat
Raza
"B..Bis, kenapa papah sama mamah harus keluar sih? Kan kita bisa
sama-sama disini, harusnya kamu gak boleh..."tiba-tiba ucapan Dhira
terhenti karna Bisma menatapnya cukup tajam
"kamu juga keluar Ra, Aku cuma maunya sama Raza. Jadi silahkan kamu
keluar tinggalin Aku berdua sama Raza.."jelas Bisma begitu dingin
"ta..tapi Bis?"Dhira menggantungkan ucapannya
"ya..yaudah Aku keluar, Aku titip Raza sebentar yah? Kalau Raza
nangis panggil Aku aja, Aku permisi.."pamit Dhira kemudian segera keluar
meninggalkan Bisma dan Raza berdua didalam
Bisma tersenyum memandang wajah tampan Raza, Ia mendekatkan
tangannya menyentuh kepala Raza yang dililit oleh perban, air matanya
tiba-tiba menetes pilu melihat kondisi putranya yang bisa menjadi
seperti ini
"maafin Ayah ya sayang.. Gara-gara Ayah kamu jadi kaya gini..
Cepat sembuh nak, biar kita bisa cepat keluar dan pergi meninggalkan
semua Pembohong besar. Ayah sayang Raza, Ayah saaangat sayang
Raza.."Bisma mengecup kening Raza dengan hati yang sangat bergetar.
Rasanya benar-benar sakit ketika mengetahui semua rahasia besar yang
disembunyikan om Landry darinya
"Raza anaknya Ayah, kamu darah daging Ayah sayang.. Cuma kamu yang
Ayah punya sekarang, cepat sembuh yah? Ayah rindu Raza, Ayah rindu
celotehan kamu, Ayah rindu suara kamu..."lirih Bisma membelai pipi Raza
yang masih dalam keadaan lemas ini
"Iya..ah"tiba-tiba Raza membuka matanya memanggil Bisma
"iya Ayah disini.. Raza cepat sembuh yah? Jangan bersuara dulu,
nanti kalau Raza udah sembuh Ayah akan bawa Raza pergi. Kita akan pergi
dan jauhi semua pembohong besar.. Raza cukup sama Ayah saja, kecuali
kalau Bunda memang masih mau ikut.
Cepat sembuh sayang, muaach Ayah sayang Raza.."jelas Bisma kembali mendaratkan satu kecupannya diwajah Raza
Raza hanya diam tidak mengeluarkan suaranya lagi, namun Ia mencoba
mengangkat tangan kirinya yang tidak ditempeli selang infus untuk
menyentuh wajah Bisma
"Iya..ah, Mbuun.. Yaaah"ucapnya terdengar parau
Bisma tersenyum memegang tangan kecil Raza yang menyentuh pipinya
"Iya nanti Bunda masuk kesini, nanti Ayah juga akan ajak Bunda, Raza
gak perlu takut.. Ayah sayang ko sama Raza, jadi Ayah gak mungkin
pisahin Raza sama Bunda.."ujar Bisma lembut
"iyaaang...?"tiba-tiba Raza menggerakkan kepalanya seperti mencari
sesuatu, rupanya Ia teringat akan sosok lelaki paruh baya yang selalu Ia
panggil Iyang atau Eyang
"Eyang gak ada disini, Eyangnya udah pulang.. Sekarang Raza bobo yah? Ayah akan temanin Raza disini.."jelas Bisma berbohong
Raza pun diam begitu menurut dan seolah mengerti setiap apa yang
diucapkan oleh Bisma. Ia berhenti mencari sosok Om Landry Eyangnya,
meskipun hatinya bertanya-tanya dimana Eyang kesayangannya tersebut..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p