Sabtu, 05 Oktober 2013

Terpaksa BUKAN Cinta II "Maafkan Aku" #Part 6

"Jangan terus menerus mengkhawatirkan hal itu Pah, semua pasti akan baik-baik saja, papah percaya sama mamah.."tiba-tiba tante Nela masuk kedalam kamarnya menghampiri om Landry


"mamah?"pekik om Landry menoleh kaget

Tante Nela tersenyum lalu berjalan mendekati om Landry

"Bisma anak kita, sampai kapan pun Dia tetap anak kita, papah jangan khawatir tentang siapa jati diri Bisma yang sebenarnya. Mamah jamin kalau Bisma tidak akan tahu tentang ini semua. Dia akan tetap menjadi anak kita Pah.."jelas tante Nela menaruh tangannya dipundak om Landry

"tapi papah tetap merasa takut mah. Sekuat apapun kita menutupi sesuatu, suatu saat semua itu pasti akan terbongkar.. Papah takut, papah takut Bisma akan benci papah dan bawa Raza pergi dari rumah ini.."om Landry menatap wajah tante Nela lirih

"enggak Pah, papah jangan berfikiran seperti itu. Bisma tidak akan pergi kemana-mana dan Raza tetap akan menjadi cucu kita, mereka akan tinggal disini selamanya karna ini rumah mereka, papah jangan berfikiran yang macam-macam.. Mamah yakin kalau pun Bisma tahu tentang semua ini, Ia pasti akan memaafkan kita dan tetap menjadi anak kita, walau tidak ada setetes pun darah kita yang mengalir ditubuhnya, mamah yakin pah.."jelas tante Nela meyakinkan

"semoga saja mah.. Sekarang papah sudah tidak punya keturunan lain selain Bisma dan Raza, hanya mereka berdua harapan papah yang akan meneruskan semua perusahaan papah.. Sedangkan anak kandung kita sendiri sudah pergi mendahului kita, Papah kangen Rafael mah.. Andai Dia masih disini, mungkin Papah tidak akan setakut ini kalau nanti Bisma tahu semuanya.
Papah takut Bisma marah mah, papah kenal betul siapa putra angkat papah yang satu ini, Dia lebih keras dari Rafael, papah takut mah.."lirih om Landry berkaca-kaca menatap wajah tante Nela


"ja..jadi Bisma? Bisma bukan anak kandung Papah sama mamah??"Dhira tak sengaja mendengar pembicaraan kedua mertuanya ini

"enggak, itu gak mungkin.. Bisma, Bisma gak mungkin kalau bukan anak kandungnya papah Landry sama mamah Nela, enggak.. Itu gak mungkin.."elak Dhira menggelengkan kepalanya tidak percaya, tangannya sampai membentur daun pintu membuat om Landry juga tante Nela menyadari kedatangannya


"Bruukk, aw!!"


"Dhira??"pekik tante Nela kaget melihat sosok menantunya berdiri diambang pintu

"sedang apa kamu disitu?"tambah om Landry ikut menoleh

"ma..ma..maaf mah pah, Dhi..Dhira cuma mauu.."ucapan Dhira terbata

Tante Nela berjalan mendekat kearah Dhira

"kamu dengar semuanya?"tanya tante Nela membidik

"ma..maaf mah, Dhira gak sengaja. Ta..tadi Dhira cuma mau ngasih tahu ka..kalau makan malamnya udah siap, Dhi..Dhira gak sengaja denger mah, maafin Dhira.."lirih Dhira menunduk takut

om Landry mengusap wajahnya cemas, sedangkan tante Nela memejamkan matanya sejenak membuat butiran bening dimatanya keluar

"anggap aja kamu tidak pernah mendengar dan mengetahui hal ini. Jangan sampai Bisma tahu, mamah sama papah memang bukan orang tua kandung Bisma, tapi mamah sama papah sudah menganggap Bisma anak kandung kita sendiri. Mamah tidak mau kehilangan Bisma, jadi mamah mohon kamu agar bisa menjaga rahasia ini.."jelas tante Nela mengelus pundak Dhira lembut

"i..iya mah, Dhi..Dhira janji. Dhira akan menjaga rahasia ini baik-baik.. Dhira gak akan kasih tahu Bisma, Dhira janji.."balas Dhira setuju

"makasih sayang, kamu memang menantu terbaik buat mamah.. Sekarang kita turun yah? Jangan sampai Bisma curiga dan menunggu lama dibawah.."ajak tante Nela menyunggingkan senyum

Dhira mengangguk kecil kemudian segera kembali menemui Bisma dilantai bawah bersama tante Nela untuk menikmati hidangan makan malamnya

"akhirnya apa yang Aku takutkan terjadi juga.. Awalnya menantu kesayanganku yang tahu tentang hal ini, Aku tidak bisa membayangkan siapa selanjutnya yang akan tahu..
Ya Tuhan.. Izinkan Aku untuk terus bersama Anak dan Cucuku, jangan pernah Pisahkan Aku dengan keduanya.."harap om Landry memejamkan matanya lirih. Ia pun segera menyusul tante Nela dan Dhira menuju lantai bawah.




**
Setelah acara makan malamnya selesai Dhira dan Bisma beserta Raza sang buah hati pun masuk kedalam kamarnya.
Begitu pun dengan om Landry dan tante Nela, mereka segera beristirahat didalam kamarnya


"ko Aku perhatiin dari tadi kamu diem terus, kenapa sih sayang?.."Bisma memeluk tubuh Dhira dari belakang, Ia melingkarkan kedua tangannya diperut Dhia

"Aku gak papa ko Bis, Aku cuma belum ngantuk aja, makanya dari tadi diem.."Dhira memandang wajah Bisma dan tersenyum

"Bohong banget sih, ketahuan tau gak bohongnya.
Emang ada masalah apa? Cerita dong sama Aku?"tanya Bisma lagi. Ia semakin mempererat pelukannya dan menaruh dagunya dipundak kanan Dhira

"Aku beneran gak bohong, Aku serius tau.."elak Dhira membalikkan badannya menghadap Bisma

"hehe, jelek ih!"Bisma tertawa kecil seraya menarik pelan hidung Dhira

"issh.. Ko ditarik? Sakit tau.."protes Dhira mengusap hidung mancungnya yang menjadi merah akibat Bisma tarik

"abis nge'gemesin sih.. Jadi pengen deh sayang.."Bisma menaik turunkan sebelah alisnya genit

"ih apa deh? Aku ngantuk.. Mau tidur, mau temenin Raza bobo.. Kamu gak boleh macem-macem, awas!"tolak Dhira sediit ketus. Ia mendorong tubuh Bisma agar menjauh darinya lalu segera naik keatas tempat tidur


"yaah berarti Raza bakal gagal dapat adik lagi dong? Hemz.. Yaudah lain waktu aja deh, lagian capek juga malam ini, pengen istirahat aja.."gumam Bisma berbalik arah mengikuti Dhira


"Raza tidurnya lucu banget deh Bis.. Sama percis kaya kamu.."gumam Dhira memperhatikan buah hatinya yang sudah terlelap ini

"namanya juga anak Aku Ra, pasti gak bakalan beda jauh sama Ayahnya.."balas Bisma ikut memandangi wajah Raza

"tapi ko bisa mirip banget yah? Gak ada bedanya sedikit pun loh Bis, Aku gak bohong.."tambah Dhira masih asik memperhatikan wajah Raza

Bisma malah tersenyum mendengar ucapan Dhira. Ia mendekatkan wajahnya lalu mengecup kening Raza penuh kasih sayang

"ini kan anak Aku Ra, jadi pasti mirip Aku. Apalagi Raza laki-laki, pasti akan sangat mirip dengan Ayahnya dari pada Bundanya, iya kan sayang? Muaach.."jelas Bisma mengecup kening Raza lembut

"iya sih, tapi tetep aja Aku suka heran.. Kenapa enggak mirip Aku, atau mungkin kakeknya? Bahkan Rafael om nya gitu biar mata Raza sipit trus lebih ganteng lagi.."ucap Dhira sedikit bercanda

"hihi, kamu lucu yah sekarang? Udah bisa ngelawak.. Belajar lawak dari mana sih Ra? Dari Ayah Bisma yah?..
Masa Raza mirip Rafael atau Papah? Kan Raza anak Aku sayaaang.. Uhh kamu bikin Aku gemesss deh, mata Aku enggak sipit Ra, jadi Raza juga ga boleh sipittt...."Bisma mencubit kedua pipi Chuaby Dhira gemas

"iihh Bissmaaa.. Sakit tau, kan Aku cuma becanda.. Jahat ih masa istri sendiri dicubit?.."Dhira mengusap pipinya yang merah akibat cubitan gemas Bisma, bibirnya pun Ia manyunkan karna kesal

"abis kamunya juga, masa Raza udah sangat ganteng gini masih pengen mirip Rafael juga? Rafa itu kan jelek Ra, masih gantengan juga Aku. Atau jangan-jangan kamu masih belum bisa lupain Rafa yah? Kamu masih sayang sama Dia Ra?.."tebak Bisma menatap mata Dhira serius

"A..aku, Akuu.. Aku kan cumaa.."ucapan Dhira terbata-bata

"gak usah gugup sayang.. Aku gak bakal cemburu ko, Rafael udah gak ada disini, jadi Aku gak mungkin cemburu atau marah sama orang yang udah enggak ada.
Aku justru berterimakasih sama Rafael, karna Dia sekarang Aku bisa milikin kamu. Aku sayang kamu Ra, sampai kapan pun aku akan tetap sayang kamu.."Bisma merangkul pundak Dhira dan mengecup puncak kepala Dhira mesra

"Aku juga sayang kamu Bis.. Jangan pernah sakitin Aku lagi yah? Aku udah sangat nyaman berada disamping kamu.. Raza juga sangat sayang sama kamu, jangan pernah tinggalin Aku sama Raza.."lirih Dhira mendekap erat tubuh Bisma. Ia menyenderkan kepalanya didada bidang Bisma

"kesalahan terbodoh Aku itu adalah udah pernah menyakiti dan menyia-nyiakan kamu waktu dulu.
Aku gak akan pernah ngulang kesalahan itu lagi Ra, Aku sayang kamu, Aku gak mau kehilangan kamu..."Bisma mengecup kening Dhira lembut dan memeluknya begitu erat

"Aku udah lupain hal yang dulu Bis, sekarang kamu udah jadi Bisma yang sekarang, bukan Bisma yang dulu, Aku sangat sayang kamu.. Aku gak mau kehilangan kamu.."balas Dhira masih merasakan kehangatan yang begitu mendalam ini

Bisma melepaskan pelukannya, Ia tersenyum menatap teduh wajah Dhira

"boleh yah?"tanya Bisma tiba-tiba

"ma..maksud kaaa??"Dhira menggantungkan ucapannya karna Bisma langsung menyumpal mulut Dhira dengan bibirnya


"Cuuuuuppp...."

Sentuhan yang begitu lembut dan hangat dirasakan oleh kedua insan ini, Dhira memejamkan kedua matanya dan mengalungkan tangannya dileher Bisma. Keduanya sama-sama menikmati keromantisan dan permainan yang Bisma mainkan secara lembut ini


"YAAH?"tiba-tiba tubuh mungil Raza terbangun dan duduk melongo melihat adegan yang tengah dilakukan oleh kedua orang tuanya ini

"Yah, Bunn!!"panggil Raza mencoba menarik baju Bisma. Namun percuma saja Bisma tidak merespon Raza karna terlalu asik dengan permainannya


"PLAAAK!! yaaaaaahh....!"teriak Raza memukul pipi Bisma kencang

Bisma dan Dhira sungguh kaget melihat Raza yang ternyata bangun dan tidak sengaja melihat adegan mereka

"Raza?? Ko Raza bangun sih? Trus kenapa pipi Ayah ditampar? Sakit sayang.."pekik Bisma sedikit kesal. Ia melepaskan bibirnya dari bibir Dhira. Tangannya pun memegangi pipi yang lumayan kencang dipukul Raza tadi

"hihi yaaah.. nu nu nu.. mbuuunn.. Uuhhh!!"Raza tertawa kecil menepuk kedua tangannya seperti senang melihat ekspresi wajah Bisma. Jemari kecilnya menunjuk kearah Dhira yang tersenyum melihat tingkahnya ini

"ahaha, Bunda jadi malu nih cama Raza.. Umm maafin Bunda yah sayang.. Ayah Raza tuh yang mulai duluan.. Bukan Bunda nak.."ucap Dhira meraih tubuh Raza dan mengecupnya lembut

"ko Ayah yang disalahin? Kan Bunda juga tadi nikmatin Bun.."protes Bisma tidak terima

"tapi tetep aja Ayah yang mulai kan?"kekeuh Dhira

"iya-iya deh, Ayah yang mulai.. Tapi Raza tuh yang mengakhiri.. Uhhh gemesss deh Ayah, kamu tuh sering banget gangguin Ayah.. Uuhhh gemeeess muach-muach muaacchh"Bisma menggelitik perut Raza lalu mengangkatnya keatas, Raza tertawa girang mendapat perlakuan ini dari Bisma. Kecupan demi kecupan pun mendarat diwajah lucu nan mungilnya..




Bersambung..

1 komentar:

  1. waw!! hebat bngt.. dr part pertama semuanya kecehhh badai.. good luck yaa buat cerita yang lain ... :)
    ohiya, kita sama-sama smash blast lohh..... B)

    BalasHapus

Nggak Komentar, Nggak Kece :p