Bisma melangkahkan kakinya perlahan, Ia mengendap layaknya seperti
seorang pencuri. Bibirnya tersenyum menahan tawa. Sungguh sangat jahil
Ayah satu anak ini
"Haapp.. Akhirnya Ayah dapet..."ucapnya yang langsung memeluk tubuh Dhira dari belakang
"Biss.. Jangan dong, Aku lagi sibuk..
Kamu gak usah macem-macem deh.. Nanti kalaaaau...."ucapan Dhira terpotong
"Usssttt... Gak usah nolak sayang. Aku cuma mau peluk aja ko, Aku
kangen kamu Ra.. Jarang-jarang kan kita bisa berduaan kaya gini? Mmmh..
Aku kangen kamu..."Bisma semakin erat memeluk tubuh Dhira, Ia
menenggelamkan wajahnya dileher jenjang milik Dhira, Bisma bahkan
mengecup leher Dhira menikmati aroma yang begitu wangi dan sangat
disukainya
"ngh~ Bis geli, udah dong.. Akunya sibuk.. Ngertiin yah?"desah Dhira mencoba melepaskan pelukan Bisma
"kenapa sih? Emangnya kamu gak kangen sama Aku?
Mumpung gak ada papah sama mamah Ra, kapan lagi coba kita bisa dapat situasi seperr...."
Tiba-tiba Dhira langsung mengecup bibir Bisma
"muaach, Aku juga kangen ko Bis sama kamu, tapi jangan keterlaluan
dan kelewatan yah? Aku takut.."Dhira tersenyum mengecup bibir Bisma
malu-malu, Bisma yang merasa Dhira setuju pun langsung menarik pinggang
Dhira
"Aku sayang kamu Ra, Aku sangat sayang kamu..."ucap Bisma lembut. Dhira hanya mengangguk kecil dan tersenyum
Tak lama sentuhan yang begitu lembut pun dapat Dhira rasakan
menyentuh bibir tipisnya. Kedua mata Dhira segera Ia pejamkan, tangannya
pun Ia kalungkan dileher Bisma agar Bisma lebih leluasa melampiaskan
rasa rindunya
"Aku kangen sentuhan lembut kamu ini Bis..
Semoga Aku tidak pernah kehilangannya, Aku tidak sanggup kalau harus kehilangan kamu.."batin Dhira menikmati permainan Bisma
"Tuhan.. Terimakasih atas karuniamu yang sempat kusia-siakan ini..
Aku janji akan terus menjaga dan melindunginya, Aku sangat
mencintainya Tuhan.."batin Bisma bersyukur bisa memiliki istri secantik
dan sebaik Dhira. Penyesalannya akan sikapnya dulu pun sangat Ia sesali,
dan Ia berjanji tidak akan mengulang kesalahan besar itu lagi.
Sudah cukup lama Bisma bermain-main dengan bibir mungil Dhira. Ia
pun tidak mau menghilangkan kesempatan untuk menikmati leher jenjan
Dhira yang begitu putih dan mulus. Beberapa kissmark pun berhasil Ia
buat disana
"ngh~ Bis udah dong.. Geli ngh~"desah Dhira mencoba melepaskan wajah Bisma dari lehernya
namun Bisma sama sekali tidak mempedulikan ucapan Dhira, baginya
desahan yang keluar dari mulut Dhira justru membuatnya semakin beraksi
"mmm.. Yyaaah!! Mbuuunnnn Aaaaaaa!"tiba-tiba Dhira merasa ada yang
menarik-narik kakinya, karna kaget Dhira pun langsung mendorong tubuh
Bisma kasar
"ko dilepasin sih sayang? Aku belum puas Ra.."protes Bisma tidak terima
"yyyaaahh!! Buuuunnnn...."teriakan kecil nan mungil itu kembali terdengar, kali ini kaki Bisma yang ditarik oleh bayi mungil ini
"RAZA??"pekik Bisma dan Dhira kaget
"ko Raza bisa ada disini? Sayang.. Raza gak papa kan nak? Kamu ko bisa disini? Bukannya tadi Raza lagi bobo dilantai atas?
Raza turun kebawah sama siapa? Raza.. Raza sayang?..."Dhira meraih
tubuh Raza dan membolak-balikkan badan Raza, wajahnya panik seketika
karna takut tubuh Raza memar atau sakit karna jatuh dai lantai atas(?)
"hihii.. mbuunn uuhhhh yyyaaaannng!!"Raza tertawa kecil menunjuk kearah om Landry dan tante Nela yang berdiri tak jauh darinya
"Pa..papah? Mamah? Se..sejak kapan papah sama papah ada disini?"tanya Dhira sedikit gugup
"mampusss Gue...."Bisma menutup wajahnya malu
"Ck-ck-ck... Anak muda.. Rupanya kalau sudah bermesraan lupa segalanya yah?
Papah sama mamah pulang saja sampai tidak tahu. Bahkan Raza nangis
dan bangun pun juga tidak tahu. Untung Raza tidak benar-benar terjun
dari lantai atas kesini.
Kalau itu semua terjadi gak akan pernah papah maafin kamu Bis.."sindir+ancam om Landry menepuk-nepuk pundak Bisma
Dhira pun hanya menunduk malu mendengar ucapan ayah mertuanya itu,
om Landry dan tante Nela sudah pasti tau apa yang dilakukannya tadi
"hehe maaf Pah, abis Bisma beneran kangen sama keromantisan..
Bisma sama Dhira kan masih muda Pah, jadi wajar aja kan???"ucap Bisma cengengesan menahan malu
Om landry berjalan pelan menghampiri Dhira, Ia menggelengkan
kepalanya melihat beberapa tanda merah dileher menantunya akibat ulah
Bisma itu
"Hemz.. Lain kali kamu jangan mau Dhira diapa-apain sama Bisma lagi,
Dia itu jangan dikasih hati, nanti malah kebiasaan.."ujar om Landry
melirik Bisma bermaksud menyindir
"i..iya Pah, maafin.. Dhira juga enggak bermaksud ko. Ta..tadi Dhira
cuma mau nurutin keingina Bisma aja. La..lagi pula itu udah hak Bisma
ko, Dhi..Dhira enggak bisa nolak Pah.."balas Dhira gugup menunduk takut
"ahaha kalian ini lucu, papah cuma becanda ko. Gak perlu takut gitu..
Terserah kalian mau berbuat apa, itu hak kamu sama Bisma. Papah cuma minta agar tahu tempat dan tidak berlebihan saja..
Papah masuk yah? Papah mau istrirahat.. Ayo mah?"om Landry tertawa
lepas melihat ekspresi wajah Dhira dan Bisma. Ia sungguh tidak menyangka
kalau Bisma dan Dhira bisa setegang ini
Om Landry pun berlalu menuju kamarnya dengan didampingi tante Nela
sang istri. Bibirnya masih saja tersenyum melihat eksptesi lucu anak dan
menantu kesayangannya
"Papah jahil.. Kasihan mereka Pah sampai tegang seperti itu.."ucap tante Nela
"gak papa mah, habis mereka juga yang salah, siapa suruh bermesraan
didapur? Ahaha lucu mereka itu.."balas om Landry masih saja tertawa
renyah.
**
"kamu tuh bikin malu aja tau gak Bis.. Muka Aku udah merah gini saat
papah tegur tadi.. Malu Bisma.."kesal Dhira memukul pelan dada Bisma
"ahaha udah ah sayang.. Papah juga cuma becanda kan? Gak papa kali.
Aku juga tadi sempet deg-degan sih takut dimarahin papah.. Tapi kita
udah Sah. Jadi boleh dan gak ada yang bisa larang.."Bisma merangkul
pundak Dhira menenangkannya
Raza sendiri yang merasa risih akan aksi saling memeluk kedua orang
tuanya ini pun memberontak. Wajahnya tertutupi rambut panjang Dhira,
satu teriakan kesal pun keluar dari mulut mungilnya
"iaaaaaaaaaahh!! Mbuuunnnnn!! Uuhhhhhh!!"teriak Raza risih menepis-nepis rambut panjang Dhira
"aduhh jagoan Ayah kenapa?? Ko marah-marah gitu sih?? Uhuhu sini
sayang sama Ayah? Uuhh Razaaa.. Muaccchhh jagoannya Ayah..
Muach-muaach.."Bisma beralih menggendong tubuh Raza, dikecupnya beberapa
kali wajah menggemaskan buah hatinya ini
"uuhhh buuuhh iiyyaaahh uuhhh!!"Raza menggosok-gosokkan hidungnya
dengan celotehan yang sulit dimengerti ini, sesekali mulut kecilnya pun
menguap membuat Bisma tertawa gemas
"Raza masih ngantuk kayaknya Bun, kita ke kamar aja yuk??.."ajak Bisma. Dhira hanya mengangguk setuju.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p