Sebuah kamar berbentuk persegi dengan ruang yang cukup luas. Tampak
terlihat bocah tampan berusia satu tahun ini tengah asik membuka-buka
kado yang diterimanya dari orang-orang yang menyayangi dirinya.
Ia ditemani oleh ayahnya untuk membuka hadiah demi hadiah yang
diberikan khusus untuknya dihari ulang tahunnya yang pertama saat
kemarin.
Elfaris bocah tampan itu sangat antusias melihat banyak sekali mainan bagus yang didapatkannya. Mulai dari miniatur pesawat terbang, mobil-mobilan remote control, robot kecil yang bisa bergerak-gerak sendiri. Serta satu set mainan kereta api bersama relnya. Semuanya sangat ia sukai. Terlebih semua mainan tersebut harganya pasti cukup fantastis dan mahal karna bagus.
"Uhh gak ada yang ngasih kunci mobil beneran kayaknya.
Yaah opa sama oma kamu berati payah..
Ayah kira bakalan ada yang kasih kunci mobil buat kamu.." ujar Bisma disela aktifitasnya saat membuka kado-kado hadiah ulang tahun yang diterima oleh jagoan kecilnya.
"Yaahh... Uhhhh." tiba-tiba Elfaris merangkak dan memberikan kado yang lain padanya agar dibuka.
"Ini mobil-mobilan lagi.
Tapi yang ini isinya apa yaah? Ais tau gak isi kadonya apa?" Bisma melirik
Elfaris yang begitu serius memperhatikannya.
Elfaris menggeleng cepat tanda tidak tahu.
"Yaudah kita buka yaa? Kita lihat isinya apa." ujar Bisma kembali membuka bungkusan kado tersebut.
"Bis, katanya mau ke mall?
Ko masih disini sih?" tiba-tiba saja Franda berjalan masuk menghampiri Bisma serta Elfaris.
"Buunn..." panggil Elfaris menoleh melihat kehadiran sang bunda.
"Iya sayang. Ais lagi apa sih?
Asik banget kayaknya hem?" Franda duduk mendekati Elfaris. Mengecup sekilas puncak kepala Elfaris yang tengah asik bersama Bisma.
"Uhh buunn.. Ais uhh.." Elfaris menunjuk mainan-mainan baru yang cukup banyak didapatnya hari ini.
"Ini mainannya dari kado Ais semua Bis?
Ko bisa banyak gini sih?
Perasaan yang datang gak nyampe sepuluh orang deh. Kan cuma papah mamah aja, sama ada om Rully dan tante Yudith doang. Yang lain sih gak ada. Tapi...?" mata Franda dibuat terpelongo kaget melihat banyak mainan disekeliling ruangan kamar jagoan kecilnya.
"Aku juga gak tau Nda, ini kayaknya satu orang pada ngasih sepuluh kado deh.. Gak jelas banget, sampe pegel aku bukain kadonya dari tadi." ujar Bisma ngasal.
"Hah? Masa sih?" Franda memandang Bisma tidak percaya.
"Ya abis bisa banyak gini.
Aku jadi males bukainnya. Nanti lagi aja deh. Masih ada dua puluhan lagi tuh dipojok sana.." Bisma menaruh satu set kotak berisi mainan mobil-mobilan kecil yang baru saja dibuka olehnya.
Franda mengamati sekeliling ruangan yang disulap menjadi banyak sekali mainan itu. Kado-kado yang masih terbungkus rapi, serta jagoan kecilnya yang sangat setia duduk dihadapan Bisma menatap serius saat Bisma membuka kado-kado miliknya.
"Ini serius bisa banyak gini?
Kayaknya orang tua kamu sama papah mamah aku udah ngebobol toko mainan deh Bis.." fikir Franda ngasal.
"Bukan ngebobol lagi. Tapi ngerampok pabrik mainannya langsung kayaknya." balas Bisma asal.
"Ishh apa deh. Masa ngerampok? Kan mereka pengusaha sukses semua. Ngapain coba ngerampok?"
"Ya kan siapa tau aja. Buktinya aku aja udah berhasil ngerampok kemarin.."
"Hah? Ngerampok apaan?"
"Ngerampok hati kamu.." Bisma mencolek dagu Franda diiringi senyum.
"Isshh mulai deh Bisma.
Asa geleuh tau kalo kamu udah ngegombal tuh.. Pengen muntah saya mah.."
"Dih, masa segitunya?
Harusnya digombalin tuh seneng dong..
Dasar aneh kamu.." Bisma menarik kepala Franda dan mengacak poni hitamnya sekilas.
"Ya abisnya kamu tuh suka berlebihan.. Lebay tau." Franda merapikan rambutnya yang tadi Bisma acak.
"Itu namanya berarti aku beneran sayang kamu.
Lagian cinta aku tuh sangat besar tau Nda, besarnya gunung aja gak akan bisa ngukur segimana cinta aku ke kamu.
Bahkan luasnya lagit pun belum bisa mengukur cinta aku buat kamu. Karna apa? Karna cinta aku tuh gak ada batasnya. Gak akan pernah habis dan selalu penuh buat kamu.." Bisma mulai mengeluarkan kata-kata mautnya. Lengan Franda digenggamnya penuh keromantisan lalu dikecupnya dengan lembut.
Franda hanya terkekeh. Satu sisi iaingin marah. Namun disisi lain tingkah Bisma sangat lucu kalau sudah seperti ini.
"Bis, sumpah aku gak punya uang receh loh..
Aku cuma punya dua ribu nih..
Itu juga dapat dari mamah kembalian beli sayur didepan.
Haha aku bayar pake ini yah?" Franda menyodorkan selembar uang dua ribu rupiah yang cukup terlihat kucel kumel.
"Ya ampun Nda. Dikira aku tukang jualan apa?
Masa ngegombalin istrinya sendiri dikasih dua ribu? Kenapa gak dua juta aja coba sekalian. Biar bisa buat beliin kamu hadiah gitu.."
"Ahaha itu sih mau kamu.
Lagian kalo udah ngegombal tuh suka berlebihan. Lebay tau.." jelas Franda masih saja terkekeh akan ulah suaminya ini.
Bisma mendekatkan posisi duduknya disamping Franda. Pundak Franda pun dirangkulnya dan puncak kepala perempuan cantik itu diusapnya pelan.
"Makasih yah.." ujar Bisma pelan.
Franda menoleh. "Makasih buat?"
"Buat semuanya lah sayang..
Makasih juga karna kamu udah baik dan gak jutek-jutek lagi sama aku.
Itu beneran buat hati aku nyaman Nda.
Bahagia banget rasanya." jelas Bisma seraya menarik tubuh Franda kedalam dekapannya.
"Iya sama-sama.
Aku rasa mungkin aku udah memang harus bersikap dewasa Bis.
Aku juga udah punya suami dan anak. Jadi gak mau deh buat egois-egois lagi.
Asal kamu bisa buat aku nyaman dan gak mengecewakan.
Aku pasti akan terus kaya gini.." jelas Franda ikut melingkarkan kedua tangannya dipinggang Bisma.
"Muach! Aku janji gak akan ngecewain.
Aku tuh sayang dan cinta banget sama kamu. Jadi aku gak akan pernah buat kamu kecewa."
"Janji?"
"Iya janji sayang.. Muuuuaach! Sayang banget sama kamu Ndaa.." Bisma kembali mengecup puncak kepala Franda dan mendekapnya penuh kehangatan. Dirinya dan Franda sampai mengacuhkan jagoan kecil mereka yang tampak berkaca karna mereka acuhkan.
"Yaahh.. Buuunnn.." suara Elfaris terdengar sangat pelan memanggil kedua orang tuanya.
"Hiks.. Yaaah.. Buuunn.." ujarnya lagi seraya mendekat menarik kecil lengan baju Bisma.
"Tar malam kita dinner yuk?
Selama aku jadi suami kamu, kayaknya aku belum pernah ngajak kamu dinner.."
"Hah? Serius? T..tapi dimana?"
"Dihati aku.."
"Issh Bisma serius.."
"Haha. Iya-iya. Pokoknya tempatnya aku yang tentuin. Kamu siap-siap dandan yang cantik aja tar malem.." Bisma tersenyum lebar memandang wajah cantik istrinya itu.
"Iya. Tar aku pake blass on lima centi deh biar makin cantik. Trus pake make up tebal-tebal biar kamunya puas.."
"Haha jangan dong sayang.. Kamu sih gak usah pake make up juga udah cantik.
Istri aku kecantikannya gak akan ada yang nandingin.
Sandara aja kalah lohh.. Masih cantikan kamu, suer.."
"Aduuh Bis udah deh, gak usah gombal terus ah. Entar uang receh aku abis lagi pake bayarin gombalan-gombalan kamu." protes Franda risih.
"Itu bukan gombal tau, tapi fakta. Alias kebenaran.
Masa suami ngomong jujur dibilang gombal terus. Dasar Franda jelek!" Bisma menarik hidung mancung Franda dan mencubit kedua pipinya gemas.
"Isssh Bisma sakiit.." protes Franda memukul kecil lengan Bisma.
"Haha abis gemessin sih.." Bisma tertawa renyah melihat ekspresi lucu wajah Franda.
Sedangkan Franda langsung mengusap pipi serta hidungnya yang Bisma cubit gemas tadi.
"Yaah.. Iss yaaah.." Elfaris lagi-lagi mencoba memanggil ayahnya yang malah asik sendiri dengan sang bunda.
Namun tetap aja tidak ada jawaban. Dirinya tetap diacuhkan dan tidak dipedulikan olehnya.
"Mbisss.. Bissss..." tiba-tiba Elfaris memanggil Bisma dengan namanya langsung.
Bisma menoleh kaget mendapati suara kecil yang memanggil namanya.
"Mbiss.. Ais uhh mbisss.." Elfaris menunjuk kado-kado mainannya yang belum dibuka semua oleh sang ayah.
"Ko mbis sih?
Heh, sayang jangan mbis dong. Ayah gitu. Masa Ais panggil ayah mbis..?" mata Bisma terpelongo kaget melihat sikap jagoan kecilnya ini.
"Ahaha kacian deh mbis.. Mbis mbus aja sekalian..
Lagian anaknya dicuekkin sih. Jadinya kesel dia." Franda terkekeh melihat tingkah Elfaris yang lucu.
"Diem kamu. Gara-gara kamu nih suka manggil aku Bis Bis terus. Jadinya kan dia ngikutin.."
"Loh, kenapa jadi nyalahin aku?
Kan nama kamu emang Bisma kan?"
"Ya tapi harusnya kalau didepan Ais jangan panggil Bisma. Dia jadi ngikutin tau Nda. Panggil ayah ke, biar romantis sedikit."
"Wiihh gamau. Enakan Bis tau, lebih singkat. Dan itu nama sayang aku buat kamu deh.. Bis-bis.."
"Mbis..mbiss.." Elfaris langsung mengulang kata terakhir yang Franda sebutkan. Alhasil Franda tertawa terbahak melihat suara mungil jagoan kecilnya.
"Hahahaa.. Summpah sayang kamu lucu bangett. Sini nak sama bunda, jangan sama mbis, sama bunda aja.." Franda terkekeh dan langsung memangku Elfaris diatas pangkuannya.
"Gak lucu tau Nda. Jangan mbis ah.. Apaan sih?
Ais gak boleh panggil ayah mbis, panggilnya ayah. A-yah.. Faham?" tegas Bisma tidak terima.
"M-bis.. Jangan ayah, tapi m-bis.." suruh Franda menasehati yang tidak baik pada jagoan kecilnya.
"Mbis. M-mbis..mbis buunn.." ulang Elfaris dengan polosnya.
"Ahaha haha pinteerr.. Uuhh anaknya bunda pinter.. Muach-mmmuuuach.. Pinter banget sayang.." Franda mengecupi pipi Elfaris berulang-ulang.
"Errrr pinter dibagian mananya coba?
Ini sih namanya gak sopan. Masa ayahnya sendiri dipanggil mbis?
Gila! Seumur-umur gue aja gak pernah manggil papah gue jadi Harison. Gak pernah tuhh.." Bisma ngedumel sebal dalam hati. Ia sampai kebawa emosi melihat sikap istri dan anaknya yang cukup membuat emosinya naik.
**
Setelah selesai memandikan jagoan kecilnya dan memakaikan pakaian simple pada Elfaris. Franda membawa jagoan kecilnya itu keluar kamar. Ia menghampiri Bisma yang tampaknya sudah siap untuk mengajaknya pergi sore ini.
"Katanya dinner. Tapi ko sore-sore? Ini sih bukan dinner.. Uhh kamu gak seru." dumel Franda memprotes sebal.
"Dinnernya ditunda aja yah? Biar jadi besok malem Nda. Sekarang kita jalan-jalan aja dulu.
Sekalian aku mau beliin sesuatu buat kamu juga Ais.
Jadi kita ke mall aja. Besok malam baru kita dinner.." jelas Bisma. Ia mengecup puncak kepala Elfaris yang tengah Franda gendong itu sekilas.
"Ko besok sih?
Tadi janjinya malam ini. Tapi sekarang kamu malah ajakin aku sama Ais jalan-jalan.
Kenapa gak nanti malam aja.." Franda menatap Bisma bingung.
"Nanti malam aku gak bisa sayang..
Besok aja yah?
Lagian kalau malam ini trus ajakin Ais, nantinya gak seru. Gak bisa romantis. Aku maunya besok malam aja. Dan itu tuh khusus cuma buat kita berdua aja. Kalo Ais ikut nanti dinnernya jadi gak berkesan, yang ada malah ancur lagi sayang..
Jadi jalan-jalan sama Aisnya sore ini. Besok malam baru kita berdua, biar lebih romantis Nda.." jelas Bisma lembut diiringi senyum.
Franda menghela nafasnya. Sebenarnya ia malas kalau sore ini harus pergi. Lagian dinner bertiga dengan Elfaris pun pasti akan lebih bertambah seru esok harinya, bukan justru kacau seperti yang Bisma fikirkan.
"Hemm yaudah yuk berangkat?
Ais kayaknya udah gak sabar tuhh..
Yuk Nda?" Bisma merangkul pundak Franda mengajaknya keluar.
"Iya. Yaudah kita berangkat sekarang.." balas Franda mengangguk setuju.
Keduanya pun bergegas keluar menuju mobil putih Bisma untuk segera pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan, dimana Bisma akan mengajak istri beserta jagoan kecilnya itu bersenang.
"Sikap Bisma sedikit aneh.
Dia kenapa yah?
Tadi juga aku sempet denger dia ngobrol ditelfon. Tapi gak tau sama siapa. Katanya sih
Katanya sih kaya ngajakin ketemu gitu nanti malam..
Hemmm tapi giliran ditanya, dia bilang gak mau kemana-mana.
Sebenernya ayah kamu itu kenapa Ais?.." Franda membatin bingung melihat sedikit keanehan pada suami tercintanya itu.
Bersambung...
Elfaris bocah tampan itu sangat antusias melihat banyak sekali mainan bagus yang didapatkannya. Mulai dari miniatur pesawat terbang, mobil-mobilan remote control, robot kecil yang bisa bergerak-gerak sendiri. Serta satu set mainan kereta api bersama relnya. Semuanya sangat ia sukai. Terlebih semua mainan tersebut harganya pasti cukup fantastis dan mahal karna bagus.
"Uhh gak ada yang ngasih kunci mobil beneran kayaknya.
Yaah opa sama oma kamu berati payah..
Ayah kira bakalan ada yang kasih kunci mobil buat kamu.." ujar Bisma disela aktifitasnya saat membuka kado-kado hadiah ulang tahun yang diterima oleh jagoan kecilnya.
"Yaahh... Uhhhh." tiba-tiba Elfaris merangkak dan memberikan kado yang lain padanya agar dibuka.
"Ini mobil-mobilan lagi.
Tapi yang ini isinya apa yaah? Ais tau gak isi kadonya apa?" Bisma melirik
Elfaris yang begitu serius memperhatikannya.
Elfaris menggeleng cepat tanda tidak tahu.
"Yaudah kita buka yaa? Kita lihat isinya apa." ujar Bisma kembali membuka bungkusan kado tersebut.
"Bis, katanya mau ke mall?
Ko masih disini sih?" tiba-tiba saja Franda berjalan masuk menghampiri Bisma serta Elfaris.
"Buunn..." panggil Elfaris menoleh melihat kehadiran sang bunda.
"Iya sayang. Ais lagi apa sih?
Asik banget kayaknya hem?" Franda duduk mendekati Elfaris. Mengecup sekilas puncak kepala Elfaris yang tengah asik bersama Bisma.
"Uhh buunn.. Ais uhh.." Elfaris menunjuk mainan-mainan baru yang cukup banyak didapatnya hari ini.
"Ini mainannya dari kado Ais semua Bis?
Ko bisa banyak gini sih?
Perasaan yang datang gak nyampe sepuluh orang deh. Kan cuma papah mamah aja, sama ada om Rully dan tante Yudith doang. Yang lain sih gak ada. Tapi...?" mata Franda dibuat terpelongo kaget melihat banyak mainan disekeliling ruangan kamar jagoan kecilnya.
"Aku juga gak tau Nda, ini kayaknya satu orang pada ngasih sepuluh kado deh.. Gak jelas banget, sampe pegel aku bukain kadonya dari tadi." ujar Bisma ngasal.
"Hah? Masa sih?" Franda memandang Bisma tidak percaya.
"Ya abis bisa banyak gini.
Aku jadi males bukainnya. Nanti lagi aja deh. Masih ada dua puluhan lagi tuh dipojok sana.." Bisma menaruh satu set kotak berisi mainan mobil-mobilan kecil yang baru saja dibuka olehnya.
Franda mengamati sekeliling ruangan yang disulap menjadi banyak sekali mainan itu. Kado-kado yang masih terbungkus rapi, serta jagoan kecilnya yang sangat setia duduk dihadapan Bisma menatap serius saat Bisma membuka kado-kado miliknya.
"Ini serius bisa banyak gini?
Kayaknya orang tua kamu sama papah mamah aku udah ngebobol toko mainan deh Bis.." fikir Franda ngasal.
"Bukan ngebobol lagi. Tapi ngerampok pabrik mainannya langsung kayaknya." balas Bisma asal.
"Ishh apa deh. Masa ngerampok? Kan mereka pengusaha sukses semua. Ngapain coba ngerampok?"
"Ya kan siapa tau aja. Buktinya aku aja udah berhasil ngerampok kemarin.."
"Hah? Ngerampok apaan?"
"Ngerampok hati kamu.." Bisma mencolek dagu Franda diiringi senyum.
"Isshh mulai deh Bisma.
Asa geleuh tau kalo kamu udah ngegombal tuh.. Pengen muntah saya mah.."
"Dih, masa segitunya?
Harusnya digombalin tuh seneng dong..
Dasar aneh kamu.." Bisma menarik kepala Franda dan mengacak poni hitamnya sekilas.
"Ya abisnya kamu tuh suka berlebihan.. Lebay tau." Franda merapikan rambutnya yang tadi Bisma acak.
"Itu namanya berarti aku beneran sayang kamu.
Lagian cinta aku tuh sangat besar tau Nda, besarnya gunung aja gak akan bisa ngukur segimana cinta aku ke kamu.
Bahkan luasnya lagit pun belum bisa mengukur cinta aku buat kamu. Karna apa? Karna cinta aku tuh gak ada batasnya. Gak akan pernah habis dan selalu penuh buat kamu.." Bisma mulai mengeluarkan kata-kata mautnya. Lengan Franda digenggamnya penuh keromantisan lalu dikecupnya dengan lembut.
Franda hanya terkekeh. Satu sisi iaingin marah. Namun disisi lain tingkah Bisma sangat lucu kalau sudah seperti ini.
"Bis, sumpah aku gak punya uang receh loh..
Aku cuma punya dua ribu nih..
Itu juga dapat dari mamah kembalian beli sayur didepan.
Haha aku bayar pake ini yah?" Franda menyodorkan selembar uang dua ribu rupiah yang cukup terlihat kucel kumel.
"Ya ampun Nda. Dikira aku tukang jualan apa?
Masa ngegombalin istrinya sendiri dikasih dua ribu? Kenapa gak dua juta aja coba sekalian. Biar bisa buat beliin kamu hadiah gitu.."
"Ahaha itu sih mau kamu.
Lagian kalo udah ngegombal tuh suka berlebihan. Lebay tau.." jelas Franda masih saja terkekeh akan ulah suaminya ini.
Bisma mendekatkan posisi duduknya disamping Franda. Pundak Franda pun dirangkulnya dan puncak kepala perempuan cantik itu diusapnya pelan.
"Makasih yah.." ujar Bisma pelan.
Franda menoleh. "Makasih buat?"
"Buat semuanya lah sayang..
Makasih juga karna kamu udah baik dan gak jutek-jutek lagi sama aku.
Itu beneran buat hati aku nyaman Nda.
Bahagia banget rasanya." jelas Bisma seraya menarik tubuh Franda kedalam dekapannya.
"Iya sama-sama.
Aku rasa mungkin aku udah memang harus bersikap dewasa Bis.
Aku juga udah punya suami dan anak. Jadi gak mau deh buat egois-egois lagi.
Asal kamu bisa buat aku nyaman dan gak mengecewakan.
Aku pasti akan terus kaya gini.." jelas Franda ikut melingkarkan kedua tangannya dipinggang Bisma.
"Muach! Aku janji gak akan ngecewain.
Aku tuh sayang dan cinta banget sama kamu. Jadi aku gak akan pernah buat kamu kecewa."
"Janji?"
"Iya janji sayang.. Muuuuaach! Sayang banget sama kamu Ndaa.." Bisma kembali mengecup puncak kepala Franda dan mendekapnya penuh kehangatan. Dirinya dan Franda sampai mengacuhkan jagoan kecil mereka yang tampak berkaca karna mereka acuhkan.
"Yaahh.. Buuunnn.." suara Elfaris terdengar sangat pelan memanggil kedua orang tuanya.
"Hiks.. Yaaah.. Buuunn.." ujarnya lagi seraya mendekat menarik kecil lengan baju Bisma.
"Tar malam kita dinner yuk?
Selama aku jadi suami kamu, kayaknya aku belum pernah ngajak kamu dinner.."
"Hah? Serius? T..tapi dimana?"
"Dihati aku.."
"Issh Bisma serius.."
"Haha. Iya-iya. Pokoknya tempatnya aku yang tentuin. Kamu siap-siap dandan yang cantik aja tar malem.." Bisma tersenyum lebar memandang wajah cantik istrinya itu.
"Iya. Tar aku pake blass on lima centi deh biar makin cantik. Trus pake make up tebal-tebal biar kamunya puas.."
"Haha jangan dong sayang.. Kamu sih gak usah pake make up juga udah cantik.
Istri aku kecantikannya gak akan ada yang nandingin.
Sandara aja kalah lohh.. Masih cantikan kamu, suer.."
"Aduuh Bis udah deh, gak usah gombal terus ah. Entar uang receh aku abis lagi pake bayarin gombalan-gombalan kamu." protes Franda risih.
"Itu bukan gombal tau, tapi fakta. Alias kebenaran.
Masa suami ngomong jujur dibilang gombal terus. Dasar Franda jelek!" Bisma menarik hidung mancung Franda dan mencubit kedua pipinya gemas.
"Isssh Bisma sakiit.." protes Franda memukul kecil lengan Bisma.
"Haha abis gemessin sih.." Bisma tertawa renyah melihat ekspresi lucu wajah Franda.
Sedangkan Franda langsung mengusap pipi serta hidungnya yang Bisma cubit gemas tadi.
"Yaah.. Iss yaaah.." Elfaris lagi-lagi mencoba memanggil ayahnya yang malah asik sendiri dengan sang bunda.
Namun tetap aja tidak ada jawaban. Dirinya tetap diacuhkan dan tidak dipedulikan olehnya.
"Mbisss.. Bissss..." tiba-tiba Elfaris memanggil Bisma dengan namanya langsung.
Bisma menoleh kaget mendapati suara kecil yang memanggil namanya.
"Mbiss.. Ais uhh mbisss.." Elfaris menunjuk kado-kado mainannya yang belum dibuka semua oleh sang ayah.
"Ko mbis sih?
Heh, sayang jangan mbis dong. Ayah gitu. Masa Ais panggil ayah mbis..?" mata Bisma terpelongo kaget melihat sikap jagoan kecilnya ini.
"Ahaha kacian deh mbis.. Mbis mbus aja sekalian..
Lagian anaknya dicuekkin sih. Jadinya kesel dia." Franda terkekeh melihat tingkah Elfaris yang lucu.
"Diem kamu. Gara-gara kamu nih suka manggil aku Bis Bis terus. Jadinya kan dia ngikutin.."
"Loh, kenapa jadi nyalahin aku?
Kan nama kamu emang Bisma kan?"
"Ya tapi harusnya kalau didepan Ais jangan panggil Bisma. Dia jadi ngikutin tau Nda. Panggil ayah ke, biar romantis sedikit."
"Wiihh gamau. Enakan Bis tau, lebih singkat. Dan itu nama sayang aku buat kamu deh.. Bis-bis.."
"Mbis..mbiss.." Elfaris langsung mengulang kata terakhir yang Franda sebutkan. Alhasil Franda tertawa terbahak melihat suara mungil jagoan kecilnya.
"Hahahaa.. Summpah sayang kamu lucu bangett. Sini nak sama bunda, jangan sama mbis, sama bunda aja.." Franda terkekeh dan langsung memangku Elfaris diatas pangkuannya.
"Gak lucu tau Nda. Jangan mbis ah.. Apaan sih?
Ais gak boleh panggil ayah mbis, panggilnya ayah. A-yah.. Faham?" tegas Bisma tidak terima.
"M-bis.. Jangan ayah, tapi m-bis.." suruh Franda menasehati yang tidak baik pada jagoan kecilnya.
"Mbis. M-mbis..mbis buunn.." ulang Elfaris dengan polosnya.
"Ahaha haha pinteerr.. Uuhh anaknya bunda pinter.. Muach-mmmuuuach.. Pinter banget sayang.." Franda mengecupi pipi Elfaris berulang-ulang.
"Errrr pinter dibagian mananya coba?
Ini sih namanya gak sopan. Masa ayahnya sendiri dipanggil mbis?
Gila! Seumur-umur gue aja gak pernah manggil papah gue jadi Harison. Gak pernah tuhh.." Bisma ngedumel sebal dalam hati. Ia sampai kebawa emosi melihat sikap istri dan anaknya yang cukup membuat emosinya naik.
**
Setelah selesai memandikan jagoan kecilnya dan memakaikan pakaian simple pada Elfaris. Franda membawa jagoan kecilnya itu keluar kamar. Ia menghampiri Bisma yang tampaknya sudah siap untuk mengajaknya pergi sore ini.
"Katanya dinner. Tapi ko sore-sore? Ini sih bukan dinner.. Uhh kamu gak seru." dumel Franda memprotes sebal.
"Dinnernya ditunda aja yah? Biar jadi besok malem Nda. Sekarang kita jalan-jalan aja dulu.
Sekalian aku mau beliin sesuatu buat kamu juga Ais.
Jadi kita ke mall aja. Besok malam baru kita dinner.." jelas Bisma. Ia mengecup puncak kepala Elfaris yang tengah Franda gendong itu sekilas.
"Ko besok sih?
Tadi janjinya malam ini. Tapi sekarang kamu malah ajakin aku sama Ais jalan-jalan.
Kenapa gak nanti malam aja.." Franda menatap Bisma bingung.
"Nanti malam aku gak bisa sayang..
Besok aja yah?
Lagian kalau malam ini trus ajakin Ais, nantinya gak seru. Gak bisa romantis. Aku maunya besok malam aja. Dan itu tuh khusus cuma buat kita berdua aja. Kalo Ais ikut nanti dinnernya jadi gak berkesan, yang ada malah ancur lagi sayang..
Jadi jalan-jalan sama Aisnya sore ini. Besok malam baru kita berdua, biar lebih romantis Nda.." jelas Bisma lembut diiringi senyum.
Franda menghela nafasnya. Sebenarnya ia malas kalau sore ini harus pergi. Lagian dinner bertiga dengan Elfaris pun pasti akan lebih bertambah seru esok harinya, bukan justru kacau seperti yang Bisma fikirkan.
"Hemm yaudah yuk berangkat?
Ais kayaknya udah gak sabar tuhh..
Yuk Nda?" Bisma merangkul pundak Franda mengajaknya keluar.
"Iya. Yaudah kita berangkat sekarang.." balas Franda mengangguk setuju.
Keduanya pun bergegas keluar menuju mobil putih Bisma untuk segera pergi menuju salah satu pusat perbelanjaan, dimana Bisma akan mengajak istri beserta jagoan kecilnya itu bersenang.
"Sikap Bisma sedikit aneh.
Dia kenapa yah?
Tadi juga aku sempet denger dia ngobrol ditelfon. Tapi gak tau sama siapa. Katanya sih
Katanya sih kaya ngajakin ketemu gitu nanti malam..
Hemmm tapi giliran ditanya, dia bilang gak mau kemana-mana.
Sebenernya ayah kamu itu kenapa Ais?.." Franda membatin bingung melihat sedikit keanehan pada suami tercintanya itu.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p