Sabtu, 03 Mei 2014

Maniac Cinta #Part 26

Suasana sore yang sangat menyejukkan dan mendukung ini membuat kedua pasangan muda Angel dan Dicky bertambah mesra. Sedari tadi keduanya asik bercanda gurau, entah hal lucu yang Dicky lakukan, atau pun sikap juteknya yang terus membuat Angel perlu menahan kesabaran lebih ekstra.


"ohh, jadi udah gak mau sama Icky lagi nih? Yaudah sana deh sama Ilham aja, Icky gak perlu ko cewek yang cuma manis didepan aja.."ujar Dicky menyindir seraya membuang mukanya tanpa mau menatap Angel.

"issh ko gitu lagi sih ngomongnya, kamu tuh kayak anak kecil tau gak, dikit-dikit marah, dikit-dikit cemburu. Emangnya kamu beneran mau kalau Aku sama Ilham?"ketus Angel kesal. Ia ikut membuang wajahnya tanpa mau menatap Dicky.

"eh, ko jadi gantian kamu yang ngambek sih? Kan aku yang lagi ngambek tadi, gimana sih Ngel?"protes Dicky merasa tidak terima.

"ya suka-suka aku dong, lagian jadi cowok kamu tuh gampang banget ngambek. Aku mau pulang aja, aku MAU TEMUIN Ilham!"jelas Angel menatap Dicky tajam lalu beranjak dari duduknya untuk segera pergi.

Bukannya mencegah, Dicky justru malah diam mematung memandangi Angel yang sudah berlalu pergi meninggalkannya.

"berarti kamu tuh emang gak pernah serius sama Aku Ngel, yaudah sana aja temuin Ilham. Aku UDAH gak peduli!!"kesal Dicky sedikit berteriak.

Angel tidak menghiraukan, ia terus saja berjalan keluar dari rumah Dicky. Mungkin ia juga lelah harus terus mengartikan sikap Dicky yang sangat sensitif ini, sementara Dicky sendiri selalu ingin menang sendiri tanpa mau mengerti Angel.

"harus berapa ratus kali sih gue ngasih tahu elo Dick? Susah banget yah, padahal loe tuh harusnya beruntung bisa dapetin Angel yang selama ini selalu ngertiin loe, tapi loe malah nyia-nyiain dia terus.
Hufh, kali ini gue gak mau ikut campur, loe udah dewasa dan pasti bisa nentuin jalan cerita cinta loe.."Morgan menghela nafasnya melihat sikap Dicky sang adik. Ia berlalu menaiki anak tangga rumahnya menuju kamarnya yang terletak dilantai atas. Bibirnya hanya bisa tersenyum miris melihat sikap Dicky yang masih saja seperti anak kecil.


"sikap Dicky beda jauh banget sama Bisma.
Walaupun Bisma terkenal playboy, tapi dia sangat perhatian dan selalu mencoba membuat aku nyaman.
Aku jadi semakin kangen kamu Bis, semoga besok kita bisa ketemu.."batin Melody tersenyum kecil dari arah pintu kamarnya melihat perdebatan Dicky dan Angel tadi. Ia pun segera beranjak masuk kedalam kamarnya berharap kalau ada kabar baik dari Bisma yang sangat sulit dihubungi itu.




**
"Jadi sebenarnya Melody itu sepupunya Morgan? Kenapa gue baru tau sekarang?
Tapi itu justru kabar baik yang gak gue duga sebelumnya. Ini pastiakan lebih menarik saat semuanya telah berhasil seperti yang gue inginkan. Iya, tinggal tunggu beberapa hari lagi semuanya pasti akan sempurna.."bibir Bisma tersenyum licik penuh kemenangan. Ditatapnya layar BB yang tengah ia genggam. Disana tertera BBM yang masuk dari Ilham yang memberitahukan kalau Melody itu sepupu Morgan. Sebenarnya Ilham tertawa terbahak saat Bisma mengira kalau Melody adalah pacar dari Morgan, makanya ia menjelaskan itu semua kalau Melody dan Morgan itu saudara sepupu.


"Bis, kamu dimana?
Aku butuh kamu Bis, aku mohon balas pesan aku ini.
Aku takut Bisma.
Aku takut..
Aku udah telat 3'minggu ini, aku mohon kamu temuin aku, please aku mohon..."

"haha kayaknya apa yang gue inginkan udah berhasil. Loe pasti kebingungan nyari gue ya Mel? Hahaha itu yang gue mau. Tapi tenang aja 2'hari lagi gue akan temuin loe, dan tepat dihari itu juga gue akan mutusin loe, lihat aja entar, gue akan buat loe bener-bener hancur! Gue akan buat Morgan juga hancur karna kehancuran loe!!"batin Bisma tertawa puas saat melihat pesan masuk yang dikirim oleh Melody padanya.

Entah hal apalagi yang akan ia lakukan, dengan menghilang selama beberapa minggu terakhir ini saja sudah membuat Melody hampir gila, apalagi saat ini Melody sudah merasa ada keanehan dengan dirinya sendiri, ditambah Morgan mulai curiga akan keadaan Melody yang sering bolak-balik kamar mandi dengan keluhan mual dan pusing.

"oke Bis, kemenangan sudah didepan mata. Loe sudah berhasil, dan semuanya berjalan sesuai rencana loe.."Bisma menggenggam BB miliknya lalu beranjak menatap bingkai photo Adila dilaci kecil disampingnya.

"sebentar lagi semuanya akan terbalaskan, kakak yakin kamu akan bertambah tenang kalau apa yang kamu rasakan bisa dirasakan oleh Morgan dan Melody. Kita menang Dila, kita berhasil sayang..
Kakak lakuin ini semua buat kamu, untuk kamu adik kesayangan kakak.."ujar Bisma menatap bingkai photo Adila dan memeluknya erat penuh kasih sayang.


"kakak salah, Dila justru kecewa sama kamu kak, Dila kecewa sama kak Bisma.
Kakak tega, kakak jahat, kakak justru udah buat Adila enggak tenang disini, kakak jahaaatt..."sosok putih ini menggelengkan kepalanya melihat apa yang Bisma lakukan. Tubuhnya pun tiba-tiba melenyap dan menghilang dengan pintu kamar Bisma yang tiba-tiba tertutup rapat seolah ia banting dengan kencang.

"BRUUKK!!"

Bisma menoleh kaget mendengar pintu kamarnya yang tiba-tiba tertutup sendiri, padahal disana tidak ada angin atau pun hujan, tapi pintu itu tertutup secara mendadak.

"aneh?"pikirnya mengerutkan kening bingung.

"ahh gue gak peduli, yang pasti gue seneng banget. Gue seneeeeeenggg!!"Bisma menghempaskan tubuhnya dan berteriak meluapkan rasa bahagia yang teramat sangat ini. Wajahnya berseri, bibirnya pun tak henti tersenyum mendapati kemenangan didepan matanya.




Sementara itu..


Kini Melody tengah berada didalam kamar mandinya. Ia sedari tadi tak henti memuntahkan cairan putih dari mulutnya, perutnya terasa mual, kepalanya pun sangat pusing beberapa hari terakhir ini.

"Hueeek! Bis, perut aku maul terus.. Hueeekk!! Bismaa"lirihnya terus memuntahkan cairan bening tersebut. Ia menatap dirinya didepan cermin wastafel kamar mandinya. Wajahnya sedikit memucat dan melemah.

"apa jangan-jangan aku.."tiba-tiba Melody memegang perut datarnya.

"enggak, itu gak mungkin. Ini pasti hanya gejala masuk angin biasa aja. Iya ini hanya masuk angin, gak mungkin kan kalau aku hamil.."elak Melody menggelengkan kepalanya membuang semua hal buruk yang berkecamuk difikirannya.

"aku harus cari kamu Bis, aku harus terus hubungin kamu.
Kamu gak bisa lari gitu aja, kamu udah janji akan tanggung jawab kalau terjadi hal buruk sama aku.
Aku takut Bisma, aku takut hal buruk itu benar-benar terjadi sama aku.."lirih Melody menatap perut datarnya. Ia teringat kalau sudah hampir 3'minggu terakhir ini ia belum juga datang bulan, ia sudah telat dan itu yang sangat dia takutkan kalau hal buruk tersebut benar-benar terjadi.

Melody keluar dari kamar mandinya. Ia segera mencari kunci mobilnya, rambut panjangnya pun ia rapikan karna sedikit terlihat berantakan. Keinginannya saat ini adalah bertemu dengan Bisma dan menceritakan apa yang telah terjadi padanya.

"aku harus cari kamu, aku harus temui kamu sekarang juga. Ini penting Bis, ini menyangkut hidup aku dan kamu, pokoknya hari ini aku akan berusaha cari kamu sampai ketemu, harus!!"batin Melody yakin. Ia segera beranjak keluar dari kamarnya untuk mencari dimana Bisma berada.




**
"ini yang kesekian kalinya loe gagalin rencana gue Raf, gue bener-bener kecewa sama loe, gue KECEWA!!"bentak Rangga murka.

"so..sorry Ga, gu..gue tuh beneran gak sengaja. Gue kira preman yang ngeroyok Bisma itu bukan suruhan loe, makanya gue habisin preman itu semua. Gu..gue juga gak tahu kenapa gue bisa ada disana, tapi itu refleks Ga, gue tiba-tiba aja nolongin dia, gue fikir itu bukan Bisma karna keadaan sangat gelap, kalau gue tau itu Bisma gue juga gak bakalan nolongin dia Ga.."jelas Rafael sangat menyesal.

"tapi loe disana lihat mobil gue kan? Loe udah hafal mobil gue, jadi harusnya loe bisa nebak kalau preman-preman itu suruhan gue. Loe tuh, ERRRGHH!! Brengse* loe!!"kesal Rangga kehabisan kesabaran melihat sikap Rafael yang selalu menggagalkan misinya ini.

"oke gue minta maaf. Gue janji gak akan ngecewain loe lagi. Nanti malam gue sendiri yang akan habisin Bisma. Gue janji gak akan ngecewain loe lagi. Loe bisa lihat aksi gue nanti. Gue yang akan ngabisin dia dengan tangan gue sendiri. Gue janji Ga!"Rafael mengepalkan tangannya yakin. Ia berharap kalau Rangga mau mempercayainya dan memberikannya kesempatan untuk menghabisi Bisma.

"oke gue pegang omongan loe. Tapi kalau loe gak berhasil dan bikin gue kecewa lagi. Jangan harap gue mau temenan dan percaya sama loe lagi Raf, gue SANGAT tidak suka kalau hanya diberi janji-janji palsu, gue PEGANG omongan loe!"jelas Rangga tersenyum kecut menepuk bahu Rafael kemudian beranjak pergi.

"loe sahabat gue dari kecil Ga, loe juga selalu nolongin gue dalam hal apapun, akhir-akhir ini entah kenapa gue selalu membuat loe kecewa. Tapi nanti malam gue janji akan buat loe bangga dan senang. Gue akan habisin Bisma tanpa peduli resiko sebesar apapun, Gue janji!"batin Rafael yakin menatap punggung Rangga yang sudah berlalu meninggalkannya.






Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p