Sinar mentari pagi yang cukup menyilaukan ini ternyata mampu mengusik
tidur Bisma yang sangat lelap. Kedua bola mata Bisma perlahan ia buka,
keningnya tiba-tiba mengerut saat mendapati Melody terlelap duduk
disamping tempat tidurnya.
"Melody? kenapa nih cewek bisa ada disini?"pekiknya bingung.
Bisma buru-buru merubah posisi tidurnya. Ia duduk dan segera beranjak sebelum Melody melihatnya.
"sshh aw!"tiba-tiba Bisma merintih kesakitan memegangi perut serta lengan yang memang terdapat cukup banyak luka disana.
"aargghh Rangga brengs**!! gara-gara dia sama kacungnya itu gue jadi babak belur kaya gini"runtuknya kesal.
Bisma berusaha berdiri meski tubuhnya masih sangat lemah. Ia
memandang Melody yang masih terlelap diatas kursi dengan kepala yang
menyender diatas kasur itu. tatapannya sangat tajam namun terlihat cuek,
bahkan Bisma berlalu dan mengacuhkan Melody begitu saja.
"cewek gak berguna!!'batinnya membuang muka. kakinya sedikit ia seret untuk segera keluar dari ruangan tersebut.
**
"Jadi Melody benar tidak ada disana?"Morgan menempelkan telephone
genggamnya ketelinga. wajahnya seketika mendadak panik begitu tahu kalau
Melody tidak ada dirumah Abie, bahkan Abie sendiri tidak terdapat
dirumahnya. ia seolah ikut menghilang seperti Melody.
"yaudah Raf thanks.. tadinya gue kira Melody ada sama adik loe. tapi
yasudah, mungkin Melody semalam menginap dirumah temannya yang lain,
bukan dirumah loe.."ujarnya lagi dengan nada sedikit melemah lalu
segera memutuskan sambungan teleponnya.
"Melody gak ada ditempat Abiela, bahkan Rafael kakak Abiela sendiri tidak tahu dimana Abiela berada.
hufh.. sebenarny kamu dimana sih Mel? ko kamu hobby banget bikin
kakak panik?"Morgan meghela nafas beratnya. ia melirik jam tangan hitam
dilengan kirinya, kedua kakinya pun segera ia langkahkan karna ia sudah
hampir telat untuk menuju kampus.
"lebih baik gue cari Melody nanti lagi, sekarang gue harus buru-buru
ngampus karna ada kelas pagi ini.."ujarnya tanpa fikir panjang lagi
segera meraih tas hitam serta kunci mobil CR-V hitamnya untuk pergi
kekampus.
"Gan! Morgan!!"panggil Dicky tiba-tiba berteriak dari lantai atas tepatnya didalam kamar Melody.
"Ck! apaan lagi sih Dick? gue udah telat. lain kali aja kalau loe
mau bicara lagi sama gue!!"dengus Morgan menghentakkan kakinya kesal. ia
pun kembali meneruskan langkahnya tanpa menghiraukan teriakan Dicky
lagi.
"Gan, gue nemu in ni dikamar Meel..."tiba-tiba Dicky menggantungkan
ucapannya. kedua matanya menyipit dengan kening yang ia kerutkan karna
bingung.
"yaah maen pergi aja lagi. padahal gue pengen nunjukkin ini sama
dia, hmm"Dicky memandang alat kecil berwarna putih yang tidak sengaja
ia temukan didalam kamar Melody tadi.
"kalau gak salah sih, ini kan alat buat tes kehamilan.. tapi ko bisa
ada dikamar Melody yah? trus garis merah ini apaan? ko bisa ada dua
garis merah dari alat ini?"fikir Dicky tampak kebingungan.
"hemz.. gue tanya Angel aja kali yah? siapa tau dia ngerti sama alat ini.
eh tapi kan gue sama Angel lagi ribut, ngapain juga gue harus nyebutin nama cewek penghianat itu lagi?
gak, gue gak boleh nyebutin nama Angek lagi. ENGGAK BOLEH!!"Dicky
buru-buru membuang nama Angel dari memori ingatannya. entahlah apa yang
sudah terjadi dengan pria bertubuh kecil ini, yang pasti saat ini ia
sangat malas kalau harus mengingat nama Angel kekasihnya itu.
Dicky memutar balik badannya. ia berjalan cepat kembali menaiki anak
tangga rumahnya menuju kamarnya untuk bersia-siap karna ia juga ada
kelas pagi hari ini.
**
"jadi Bisma benar-benar sudah pergi Am? dia pergi kemana? kenapa
dia tinggalin aku? kemana Bisma Am?"Melody mengguncang tubuh Ilham
dengan air mata yang langsung keluar dari pelupuk mata indahnya.
jantungnya seolah mendadak berhenti berdetak saat mendapati bisma
sudah bangun dan tidak ada disampingnya. terlebih Bisma berlalu pergi
begitu saja tanpa menghiraukan dirinya.
"duuh Mel, gue gak tahu kemana tuh anak, tapi yang jelas dia barusan
pamit sama gue buat pulang. jadi kalau loe mau ketemu sama Bisma
mending loe cepet susul dia kerumahnya sebeluma dia pergi lagi.."jelas
Ilham sekenanya.
"ja..jadi Bisma udah pulang?"melody memandang Ilham dengan raut kecewa.
"iya dia udah pulang, barusan malahan.."jawab Ilham menganggukkan kepalanya.
"y..yaudah aku pamit dulu yah? a..aku mau susul Bisma dulu. permisi
Am.."pamit Melody buru-buru menyeka air matanya dan berlalu pergi dari
hadapan Ilham.
"duhh ko gue jadi makin gak tega yah sama Melody.. sebenernya apa
sih yang udah Bisma lakuin? kenapa Melody terus-terusan nyariin dia?
kenapa juga si Bisma ngehindar terus? aaarrgghh!! kenapa jadi gue yang
pusing? mending gue mandi dulu aja deh biar seger.."fikir Ilham tampak
kebingungan sendiri. Ia pun bergegas menuju kamarnya dan melupakan
masalah Bisma dan Melody yang hampir membuatnya gila itu.
***
Gadis cantik ini sedari tadi hanya bisa menangis terisak. kedua
kakinya ia tekuk dengan lutut yang juga ia peluk. air matanya terus
mengalir membasahi wajah putihnya. kedua mata sipitnya pun terlihat
sembab karna terus-terusan menangis.
"hiks-hiks, kakak.. tolongin Abie kak, tolongun Abie..."isaknya terus merintih dan menangis.
gadis yang ternyata Abiela atau Abie, adik dari Rafael ini tampak
sangat ketakutan. ia sesekali melirik lelaki muda berwajah putih yang
masih terlelap disampingnya itu. kedua lututnya ia peluk erat-erat,
wajahnya pun ia tenggelamkan diantara kedua lututnya.
"kak Rafaa... kakak... Abie takuut..."lirihnya dengan tubuh dan bibir yang bergetar.
Tiba-tiba tubuh lelaki yang masih terlelap dengn bertelanjang dada
itu terusik. ia bergerak dan pandangannya menatap kearah Abie.
"ngh~ rupanya loe udah bangun?
thanks yah buat yang semalam, ternyata loe masih virgin. gue gak
nyangka kalau bisa seberuntung itu. sekali lagi thanks.."ujarnya
beranjak dan sedikit berbisik ditelinga kanan Abie. bibirnya tersenyum
puas penuh kelicikan.
"hiks.. kak Rafaa.. hiks kakaak.."batin Abie terpejam lirih. ia memalingkan wajahnya sangat ketakutan.
Sementara lelaki tersebut buru-buru mengenakan kaos birunya kembali.
pakaiannya yang sedikit berantakan itu pun ia rapihkan. ia beranjak
dari duduknya dan hendak berlalu pergi.
"sekali lagi thanks nona manis.."ujarnya tersenyum puas memandang wajah Abie dan berlalu pergi begitu saja.
Abie sendiri hanya bisa diam dan menangis. ia sama sekali tidak
menyangka kalau lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya itu berhasil
merebut kesuciannya. ia bahkan tidak tahu harus berbuat apa. kejadian
ini benar-benar telah membuatnya trauma dan sangat ketakutan...
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p