Rabu, 07 Mei 2014

Maniac Cinta #Part 35 (TAMAT)

"Saya terima nikah dan kawinnya Melody Kirana Larasati, binti Hilman Aryawan dengan maskawin seperangkat alat sholat dan perhiasan emas 16,10 gram dibayar tunai!"

"Bagaimana saksi? Sah?"

"Saahh.."

"alhamdulillah..."

"alhamdulillah.. Akhirnya Bisma sama Melody sah juga. Berati tinggal kita nih bep yang nyusul.."

"langkahi dulu mayat gue!
Enak aja. Lo itu adik gue. Jadi lo nikah setelah gue, NGERTI?"

Dicky menelan ludahnya bulat-bulat. Ekspresi dan ucapan datar Morgan barusan membuatnya terkejut hingga bola matanya melotot kaget.

Setelah menyaksikan acara ijab kabul pernikahan Bisma dan Melody yang digelar dikediaman kedua orang tua Melody. Morgan berlalu pergi begitu saja. Ia sebenarnya masih tidak menyetujui pernikahan Bisma dan Melody, mungkin ia masih belum bisa mempercayai Bisma untuk menjaga sepupu kesayangannya.

"kalau gue harus nikah setelah elo, bisa-bisa Angel keburu diambil orang tau gak!
Apalagi sampai saat ini lo tuh belum juga bisa move on dari Adila. Jadi mana mungkin lo bisa nikah, ngajakin berantem ini sih namanya."dengus Dicky menggerutu kesal.
Angel hanya menahan tawa melihat tingkah kekasih tercintanya ini.

"kalau kak Morgan memang masih lama untuk menikah, berarti aku bisa fokus untuk kuliah dulu nih.
Tentunya bisa juga buat nolak ajakan Dicky yang ngebet banget pengen nyusul Bisma dan Melody kepelaminan..
Hihi, jadi sarjana dulu, kerja, baru deh nikah.. Iya gak Ky?"Angel menyenggol pelan lengan Dicky dengan senyuman yang mengembang dibibir tipisnya.

"iya apanya?"Dicky mendelik bingung.

"ahh udah iya in aja.. Ayo ah kita kesana. Kasih ucapan selamat buat Bisma dan Melody. Ayo?"ujar Angel yang semakin membuat Dicky bingung. Ia menarik pergelangan tangan Dicky yang digandengnya menuju kursi pelaminan. Disana Melody dan Bisma sudah duduk bersanding setelah acara ijab kabulnya tadi.


**
"waahh.. Maniac Cintanya abis mendadak taubat, seminggu kemudian langsung married. Hebat lu ya Bis? Selamat deh kalo gitu"

"haha, elo bisa aja Am, thanks yah?
Lagian selama ini gue salah. Gak seharusnya gue nyakitin perempuan cantik berhati tulus disamping gue ini.
Gue udah nyesel Am. Gue sayang dan cinta dia, jadi gue gak akan pernah nyia-nyiain Melody lagi.."

"naah.. Gitu doong.. Berati tinggal gue yang nyusul yah?"

"emang ada yang mau gitu sama playboy kayak lo?"

"ah sialan lu! Pasti ada laah.. Dan bentar lagi gue pasti bakalan cepet nyusul elo. LIHAT aja entar.."

"haha.. Yaudah gue tunggu undangannya. Sekali lagi thanks yah udah datang dihari pernikahan gue.."

"sama-sama Bos.. Buat bos apa sih yang enggak.."

"hahaha.."

Lagi-lagi tawa serta canda keluar dari mulut Ilham dan Bisma. Keduanya masih saja sama seperti dulu. Tidak pernah bisa serius kalau bertemu. Melody yang berdiri disamping Bisma pun ikut tertawa kecil melihat ucapan suami serta sahabat dari suaminya itu. Wajahnya terlihat sangat ceria dan bahagia.
Hari ini memang hari yang sangat membahagiakan untuknya juga Bisma.

Dicky dan Angel pun ikut memberikan ucapan selamat. Keduanya tampak begitu serasi dan cocok, mungkin tak lama setelah Bisma dan Melody menikah, kedua pasangan ini pun akan segera ikut menyusul.

"selamat ya Mel, Bis.. Semoga langgeng dan bahagia.."ujar Angel mencium pipi Melody dan Bisma bergantian.

"iya selamat ya Bis, Mel.. Semoga langgeng dan bisa cepet kasih gue ponakan.. Entar gue bakalan nyusul deh bulan depan.."ceplos Dicky ngasal dengan wajah polosnya. Alhasil satu cubitan kencang mendarat dipinggangnya.

"dua tahun lagi! Enak aja bulan depan!"tegas Angel marah.

"hehe, becanda bep. Tapi jangan dua tahun dong, setengah tahun aja yah?"

"NIH setengah tahun!"Angel mengepalkan tangan kanannya tepat didepan wajah Dicky.

"yaah keluar deh singa-nya.."Dicky menelan ludahnya. Menggaruk kepalanya dengan wajah polos yang bisa membuat orang tertawa itu.
Melody dan Bisma pun ikut terkekeh melihat kedua pasangan yang cukup unik ini.

Selain Dicky, Angel dan Ilham. Para tamu undangan yang lain pun ikut hadir dan meramaikan acara pernikahan Bisma-Melody ini. Keluarga, kerabat, bahkan rekan-rekan bisnis dari kek Handoko kakek Bisma, pemilik beberapa perusahaan besar ini pun ikut hadir. Rekan-rekan bisnis om Hilman, juga keluarga dan kerabat dekatnya. Acara hari ini sungguh sangat meriah. Semuanya bahagia, penuh canda, tawa, dan senyuman kebahagiaan.




**
"hemz bengong lagi..
Pasti abis ini nangis lagi, trus nyuruh aku pergi lagi dan gak mau ketemu aku lagi. Iya kan?"

Abiela menoleh pelan menatap lelaki berbadan gembul yang tiba-tiba datang menghampirinya ini.

"tinggalin aku sendiri Am.."Abiela kembali memandang lurus kedepan. Wajahnya tampak murung dan memang selalu seperti ini, terlebih setelah mendapat kabar tentang kecelakaan maut Rafael kakak kandung satu-satunya. Kondisi Abie menjadi semakin terpuruk saja mendapati cobaan yang terus datang tiada henti.

"baru juga ngomong, udah disuruh pergi lagi, hufh.."lelaki yang ternyata Ilham ini membuang nafasnya berat. Ia bukannya pergi, tapi justru malah berjalan mendekati Abie yang tengah duduk diatas kursi roda didalam kamarnya.

"aku bilang pergi Am! Jangan sentuh atau dekati aku lagi!"tiba-tiba Abie menepis kasar tangan Ilham yang hendak meraih pundaknya.

"kenapa?
Ko kamu jadi kayak gini sih?
Bukannya kamu udah janji akan menjadi perempuan yang kuat?
Kamu udah janji sama aku Bie, bahkan kamu juga udah janji akan berhenti menangis, tapi apa? Sekarang kamu justru malah menangis. Kamu udah ingkarin janji kamu. Kamu udah bohongin aku, dan kamu udaa.."

"CUKUP! Cukup Am, cukuupp.."Abiela menutup kedua telinganya rapat-rapat.

Ilham menghela nafasnya. Kedua kelopak matanya ia pejamkan sejenak. Ia kemudian berjalan semakin mendekati Abiela. Meraih kedua pundak Abie dan menatap dari dekat wajah perempuan cantik itu.

"aku tahu ini sulit. Aku juga tahu ini pasti sangat sakit.
Tapi aku mohon Bie, jangan siksa diri kamu sendiri.
Kamu pasti bisa melewati semua ujian yang Tuhan kasih buat kamu.
Aku akan selalu ada buat kamu Bie, kamu itu kuat. Aku yakin kamu bisa mengatasi semuanya. Aku yakin.."Ilham mengusap lembut pipi Abiela. Menghapus air matanya perlahan penuh kelembutan.
Abiela sendiri sungguh tak sanggup menahan air matanya. Ia berhambur memeluk tubuh Ilham dan menangis sejadi-jadinya didalam dekapan Ilham.

"hiks.. Tapi kali ini beda Am.. Kali ini bedaa.. Hiks..
Apa yang aku takutin akhirnya terjadi, semuanya udah terjadi Am.. Udah terjadi..."lirihnya terisak.

"udaah.. Aku tahu ko. Jangan nangis yah?
Aku udah lihat hasilnya.
Aku yakin ko, ini semua salah satu rencana Tuhan untuk menunjukkan kasih sayangnya buat kamu.
Jangan nangis.. Kita kan udah janji akan hadapi semuanya sama-sama.
Aku pasti akan segera nikahin kamu ko.
Minggu lalu Bisma sama Melody udah nikah. Dan mungkin akhir minggu ini kita yang akan menikah.
Jangan takut yah?
Aku pasti akan mengakui anak ini.
Kamu gak perlu takut.."

"t..tapi Am?"

"usstt... Gak ada tapi-tapian.
Kita udah sepakat. Jadi, kamu gak bisa ngingkarin kesepakatan kita.."jelas Ilham mencubit kecil hidung mancung Abiela dengan senyuman yang melebar dari bibirnya.

Abiela tersenyum. Bahagianya sekali bisa memiliki sahabat sebaik Ilham. Ia begitu pengertian dan tulus. Ilham sama sekali tidak mempedulikan apapun yang sebelumnya pernah terjadi pada Abiela. Baginya, melihat Abiela tersenyum itu adalah kebahagiaannya. Ilham baru sadar kalau ternyata dirinya sangat menyayangi dan mencintai Abiela, meski ia tahu kesucian Abiela sudah dirampas paksa oleh lelaki tak bertanggung jawab. Namun Ilham tidak mempedulikan semua itu, bahkan kabar tentang kehamilan Abiela akibat kejadian tersebut pun tidak membuat Ilham mundur dalam menyayangi dan melindungi Abiela.
Dan semua kebaikan serta ketulusan Ilham yang sangat besar itulah yang mampu membuat Abiela bisa bertahan hingga saat ini.

"makasih Am, makasih..
Aku udah salah menilai kamu selama ini.
Dulu kita memang sering ribut saat dikampus. Kamu selalu mencari gara-gara duluan sama aku.
Tapi sekarang?
Kamu selalu lindungin aku. Kamu selalu kuatin aku. Bahkan kamu selalu kasih aku semangat untuk melangkah hari esok yang lebih baik.
Kamu sangat baik Am. Aku gak tahu gimana hidup aku tanpa kamu.
Kamu bahkan mau nerima aku dalam kondisi seperti ini.
Aku sayang kamu Am.. Cuma kamu yang aku miliki saat ini, aku gak mau kehilangan kamu. Aku cinta kamu..."Abiela memejamkan matanya lirih. Kedua tangannya semakin erat memeluk tubuh gembul Ilham. Kepalanya ia senderkan didada bidang Ilham. Terasa begitu hangat dan nyaman dapat Abiela rasakan.




Skipp..





**
7'Bulan kemudian...



"kandungan kamu usianya udah berapa bulan Bie?"

"baru tujuh. Kamu?"

"aku udah menginjak sembilan, Dokternya bilang sih tinggal menghitung hari"

"waah gak nyangka yah bisa secepat itu, padahal kamu sama aku kan nikahnya belum terlalu lama. Tau-tau udah main gede aja nih perut."

"ahaha iya bener Bie, ini semua gara-gara Bisma nih.."

"ya gimana gak langsung gede tuh perut. Orang si Bisma udah nanam saham duluan sebelum married. Makanya jadi cepet gede"

"PLETAK!!"

"enak aja lu! Kayak yang elu sendiri enggak aja"

"ahaha iya yah, gue juga.. Haha sorry lupa Bis.."

"Ahahahaha"

Tawa riang dan candaan-candaan kecil terdengar begitu hangat didalam ruangan rumah Bisma.
Melody, Abiela, Bisma juga Ilham. Mereka semua tengah asik mengobrol santai seraya menikmati kesejukan dan kenyamanan rumah mewah Bisma.

Setelah menikah dengan Melody, Bisma memang langsung membawa Melody untuk tinggal dirumah mewahnya. Kek Handoko sendiri kini sudah meninggal saat kandungan Melody menginjak 7'bulan. Ia terkena serangan jantung mendadak, dan infeksi pada saluran pernafasan.
Awalnya keluarga kecil Bisma dan Melody sempat mengalami kesedihan akibat kepergian beliau. Namun lambat laun semuanya seolah kembali normal. Kek Handoko juga sudah bisa cukup tenang dialam sana, terlebih sekarang Bisma sudah bisa menjadi apa yang diinginkannya. Menjadi pewaris tunggal semua harta kekayaannya, juga pemimpin disemua perusahaan-perusahaan besar miliknya yang diwariskan untuk Bisma.

Sedangkan Abiela dan Ilham. Setelah berhasil membujuk Abiela. Akhirnya perempuan cantik itu mau juga meninggalkan semua keterpurukannya. Menikah dengan Ilham, dan membangun keluarga baru, meski Ilham sangat tahu kalau Abiela kini tengah mengandung anak orang lain. Ilham tidak mempedulikan itu semua. Baginya anak itu adalah anaknya, bukan anak siapapun. Kasih sayangnya terhadap Abiela juga calon bayinya itu pun teramat sangat besar hingga Abie begitu yakin dan bahagia bisa hidup bersamanya.


"oh iya Bis, kemarin gue sempet USG kandungannya istri gue.
Katanya sih bayinya cowok. Uhhh gue seneng banget. Bayinya tuh kelihatan banget Bis, cowok.. Ahh pokoknya gue seneng..
Pasti nanti wajahnya bakalan ganteng kayak gue. Iya kan mi?"Ilham mengelus perut besar Abie dan mengecupnya lembut. Tersenyum senang karna tak lama lagi ia akan segera dikaruniai seorang putra laki-laki menurut hasil analisa Dokter.

"i..iya pi. Mudah-mudahan aja beneran laki-laki yah? Biar kamunya seneng.."ujar Abie sedikit menunjukkan senyumnya.

"amiiinn ya robbal'alaminnnnnn muah-muah-muuaacch! Anaknya papi.."

Bisma menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat baiknya ini. Abiela dan Melody hanya terkekeh melihat sikap Ilham yang sedikit lucu dan konyol.

"kalau gue sih gak mau Ham, punya anak cowok"ucap Bisma tiba-tiba.

"loh, kenapa emang?"

"gak mau aja. Gue belum siap. Gue takut.."jawab Bisma sekenanya membuat mata Ilham membola bingung.

Bisma mengelus perut Melody yang sangat besar itu. Ia menempelkan kepalanya. Mengecup, dan menggosokan pipinya pada perut Melody yang tengah tumbuh calon anaknya itu.

"semoga kamu perempuan yah sayang.
Papah belum siap kalau harus punya anak laki-laki. Papah takut.. Jadi lebih baik kamu jadi anak perempuan dulu, muach.. Papah sayaang banget sama kamu.."

"berati kalau nanti anak lo ini cowok, loe gak bakalan mau dong Bis?"tanya Ilham tiba-tiba.

"yaa.. Enggak gitu juga.
Gue tetep mau ko. Cuma kalau boleh milih, gue pengen minta anak perempuan aja dulu.
Gue belum siap Am kalau harus lihat cerminan diri gue dari anak ini nantinya. Loe tahu sendiri kan kalau buah itu jatuh gak akan jauh dari pohonnya. Jadi gue sangat berharap kalau anak gue ini perempuan. Biar dia mirip sama Melody aja. Sama mamahnya. Iya kan sayang?"jelas Bisma tersenyum kecil melirik kearah Melody.

"iya Bis. Aku sih terserah kamunya aja.
Kalau memang dikabulkan sama Allah, ya alhamdulillah. Tapi kalau enggak. Yaa anak cowok juga gak papa dong?"balas Melody ikut tersenyum seraya mengelus perut buncitnya.

"ohh jadi ceritanya lo tuh takut kalau anak loe nantinya mirip kayak lo Bis?
Ahaha kalau gitu gue doain deh semoga anak loe itu cowok. Biar entar sikap sama sifatnya gak beda jauh sama elo amiinnnn. Ahahahaha"

"eeehh kurang ajar lo! Jangan lah.. Gak amin pokoknya.."

"ahaha bodo. Udah keburu amin yeee..."

lagi-lagi Ilham berhasil membuat suasana rumah Bisma menjadi hidup. Candaannya dan tingkahnya memang selalu membuat tawa. Bisma mendengus kesal karna ucapan Ilham. Sedangkan Melody dan Abie hanya tertawa kecil melihat tingah suami-suaminya yang seperti anak kecil ini.





**
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Wajah
Bisma tampak begitu tegang dan cemas. Ia berdiri bolak-balik seperti strikaan. Didalam ruangan Melody tengah berjuang mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan buah hati pertamanya.
Kedua orang tua Melody serta Morgan dan Dicky yang ikut menunggu proses persalinan pun dibuat tegang dan cemas.

"Ya Allah.. Semoga anaknya nanti perempuan.. Semoga perempuan.. Aku mohon perempuan..
Jangan beri aku anak laki-laki, aku mohoon..."pinta Bisma dalam hati. Bukannya berdoa untuk keselamatan Melody, ia justru malah tetap kekeuh berdoa meminta anak perempuan.

"hufh, ko lama banget yah? Udah hampir dua jam lebih gue disini. Tapi tuh bayi belum keluar juga, betah apa dia didalam?"celetuk Dicky ngasal. Morgan pun langsung mendeliknya kesal.

"hehe piss Gan.."Dicky cengengesan mengangkat kedua jarinya membentuk huruf'V. Ia bersembunyi dibalik tubuh tante Mia ibu kandung Melody.

Suasana pun sempat hening. Tidak ada suara sedikit pun. Yang terdengar hanya suara Dokter dan teriakan-teriakan kecil Melody didalam ruangan bersalin. Rupanya perjuangannya benar-benar sangat besar. Hanya sayang Bisma tidak diperbolehkan menemani proses persalinan Melody oleh sang Dokter.



"Oeek... Oeeeeek..."

Tiba-tiba suara tangisan bayi yang begitu nyaring pun terdengar. Wajah yang tadinya tegang, sejenak menjadi lega dan tersenyum bahagia.

"alhamdulillah.. Akhirnya anak gue lahir.. Alhamdulillah ya Allah.. Alhamdulillah..."Bisma menitikan air mata haru. Rasanya begitu tak percaya ia bisa mendengar suara tangisan bayi pertamanya yang baru saja dilahirkan oleh sang istri. Ini seperti mimpi indah yang tak pernah bisa ia bayangkan sebelumnya.

"selamat ya Bis. Akhirnya kamu jadi ayah sekarang..
Papah bangga sama kamu.
Kamu udah jaga dan menyayangi putri kesayangan papah dengan baik. Dan sekarang, kamu kasih papah cucu. Terimakasih Bis. Sekali lagi selamat.."om Hilman menepuk pundak Bisma. Bibirnya tersirat senyum kebahagiaan. Begitu pun dengan tante Mia dan Dicky juga Morgan yang ikut tersenyum bahagia.

"makasih pah.. Ini semua juga berkat doa papah dan mamah..
Bisma pasti akan melakukan apapun untuk membahagiakan Melody dan anak Bisma. Bisma janji.."ujar Bisma mantap diiringi senyum.




**
Setelah dipindahkan diruangan rawatnya. Bisma beserta Morgan dan Dicky juga kedua orang tua Melody pun beranjak masuk untuk melihat kondisi Melody dan bayi yang baru dilahirkannya.
Bibir Bisma tersenyum senang. Air matanya sedikit menetes saat melihat sang istri yang terbaring lemah setelah berjuang mempertaruhkan nyawanya melahirkan buah hati pertamanya.

"kamu baik-baik aja kan Mel?
Kamu sehat sayang?
Aku khawatir banget sama kamu.
Aku takut kamu kenapa-napa.
Maafin aku yah? Aku gak bisa temani kamu tadi. Dokternya gak ijinin aku. Jadi aku cuma bisa tunggu dan doain kamu diluar. Sekali lagi aku minta maaf.."Bisma menggenggam tangan Melody. Mengecupnya beberapa kali, air matanya sampai tak kuasa ia tahan mengingat perjuangan Melody diruangan persalinan tadi.

"aku gak papa ko Bis.
Aku baik-baik aja. Jangan nangis ih. Masa udah punya anak nangis.
Anak kita perempuan loh, percis seperti yang kamu inginkan. Dia cantik Bis, wajahnya juga mirip kamu.."ujar Melody tersenyum mengusap pipi Bisma yang basah akibat air mata.

"k..kamu serius sayang?
B..bayinya perempuan?
Berati anak aku perempuan?
Kamu gak bohong kan Mel?"tanya Bisma seolah tidak percaya.


"bayinya beneran perempuan Bis.. Sini deh kamu lihat. Dia cantik, persis kayak Melody.."ujar tante Mia tiba-tiba. Bisma dan Melody saling menoleh satu sama lain. Bibir mereka kemudian tersenyum. Bisma segera beranjak menuju box bayi disamping Melody. Melihat wajah malaikat kecilnya yang sangat didamba dan diinginkannya itu.

"bayinya beneran perempuan..
Ya Allah.. Anakku perempuan..
Terimakasih Ya Allah..
Anakku.. Anak papah..."Bisma meraih dan menggendong bayi mungilnya. Rasanya begitu haru dan tidak percaya saat melihat wajah malaikat kecilnya itu.

Bisma mendekat kearah Melody. Memperlihatkan buah cintanya pada Melody. Keduanya sama-sama terlihat haru dan bahagia. Air mata mereka sampai menetes melihat bayi merah yang hanya baru bisa berkedip itu.

"kamu sudah siapkan nama untuk bayinya Bis?"tanya om Hilman tiba-tiba.

"Bisma udah punya pah.."jawab Bisma mantap.

"emangnya lo mau kasih nama bayinya siapa Bis?
Gue boleh usul gak?"ucap Dicky berjalan mendekat kearah Bisma.

"Bisma udah punya namanya. Jadi usul kamu pasti gak akan diterima Dick.."jelas Melody membuat Dicky memanyunkan bibirnya.

"lalu siapa nama anaknya?"tanya Morgan kini angkat bicara.

"dia lahir sore hari.
Aku mau kasih dia nama Senja..
Senja Amelbi Karisma.
Gimana?"

"Hah? Senja?
Gak ada nama yang lebih baik?
Kenapa gak sekalian aja lo kasih dia nama maghrib? Subuh atau zuhur sekalian!"ketus Morgan ngasal.

"ahaha. Isya juga lebih bagus tuh.."ceplos Dicky tertawa renyah menambahi ucapan Morgan.
Tante Mia, om Hilman dan Melody hanya tertawa kecil melihat tingkah Dicky dan Morgan.

"gimana sayang?
Senja gak papa yah?
Aku suka sama nama itu Mel..
Kebetulan kan bayi ini lahirnya disenja hari.
Pokoknya aku tetap akan kasih nama bayi ini Senja. Senja Amelbi Karisma.
Senja hari dia lahir. Amelbi artinya anak Melody dan Bisma. Karisma nama keluarga besar aku.
Setuju yah sayang?"jelas Bisma dibalas anggukan mantap oleh Melody.

"untung aja tuh anak lahirnya enggak pas adzan maghrib. Bisa-bisa si Bisma ngasih nama anaknya maghrib lagi.. Dasar orang tua yang aneh!"dengus Morgan rupanya masih saja menggerutu tak jelas.

Tak lama Bisma segera mengumandangkan adzan ketelinga putri kecilnya. Ia sampai meneteskan air mata haru mengumandangkan suara suci itu. Melody yang juga melihatnya ikut meneteskan air mata haru nan bahagia.



Akhirnya keluarga kecil Bisma dan Melody pun hidup bahagia. Dengan lahirnya seorang malaikat cantik ditengah-tengah keluarga mereka yang membuat suasana kehangatan dan keharmonisan keluarga kecil ini semakin bahagia.
Senja tumbuh menjadi bayi yang cantik, lucu dan menggemaskan. Bisma begitu sangat menyayangi putri kecilnya itu. Begitu pun Melody yang selalu meluangkan penuh waktunya untuk menjaga dan merawat Senja.

Namun berbeda dengan Ilham. Dua bulan setelah kelahiran Senja. Abiela pun ikut menyusul melahirkan jagoan pertamanya. Ilham memberi nama anak pertamanya itu "ALZI BIAM FAUZI" yang artinya anak Fauzi dari Abie Ilham Fauzi. Yah pokoknya itulah nama unik bin aneh yang didapat Ilham. Ilham sangat menyayangi jagoan pertamanya itu. Meski ia tahu itu bukan darah dagingnya. Tapi Ilham tidak pernah mempedulikan hal tersebut. Baginya bahagia itu mudah. Cukup kita tidak mempersulit dan memperburuk keadaan, kita pasti akan bahagia. Menikmati hidup dengan memandang kedepan, bukan kebelakang.
Abie memang sangat beruntung bisa memiliki suami seperti Ilham. Ia selalu berusaha membalas semua kebaikan Ilham, termasuk memberikan Ilham anak yang berasal dari darah daging Ilham sendiri.

Saat usia ALZI 10'bulan. Rupanya Abie sudah hamil lagi 4'bulan. Ilham benar-benar beruntung.. Ia akan segera dikaruniai lagi anak keduanya.
Sedangkan Bisma tidak terburu-buru untuk memiliki buah hati lagi. Baginya cukup satu dan hanya satu. "SENJA.."

kisah cinta Morgan masih terbilang memilukan. Ia tidak mau membuka hatinya setelah kepergian Adila. Makanya sampai detik ini ia belum memiliki tambatan hatinya juga karna belum bisa move on.
Dicky padahal sering mengenalkannya pada gadis-gadis lain, tapi tetap hasilnya nihil. Alhasil Dicky harus benar-benar bersabar menunggu untuk bisa mendapatkan restu dari Morgan untuk menikahi Angel.

Kematian Rafael sendiri masih belum terbongkar.
Mobilnya terjun bebas kejurang. Dan sampai saat ini mayatnya belum bisa ditemukan. Mungkin itu balasan untuknya akan semua perbuatannya...







THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p