Rabu, 02 April 2014

Perjanjian Cinta #Part 7

Malam kini telah tiba. Perempuan cantik bermata sipit ini rupanya sudah tampak rapi dengan pakaian simplenya. Rencana untuk pergi menonton malam ini bersama Ilham sang kekasih sudah dibayangkannya sejak tadi. Bibir tipisnya pun tak henti tersenyum membayangkan suasana studio bioskop saat menonton nanti.



"Ilham.. Duhh aku jadi gak sabar buat ketemu kamu Am. Kamu biang sore tadi udah ada di Bandung. Uuhh kamu tuh emang cowok yang paling pengertian yang pernah aku temuin. Love you Iaamm... " ujarnya diiringi senyum. Bayangan wajah tampan Ilham sang kekasih pun seakan melekat difikirannya. Ilham, Ilham dan Ilham. Memang hanya sosok itulah yang membuat perempuan cantik bernama lengkap Efranda Stevanus ini seperti orang yang hampir kehilangan akal sehat.

Franda pun keluar perlahan dari kamarnya. Ia meraih tas hitam kecilnya yang memang selalu ia bawa saat hendak berpergian. Tak lupa dirinya pun membawa sebuah jaket hitam karna udara diluar cukup membuat tubuh dingin.

"Tumben tuh orang gila satu gak ganggu. Dia kemana yah?
Perasaan tadi masih disini deh.." tiba-tiba Franda menghentikan langkahnya. Sejenak pandangannya pun memutar mencari sosok Bisma suami sah nya.

"Waah kayaknya tuh orang gila satu enggal ada deh. Hemm berati aman dong?
Aaaaahh Ilhaam.. Im coming Iaammm!!" dengan sangat senangnya Franda langsung berteriak, berlari kecil keluar dari dalam rumahnya. Entah dimana Bisma berada. Dirinya benar-benar tidak mau peduli akan kehadiran satu mahklul yang menjabat sebagai suami sah nya itu.




**
Dengan langkah penuh semangat Franda meraih handle pintu depan rumahnya. Ia berjalan keluar. Tanpa melihat kiri dan kanan. Ia sama sekali tidak menyadari dua sosok lelaki paruh baya ditambah satu lelaki cungkring, tengah berdiri memperhatikannya.

"Ekhemm!!" suara deheman lelaki cungkring itu terdengar kaget ditelinga Franda.
Langkah kakinya pun terhenti. Sejenak ia berfikir sesaat sebelum memutar badannya melihat siapa yang kini berada dibekangnya.

"Mau kemana kamu Franda?" kini ganti. Lelaki paruh baya yang ternyata om Stev ini yang bersuara.

"Iya. Kamu mau kemana malam-malam seperti ini Franda?" lelaki disamppingnya kini ikut-ikutan bersuara.


DEGG

Franda semakin dibuat kaget tidak percaya. Bola mata sipitnya seolah mendadak belo saat melihat dua lelaki paruh baya om Stev dan om Harison beserta Bisma sang suami yang hanya cekikikan melihat dirinya.

"Hehee papah.. K..ko paph bisa ada disini sih pah? P..papah kapan datangnya?" dua pertanyaan konyol Franda lontarkan pada papah dan mertuanya itu.

"Haha mampuss lu!!" Bisma membatin puas melihat Franda yang begitu terlihat kikuk karna tertangkap basah hendak pergi keluar rumah tanpa didampingi dirinya.

"Sekarang kamu masuk! Papah tidak suka kalau kamu keluar rumah malam-malam seperti ini!" tegas om Stev tiba-tiba.

"T..tapi pah? Nda cuma mauu.."

"Papah bilang masuk Franda!"

"Hufh, ko malah jadi kayak gini sih.." Franda menghembuskan nafas berat. Ia terpaksa harua berbalik arah dan kembali masuk kedalam rumahnya seperti keinginan om Stev tadi.

"Hah ciaan deh gak jadi nontonnya. Entar nonton bareng gue aja yah? Kita nonton film horor.. Sekalian kita usaha bikin baby juga. Biar bokap seneng.. Haha"

"PLUK!!"

"Enak aja! Sialan lu! Awas aja kalo sampe nyentuh gue lagi. Lagian bukannya prihatin malah seneng. Isshh ngeselin banget sih lo tih!!" Franda menggerutu kesal. Ia sempat memukul lengan Bisma yang langsung ngacir masuk menyusul papahdan mertuanya.
Franda benar-benar dibuat kesal. Kencan dan acara nontonnya jadi gagal.dan berakhir tragia seperti ini.

"Awas lo Bis! Gue yakin lo pasti yang nelpon papah biar pada kesini. Lo tuh pasti cemburu karna gue mau jalan sama Ilham. Iya kan?" Franda malah ngoceh sendiri sambil berjalan masuk menyusul Bisma dan papah juga mertuanya.




**
"Jadi papah mau nginep dirumah ini?" Franda bertanya polos.

"Tadinya sih tidak. Papah dan pak Harison hanya mampir sebentar saja. Tapi berhubung.."

"Berhubung menantu pak. Harison mau nonton sama pacarnya. Jadi terpaksa pak Hariaon dan pak Stev menginap dirumah ini untuk mengawasi.." tiba-tiba Bisma memotong ucapan papah mertuanya. Kedua bola matanya melirik Franda bermaksud menyindir.

"Haha bisa saja kamu ini Bis.." om Stev malah tertawa mendengar ucapan Bisma. Tidak tahukan dia kalau Franda putrinya justru sudah menahan amarah karna ucapan Bisma.

"Kamu itu bisa saja Bisma. Awas saja kalau sampai kejadian seperti ini terulang lagi. Apalagi kalau kamu juga bermaindengan perempuan lain selain istri kamu. Pph kan gantung kamu nanti!" ancam om Harison terdengar serius namun sebenarnya sedikit bercanda.

Bisma menelan ludahnya kasar. Franda justru ganti terkekeh karna ucapan papah mertuanya itu.

"Yasudah! Sekarang lebih baik kalian berdua masuk. Kalian lakulan tugas kalian. Papah sudah tidak sabar ingin segera menimang cucu. Papah harap kalian bisa mengerti akan keinginan kami ini. Ayolah Bis, jangan biat papah menunggu terlalu lama. Kalian itu sudah sah. Kalian juga sudah dewasa. Sudah saatnya kalian menjadi orang tua dan memberikan kami cucu. Betul kan Stev?"

"Iya Harison. Iti sangat betul.. Ayolah Franda. Kamu itu tinggal melayani suami kamu saja. Apa susahnya sih nak? Papah ingin segera menimang cucu dari kamu. Papah mohon Fran.. Kamu tidak mau kan melihat papah bersedih?"

"T..tapi pah..? Franda itu bukannya gak mau. T..tapi?"

"Aduhh papah sama papah Stev tuh gimana sih? Ini tuh urusan privacy pah.. Tanpa kalian minta juga kita pasti lakuin. Kalian tenang aja. Bulan depan juga cucu kalian pasti lahir"

"HAH? Maksud kamu?" serentak semuanya menjadi cengo mendengar ucapan Bisma.

"Hehe salah sebut. Maksudnya tahun depan.. Nah iya sekitar tahun depan lah.." Bisma cengengesan dengan wajah tanpa dosanya. Franda sendiri hanya menahan rasa kesal plus greget yang ia pendam didalam hatinya.

"Kalau gak ada papah sama bokap lo. Udah gue bejek-bejek lu Bis! Enak aja kalo ngomong. Lagian siapa juga yang mau punya anak dari lu? Issh gue sih ogah!!" Franda membatin kesal.

Obrolan pun terus berlanjut. Detik demi detikdan menit serta jam pun dilaui. Banyak sekali siraman rohani yang didapatkan oleh Bisma dan Franda saat itu. Keduanya bagaikan gerbong kereta api yang juga terus mengeluarkan kepulan asap kibar rasa kesal dan marah. Padahal semua ucapan itu tak satu pun masuk kedalam kepalanya. Semuanya masuk dari telinga kiridan keluar ditelinga kanan. Tidak ada satu pun yang didengarkan oleh kedua pasangan suami istri yang penuh keterpaksaan ini.






***
"Jadi gimana? Lo setuju gak?" Bisma melirik santai seraya merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur.

Franda tidak menghiraukan. Ia terus membaca selembar kertas yang tengaj dipegangnya itu.

"Kayaknya lo SD aja gak lulus yah? Masa cuma baca tulisan satu lembar doang ampe segitu lamanya?" Bisma berucap penuh ledekan alhasil selembar kertas itu pun dipukulkan keatas kepalanya setelah sebelumnya digulung sedang.

"Gue gak setuju!!" ujar franda tiba-tiba. Ia melempar kertas tersebut lalu duduk membelakangi Bisma.

"Kenapa gak setuju? Bukannya udah banyak keadilannya?" Bisma meraih kertas tersebut dan kembali membacanya.

"Keadilan dari Hongkong!! Itu sih enak dilu gak enak di gue! Pokoknya gue tetep gak setuju!!" ketua Franda kekeuh.

"Hemm yaudah sih trrserah lo.. Mau setuju atau pun enggak. Gue sih gak masalah. Tapi jangan kaget ja kalo bokap lo beneran nekat buat gantung diri gara-gara keegoisan lo!" Bisma berujar santai. Ia kembali merebahlan tubuhnya diatas kasur.

Franda tampak berfikir. Ia mebgingat ancaman papahnya tadi. Ancaman yang sebetulnya hanya candaan namun Bisma membuatbya seolah serius hingga membuat Franda takut.

"Gimana tres? Cuma setahun ko. Abis itu anak kita nanti biar mereka aja yang rawat. Gue sih ogah! Ngurus anak tuh ribett" lagi-lagi Bisma berujar dengan santainya.

Franda malah diam. Ia memandangi perut datarnya dan membayangkannya menjadi besar layaknya perempuan hamil pada umumnya.

"Huaaa gue gak mauu.. Gue gak mau Bisma gue gak mauuu.. Hua huaa pokoknya gue gak mauu..." tiba-tiba Franda merengek dan menangis seperti anak kecil.

"Hahaha lo kenapa? Lo takut gendut? Hahaha makanya siapa suruh lo jadi cewek. Jadi cewek kan ribet. Enakan jadi cowok.."

PLUKK!!

Mendengar Biama berbicara seperti.utu Franda langsung melemparinya dengan bantal.

"Gue benci sama lo!!" ketusnya kemudian berlalu masuk kedalam kamar mandi. Entah ia pikun atau latah yang tiba-tiba malah malah masuk kedalam kamar mandi.

"Hahaha lo tuh lucu banget sih? Jangan sampe lo lelepin pala lodi ember yah? Hahaha" Bisma tertawa puas melihat tingkah istrinya.





Bersambung..

1 komentar:

Nggak Komentar, Nggak Kece :p