Melody terlihat kebingungan karna tidak mendapati Bisma sejak pagi tadi,
Ia mencari kesetiap koridor Kampus mencari keberadaan Bisma
"Duuh Bisma kemana? Kenapa dari tadi pagi Aku gak lihat Dia?
Padahal Aku punya sesuatu buat Bisma. Aku gak peduli kamu putusin
Aku, Aku sayang kamu Bis, dan Aku gak akan pernah mau putus dari kamu,
Aku gak bisa.."lirih Melody dengan mata sembabnya
Melody kembali mencari Bisma, Ia membawa sebuah kotak makanan yang
tadinya hendak Ia berikan pada Bisma, kotak yang berisi Blackforest yang
sengaja Ia buat untuk Bisma
"kamu dimana?.. Kenapa dari tadi Aku enggak bisa nemuin kamu? Apa
jangan-jangan kamu gak masuk?.."Melody menghentikan langkahnya, Ia
melihat Ilham tengah meringis kesakitan memegangi wajahnya yang memar
"aduh! Pelan-pelan dong Bie, kamu mau ngobatin atau nyakitin sih?
Pake perasaan dong ngobatinnya, sakit tau.."rintih Ilham tak henti
berceloteh saat Abiela mengobati luka diwajahnya
"segini juga Gue mau ngobatin, jangan kebanyakan protes deh! Cowok
ko cengeng! Kalo bukan kak Morgan yang nyuruh males banget Gue harus
ngobatin loe, obatin aja sendiri!"kesal Abie menekan-nekan wajah Ilham
cukup kencang dengan kapas yang sudah diolesi alkohol itu
"udah-udah dah! Kalo gak ikhlas ngobatin mending gak usah deh!
Bukannya sembuh muka Gue malah tambah bonyok entar!"Ilham menepis tangan
Abie kesal
"isshh lagian siapa juga yang mau ngobatin orang kaya loe? MALESS
tau Gak!!"bentak Abie beranjak dari duduknya meninggalkan Ilham
"dasar cewek aneh, ngobatin bukannya pake cara yang lembut ini malah
marah-marah gak jelas, gak tau apa kalo muka Gue jadi makin bonyok
gara-gara cara ngobatinnya kaya gitu? Resse banget sih!"dengus Ilham
menggerutu seraya membalut lukanya sendiri
Tak lama Melody berjalan menghampiri Ilham, Ia duduk disamping Ilham dan menatap wajah Ilham dengan wajah polosnya
"kamu habis berantem ya Am? Ko bisa sampai memar kaya gini?"tanya Melody menempelkan jari telunjuknya dipipi Ilham
"aduh! Jangan dipegang Mel, sakit tau.. Uudah deh mendingan kamu
pergi aja. Aku gak bisa diganggu.. Mending kamu obatin si Bisma tuh
soalnya luka Dia lebih parah.."jelas Ilham beranjak dari duduknya sambil
terus meringis kesakitan
"maksudnya apa? Memangnya kenapa sama Bisma?"pikir Melody bingung
"Ilhaa...
Yah ko Ilham langsung pergi sih?
Aduuhh kenapa perasaan Aku jadi gak enak gini, memangnya kenapa sama
Ilham dan Bisma? Trus kenapa Bisma hari ini tidak masuk Kampus??"pikir
Melody mulai gelisah
"Aku harus cari tahu, Aku gak mau Bisma kenapa-napa. Aku harus
temuin Bisma, iya Harus!"ucap Melody yakin. Ia memutar balik badannya
untuk mencari tahu keberadaan dan kondisi Bisma sekarang.
Sementara itu..
"Gue bener-bener gak habis fikir Raf, kenapa Morgan tega mukul
kepala Gue demi si Maniac Cinta Gila itu? Padahal Gue sahabat baiknya
dari kecil, harusnya Dia biarin Gue buat mampusin tuh anak belagu.
Untung aja loe semalem lewat trus bawa Gue kesini, kalo enggak Gue gak
tahu apa Gue masih bisa hidup atau enggak.."Rangga menatap kesal
mengingat kejadian semalam, Ia sekarang berada diruangan serba putih
dengan bau obat-obatan yang menyengat. Kepalanya dililit perban dan
wajahnya pun cukup terdapat banyak memar
"Gue juga bener-bener bingung Ga, siapa sebenarnya cewek yang sering
masuk kemimpi Gue itu? Gue beneran gak ngerti.."ucap lelaki bermata
sipit yang ternyata Rafael ini tidak nyambung dengan ucapan Rangga
"ko cewek sih Raf? Kan Gue lagi ngebahas Morgan sama Si Maniac Cinta
Gila itu? Kenapa jadi ke cewek dalam mimpi??"Rangga mengerutkan
keningnya bingung
"eh, maksud Gue.. Engh, ahh yaitu pokoknya Morgan sama Maniac itu
harus kita kasih pelajaran. Iya kita harus bikin perhitungan sama
mereka, kalo perlu Gue bakal bantu loe ngancurin cecunguk kecil kaya
mereka.."jelas Rafael sekenanya
Rangga pun tampak berfikir sejenak, bibirnya tersenyum penuh misteri
"Hemz.. Gue bisa manfaatin si Rafa buat nyelakain Bisma sama si anak
tukang ngadu itu. Kalo Morgan itu urusan Gue, biar Gue yang nanganin
dia dengan cara Gue.."batin Rangga tersenyum devil.
**
"kamu lebih tampan kalau lagi tidur seperti ini Bis.. Wajah polos kamu lucu, bibir sama mata kamu juga.
Aku bener-bener gak bisa lepas dari kamu, Aku sayang kamu dan selamanya Aku akan tetap sayang kamu.."
Melody menatap wajah Bisma yang terlelap diatas tempat tidur. Saat
ini Melody memang tengah berada didalam kamar Bisma. Perlahan Ia pun
mendekat dan duduk disamping Bisma
"wajah kamu penuh memar, sebenarnya kamu sama Ilham kenapa? Kenapa
wajah kalian berdua bisa babak belur seperti ini??"Melody menyentuh
pelan pipi Bisma, Ia meraih handuk basah yang terdapat diatas meja kecil
disamping tempat tidur Bisma. Perlahan Melody mulai mengobati luka
diwajah Bisma dengan air hangat
"hi, wajah kamu jadi kaya anak kecil kalau diliaht dari
dekat.."Melody tertawa kecil melihat wajah Bisma, jemari lembutnya terus
mengompres wajah Bisma menggunakan handuk kecil yang Ia basahi dengan
air hangat
"nghh~ apaan sih? Sakit tau gak!"tiba-tiba Bisma terbangun dan menepis tangan Melody
"B..Bis? Ka..kamu udah bangun?
Ma..maaf yah? Gara-gara Aku tidur kamu jadi terganggu.."Melody tampak begitu gugup dan takut
Bisma bangun dan mengubah posisinya menjadi duduk bersender diatas tempat tidurnya, matanya begitu tajam menatap wajah Melody
"Loe ngapain ada disini? Maen masuk ke kamar Gue lagi. Loe fikir loe
siapa berani-beraninya masuk kekamar Gue??"tanya Bisma melirik sinis
"A..akuuu"Melody
"Mending Loe keluar deh, Gue gak suka kalau ada orang yang masuk
kekamar Gue. Apalagi loe bukan siapa-siapa Gue, cepetan keluar! Sebelum
Gue bertindak kasar!"suruh Bisma ketus seraya membuang mukanya
"ta..tapi Aku cuma mau ngobatin kamu aja ko Bis.. A..aku kesini juga
karna khawatir sama kamu.. Aku..aku sayang kamu Bis, Aku gak mau putus
dari kamu.."jelas Melody menunduk lirih
"kita udah gak ada kecocokan lagi. Jadi sekarang Gue minta loe
keluar dan tinggalin Gue sendiri.."Bisma berajak dari tempat tidurnya.
Ia mempersilahkan Melody agar segera keluar dari dalam kamarnya
"enggak Bis, Aku gak mau keluar.. Aku mau disini, Aku mau nemenin
kamu.. Please izinin Aku disini buat ngobatin luka kamu, Aku gak bisa
lihat wajah kamu memar dan luka kaya gitu, please..."pinta Melody
memohon, kedua bola matanya sampai berkaca-kaca
"Gak usah cengeng deh! PERCUMA Gue gak akan tetep ngebiarin loe
lama-lama disini. CEPETAN keluar! sebelum Gue bertindak kasar!"bentak
Bisma mulai emosi melihat gadis polos dihadapannya ini
"ta..tapi Bis??"Melody meneteskan air matanya mendengar bentakan Bisma
"Issshh lama banget sih! Dasar cewek bodoh! Gak denger apa kalo Gue
nyuruhloe keluar??"Bisma menarik paksa tangan Melody lalu mendorongnya
keluar dengan kasar
"BRUUKK!!"
Bisma membanting dan mengunci pintu kamarnya rapat-rapat
"Dasar cewek Bego! Udah Gue putusin juga masih aja berani nemuin Gue.
Gak nyadar apa kalau selama ini Gue cuma manfaatin Dia doang?
Benar-benar BODOH!!"Bisma kembali berbaring diatas tempat tidurnya tanpa
mau mempedulikan Melody lagi.
"Hiks.. Kenapa kamu jadi kasar kaya gini Bisma? Padahal selama ini
kamu selalu bersikap baik dan lembut bahkan penuh kasih sayang.. Tapi
kenapa sekarang kamu berubah? Kamu bukan Bisma yang Aku kenal, kamu
berbeda Bis, kamu berbeda..."lirih Melody terisak diatas lantai depan
kamar Bisma
Melody pun mencoba bangun, siku tangannya ternyata mengalami sedikit
luka akibat terbentur saat Bisma dorong tadi. Wajahnya sudah banjir
dengan air mata
"Aku sayang kamu Bis.. Aku gak peduli kalau seandainya kamu nyakitin
Aku sekali pun, Aku tahu kamu juga sayang Aku, dan Aku yakin kalau kita
masih bisa bersatu lagi.."Melody menatap pintu kamar Bisma kemudian
berlalu pergi untuk pulang.
**
"hmm.. Gak sabar banget buat ketemu Dicky, akhirnya Ia mau kasih Aku
kesempatan untuk jelasin semuanya, bahkan Dicky nyuruh Aku tunggu
disini..
Aku sayang kamu Dick, Aku harap kamu mau maafin kesalahan Aku yang
saat jalan bareng dengan Bisma itu, Aku waktu itu cuma ikut Bisma enggak
lebih.."
Wajah Angel tampak begitu bahagia saat Dicky menyuruhnya menunggu
ditaman belakang Kampus. Bibirnya tak henti tersenyum dah hatinya
berharap begitu besar kalau ini akan menjadi awal yang baik untuk
hubungannya dengan Dicky
"hmm.. Udah lama yah nunggunya? Sorry tadi abis hubungin Morgan dulu
soalnya Gue gak pulang bareng Dia.."ucap Dicky berjalan pelan
menghampiri Angel
"ng..nggak papa ko Dick, A..aku juga baru datang, ja.jadi belum terlalu lama nunggu.."balas Angel tersenyum menoleh kearah Dicky
Dicky tersenyum lalu duduk disamping Angel, wajahnya cukup terlihat gugup dan tegang
"ngh.. A..aku mauuu"ucap Dicky dan Anggel saling menoleh secara bersamaan
"hehe kamu aja deh yang duluan bicara, A..aku nanti habis kamu.."suruh Dicky dengan jantung yang berdegup cukup kencang
"hihi, kamu aja deh Dick.. Biar nanti Aku bicaranya habis kamu.."tolak Angel halus
"engh.. Ya..yaudah, Gu.Gue A..aku mau.. Mauu bicara, kalau.. Ka..kalaaaau"
"Hay sayang, muach. Kamu lagi ngapain disini? Aku dari tadi nyariin kamu loh.."
tiba-tiba Dicky dibuat melotot kaget melihat Ilham yang muncul
tiba-tiba dan duduk disamping Angel, bahkan Ilham terlihat begitu mesra
sampai mengecup pipi Angel segala
"GUE PERGI!!"ketus Dicky yang langsung beranjak pergi meninggalkan Angel
"isshh, kamu apa-apaan sih Am?
Dick.. Dicky..!! Dick, dngerin Aku dulu, kamu salah faham.. Pliss
dengerin Aku.. Tunggu Dicky...!!"Teriak Angel menghempaskan tangan Ilham
lalu berlari mengejar Dicky
"Gak ada yang perlu dijelasin. Semuanya UDAH JELAS!!"tegas Dicky menoleh sekilas kemudian kebali pergi
"hiks.. Kenapa harus kaya gini lagi sih?
Ilham juga ngapain Dia datang tiba-tiba tadi?
Jadi salah faham lagi kaann??..."lirih Angel tertunduk lemas
"Hahaha ternyata kedatangan Gue tepat dan pas banget yah?? Haha,
lagian siapa suruh si kodok deketin inceran Gue, gak bakalan Gue biarin
tau Gak"Ilham tersenyum senang diatas kehancuran hati Dicky dan Angel.
Tawanya pun terdengar renyah karna aksinya berhasil mematahkan kedua
hati yang sama-sama saling menyayangi ini..
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p