Rabu, 23 April 2014

Maniac Cinta #Part 25

Mobil Sport berwarna merah cerah ini berhenti tepat didepan rumah bernuansa putih milik Morgan.
Melody keluar dari dalam mobil tersebut, bibirnya tersenyum dengan tangan yang Ia lambaikan kearah Bisma yang duduk menyetir didalam mobil tersebut


"Aku masuk yah? Kamu nanti langsung pulang, jangan main-main lagi, jaga kesehatan dan jangan lupa istirahat.."pesan Melody begitu lembut

"iya siap sayang, makasih yah buat yang tadi pagi.
Aku pulang Mel, miss you.."Bisma melambaikan tangannya menatap Melody dengan senyuman kecil yang begitu meneduhkan

"iya sama-sama, miss You to.. Hati-hati"balas Melody ikut tersenyum. Bisma hanya mengangguk kecil kemudian segera berlalu meninggalkan Melody.


"hemz ternyata kamu sama Bisma Mel, berarti tadi pagi kamu beneran bolos enggak ngampus.."Morgan memandang sepupu kesayangannya ini dari arah balkon kamarnya

"rasanya Aku pengen cepet-cepet nikah sama kamu Bis, tadi kamu udah janji mau nikahin Aku dan bertanggung jawab atas semua yang udah kamu lakuin sama Aku.."Melody melangkahkan kakinya memasuki rumah mewah yang Ia tempati ini, bibirnya tak henti-hentinya tersenyum, difikirannya kini hanya ada Bisma dan semua kasih sayang tulus Bisma, Ia sampai tidak menyadari kalau Ia tengah dijebak oleh Maniac Cinta ini.

"hufh, Tuhan.. maafkan Aku kalau Aku terlalu bodoh, tapi Aku benar-benar mencintai Bisma dan tidak mau kehilangan dia, tolong izinkan Aku terus bersamanya Tuhan.. Aku sangat mencintainya"Melody menarik nafasnya panjang berharap kalau yang Ia lakukan ini adalah yang terbaik untuknya, untuk cintanya dan tentu untuk Bisma.



Percepat aja yah?


**
"Heh Bis, lo dicariin si Melody tuh, udah 3x sehari tuh anak nanyain Elu terus, gak kasihan apa? Udah 2minggu juga loh elu ngacuhin dia, gak kasihan apa?"

Bisma menautkan kedua alisnya menoleh kearah Ilham yang tiba-tiba datang dan duduk disampingnya

"yee malah bengong, udah sana lu temuin dia dirumahnya, kasihan Bis, rasanya Gue gak tega kalau lo mainin Melody, soalnya Gue rasa tuh cewek terlalu polos, jadi kasihan juga.."Ilham menepuk pundak Bisma lalu meraih segelas Jus milik Bisma dihadapannya

"dua minggu? Ko berasa cepet yah? Perasaan baru beberapa hari, lagian Gue udah gak peduli lagi sama tuh cewek, yang Gue inginkan saat ini ya kabar baik itu, tapi kayaknya baru dua minggu, berarti Gue harus bener-bener menghilang sejenak biar gak bisa dicari sama Melody. Yaps Gue harus pergi lalu kembali setelah keadaan Melody menjadi seperti yang Gue inginkan.."tiba-tiba bibir Bisma tersenyum penuh kelicikan, fikirannya sungguh dipenuhi strategi dan misi-misi penuh dendam. Entahlah apa Ia sadar akan apa yang dilakukannya ini, yang pasti kelak pasti sebuah penyesalan akan menghampirinya

"Gue pergi Ham! Jangan cari Gue dan jangan temuin Gue dulu.."pamit Bisma beranjak dari duduknya

"lo mau pergi kemana?"Ilham memasang wajah bingung

"gak perlu tahu! Tapi cuma sebentar ko. Kalau ada yang tanya bilang aja gak tahu, oke?"jelas Bisma singkat

"hmm oke aja deh, terserah elu Bis. Yang penting lu seneng Gue juga ikut seneng.."ujar Ilham tersenyum kecil

Bisma hanya menyunggingkan sedikit senyumnya kemudian berlalu pergi meninggalkan Ilham

"hemz.. Mending Gue ngerjain si Abie aja ahh, seru tuh anak ternyata. Kemaren Gue kurung dikamar mandi, minggu lalu ban mobilnya Gue ilangin semua, hahaha tapi kali ini apaan yah?
Gua ancurin aja kali ya mobilnya? Tapi dia lagi pake mobil Honda Jazz hitam, takutnya bukan mobil dia lagi.
Ahh tapi bodo amat lah, yang penting seru. Dari pada Gue ngejar-ngejar Angel yang udah sangat sulit dijangkau, mending Gue ngerjain Abie aja, huhui.. Abie Iam come back!!"Ilham langsung berlari ngacir menuju parkiran kampusnya. Entah hal konyol apalagi yang akan Ia lakukan, padahal Abie sudah sering memaki dan memarahinya habis-habisan, tapi tidak sedikit pun Ilham kapok dan merasa jera.




**
"Jadi gimana Raf? Lo setuju kan sama ide cemerlang Gue?"Rangga menatap wajar Rafael penuh keseriusan

"terserah loe aja Ga, Gue ngikut."jawab Rafael enteng

"tapi lo gak bakal gagalin rencana Gue lagi kan Raf? Kalau sampai rencana kali ini gagal, lo yang bakalan Gue bikin mampus!
Udah cukup rencana Gue buat ngancurin si Maniac GILA itu selalu gagal gara-gara loe! Jadi Gue harap rencana kali ini loe bisa jalanin dengan baik.."jelas Rangga diiringi senyuman mengerikan penuh ancaman

"iya Gue janji. Lo tinggal atur aja, Gue pamit dulu, bye!"Rafael berlalu pergi dengan wajah cuek tanpa ekspresi

"lihat aja Bis, Gue bakalan bener-bener bikin lu mampus! Kali ini gak akan Gue kasih ampun, lihat saja nanti!"batin Rangga tersenyum licik.


"kenapa Gue keinget sama perempuan itu terus sih? Kenapa juga Gue selalu nolongin Bisma disaat Rangga mau nyelakain Bisma? Apa sebenernya yang terjadi sama Gue? Dan siapa sosok perempuan itu? Kenapa dia seolah nyuruh Gue buat nolongin Bisma terus?
Kenapa ini? Gue bener-bener gak ngerti."wajah dingin Rafael seketika berubah menjadi gelisah dan ketakutan, entah apa yang terjadi padanya, Ia sendiri merasa aneh dengan keadaan dirinya

Rafael melajukan mobil Sedan putih milik adiknya yang Ia bawa tadi. Rangga pun Ia tinggalkan begitu saja, entahlah Ia akan pergi kemana, yang pasti fikirannya masih diliputi rasa aneh dan bingung.


**
Sedari tadi Melody terus mengutak-atik BB ditangannya. Berkali-kali Ia mencoba melakukan panggilan kepada Bisma, namun ternyata tidak Bisma angkat panggilan darinya, pesan singkat, email juga BBM pun sudah Ia kirim, namun tetap saja tidak ada jawaban dari lelaki yang sangat dicintainya itu

"Bis.. Kamu kemana sih? Kamu udah jarang masuk kampus, nomor kamu juga selalu susah dihubungi, tapi giliran aktif kamu malah ga mau angkat telpon dari Aku. Dirumah juga kamu gak ada, sebenernya kamu kemana? Dan apa yang terjadi sama kamu, Aku takut Bis, Aku khawatir.."ujar Melody lirih

karna putus asa dan tetap tidak ada jawaban, Melody melempar BB nya keatas tempat tidurnya, tubuhnya pun ikut Ia hempaskan diatas kasur yang sangat empuk itu

"Aku merasa ada yang aneh sama kamu Bis..
Biasanya kamu selalu hubungi Aku, kamu selalu nyapa Aku, bahkan kamu selalu kasih perhatian kamu buat Aku, tapi seminggu terakhir ini kamu udah berubah total. Kamu selalu menghindar dan bersikap acuh sama Aku.
Aku kangen kamu Bis.. Kalau Aku punya salah Aku minta maaf..
Aku kangen kamu Bisma, Aku kangen kamu.."Melody memejamkan matanya lirih. Bulir bening air mata pun jatuh membasahi pipi putihnya

"Aku sangat berharap bisa bertemu kamu lagi Bis, Aku ingin tanya tentang perubahan sikap kamu ini.
Aku ingin kamu seperti Bisma yang dulu lagi, Aku sayang kamu, Aku sangat sayang kamu Bis.."Melody memeluk guling pink disampingnya. Tangan kanannya meraih bingkai photo Bisma yang Ia letakkan diatas meja kecil disampingnya

"kamu udah buat Aku lemah dan luluh.
Aku gak bisa apa-apa tanpa kamu. Aku udah benar-benar menggilai kamu Bis.
Aku gak akan pernah marah kalau pun kamu hanya mempermainkan Aku, tapi beri Aku kejelasan, Aku takut kalau kamu kayak gini, Aku takut Bis..
Aku sayang kamu.."Melody mendekap bingkai photo Bisma saat bersama dirinya beberapa waktu lalu, rasa rindu yang teramat dalam membuatnya merasa kesakitan sendiri memendam rindu yang tak tersampaikan. Padahal Bisma disana tengah tertawa senang karna misi dan rencananya berjalan sangat mulus sesuai keinginan.



**
"Lo lagi ngapain? Ko bisa ada disini?"Morgan menghentikan langkahnya menatap bingung lelaki bertubuh lebih kecil darinya ini

"Gue? Lu nanya sama Gue?
Lu sendiri ngapain ada disini?"lelaki yang ternyata Bisma itu malah bertanya balik

"Gue, Gue kesini karna ada perlu.."jawab Morgan sedikit gugup

"loe ada perlu di tempat pemakaman? Haha lu fikir Gue bodoh HAH?"Bisma mendekatkan wajahnya menatap tajam mata Morgan

"Gu..Gue kesini maau.."ucapan Morgan terpotong

"Lo pasti mau tertawa kan lihat Gue dan kuburan adik Gue?
Lo udah puas Gan? UDAH PUAS LO HAH?"bentak Bisma kasar

"Bis, ma..maksud loe apa sih? Gu..gue gak ngerti, kenapa lo selalu bersikap kayak gini sama Gue?
Gue tulus Bis sayang sama adik loe, tapi karna takdir yang tidak mempersatukan, akhirnya Gue hanya bisa menyayangi Dia dan menyimpannya dihati Gue. Gua gak pernah ketawa atau pun puas melihat lo ada disini, Gue justru sedih dan sangat prihatin, Gue sangat sayang Adila Bis, sangat menyayangi Dia.."jelas Morgan sedikit berkaca-kaca

"HALAH PEMBOHONG LU!!
Gue udah gak percaya lagi sama kata-kata BUSUK lo itu. Bagi Gue lo itu pembunuh Gan, PEMBUNUH!!
jangan harap Gue ngizinin lo tertawa melihat semua kesedihan Gue dan Adila, JANGAN PERNAH HARAP!!"tegas Bisma menekan kata-katanya

Morgan diam tanpa bersuara. Dipandangnya gundukan tanah yang terlihat basah akibat guyuran hujan semalam itu, hatinya terasa teriris, bahkan air matanya terasa tidak sanggup Ia tahan lagi. Ingin Ia berbagi cerita dengan Adila walau hanya ditempat peristirahatan terakhirnya, tapi melihat sikap Bisma yang seperti ini Morgan tidak bisa berbuat apa-apa

"Gue bukan pembunuh Bis.. Adila sendiri yang nekat mengakhiri hidupnya, itu bukan salah Gue.
Bahkan Gue sendiri gak tahu kenapa Adila sampai nekat melakukan hal tersebut. Lo sakit ditinggal Dila pergi, tapi Gue jauh lebih sakit Bis.. Gue sangat sayang Dila, sangat."jelas Morgan lirih kemudian berlalu pergi meninggalkan Bisma

"Gue gak bodoh Gan! Lo itu terlalu picik dan munafik! Lo satu-satunya orang paling Brengse* yang pernah Gue kenal, bajingan lu Gan! Lo udah buat adik Gue pergi dan lo gak pernah mau ngakuin itu?
Gue akan balas semuanya, AKAN GUE BALAS MORGAN!!"teriak Bisma kesal penuh emosi didepan kuburan adiknya sendiri

Morgan sama sekali tidak menghiraukannya, Ia hanya menoleh sekilas dan benar-benar pergi. Baginya percuma berbicara panjang lebar dengan Bisma karna Bisma tidak akan pernah mau mendengarkan dan mempercayai setiap ucapannya, padahal Bisma dan Morgan sama-sama merasa sakit akan kepergian Adila..






Bersambung..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p