Awan mendung itu kini berubah menjadi cerah. Bisma terus meniup-niup
udara didepannya. Entah apa maksudny melakukan hal demikian. Yang pasti
Franda hanya bergidik seraya terus mengelus perut buncitnya.
"Amit-amit.. Amit-amit.. Kamu punya ayah gila banget sih sayang?
Kasihan kamu naak.nak... Amit-amit dih.. Bisma beneran udah gak waras."
kesal Franda ngedumel sendiri melihat tingkah aneh Bisma.
"Haha mendungnya langsung pergi setelah gue tiup. Ternyata gue
berbakat juga yah kalau jadi pawang ujan. Tuh awan aja sampe pada lari
ngibrit gitu, pasti mereka ketakutan sama tiupan dan mantra gue.
Ahaha.." Bisma tertawa sendiri setelah selesai dengan ritual tiup angin
pengusir hujannya(?). Ia kemudian berjalan mendekati Franda. Wajahnta
tampak berseri karna cuaca diluar kembali cerah.
"Apaan lo senyam senyum? Kalau mau gila gak usah ngajak-ngajak gue yahh!" Franda memalingkan wajahnya ketus.
Bisma malah tersenyum. Ia laku duduk disamping Franda diatas sofa panjang yang memang tengah Franda duduki.
"Papah mau beliin gue mobil looh..." ujar Bisma tiba-tiba.
"HAH? K..ko bisa?" Franda nampaknya sangat terkejut mendengar ucapan suaminya itu.
"Ya bisa dong.. Itu kan berkat calon anak gue. Dia emang hebat.. Uhh
anak ayah.. Belum lahir aja udah bisa buat ayah seneng.. Muuuuach!
Makasih sayang." Bisma mengelus perut buncit Franda. Bibirnya tak henti
tersenyum membayangkan pa yang didapatnya hari ini.
"Lo gak ngelakuin hal yang macem-macem kan Bis?" bidik Franda curiga.
"Enggak macem-macem ko. Cuma satu macem doang.." balas Bisma santai seraya terus mengelus perut Franda dan sesekali mengecupnya.
PLETAK!!
"Aww! Ko lo malah jitak gue si?"
"Abis tangan lo gak mau diem. Ngegerayangin perut gue mulu. Lo fikir gak geli apa!"
"Ya tapi gak usah pake jitakan juga kali. Lo durhaka banget sih ama suami. Stres lo!"
"Bodo! Lagian siapa suruh lo jadi suami gue. Awass!!" Franda menepis
tangan Bisma kesal. Ia beranjak dari duduknya untuj berlalu
meninggalkan lelaki yang dianggapnya sudah gila itu.
"Bener-bener cewek stres. Gue elusin perutnya pake kasih sayang
malah kepala gue dijitak. Gimana kalau gue kasarin dia? Bisa-bisa gue
dimutilasi lagi gue. Errr dasar istri gila!" Bisma menggerutu sebal.
"Padahal gue masih pengen deket sama dia, eumm maksudnya sama anak
gue. Tapi penyakitnya udah kumat lagi. Hufh, parah banget sih si Franda
itu. Gak bisa apa sehari aja damai sama gue. Bener-bened cewek stress!!"
Bisma masih saja menggerutu sendiri. Ia kemudian ikut beranjak dari
duduknya. Berjalan menuju dapur untuk mengambil minum, rupanya
tenggorokan Bisma terasa kering dan kehausan.
**
"Jadi papah beneran kasih Bisma mobil baru?" tante Casma memandang om Harison suaminya tidak percaya.
"Bukan buat Bisma mah, tapi buat cucu kita. Katanya Franda ngidam minta mobil Alphard putih. Makanya papah beliin.."
"HAH?" bola mata tante Casma melotot kaget tidak percaya.
"Mamah kenapa sih? Ko jadi aneh gitu?" om Harison menautkan alisnya bingung.
"P..papah beneran k..kasih mobilnya?" tante Casma bertanya sekali lagi.
"Iya. Lagian cucu kita yang minta ko. Dari pada nanti dia lahirnya
ngeces, jadi pasti papah kasih lah.." om Harison berujar enteng. Hampir
saja tante Casma terkena setruk mendadak mendengar ucapan suaminya itu.
Tante Casma mengelus jantungnya. Ia mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal kaget itu.
"Franda yang minta mah.. Mamah tidak usah berfikiran macam-macam.
Lagi pula wajarlah.. Lagian hanya sebuah mobil. Buat calon cucu kita apa
sih yang enggak.." jelas om Harison menatap tante Casma dengan senyuman
khasnya.
"Tapi mana mungkin Franda ngidam minta mobil. Itu pasti cuma
akal-akalan Bisma aja. Hufh.. Papah sudah benar-benar tertipu!" tante
Casma membatin. Nafasnya masih ia atur agar bisa lebih tenang.
***
"Bis.."
"Hemm."
"Bisma!"
"He emm!!"
"Issh BISMA gue seriuss!"
"Eh iya apa sayang?"
Bisma langsung melonjat kaget dan bangun dari sofa panjang yang tengah ia tiduri.
"Gak usah pake kata sayang! Amit-amit gue disayangin sama lo!" ketus
Franda memprotes. Ia melemparkan bantalan sofa yang dipangkunya sejak
tadi.
"Keceplosan.. Lagian rugi digue nyayangin cewek stres kayak lo."
Bisma menangkap bantal yang Franda lempar, lalu menaruhnya disamping
kiri tempat ia duduk.
"Gak usah mulai lagi deeeh.."
"Iya-iya. Yaudah tadi lo mau apa? Bukannya tadi lo manggil gue?" Bisma membenarkan posisi duduknya.
"Gue pengen sesuatu.." ujar Franda tiba-tiba.
Kening Bisma mengerut. Ia memandang Franda penuh rasa curiga dan
heran. Perempuan hamil itu sendiri malah asik mengelus-ngelus perut
buncitnya.
"Lo mau apa?" Bisma bertanya serius.
"Gue pengen duren..."
"Hah? Gak ada yang lain?" Bisma bertanya kembali. Franda menggelen pelan tanda tidak mau.
"Mending jangan duren. Yang lain aja gimana?" tawarBisma.
"Issh gue gak mau. Pengennya duren. Cariin yaa?" pinta Franda tetap kekeuh dengan nada sdikit manja.
Bisma menelan ludahnya. Perut buncit Franda kembali ia pandangi.
Perempuan hamil itu ternyata malah asik mengelusi perut buncitnya.
"Dia beneran pengen duren? Gak biasanya tuh anak minta sama gue?
Biasanya juga kalau pingim sesuatu beli sendiri. Tapi ini..?" Bisma
tampak berfikir.
"Lo mau anak lo nanti ileran yah? Lo mau pas dia lahir nanti mulutnya ngeces terus, iya, hem?" Franda menatap Bisma geram.
"M..maksud lo?" Bisma bertanya polos.
"Haduuhh lo tuh kenapa jadi lemot gini sih?
Gue lagi ngidam Bisss. Anak lo pengen dureeennn!!!" Franda meremas jemarinya emosi.
"Hah? Ngidam? Lo serius? K..ko bisa?" lagi-lagi Bisma bertanya dengan polosnya.
"Tau ahh!! Rese banget sih lo! Masa cuma minta duren aja gak
dikasih. Ayah macam apa lo? Gak GUNA!!" ketus Franda marah. Ia beranjak
dari duduknya berlalu meninggalkan Bisma.
"Ya marah.. Iya-iya gue beliinn.. Mau berapa biji emang? Atau lo pengen gue beliin sekarung Heemm??" Bisma sedikit berteriak.
"GUE UDAH GAK NAFSUUU!!" sahut Franda tak kalah berteriak dengan kencangnya.
"GLEK!" Bisma menelan ludahnya.
"Kayaknya Franda beneran marah.." fikirnya.
"Hufh, yaudah gue pergi ya? Gue beliin durennya dulu. Lo tunggu dirumah. Tar gue kembaa..."
"Gue mau ikuuttttt!!"
"Hah?" Bisma langsung cengo melihat Franda berlari kecil menghampirinya.
"Gue gak mau ntar malah lo beli duren yang jelek. Jadi gue ikut.." jelasnya menunjukkan senyuman lebar didepan Bisma.
"Hufh.. Siap-siap mabok deh gue. Yaudah ayo?" Bisma nampaknya begitu pasrah.
"Ayo?" Franda menggandeng lengan Bisma dengan penuh semangat.
bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p