"Arrghh! Ini semua gara-gara lo Raf!
Sekarang Si Maniac GILA itu jadi kabur kan?
Loe tuh bener-benn EURRRRGGHH BRENGS**!!"Rangga mendengus kesal
penuh emosi, kedua matanya memerah dan tangannya pun mengepal penuh
amarah
"So..sorry Ga, ta..tadi Gue, Gue gak bermaksud buaat.."ucapan Rafael terpotong
"ARGGHH!! Gak bermaksud apa maksud loe HAH?
Loe tuh udah jelas-jelas mukul Gue Raf, MUKUL!
Loe udah biarin si Maniac GILA itu kabur, dan sekarang loe cuma
bilang maaf? ANJERIT LOE! Argghhhh!!"hardik Rangga kesal. Ia sampai
memukul batang pohon berukuran cukup besar yang berdiri dihadapannya
"sorry Ga. Tapi Gue beneran gak mau loe sampe ngebunuh orang.. Loe
bisa masuk penjara tau gak, ja..jadi Gue gak sengaja mukul lo, soalnya
Gue gak mau lo.."tiba-tiba Rafael menghentikan ucapannya
"Bokap Gue PENGACARA HEBAT Raf. Dan Om Gue SEORANG POLISI. Jadi Gue
gak pernah takut untuk dipenjara kalau pun Gue ngebunuh orang, Gue punya
BOKAP dan OM yang pasti bisa nolong Gue, Loe harus INGET itu!"tegas
Rangga menunjuk wajah Rafael dan menekan setiap kata yang diucapkannya
Rafael hanya menghela nafasnya dan menunduk lemah, sedangkan Rangga
kemudian berlalu meninggalkan Rafael yang telah membuat misi-nya malam
ini benar-benar hancur itu sendirian
"Huhf.. Gue beneran minta maaf Ga. Tadi Gue juga gak tau kenapa Gue
mukul loe dan ngejatuhin pisau yang loe pegang, Gue ngerasa itu respect.
Gue juga ngerasa kaya ada yang nyuruh Gue untuk ngelakuin hal itu,
apalagi sosok perempuan yang pernah Gue sentuh itu tadi tiba-tiba
muncul. Gu..Gue, Argghh..!! Gue minta maaf Ga.."sesal Rafael menjambak
Rambutnya sendiri. Ia merasa bingung dan tidak mengerti akan apa yang Ia
lakukan tadi
Rafael kemudian segera menyusul Rangga menuju mobil Hitamnya,
langkahnya pun semakin Ia percepat karna keadaan sekitar sangat sepi
gelap dan cukup menyeramkan.
Sementara itu...
"Hufh.. Akhirnya tuh kunyuk dua udah pergi juga, hufh Bener-bener
lega sekarang, hampir aja Gue ketangkep tadi, huhf..."Ilham menghela
nafasnya lega melihat Rangga dan Rafael sudah berlalu pergi
meninggalkannya. Ia pun segera turun dari atas pohon yang Ia naiki karna
sedari tadi Ilham memang bersembunyi dari kejaran Rafael dan Rangga
dari atas pohon(?)
"Untung aja waktu kecil Gue pernah dapet juara lomba Agustusan, jadi
Gue bisa manjat nih pohon dengan cepet walau Gue pake sepatu sekalipun,
Hufh.. Selamet-selamet.. Si Bisma beneran bikin Jantung Gue spot tengah
malam kayak gini, MANIAC PARaaaahh.."Dengus Ilham menggerutu. Ia pun
turun dan menapakkan kakinya kembali diatas tanah
"Hemz, Pokoknya ini malam terakhir Gue bantuin loe, selanjutnya Gue
gak mau lagi, CAPEK tau gak. Udah tengah malam, lari-larian lagi, loe
fikir Gue mau jadi atlet lari apa harus latihan dikejar tuh KUNYUK DUA?
Anjeritt Lu Bis!!"mulut Ilham masih saja berceloteh ria tiada henti,
kakinya sampai Ia hentak-hentakkan keaspal jalanan karna kesal akan
sahabatnya yang satu itu
Ilham pun segera berlalu pergi meninggalkan tempat yang sangat sepi
itu, mulutnya sendiri masih berkicau tanpa henti, Ia juga sudah tidak
mau mempedulikan Bisma lagi yang entah sekarang Bisma lari dan
bersembunyi dimana karna tadi Bisma dan Ilham berlari kedua arah yang
berbeda.
**
Angel sedari tadi hanya menunduk dan membiarkan air matanya mengalir
bebas dipipi, hatinya sudah cukup sesak harus mengertikan sikap Dicky
yang sangat sulit dipahami ini
"sekarang terserah kamu Ky, Aku udah jelasin yang sebenarnya
terjadi, Aku sayang kamu dan Aku diam saat kamu telpon tadi bukan
berarti Aku gak mau nerima cinta kamu. Aku mau Ky, bahkan sangat mau,
tapi kamu malah berfikir negatif dan mengira kalau Aku gak mau, kamu
salah, kamu salah kalau terus berfikiran seperti itu.."jelas Anggel
berderai air mata mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi akan
kesalah fahaman ini, sedangkan Dicky sendiri hanya diam menunduk tanpa
berani menatap Angel
"yaudah kalau kamu masih gak mau percaya juga, Aku gak akan paksa kamu.
Aku cuma mau kamu tau kalau Aku sayang kamu Ky.
Aku permisi, selamat malam.."pamit Angel kemudian berlalu pergi meninggalkan Dicky sendiri
"seorang cowok itu harus berusaha untuk selalu mengerti, bukan hanya ingin dimengerti karna itu sama saja dengan egois.
Jangan mau menang sendiri, Ia juga ingin dimengerti sama sepertimu,
jadi.. Cepat kejarlah jangan sampai Ia dimiliki oleh orang lain karna
kamu satu-satunya yang akan menyesal dan sakit hati kalau hal itu
terjadi.."
Tiba-tiba ucapan-ucapan yang pernah Morgan katakan terngiang
difikiran Dicky, hatinya pun terasa takut dan bibirnya juga ikut
bergetar gugup
"gak, Gue gak mau kehilangan Angel, Aku gak mau kehilangan kamu Gel,
ma..maafin Aku, maaf..."Dicky menggenggam tangannya dan langsung
melangkah cepat menyusul Angel sebelum benar-benar pergi meninggalkannya
dan semuanya terlambat
"ANGEL!!"panggil Dicky berteriak dan berlari kearah Angel
Sejenak Angel pun menghentikan langkahnya, Ia menoleh dan memandang kearah Dicky yang kini sudah berdiri tak jauh darinya
"Maafin Dicky..
Iky minta maaf Gel, maafin Dicky..."lirih Dicky berhambur memeluk tubuh Angel
Angel sendiri merasa lemas saat Dicky memeluknya, Ia sebenarnya
sudah sangat putus asa mengartikan sikap Dicky yang selalu bersikap
sensitif dan salah faham
"Aku sayang kamu Gel, Aku sayang kamu..
Maafin Aku, please maafin Aku..
Aku gak siap kalau harus kehilangan kamu..
Iky sayang Angel..."Dicky semakin mempererat pelukannya dan menarik
kepala Angel kedalam pelukan hangatnya, bibirnya pun tak henti mengecup
puncak kepala Angel dengan sangat lembutnya
"hiks, Aku juga sayang kamu Ky.. Angel sayang kamu.."Angel
memejamkan matanya lirih membalas dekapan hangat Dicky yang membuatnya
sangat nyaman ini
Dicky pun masih enggan melepaskan pelukannya, Ia merasa bodoh dan
sangat bodoh kalau harus menuruti ego-nya, terlebih ternyata Angel juga
memiliki perasaan yang sama dengan dirinya, jadi pelukan ini benar-benar
hangat dan sangat nyaman dirasakan oleh keduanya.
Pagi Harinya..
"Jadi kamu beneran gak mau kakak antar Mel? Kan biar sekalian, atau
tetap mau sendiri?"tawar Morgan saat membuka pintu mobil CR-V Hitam
miliknya
"Mel berangkat sendiri aja kak, gak papa ko Mel bisa sendiri.."balas Melody melemparkan senyum manisnya
"hemz.. yaudah kakak berangkat yah? Kamu hati-hati, Dicky juga
kayaknya udah pergi duluan, mungkin Dia mau jemput pacarnya dulu, yaudah
kakak pergi Mel.."pamit Morgan kemudian masuk kedalam mobilnya dan
berlalu pergi
Melody sendiri hanya tersenyum simpul menganggukan kepalanya, tangannya pun Ia lambaikan kearah Morgan
"huhf.. Berarti sekarang Aku harus beneran kerumah Bisma.
Semoga ini keputusan tepat, Aku gak mau Bisma marah, tugas kuliah masih bisa Aku selesaikan besok, yapz.
Hufh.. Aku kesana sekarang.."Melody menarik nafasnya panjang lalu mengetik tombol BB nya mengbalas pesan BBM dari Bisma
"oke, Aku tunggu dirumah sayang.
Miss you.."
Bibir Melody tiba-tiba tersenyum membaca pesan balasan dari Bisma
"Kayaknya kamu memang lagi kangen sama Aku yah? Tumben kata-katanya
dari tadi romantisan terus.. Hmm Bisma, Bisma.. I miss U to Bis..."batin
Melody tersenyum senang. Ia pun segera mengunci pintu rumahnya untuk
bergegas kerumah Bisma karna Bisma yang memintanya tadi.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nggak Komentar, Nggak Kece :p