Jumat, 04 April 2014

Maniac Cinta #Part 18

Wajah Morgan terlihat cukup tegang dan gelisah. Ia berkali-kali melirik arloji hitam ditangannya. Hatinya merasa tidak tenang karna sampai selarut ini Melody belum juga pulang.


"kamu kemana sih Mel? Katanya tadi cuma pergi sebentar, tapi kenapa sampai selarut ini kamu belum juga pulang?.."batin Morgan khawatir

"sudah hampir jam sebelas malam, Kakak takut kamu kenapa-napa. Orang tua kamu bisa marah besar kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu.
Kakak akan cari kamu, semoga saja kamu tidak sedang sama Bisma.."Morgan meraih kunci mobil CR-V Hitamnya lalu segera bergegas keluar


"loe mau kemana Gan? Diluar kan hujan?"tanya Dicky tiba-tiba muncul

"Gue mau cari Melody, sampai sekarang Dia belum juga pulang, Gue khawatir sama Dia.."jawab Morgan menoleh sekilas

"tapi ini udah cukup malam, diluar hujannya juga cukup deras, Gue takut entar loe yang malah kenapa-napa. Melody pasti baik-baik aja Gan.. Mungkin Ia nginep dirumah Abiela sahabatnya itu. Tadi Gue sempet dapet BBM dari Melody kalau malam ini Ia nginep dirumah Abie"jelas Dicky pajang lebar

Morgan menghentikan langkahnya menatap Dicky

"yakin?"tanyanya ragu

"iya Gue yakin.."Dicky menganggukan kepalanya mantap

"hemz.. Yaudah Gue gak jadi pergi, kenapa loe gak bilang dari tadi. Gue sulit menghubungi Melody karna BB nya gak aktif. Gue ke kamar dulu.."pamit Morgan beranjak menuju kamarnya

"iya yaudah loe istirahat aja. Melody mungkin lagi ada masalah jadi Dia bisa lebih tenang kalau nginep dirumah sahabatnya, loe gak perlu khawatir Gan, Dia udah besar ko.."balas Dicky sedikit menyunggingkan senyum

Morgan terus melangkahkan kakinya menaiki satu persatu anak tangga rumahnya. Sedangkan Dicky kembali menuju dapur karna tadi Ia memang hendak pergi kedapur untuk mengambil minum.



**
"kenapa perasaan Saya jadi tidak enak seperti ini?
Siapa yang Bisma bawa masuk kekamarnya tadi?
Kenapa Saya tidak melihat siapa-siapa disana? Padahal tadi Saya lihat dengan jelas kalau Bisma membawa seorang gadis.."pikir Kek Handoko mengingat wajah gadis cantik yang dilihatnya bersama Bisma tadi. (oh iya nama kakeknya Bisma yang kemaren salah yah bukan kek Yudha tapi kek Handoko, akunya salah'hehe)


"Disini gak ada siapa-siapa kek, kakek pasti salah lihat.. Bisma mau istirahat, mending kakek juga istirahat sana.."Bisma mendorong tubuh kek Handoko lalu menutup pintu kamarnya

kek Handoko mencoba melihat keadaan didalam kamar Bisma, tapi disana memang tidak ada siapa-siapa, jadi rasa curiga itu pun seolah hilang dari benak kek Handoko

"yasudah kamu istirahat yang cukup yah, kakek mau ke kamar kakek, kalau kamu perlu apa-apa kamu panggil saja kakek.."pamit kek Handoko meninggalkan kamar Bisma

Bisma sama sekali tidak menyahuti ucapan kakeknya dan keadaan kamarnya pun sejenak terasa hening..


"Apa mungkin Aku salah lihat?
Iya pasti Aku hanya salah lihat. Seburuk-buruknya sikap Bisma padaku Ia tetap cucuku, didarahnya tetap mengalir darah keluargaku, jadi tidak mungkin kalau Bisma melakukan hal senekat itu.."pikir kek Handoko yakin. Ia pun segera merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur tanpa berfikiran macam-macam lagi terhadap Bisma.




**
"ng~ Aku dimana?.."Melody mengerjapkan kedua bola matanya mencoba menatap ruangan kamar Bisma

"Biss? Assh!"pekik Melody kaget melihat Bisma keluar dari dalam kamar mandi. Ia memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing dan sulit untuk bangun

"hmm kamu udah bangun sayang?"Bisma tersenyum lembut menghampiri Melody

"Aku dimana? Ko Aku bisa ada dikamar kamu?"tanya Melody polos

"tadi kamu ketiduran, makanya Aku bawa kamu kesini.. Kamu tadi tidurnya lelap banget, Aku gak berani bangunin.."jelas Bisma diiringi senyum manisnya. Jemarinya pun mencoba merapikan rambut panjang Melody yang sedikit berantakan

"ta..tapi kamu gak ngapa-ngapain Aku kan? A..akuu.."Melody buru-buru melihat tubuhnya, Ia takut kalau sampai pakaiannya tidak lengkap akibat ulah Bisma

"hey.. Aku gak seburuk itu. Aku gak mungkin ngelakuin hal itu, Aku sayang kamu Mel, jadi gak mungkin kalau Aku melakukan itu.."Bisma mengusap pipi Melody dan menatapnya lembut

"ma..makasih Bis, A..aku juga sayang kamu.. Jangan pernah putusin Aku lagi yah? Aku gak sanggup kalau harus kehilangan kamu.."lirih Melody berhambur memeluk tubuh Bisma

"iya, Aku gak akan ulangin hal bodoh itu ko, Aku kan sayang kamu.."Bisma membalas pelukan Melody dan mendekapnya begitu penuh kenyamanan

"oh iya, Aku boleh tanya satu hal?"tanya Bisma tiba-tiba

Melody segera melepaskan pelukannya menatap Bisma kaget

"satu hal? Maksud kamu?"tanya Melody balik

"kamu cinta gak sama Aku?"tanya Bisma. Melody mengangguk

"kamu juga sayang gak sama Aku?"tanya Bisma lagi

"Aku cinta dan Aku sayang sama kamu Bis.."jelas Melody meyakinkan

"Aku boleh minta buktinya?"pinta Bisma membuat mata Melody membola kaget

"ma..maksud kamu?"Melody segera melepaskan tangannya yang Bisma genggam

"hm.. Gak perlu takut, Aku cuma mau pastiin aja kalau pilihan Aku itu benar-benar tepat. Aku ingin taku seberapa besar cinta dan sayang kamu buat Aku. Aku gak perlu apapun, Aku cuma minta bukti akan semua itu biar Aku yakin.."jelas Bisma lembut

"ta..tapi kamu gak minta Aku, buat itu kan Bis?"wajah Melody mulai takut karna Ia tahu arah pembicaraan Bisma menuju kemana

"kalau seandainya Aku minta itu gimana?"tanya Bisma balik

"tapi kan kita belum nikah, Aku gak mau ngelakuin hal itu diluar pernikahan.. Dosa besar Bisma, Aku gak mau.."Melody menggelengkan kepalanya menolak

"hey.. Gak perlu takut, Aku pasti tanggung jawab ko, percaya sama Aku.. Aku cuma mau bukti kalau kamu memang benar cinta sama Aku. Aku ingin yakinin hati Aku kalau kamu yang terbaik buat Aku, jadi kamu gak perlu takut.."jelas Bisma mengusap lembut pipi Melody yang basah akibat air mata

"aku memang sayang sama kamu Bis. Aku juga cinta sama kamu, tapi kenapa harus itu? Aku.. Aku gak bisa kalau harus melakukan itu, maafin Aku.."tolak Melody menyingkirkan tangan Bisma dari wajahnya

Bisma hanya menghela nafas menahan rasa marahnya. Ia tahu sebentar lagi gadis ini pasti akan luluh, jadi jangan sampai semuanya menjadi berantakan kalau Ia tidak bisa menahan emosi

Bisma beranjak menghampiri Melody. Ia melingkarkan kedua tangannya diperut Melody dari arah belakang

"Biss.. Aku mohon jangan.."tolak Melody mencoba melepaskan pelukan Bisma

"Aku cuma mau peluk aja ko, Aku mau meluk gadis yang sangat Aku cintai, Aku sayang kamu Mel.. Sayaang banget..."Bisma semakin mempererat pelukannya, wajahnya Ia tenggelamkan dileher jenjang Melody dan mengecup leher serta pundak Melody lembut

"hiks.. Tapi Aku takut, Aku juga sayang kamu, Aku.. Aku cinta kamu Bis.. Tapi kenapa kita harus ngelakuin itu? Apa kamu gak bisa percaya sama Aku?"lirih Melody membalikkan badannya menghadap Bisma

"usstt.. Jangan nangis.. Kalau kamu memang gak bisa melakukan itu, Aku gak papa ko, jangan nangis yah?.. Aku gak kuat kalau harus lihat kamu nangis.."jelas Bisma menghapus lembut pipi Melody yang basah

"Aku minta maaf.. Aku takut Bis, Aku.. Aku minta maaf gak bisa mengikuti keinginan kamu, Maafin Aku.."lirih Melody terisak didada bidang Bisma

"ussst.. Iya gak papa ko, Aku antar kamu pulang yah? Sekarang udah malam. Gak baik kalau anak gadis berada diluar rumah sampai selarut ini.."ucap Bisma memandang teduh wajah Melody. Melody menggeleng menatap Bisma

"Aku mau disini, Aku gak mau kehilangan kamu.. Aku gak mau Bis, Aku beneran sayang sama kamu, kamu harus percaya itu, Aku gak mau kamu putusin Aku lagi, Aku gak mau Bisma.."lirih Melody. Bisma tersenyum puas melihat ekspresi wajah Melody

"dikit lagi loe pasti kena"batin Bisma tersenyum penuh kemenangan

"sentuh Aku Bis.. Aku percaya kalau kamu gak akan pernah ninggalin Aku.
Aku juga percaya kalau kamu akan bertanggung jawab kalau Aku hamil sekalipun.. Lakuin apa yang kamu mau, Aku siap. Aku siap kehilangan semuanya asal Aku enggak kehilangan kamu. Aku gak bisa hidup tanpa kamu Bis, Aku sayang kamu..."lirihnya lagi semakin terisak dan semakin membuat Bisma tersenyum puas

"ka..kamu yakin Mel?"tanya Bisma ragu

"Aku yakin. Aku percaya ko sama kamu.. Aku mau ngelakuin itu buat kamu. Asal kamu jangan pernah tinggalin Aku.."jelas Melody meyakinkan

Bisma pun tersenyum mendengar jawaban yang keluar dari mulut Melody. Ia meraih pinggang Melody dan mendekatka pada tubuhnya

"Aku juga sayang kamu Mel, sayaaang banget.."bisik Bisma lembut

Melody menoleh sekilas menatap Bisma





Cuuuupppppp


Sentuhan yang begitu lembut pun Melody rasakan menempel dibibir tipisnya. Butiran bening air mata ikut keluar dari pelupuk matanya. Baginya mungkin ini pilihan yang tepat agar Bisma tidak meninggalkannya lagi

"akhirnya loe kena perangkap Gue juga. Seumur hidup baru kali ini Gue nyentuh bibir cewek. Loe memang beruntung Mel, dan Loe sangat-sangat beruntung..."batin Bisma tersenyum licik. Tangan kirinya semakin erat memeluk pinggang Melody, sedangkan tangan kananya menekan leher Melody agar memperdalam ciumannya


Perlahan tubuh Melody pun Bisma baringkan diatas tempat tidur. Melody hanya diam dan menurut. Ia sangat pasrah akan apa yang tengah dilakukan oleh Bisma. Satu persatu kancing baju Melody pun Bisma buka. Bahkan kaos hitam Bisma sendiri pun Ia buka. Entahlan apa yang terjadi selanjutnya, yang pasti Bisma benar-benar menyelesaikan misi dan permainannya dengan baik


"Hiks.. Jangan kak, kakak jangan ngelakuin hal bodoh itu, jangaaan.."sosok perempuan berpakaian serba putih ini menggelengkan kepalanya melihat apa yang tengah Bisma lakukan. Ia sungguh tidak punya daya apapun untuk mencegah kegilaan Bisma

"Dila kecewa sama kakak.. Dila kecewa kak, sampai kapan pun Dia gak akan pernah maafin kakak, Dila kecewaa.."runtuknya kemudian lenyap menghilang.









Bersambung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nggak Komentar, Nggak Kece :p